PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Blok
BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1 Data Praktikum
Tutorial 1 Blok VI
Tutor
: dr. Maznah
Moderator
: Irawan
Notulis
: Rizka Apresia
Sekretaris
Waktu
Peraturan tutorial
1. Abang Terminal mengalami luka robek di paha kiri sebelah dalam yang
mengeluarkan banyak darah sehingga ia terlihat cemas, berkeringat dingin, lemas,
serta kulitnya pucat dan dingin.
2. Tanda vital menunjukkan: frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan darah
90/60 mmHg, darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut bidan sehingga
Abang Terminal diberi cairan Dextrose 5% lalu di bawa ke RS yang berjarak 2 jam.
3. Sesampai di Rumah Sakit Abang Terminal tidak sadar dan sesak nafas, frekuensi
nafasnya 32x/ menit, frekuensi nadi 130x/menit, tekanan darah 80/50 mmHg,
Glasgow Coma Scale:10 sehingga dokter menyatakan Abang Terminal mengalami
asidosis.
Main Problem : Dari ketiga masalah yang diidentifikasi, yang menjadi main problem pada
kasus ini adalah masalah no. 3, yaitu, Abang Terminal tidak sadar dan sesak nafas,
frekuensi nafas 32x/ menit, frekuensi nadi 130x/menit, tekanan darah:80/50 mmHg,
Glasgow Coma Scale:10 sehingga dokter menyatakan Abang Terminal mengalami asidosis.
2. Tanda vital menunjukkan: frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan darah
90/60 mmHg, darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut bidan, Abang
Terminal diberi cairan Dextrose 5% lalu di bawa ke RS yang berjarak 2 jam.
a. Bagaimana tanda vital yang normal?
b. Mengapa darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut?
c. Bagaimana interpretasi gejala yang dialami Abang Terminal?
d. Mengapa abang Terminal diberi cairan Dextrose 5%, apa tujuannya?
e. Adakah hubungan antara lama perjalanan 2 jam dengan jumlah pemberian
dan efektifitas cairan Dextrose 5%?
3. Abang Terminal tidak sadar dan sesak nafas, frekuensi nafas 32x/ menit, frekuensi
nadi 130x/menit, tekanan darah:80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale:10 sehingga
dokter menyatakan Abang Terminal mengalami asidosis.
a. Mengapa setelah di RS Abang Terminal tidak sadar dan terlihat sesak nafas?
b. Apa interpretasi gejala vital yang dialami Abang Terminal?
c. Bagaimana cara menentukan angka Glagow Coma Scale dan apa arti angka
GCS:10 ?
d. Bagaimana mekanisme terjadinya penurunan kesadaran?
e. Mengapa dokter mendiagnosis Abang Terminal mengalami asidosis?
f. Apakah diagnosis dokter sudah benar dan adakah diagnosa banding?
IV.Kerangka Konsep
AT terlibat perkelahian
Keseimbangan
cairan terganggu
Pemberian cairan
dextrose 5%
ICF
HIPOVOLEMIA
ECF
Cardiac Output
BP
Takikardia
Hipoksia sel
Metabolisme anaerob
Asidosis
V. Hipotesis
Abang Terminal mengalami syok hipovolemik beserta gejala-gejalanya akibat
kehilangan banyak darah karena trauma benda tajam.
VI. Learning Issues dan Keterbatasan Pengetahuan.
6
Pokok
bahasan
What I dont
What I know
Anatomi
know
Paha Kiri
Tanda Vital
Pemeriksaan
denyut nadi
Pemeriksaan
will I
Bagian
apa
yang
darah
Nama Otot-otot
Abang Terminal?
internet
paha
bagian kiri
Cara
internet
pemeriksaan
frekuensi
nafas
learn
Sistem sirkulasi
pada
Pemeriksaan
How
Tanda
vital
orang normal
Pemeriksaan
Intepretasi hasil
pemeriksaan
frekuensi
nadi
Syok
Definisi
Hipovolemik
Penyebab
hubungan
Mekanisme
hipovolemik dengan
Tata laksana
metabolisme
yang
Dampak
terganggu
pada
Asidosis
Definisi
Penyebab
Mekanisme
Bagaimana
internet
syok
Abang Terminal?
Apa
yang internet
menyebabkan
Abang
terminal
mengalami asidosis
pada kasus ini?
BAB III
SINTESIS
1. Abang Terminal mengalami luka robek di paha kiri sebelah dalam yang
mengeluarkan banyak darah sehingga ia terlihat cemas, berkeringat dingin, lemas,
serta kulitnya pucat dan dingin.
a. Apa akibat kehilangan banyak darah?
Akibat dari kehilangan banyak darah:
1. Homeostasis didalam tubuh terganggu yang berujung pada syok hipovolemik
( volume darah di dalam tubuh berkurang).
2. Tekanan darah menurun akibat jumlah cairan di dalam pembuluh darah
menurun (Hipotensi)
3. Jumlah sel darah merah berkurang ( Anemia). Jumlah sel darah merah
berkurang mengakibatkan 2 hal;
1. Pasokan okseigen didalam tubuh berkurang sehingga terjadi hipoxia
jaringan
2. Kandungan zat besi di dalam tubuh menurun sehingga tubuh menjadi
lemas.
b. Apa dampak ketidakseimbangan cairan dalam tubuh?
Cairan terganggu /
hilang
Peredaran Darah
terganggu
Oksigen tidak bisa beredar
dengan baik
Hipoxia
Sel
Hipoxia
Jaringan
Asam Laktat
menumpuk
Gagal
Organ
Hipoxia
meluas
Blood Pressure
Asidos
is
Respon
Vasomotor
Pada kasus ini, luka pada paha kanan sebelah dalam Abang Preman
berkemungkinan besar mengenai pembuluh darah arteri femoralis. A.
Femoralis merupakan pembuluh nadi utama untuk membrum inferius. Hal ini
yang menyebabkan Abang preman mengalami pendarahan karena arteri
femoralis merupakan pembuluh darah besar ditambah lagi dikarenakan daya
dorong darah pada pembuluh arteri lebih kuat daripada pembuluh vena
10
d. Sistem apa yang terganggu akibat pendarahan hebat pada paha kiri
bagian dalam?
Sistem yang terganggu yakni sistem respirasi dan sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi terganggu dikarenakan perdarahan yang terlalu banyak sehingga
sirkulasi di dalam tubuh menjadi terhambat. Sistem respirasi terganggu
akibat terganggu sistem sirkulasi darah. Perdarahan yang hebat mengakibat
darah di dalam tubuh berkurang, berkurang darah di dalam tubuh
mengakibatkan berkurangnya juga oksigen. Kekurangan oksigen inilah yang
menghambat laju respirasi.
e. Bagaimana mekanisme terjadinya gejala-gejala yang dialami Abang
Terminal?
Adanya pendarahan menyebabkan berkurangnya volume darah dalam
vaskular (hipovolemia). Hal ini menyebabkan tekanan arteri berkurang.
Kemudian baroreseptor arteri (sinus karotikus dan arkus aorta) dan reseptor
regangan vaskular merespon penurunan tersebut. Perubahan yang ditangkap
oleh reseptor tersebut memberikan stimulus kepada saraf simpatis yang
menyebabkan vasokontriksi arteriol dan takikardi. Vasokontriksi arteriol
menyebabkan aliran darah ke perifer berkurang, hal inilah yang
menyebabkan kulit menjadi dingin, pucat dan asupan nutrisi berkurang.
Kurangnya asupan nutrisi dan menurunnya perfusi O 2 ke jaringan ( akibat
tekanan arteri dan volume darah yang menurun) menyebabkan lemas.
Mekanisme cemas:
Stimulus
(traumasyokhipovolemik)
system
limbic
di
otak
2. Tanda vital menunjukkan: frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan darah
90/60 mmHg, darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut bidan, Abang
Terminal diberi cairan Dextrose 5% lalu di bawa ke RS yang berjarak 2 jam.
11
: 35-50x/menit
: 25-35x/menit
: 18-26x/menit
Dewasa
: 16-20x/menit
3. Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal sistole berkisar antara 90-120mmHg dan diastole
berkisar antara 60-8 mmHg
b. Mengapa darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut?
Darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut disebabkan karena Abang
Terminal mengalami syok hipovolemik, dimana terjadi penurunan volume
darah
yang
akan
mengakibatkan
vasokonstriksi
dan
menurunnya
60 100 x / menit
Abang Terminal
120x/menit
Interpretasi
Abnormal ( tachicardi )
12
tekanan darah
Sistole
Diastole
90-120 mmHg
Sistole 90 mmHg
Normal
60-80 mmHg
Diastole 60 mmHg
( mendekati hipotensi )
yang tinggi dalam tubuh, sehingga secara tidak langsung, tubuh akan
meningkatkan frekuensi pernafasannya.
frekuensi nadi
Frekuensi
Normal
Bandit
Interpretasi
60 100 x / menit
120x/menit
Abnormal
32 x / menit
( tachicardi )
Abnormal
16-20 x / menit
nafas
(takhipnea)
tekanan darah
Sistole 80 mmHg
Abnormal
Diastole
Diastole 50 mmHg
( hipotensi )
60-80 mmHg
c. Bagaimana cara menentukan angka Glagow Coma Scale dan apa arti
angka GCS:10 ?
GCS menilai tingkat kerusakan otak dan mengenali tingkat cedera dengan
menilai reaksi atas 3 hal yaitu:
1.)
Bukaan Mata
2.)
Verbal
3.)
Motorik
aliran
darah
yang
mengandung
oksigen/berkurangnya
Sel
melakukan
metabolisme
anaerob
(Seharusnya
sel
melakukan
Asidosis
f. Apakah diagnosis dokter sudah benar dan adakah diagnosa banding?
Diagnosis dokter sudah benar, Abang Terminal mengalami asidosis.
Sebelumnya, AT mengalami pendarahan yang hebat yang menyebabkan syok
hipovolemik. Syok ini menyebabkan sirkulasi O2 dan pengeluaran CO2
15
Learning Issue
3.2.1
16
M. Gracilis
Merupakan otot panjang seperti sabuk, dan terletak pada sisi medial
tungkai atas dan lutut.
M. Adductor Longus
Berbentuk segitiga dan terletak paling anterior dari ketiga musculi
adductors.
M. Adductor Brevis
Terletak posterior terhadap m.pectineus dan m.adductor longus.
M. Adductor Magnus
Merupakan otot berbentuk segitiga yang besar dan terdiri atas bagian
adductor dan hamstring.
18
M. Obturatorius Externus
Berbentuk segitiga dan terletak di bagian dalam.
Pendarahan
Arteria Obturatoria
Arteria Obturatoria merupakan cabang a.iliaca interna. Pembuluh ini
berjalan ke depan pada dinding lateral pelvis dan bersama dengan
n.obturatorius berjalan melalui canalis obturatorius (yaitu bagian atas
foramen obturatorium). Pada saat memasuki ruang fascia medial tungkai
atas, pembuluh ini bercabang menjadi divisi medial dan lateral, yang
akan berjalan di sekeliling pinggir permukaan luar membrane oburatoria.
Pembuluh inimembrikan cabang-cabang otot dan sendi untuk articulation
coxae.
Vena Obturatoria
Vena Obturatoria menerima cabang-cabang yang sesuai dengan namanama arterianya. Pembuluh ini bermuara ke v.iliaca interna.
19
Persarafan
Nervus Obturatorius
Berasal dari plexus lumbalis (L2,L3, dan L4) serta keluar dari pinggir
medial m.psoas di dalam abdomen. Saraf ini berjalan ke depan pada
dinding lateral pelvis untuk mencapai bagian atas foramen obturatorium,
tempat saraf ini terbagi dalam divisi anterior dan posterior.
o Divisi anterior
Berjalan ke bawah di depan m.obturatorius externus dan m.adductor
brevis dan di belakang m.pactineus dan m.adductor longus.
o Divisi posterior
Menembus m.obturatorius externus dan berjalan ke distal di belakang
m.adductor brevis dan di depan m.adductor magnus.
Pada kasus ini, luka pada paha kanan sebelah dalam Abang Preman berkemungkinan
besar mengenai pembuluh darah arteri femoralis. A. Femoralis merupakan pembuluh
nadi utama untuk membrum inferius. Hal ini yang menyebabkan Abang preman
mengalami pendarahan karena arteri femoralis merupakan pembuluh darah besar
ditambah lagi dikarenakan daya dorong darah pada pembuluh arteri lebih kuat
daripada pembuluh vena.
3.2.2
dalam bentuk angka. Vital sign terdiri dari denyut nadi, respirasi, suhu dan tekanan
darah.
DENYUT NADI
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri
akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi
yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah
arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas
pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi
20
yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis
dan tibialis posterior, namun yang paling sering dilakukan yaitu :
1.
Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada
sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2.
Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa
antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada
infant
3.
Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara
trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac
arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya. Denyut nadi normal pada saat beraktifitas 60-100x/menit. Pada
saat istirahat;
18-29 tahun : 70-77x/menit
30-39 tahun : 72-79x/menit
40-49 tahun : 74-81x/menit
> 50 tahun : 76-83x/menit
TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran
darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi
yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut
tekanan diastole. Perbedaan antara systole dan diastole disebut pulse pressure.
Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg). Tekanan darah
yang normal sistole berkisar antara 90-120mmHg dan diastole berkisar antara 60-8
mmHg.
FREKUENSI PERNAPASAN
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula
21
dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik
pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/
ekspirasi/ ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan
mengecil.
Frekuensi pernapasan normal;
Usia baru lahir
: 35-50x/menit
: 25-35x/menit
: 18-26x/menit
Dewasa
: 16-20x/menit
3.2.3
Syok Hipovolemik
Syok atau shock dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang
menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah
tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan.
Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera.
Klasifikasi Etiologi Syok
Lab/SMF Anestesiologi FKUA/RSUP Dr. M. Djamil, Padang menyatakan
ada tiga faktor yang mempertahankan tekanan darah agar tetap normal, yaitu Pompa
jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.Volume sirkulasi darah. Darah
dipompa jantung ke dalam arteri dan kapiler-kapiler jaringan.
Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan, sistem vena akan
mengumpulkan darah dari jaringan dan mengalirkan kembali ke jantung. Apabila
volume sirkulasi berkurang maka dapat terjadi syok. Tahanan pembuluh darah
perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah kecil, yaitu arteriole-arteriole dan
kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh darah perifer meningkat, artinya terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah kecil. Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah,
berarti terjadi vasodilatasi. Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat
mengakibatkan penurunan tekanan darah. Darah akan berkumpul pada pembuluh
22
darah yang mengalami dilatasi sehingga aliran darah balik ke jantung menjadi
berkurang dan tekanan darah akan turun.
Penyebab
1. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantung sendiri) ; Penyakit jantung iskemik
(IHD), Obat-obatan yang mendepresi jantung, Gangguan irama jantung
2. Syok hipovolemik ; Kehilangan darah , misalnya pada perdarahan Kehilangan
plasma , misalnya pada luka bakar, Deidrasi , misalnya puasa terlalu lama, diare,
muntah-muntah
3.
bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah. Vena perifer kolaps. Vena leher
merupakan penilaian yang paling baik, CVP (Central Venous Return) rendah
2. Sistem Respirasi : Pernafasan cepat dan dangkal
3. Sistem Saraf Pusat : Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila
tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah
sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin
bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.
4. Sistem Saluran Pencernaan : Bisa terjadi mual dan muntah
23
5. Sistem Saluran Kencing : Produksi urin berkurang. Normalnya produksi urin pada
: Bayi 2 ml/kg/jam, Anak-anak 1 ml/kg/jam, Dewasa 0,5 ml/kg/jam
3.2.4
Asidosis
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan
cairan tubuh lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH:
pH 7,0 adalah netral
pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat
memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang
sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang,
yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga
ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
Penyangga
Bikarbonat
pH
yang
(suatu
paling
komponen
penting
dalam
basa)
berada
darah
dalam
adalah bikarbonat.
kesetimbangan
24
Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
1. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus
menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di
paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan
mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar
karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun,
kadar
karbondioksida
darah
meningkat
dan
darah
menjadi
lebih
asam.
Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan
paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.
a. Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH
darah.
b. Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH
darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat
dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik , tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam
pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
25
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paruparu atau kelainan pernafasan.
1.
Asidosis Respiratorik
Asidosis Metabolik
Defenisi : Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar
menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
26
cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan
keadaan koma.
Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu)
dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis
metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit;
salah
satu
di
antaranya
adalah diabetes
melitus tipe
I.
Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan
pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya.Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa
menyebabkan
asidosis
jika
ginjal
tidak
berfungsi
secara
normal.
Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal
tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita
kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
27
basa
(misalnya
bikarbonat)
melalui
saluran
pencernaan
karena
Alkalosis Respiratorik
Defenisi : Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah.
Penyebab : Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan
terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Pengobatan :
-
28
4.
Alkalosis Metabolik
Defenisi : Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab : Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi
terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik
dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
29
DAFTAR PUSTAKA
30