Anda di halaman 1dari 17

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi


4.1.1 Sejarah Berdirinya Workshop Budidaya Perikanan
Workshop Budidaya Perikanan program studi budidaya perikanan, Jurusan
Ilmu Kelautan Dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak merupakan Unit
Pelaksana Teknik (UPT) dari kegiatan praktek mata kuliah mahasiswa program
studi budidaya perikanan.
Workshop Budidaya Perikanan terdiri dari unit tambak dan unit hatchery
yang mulai dibangun pada tahun 2007 dan mulai di fungsikan untuk kegiataan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa budidaya perikanan semester IV.
Lokasi ini sebelumnya merupakan tambak milik perusahaan swasta yang bergerak
dibidang usaha pembenihan dan pembesaran udang.
Workshop Budidaya Perikanan sebelumnya bernama Pusat Latihan
Pengembangan Perikanan Pesisir dan Laut (PusLat P3L) yang terbentuk
berdasarkan

SK

Direktur

Politeknik

Negeri

Pontianak

nomor:

0250/K15/OT/2008. Pada tahun 2009 PusLat P3L berubah nama menjadi


Workshop Budidaya Perikanan dan secara resmi didirikan pada tanggal 01
September 2009, perubahan nama ini berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Politeknik Negeri Pontianak nomor : 2268/K15/OT/2009 tentang pemberhentian
dan pengangkatan pejabat di lingkungan Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan
Politeknik Negeri Pontianak.
Selain di peruntukkan sebagai tempat kegiatan praktek mata kuliah
mahasiswa budidaya perikanan, sarana yang ada juga digunakan untuk kegiatan
penelitian bagi dosen, pelatihan bagi dunia pendidikan dan masyarakat serta
stakeholder lainnya. Terciptanya tenaga ahli budidaya perikanan diharapkan dapat
dihasilkan dari UPT ini.

12

4.1.2 Letak Geografis


Workshop Budidaya Perikanan terletak diwilayah Kabupaten Pontianak
dengan posisi 0044oLU dan 100oLS serta diantara 10824oBT dan 10900oBT.
Tepatnya berada di jalan M. Thaha, Kelurahan Terusan, Kecamatan Mempawah
Hilir, Kabupaten Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat.

4.1.3 Struktur Organisasi


Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Politeknik Negeri Pontianak
nomor : 2268/K15/OT/2009 yang berisikan tentang pemberhentian dan
pengangkatan pejabat di lingkungan Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan
Politeknik Negeri Pontianak. Adapun struktur organisasi dan tugas serta
penanggung jawab Workshop Budidaya Perikanan Mempawah, Politeknik Negeri
Pontianak, susunan struktur organisasi dapat dilihat dibawah ini ;

13

STRUKTUR ORGANISASI WORKSHOP BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DIREKTUR POLNEP

Ketua Jurusan
Ilmu Kelautan dan Perikanan

Ka. Prodi Budidaya


Perikanan

Ka. Prodi TPI

Ka. Laboratorium BDP

Ka. Prodi TPHPI

Ka. Workshop BDP

Teknisi Hatchery

Teknisi Tambak

Operator

Security

Peserta Latih
1. Mahasiswa Praktek / Magang /
PKL / KPA
2. Siswa SMU / SMK
3. Masyarakat / Stakeholder

14

Tabel 2. Nama, Jabatan, Pendidikan Terakhir dan Tugas serta Tanggung Jawab
dari Struktur Organisasi Workshop Budidaya Perikanan Politeknik
Negeri Pontianak.
No

Nama

Jabatan
Ka.
Workshop

Pendidikan
Terakhir
S.1
Perikanan

Tugas dan Tanggung


Jawab
a. Membuat perencanaan
dan kegiatan evaluasi
kegiatan,
b. Mengkoordinasikan
seluruh rencana
kegiatan
c. Bertanggung jawab
kepada Direktur
melalui Ka. Jurusan
IKP
a. Memberikan masukan/
Ide tentang kegiatan
yang akan
dilaksanakan kepada
Ka. Workshop,
b. Mempersiapkan dan
melaksanakan
kegiatan pemeliharaan
sarana dan spesies
budidaya yang
dilaksanakan,
c. Melaksanakan
monitoring kegiatan
budidaya dan praktek
mahasiswa,
d. Bertanggung jawab
dan melaporkan
kondisi lapangan
kepada Ka.Workshop
a. Menjaga &
memastikan seluruh
aset yang ada di
workshop dalam
kondisi aman,
b. Menjaga keamanan
dan ketertiban proses
kegiatan mahasiswa
c. Melaporkan kondisi

Suparmin, S.Pi

1. Khairul Huda, A. Md
Teknisi
2. Niki Rio Y, A. Md
3. Nurfahma Dwi Handoyo,
A. Md

D.3
Perikanan

1. M. Azhari
2. Feriwansyah

SMU/ SMK

Security

15

Operator

D.3 / SMK

lapangan secara
berkala kepada
Ka.Workshop/ Jurusan
IKP/Polnep,
d. Kegiatan lainnya yang
dianggap perlu dan
akan diperhitungkan
secara proporsional.
a. Mempersiapkan dan
merawat sarana
pendukung kegiatan
budidaya yang ada.
b. Melaporkan kondisi
lapangan kepada Ka.
Workshop

2.1.4 Sarana dan Prasarana


Guna mendukung terlaksananya seluruh kegiatan Workshop Budidaya
Perikanan Politeknik Negeri Pontianak, Mempawah maka dilengkapi dengan
berbagai jenis sarana dan prasarana baik itu dari hatchery, tambak maupun lainlain. Sarana dan prasarana tersebut diantaranya ; mess mahasiswa, rumah dinas,
mobil dinas, tambak dan hatchery.
a. Sarana Tambak
Adapun sarana yang digunakan dalam semua kegiatan tambak dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Nama alat yang digunakan dalam oprasional tambak
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama Alat
Exsavator
Pompa Robin
Pompa celup
Pompa celup air asin
Kincir
Timbangan Digital
Grass Cutter
Sprayer
Tols box
Dongkrak
Skop
Cangkul
Arit
Parang

Spesifikasi
Hitachi 110
EY 20. 3 inchi
2 inchi
6 12 inchi
1 HP tunggal
Duduk 60 kg
Motor fleksible
Manual, SA 17 P3
Tang, Obeng dll
Standart 5 ton
Standar
Standar
Standar
Standar

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
8 buah
7 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
5 buah
2 buah
2 buah
16

15 Penggali
16 Keranjang panen
17 Refraktometer
18 Jala
19 Timbangan gantung
Sumber : Data Lapangan, 2014

Standar
Basket, kapasitas 50 kg
Standar
Atago
Nylon

5 buah
5 buah
1 buah
1 buah
1 buah

b. Sarana Hatchery
Adapun sarana yang digunakan dalam Hatchery diantaranya sebagai
berikut :
Tabel 4. Nama alat yang di gunakan dalam Hatchery
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama Alat
Pompa celup 1 inchi
Pompa air
Pompa air Aquarium
Bak fiber bundar
Bak fiber persegi
Blower
Mikroskop
Blender pakan
Tabung oksigen
Selang
Serok
Waring hitam

13

Waring hijau

Spesifikasi

Submersible standart
Kapasitas 2 ton
Kapasitas 4 ton
Olompus / Electron
Small, 3 kg + Regulator
Putih berserat 10 m
- 1x1x1
- 2x1x1
- 2x2x1
- 6x4x1

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 Gulung
6 buah
2 buah
5 buah
3 buah
3 buah

c. Sarana Penunjang
Sarana penunjang di Workshop Budidaya Perikanan Politeknik Negeri
Pontianak di Mempawah.
Tabel 5. Sarana Penunjang
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama alat
Meja kantor
Kursi kantor
Meja makan + kursi
Meja dapur
Kursi mahasiswa
Komputer
Filling cabinet
Papan tulis kecil

Spesifikasi
Standar, kayu
Kursi lipat
Standar, besi
Standar, kayu
Kursi lipat
PC + meja
Standar, 4 laci
Tempel

Jumlah
2 buah
2 buah
1 set
1 buah
30 buah
1 buah
1 buah
2 buah

17

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Papan tulis besar


Tempat tidur sorong
Tempat tidur tunggal
Matras tidur
Lemari pakaian
Lemari pakaian kecil
Kipas angin
Kompor gas
Tabung gas
Rice cooker
Dispenser tinggi
Dispenser duduk
Pompa air sumur
TV 21 inchi
VCD Mp4
Parabola
Tempat tidur 2 tingkat + matras

Plus kaki
Spring bed sorong
Spring bed no 2
Busa
Medium 2 pintu
Small 2 pintu
Standing
Portable sanyo
LPG 12 kg
Automatic maspion
Hot+Cold + galon
Hot+Cold + galon
Small panasonic
LG
LG
Goldsat
Standar Kayu, busa

1 buah
2 buah
1 buah
2 buah
1 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
3 buah
1 buah
1 buah
1 buah
24 buah

4.2 Hasil
4.2.1 Persiapan Wadah
Persiapan wadah pada pendederan ikan bandeng di Workshop Budidaya
Perikanan adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Persiapan Wadah dan Media
No.
1

3
4

Uraian
Jenis wadah
Ukuran : p x l x t
Tinggi air
Warna bak
Kelengkapan

Persiapan

Sumber

Keterangan
Bak beton/semen
4 m x 3 m x 1,35 m
80 cm
Biru
Aerasi, dan Pintu outlet
Pengeringan, penyikatan bak, pembilasan,
pengeringan (penjemuran), dan pengisian
air pada bak.
Air payau

Sumber : Data PKL II, 2014

4.2.2 Pengadaan dan Penebaran Benih


Berikut data yang di ambil dalam pengadaan dan penebaran benih yaitu :

18

Tabel 7. Pengadaan Benih


No.
1
2
3
4

Uraian
Asal benih
Panjan rata-rata benih
Jumlah benih
Warna

Keterangan
Bali
2,93 cm
2000 ekor
Putih mengkilat

Sumber : Data PKL II, 2014

Penebaran benih/nener bandeng dilakukan setelah proses sampling


pertama. Waktu pemeliharaan nener bandeng pada kegiatan ini selama 10 hari.
Sampling pertama dilakukan pada tanggal 21 juni 2014, pukul 08.00 WIB. Jumlah
benih/nener yang ditebar sebanyak 1823 ekor dan jumlah benih/nener yang akan
di sampling sebanyak 30 ekor. Data hasil dari sampling pertama adalah sebagai
berikut :
Tabel 8 : Data Sampling pertama pada benih/nener
Jumlah
Ikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Ukuran Panjang
(cm)
3,5 cm
3,5 cm
3 cm
2 cm
2,5 cm
3 cm
3,5 cm
2 cm
3,2 cm
3 cm
3,5 cm
3 cm
2 cm
2 cm
3 cm

Jumlah
Ikan
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Ukuran Panjang
(cm)
3,5 cm
2,5 cm
3 cm
3,5 cm
3 cm
2 cm
2,5 cm
3 cm
3,5 cm
3 cm
3,8 cm
3 cm
3,5 cm
2,5 cm
3 cm

Jumlah Rata-rata = 88 : 30 = 2,93 cm/ekor


Sumber : Data PKL II, 2014

Padat tebar =

= 189,89 ekor /m3 = 189 ekor/m3

19

Rata-rata berat individu =

= 0,001333 kg

= 1,33 gr/ekor
Total biomas = 1,33 gr/ekor x total tebar
= 1,33 gr/ekor x 1823 ekor = 2424,59 gr = 2,42 kg
4.2.3 Pengukuran Kualitas air
Didalam proses pemeliharaan, yang dilakukan biasanya adalah pemberian
pakan serta pengukuran kualitas air. Pengukuran kualitas air dilakukan pada saat
kegiatan berlangsung di lapangan selama 10 hari dari tanggal 21 hingga 30 Juni
2014.
Tabel 9. Data Pengukuran Kualitas Air
Parameter Kualitas air

Tanggal
21-06-2014
22-06-2014
23-06-2014
24-06-2014
25-06-2014
26-06-2014
27-06-2014
28-06-2014
29-06-2014
30-06-2014

Salinitas
9 ppt
10 ppt
7 ppt
8 ppt
12 ppt
15 ppt
10 ppt
18 ppt
14 ppt
15 ppt

Suhu
19,2oC
30,3oC
30,2oC
30oC
31oC
31,3oC
31,2oC
30oC
30oC
28oC

pH
7,52
7,4
7
7,26
8
7,25
7,26
7,2
7
8

DO
2,5 mg/L
2,0 mg/L
2,8 mg/L
2,5 mg/L
3,0 mg/L
2,0 mg/L
2,7 mg//L
2,5 mg/L
3 mg/L
2,0 mg/L

Sumber : Data PKL II, 2014

4.2.4 Pemberian Pakan


Pemberian pakan pada nener bandeng memiliki kandungan bahan pangan
yang tinggi. Kandungan bahan pellet F-999 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Kandungan bahan pelet
No
1
2
3
4
5

Kandugan Bahan Pellet F-999


Protein Kasar minimal
Lemak Kasar minimal
Serat Kasar maksimal
Abu Kasar maksimal
Kadar air maksimal

Persentase (%)
38%
2%
3%
13%
12%

Sumber: Data PT.Central Proteinaprima

20

Pemberian pakan pada nener bandeng di bak semen ini dilakukan secara
ad-biditum. Pakan yang diberikan adalah F-999 dengan cara digiling sedikit halus,
agar benih bisa memakan sesuai dengan bukaan mulut ikan/nener bandeng.
Berikut tabel dalam jumlah pakan yang digunakan :
Tabel 11. Jumlah pakan yang digunakan
Tanggal
21-06-2014
24-06-2014
27-06-2014

Jumlah Pakan yang digunakan


0,19 kg
0,22 kg
0,21 kg
Jumlah = 0,62 kg

Sumber : Data PKL II, 2014

Total pakan harian =


=

= 0,062 kg

= 62 gram/hari
Jumlah pemberian pakan untuk 1 kali pemberian :

FCR

= 20,667 gram

=
4.2.5 Pertumbuhan dan Populasi
Pada pertumbuhan dan populasi pemeliharaan budidaya bandeng perlu
dilakukan pengamatan khusus pada bandeng yang dipelihara. Hal itu bertujuan
untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan bandeng yang dipelihara, baik dari
bobot ataupun panjang. Dari kegiatan tersebut data yang dapat diambil adalah
sebagai berikut :
Tabel 12. Data Pertumbuhan dan Populasi
Uraian
Populasi
Berat rata-rata (gram)

0 hari
1823
1,33

Umur ke
10 hari
Satuan
1823
Ekor
1,67
Gram

Pertumbuhan berat mutlak

0,34

Pertumbuhan berat relative

25,56

Rumus
W
wt-wo

21

Panjang rata-rata

2,93

Pertumbuhan panjang
mutlak
Pertumbuhan panjang
relative
Survival rate
Mortalitas

4,016

Cm

1,086

L
lt-lo

37,064

Cm

100

100

x 100 %
x 100 %

Sumber : Data PKL II, 2014

Uraian: data awal berdasarkan sampling pertama


Tabel 13 : Data Sampling akhir pada hari ke 10
Jumlah
Ikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Ukuran Panjang
Jumlah
Ukuran Panjang
(cm)
Ikan
(cm)
4,5 cm
16
5 cm
3,2 cm
17
4,5 cm
4,3 cm
18
3 cm
5 cm
19
2,9 cm
4 cm
20
4 cm
2,5 cm
21
5 cm
3,2 cm
22
5,2 cm
4 cm
23
5,5 cm
4 cm
24
4,1cm
4,5 cm
25
4,7 cm
3,2 cm
26
3 cm
3,2 cm
27
3,5 cm
3 cm
28
3,8 cm
4,2 cm
29
4,8 cm
4,7 cm
30
4 cm
Jumlah Rata-rata = 120,5 : 30 = 4,016 cm/ekor

Sumber : Data PKL II, 2014

Rata-rata berat individu =

= 0,001667 kg

= 1,67 gr/ekor
Total biomas = 1,67 gr/ekor x total tebar
= 1,67 gr/ekor x 1823 ekor = 3044,41 gr = 3,04 kg

22

4.2.6 Hama dan Penyakit


Selama kegiatan praktek kerja lapangan dalam pendederan ikan bandeng
pada bak beton ini tidak di temukan hama dan penyakit yang menyerang pada
nener bandeng.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Persiapan wadah
Pada tahapan media pendederan ikan bandeng di bak beton ini, kegiatan
yang dilakukan adalah pencucian, penjemuran dan pengisian air dalam bak beton.
Air yang digunakan adalah air laut yang salinitasnya sudah di sesuaikan. Bak
beton yang akan digunakan adalah berukuran 3 m x 4 m x 1,35 m. Sebelum bak
tersebut digunakan untuk wadah budidaya ikan, terlebih dahulu dibersihkan
dengan cara menyikat semua bagian bak, kemudian dibilas sampai bak terlihat
bersih selanjutnya bak di jemur di bawah sinar matahari. Tujuan dari pencucian
dan penjemuran bak adalah untuk membersihkan bak dan membunuh kuman
penyakit serta patogen yang terdapat/melekat di dalam bak (Khairuman, 2008).
Foto foto kegiatan persiapan wadah dapat dilihat pada.

4.3.2 Pengadaan dan Penebaran benih


Benih yang digunakan di datangkan dari Bali dan telah lulus CPIB (cara
pembenihan ikan yang baik), maka sangat cocok dengan apa yang di utarakan
oleh Djarijah (1994), sehingga tidak terdapat masalah pada pertumbuhan benih
bandeng (nener) tersebut. Warna benih bandeng (nener) adalah silver (putih
mengkilat) ke abu-abuan, sesuai dengan literatur yang disebutkan. Ukuran merata,
gerakan badan lincah. Benih ikan bandeng sangat lincah dan sangat aktif
berenang, gerakan renang yang mengitari bak beton. Tanda-tanda ini menunjukan
benih ikan tersebut sangat sehat dan ideal untuk di pelihara. Keadaan fisiknya
utuh, serta sirip lengkap karena telah lulus CPIB.
Untuk memperoleh benih ikan bandeng yang baik bila di seleksi secara
morfologi kualitas benih ikan bandeng dapat dilihat dari warna, ukuran, gerakan

23

renang dan keadaan fisik tubuh. Warna benih ikan bandeng adalah silver (putih
mengkilat) ke abu-abuan. (Djarijah, 1994). (lampiran: 2).
Pada penebaran benih, jumlah nener yang ditebar sebanyak 1823 ekor dan
jumlah nener yang akan di sampling sebanyak 30 ekor, yang di ambil secara acak
agar dapat mengetahui ukuran berat serta panjang tubuh benih. Setelah diukur,
benih yang akan ditebar sebaiknya di aklimatisasikan terlebih dahulu agar benih
tidak stress dan mendapatkan hasil yang lebih baik nantinya. Pada awal penebaran
jumlah rata-rata panjang benih adalah 2,93 cm/ekor, dan rata-rata berat individu
adalah 1,33 gr/ekor dengan padat tebar 189 ekor/m3.

4.3.3 Pengelolaan Kualitas Air


Pengecekan kualitas air yang kami lakukan dua kali sehari dengan
mengecek suhu, pH, salinitas, serta DO pada waktu pagi hari dan sore hari. Pada
kolam pendederan dimana rata-rata suhu berkisar 30-310C, pH 7-8, salinitas 9-15
ppt, DO 2-3 ppm. Hal ini sesuai dengan pernyataan kordi (2009), bahwa dengan
pH 7-8, suhu 30-310C maka akan memicu pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat.
Dalam budidaya ikan bandeng, karena tingginya populasi ikan dan pemberian
pakan yang sering, kualitas air jadi lebih gampang menurun. Padahal penurunan
kualitas air dapat mempengaruhi ikan dalam budidaya, baik pertumbuhannya yang
menjadi lambat atau bahkan mengakibatkan kematian. Oleh karena itu,
pengelolaan kualitas air harus menjadi perhatian utama dalam pendederan ikan
bandeng (Kordi, 2009).

4.3.4 Pemberian Pakan


Pemberian pakan pada nener bandeng diberikan pakan buatan berupa pelet
F-999. Pakan yang diberikan mengandung 38% protein, kami memilih pakan
buatan F-999 karena proteinnya tinggi dan akan berpengaruh pada percepatan
pertumbuhan pada nener. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Ghufran (2010),
bahwa pakan untuk benih ikan bandeng sebaiknya mengandung protein 25-30%,
karena benih ikan bandeng memerlukan protein yang lebih untuk mempercepat
pertumbuhan.

24

Pemberian pakan yang kami gunakan adalah adlibitum, dengan frekuensi


tiga kali sehari yaitu pagi 07.00, siang 13.00, sore 16.00. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ghufran (2010), bahwa frekuensi pemberian pakan ikan berhubung
dengan frekuensi laparnya ikan. Kadang kekerapan frekuensi pemberian pakan ini
sengaja di atur untuk memacu pertumbuhan ikan. Dengan demikian, jumlah atau
porsi pakan yang di makan ikan dapat lebih banyak sehingga pertumbuhan ikan
lebih cepat.
Cara pemberian pakan dilakukan adalah dengan menebar pakan yang telah
digiling sedikit halus di sekeliling kolam. Hal ini bertujuan agar pakan yang
diberikan tersebut merata dan benih bisa memakan semua pakan yang diberikan
sesuai dengan bukaan mulut benih/nener bandeng. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Rukmana (1997), ikan selalu mengingat waktu dan tempat setiap kali
pemberian pakan. Oleh karena itu, ikanikan akan menunggu di tempat pemberian
pakan, bila tiba waktu pemberian pakan, baik waktu maupun tempat dapat di
manfaatkan secara efisien.
Jumlah pakan yang digunakan pada saat pemeliharaan sebanyak 0,62 kg,
sedangkan total pakan hariannya adalah 62 gr/hari. Jadi, jumlah pemberian pakan
untuk 1 kali pemberian adalah 20,667 gram dengan jumlah FCR sebanyak 1.
Menurur huda (2014), konversi pakan yang baik bagi ikan bandeng adalah
1-1,5. Yang berarti setiap 1 kg pakan akan menghasilkan 1 kg daging. Jadi hasil
pakan yang kami dapatkan sesuai dengan dengan yang di kemuknan oleh Khairul
huda, A.Md (2014) bahwa konversi pakan untuk ikan bandeng adalah 1 - 1,5.

4.3.5 Pertumbuhan dan Populasi


Pada pertumbuhan dan populasi budidaya ikan bandeng perlu dilakukan
pengamatan khusus pada benih/nener yang akan dipelihara. Pertumbuhan nener
pada kegiatan pendederan ini sangat baik, karena dapat dilihat dari data sampling
yang cukup signifikan. Pada awal kegiatan jumlah populasi / ikan yang akan
ditebar adalah sebanyak 1823 ekor, dan sampling dilakukan sebanyak 2 kali
dengan jarak waktu 9 hari. Pada sampling pertama berat benih ikan bandeng 0,04
kg dengan berat rata-rata individu 1,33 gr/ekor. Pada akhir kegiatan jumlah

25

populasi ikan yang dipelihara adalah sebanyak 1823 ekor dan hasil dari sampling
ke dua adalah untuk berat benih ikan bandeng mendapatkan pertambahan berat
menjadi 0,05 kg dengan berat rata-rata individu 1,67 gr/ekor.
Pertumbuhan mutlak adalah laju pertumbuhan total ikan, dan hasil dari
perhitungan dengan menggunakan rumus mendapatkan hasil pertumbuhan berat
mutlak 0,34 gram, dengan pertumbuhan panjang mutlak 1,086 cm. Pertumbuhan
relative adalah persentase selama pemeliharaan, dan hasil yang didapat dari
pertumbuhan berat relatif adalah 25,56%, sedangkan pertumbuhan panjang
relative adalah 37,064%. Menurut Murtidjo (2005), laju pertumbuhan berat relatif
yang baik untuk pendederan ikan bandeng adalah 16,675% dan pertumbuhan
panjang relatif 29,05%dari data pertumbuhan dan populasi benih ikan bandeng
ini dapat dikatakan sangat baik dan ideal karena tingkat kelangsungan hidup pada
ikan bandeng ini adalah 100%. Hal ini telah sesuai dengan peryataan
Rukmana(1997), bahwa tingkat kelangsungan hidu yang baik adalah di atas 80%.

4.3.6 Hama dan Penyakit


Pada saat pemeliharaan tidak terdapat hama dan penyakit yang menyerang
ikan. Menurut Rukmana (1997), hama yang sering menyerang ikan bandeng
adalah ular, burung dan lain-lain. Hama dan penyakit tidak di temukan karena ada
beberapa faktor penyebabnya yaitu: Bak beton yang kami gunakan sebelumnya
sudah dibersihkan, dan juga tempat yang digunakan tertutup dan terkontrol,
sehingga hama yang menyerang nener seperti burung, ular atau predator lainnya
tidak dapat masuk ke dalam bak.

26

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan selama kegiatan praktek kerja lapangan II di Workshop
Budidaya Perikanan Polnep, Mempawah sebagai berikut :
1. Persiapan wadah sudah baik, karena sebelum melaksanakan pendederan nener
baik dari segi kesuburan perairan dan kualitas air serta terhindar dari hama dan
penyakit.
2. Dalam penebaran benih sudah dilaksanakan dengan baik karena dalam proses
penebaran benih telah memperhatikan waktu penebaran, padat tebar, dan
ukuran nener yang seragam.
3. Dalam proses pengelolaan pakan sudah berjalan dengan baik, hal ini di dasari
dengan menentukan jumlah pakan, frekuensi, waktu pemberian, serta jenis
pakan yang digunakan dalam proses pendederan nener. Pakan yang diberikan
berupa pakan buatan yaitu pelet F-999. Pelet F-999 sangat cocok untuk proses
pendederan, karena mengandung protein yang tinggi sehingga dapat memicu
percepatan pertumbuhan ikan.
4. Dalam proses pendederan ikan bandeng di Workshop Budidaya Perikanan
Polnep, Mempawah tidak di temukan hama dan penyakit yang menyerang
nener, hal ini merupakan salah satu faktor pendukung nener untuk tumbuh
dengan cepat.

5.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah padat tebar nener harus di
perhitungkan agar kelangsungan hidup nener akan maksimal selain itu pemberian
pakan harus tepat, baik jumlah maupun kualitasnya dan juga pemberian pakan
yang berkualitas akan mempercepat pertumbuhan dan kelangsungan hidup nener.

27

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,
2002.
http://binaukm.com/2010/04/peluang-usaha-budidaya-ikanbandeng-bag-5/. Akses 26 Desember 2010.
Anonim, 2010. http://teknisbudidaya.blogspot.com/2007/10/budidayabandeng.
html. Akses 26 Desember 2010
Anonymous, 1999. Peluang Pengembangan Investasi Perikanan Propinsi Daerah
Istimewa Aceh. Diskan Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
Anonymous,
2001.
http://stupidpolkadot.blogspot.com/2011/02/Budidaya
perikanan9487.html. Akses 22 November 2011
Djarijah, A.S. 1994. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Kanisius.
Djarijah, A.S. 1995. Pakan Alami. Yogyakarta : Kanisius.
Iskandar. 2003. Pembenihan Ikan. Agromedia Pustakan. Jakarta
Khairuman dan Amri. 2008. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka.
Jakarta
Kordi, M. Ghufran H. 2009. Sukses Memproduksi Bandeng Super untuk Umpan,
Ekspor dan Indukan. Yogyakarta : ANDI
Kurniawan, 2010. http://firdausbudidayaperikanan.blogspot.com/2013/07/laporantugas-akhir-teknik-pengelolaan.html. Diakses 22 mei 2014
Liviawaty, 1999. http://stupidpolkadot.blogspot.com/2013/03/laporanpraktikumbiologi. Diakses pada tanggal 22 mei 2014
Marzuki. 2005. Metodologi Riset (Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial).
Yogyakarta: Ekonosia.
Murtidjo, Bambang Agus. 2002. Budidaya dan Pembenihan Bandeng.
Yogyakarta: Kanisius
Prahasta, Arief dan Masturi, Hasanawi. 2009. Agribisnis Bandeng. Bandung : CV.
Pustaka Grafika.
Purnamawati. 2007. Peranan Kualitas Air Terhadap Keberhasilan Budidaya Ikan
di Kolam.Warta Penelitian Perikanan Indonesia. ISSN No. 0852/894.
Volume 8. No. 1.Jakarta.
Rahardjo, Andi. 2009. Potensi Perikanan Budidaya Kalimantan Barat.
http://benihikan.net/kabar/potensi-perikanan-budidaya-kalimantan-barat/.
(Akses 22 Maret 2011).
Rukmana,
1997.
http://kecamatanpedurungan.blogdetik.com/category/carabudidaya-bandeng/page/7. Diakses 27 juni 2014
Sudrajat, A. 2008. Budidaya 23 Komoditas Laut Menguntungkan. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Ikan Bandeng. Bandung :
CV. Nuansa Aulias
28

Anda mungkin juga menyukai