Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Blok

Homeostasis dan Metabolisme adalah blok 6 pada semester 2 dari

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas


Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan
pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan
datang. Penulis memaparkan kasus yang diberikan mengenai Abang Terminal yang
mengalami luka robek dan pendarahan hebat pada paha sebelah kiri. Abang Terminal
dibawa ke rumah sakit dengan keadaan parah. Sesampainya di RS, Abang Terminal
sudah tidak sadar dan mengalami sesak nafas. Dokter mendiagnosis Abang Terminal
mengalami asidosis.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep
dari skenario ini.

BAB II
1

PEMBAHASAN
2.1 Data Praktikum
Tutorial 1 Blok VI
Tutor

: dr. Maznah

Moderator

: Irawan

Notulis

: Rizka Apresia

Sekretaris

: Tetha Deliana Putri

Waktu

: Senin, 4 April 2011


Rabu, 6 April 2011

Peraturan tutorial

: 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.


2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu dan
apabila telah dipersilahkan oleh moderator.
3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan selama proses
tutorial berlangsung.
4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.

2.2 Skenario A Blok VI


Akibat perkelahian, Abang Terminal (preman desa) mengalami luka robek di
daerah paha kiri sebelah dalam yang mengeluarkan banyak darah, abang terminal
terlihat cemas, berkeringat dingin, dan badannya lemas. Kulitnya pucat dan dingin.
Saat diperiksa bidan desa, tanda vital: frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan
tekanan darah 90/60 mmHg. Lukanya dibalut oleh bidan, namun darah tetap keluar
merembes. Setelah diberi infus dengan cairan Dextrose 5%, ia langsung dikirim ke
rumah sakit terdekat yang berjarak 2 jam.
Sampai di rumah sakit, abang terminal sudah tidak sadar dan terlihat sesak nafas.
Saat diperiksa oleh dokter: frekuensi nafas 32x/menit (cepat dan dalam), frekuensi nadi
130x/menit, tekanan darah:80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale:10. Dokter menyatakan
bahwa abang terminal telah mengalami asidosis.
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah
2

1. Luka robek : Luka badan/fisik yang menyebabkan terganggunya struktur yang


normal.
2. Darah : Cairan yang beredar dari jantung melalui arteri, kapiler, dan vena yang
mengangkut zat makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh dan mengeluarkan produkproduk buangan seperti karbon.
3. Cemas : Perasaan keprihatinan, ketidakpastian, dan ketakutan tanpa stimulus yang
jelas yang dikaitkan dengan perubahan fisiologis.
4. Pucat : Kekurangan suplai darah pada kulit yang menyebabkan terhambatnya laju
metabolisme untuk pembentukan panas tubuh.
5. Tanda vital : Petunjuk penting kondisi kerja beberapa bagian tubuh yang dituangkan
dalam bentuk angka.
6. Lemas : Perasaan subjektif seseorang karena tidak bertenaga.
7. Cairan dextrose : Monosakarida D-glukosa monohidrat yang dipakai sebagai cairan
pengganti makanan dan diuretika.
8. Infus : Tindakan memaksa cairan masuk ke dalam tubuh misalnya ke dalam jaringan,
subkutan, dan percabangan vascular/ organ.
9. Tekanan darah : Tekanan pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh
jantung ke seluruh tubuh manusia.
10. Frekuensi nadi : Denyut pada pembuluh nadi yang berirama dan dapat diraba dengan
jari tangan.
11. Frekuensi nafas : Frekuensi udara yang dihisap (ekspansi) dan dikeluarkan
(kontraksi) oleh thorax.
12. Sesak nafas : Keluhan subjektif atau keluhan yang dirasakan oleh pasien berupa rasa
tidak nyaman, nyeri, atau sensasi berat selama proses pernapasan.
13. Glasgow Coma Scale : Skala yang digunakan untuk mencatat tingkat kesadaran.
14. Asidosis : Keadaan patologi akibat keadaan asam atau kehilangan basa dalam tubuh.
II. Identifikasi Masalah
3

1. Abang Terminal mengalami luka robek di paha kiri sebelah dalam yang
mengeluarkan banyak darah sehingga ia terlihat cemas, berkeringat dingin, lemas,
serta kulitnya pucat dan dingin.
2. Tanda vital menunjukkan: frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan darah
90/60 mmHg, darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut bidan sehingga
Abang Terminal diberi cairan Dextrose 5% lalu di bawa ke RS yang berjarak 2 jam.
3. Sesampai di Rumah Sakit Abang Terminal tidak sadar dan sesak nafas, frekuensi
nafasnya 32x/ menit, frekuensi nadi 130x/menit, tekanan darah 80/50 mmHg,
Glasgow Coma Scale:10 sehingga dokter menyatakan Abang Terminal mengalami
asidosis.

Main Problem : Dari ketiga masalah yang diidentifikasi, yang menjadi main problem pada
kasus ini adalah masalah no. 3, yaitu, Abang Terminal tidak sadar dan sesak nafas,
frekuensi nafas 32x/ menit, frekuensi nadi 130x/menit, tekanan darah:80/50 mmHg,
Glasgow Coma Scale:10 sehingga dokter menyatakan Abang Terminal mengalami asidosis.

III. Analisis Masalah


1. Abang Terminal mengalami luka robek di paha kiri sebelah dalam yang
mengeluarkan banyak darah sehingga ia terlihat cemas, berkeringat dingin, lemas,
serta kulitnya pucat dan dingin.
a. Apa akibat kehilangan banyak darah?
b. Apa dampak ketidakseimbangan cairan dalam tubuh?
c. Bagaimana anatomi paha kiri?
d. Sistem apa yang terganggu akibat pendarahan hebat pada paha kiri bagian
dalam?
e. Bagaimana mekanisme terjadinya gejala-gejala yang dialami Abang Terminal?

2. Tanda vital menunjukkan: frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan darah
90/60 mmHg, darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut bidan, Abang
Terminal diberi cairan Dextrose 5% lalu di bawa ke RS yang berjarak 2 jam.
a. Bagaimana tanda vital yang normal?
b. Mengapa darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut?
c. Bagaimana interpretasi gejala yang dialami Abang Terminal?
d. Mengapa abang Terminal diberi cairan Dextrose 5%, apa tujuannya?
e. Adakah hubungan antara lama perjalanan 2 jam dengan jumlah pemberian
dan efektifitas cairan Dextrose 5%?
3. Abang Terminal tidak sadar dan sesak nafas, frekuensi nafas 32x/ menit, frekuensi
nadi 130x/menit, tekanan darah:80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale:10 sehingga
dokter menyatakan Abang Terminal mengalami asidosis.
a. Mengapa setelah di RS Abang Terminal tidak sadar dan terlihat sesak nafas?
b. Apa interpretasi gejala vital yang dialami Abang Terminal?
c. Bagaimana cara menentukan angka Glagow Coma Scale dan apa arti angka
GCS:10 ?
d. Bagaimana mekanisme terjadinya penurunan kesadaran?
e. Mengapa dokter mendiagnosis Abang Terminal mengalami asidosis?
f. Apakah diagnosis dokter sudah benar dan adakah diagnosa banding?

IV.Kerangka Konsep
AT terlibat perkelahian

Luka robek pada paha kiri

Pendarahan hebat pada


arteri femoralis

Keseimbangan
cairan terganggu

Pemberian cairan
dextrose 5%

ICF

HIPOVOLEMIA

ECF

Cardiac Output

BP

Takikardia

Hipoksia sel

Metabolisme anaerob

Asidosis

V. Hipotesis
Abang Terminal mengalami syok hipovolemik beserta gejala-gejalanya akibat
kehilangan banyak darah karena trauma benda tajam.
VI. Learning Issues dan Keterbatasan Pengetahuan.
6

Pokok
bahasan

What I dont

What I know

Anatomi

know

Paha Kiri

Tanda Vital

Pemeriksaan

denyut nadi

Pemeriksaan

will I

Bagian

apa

yang

darah

rusak pada paha kiri

Nama Otot-otot

Abang Terminal?

internet

paha

bagian kiri
Cara

internet

pemeriksaan

frekuensi
nafas

What I have to prove

learn

Sistem sirkulasi

pada
Pemeriksaan

How

Tanda

vital

orang normal

Pemeriksaan

Intepretasi hasil
pemeriksaan

frekuensi
nadi
Syok

Definisi

Hipovolemik

Penyebab

hubungan

Mekanisme

hipovolemik dengan

Tata laksana

metabolisme

yang

Dampak

terganggu

pada

Asidosis

Definisi

Penyebab

Mekanisme

Bagaimana

internet
syok

Abang Terminal?
Apa
yang internet
menyebabkan
Abang

terminal

mengalami asidosis
pada kasus ini?

BAB III
SINTESIS

3.1 Jawaban Analisis

1. Abang Terminal mengalami luka robek di paha kiri sebelah dalam yang
mengeluarkan banyak darah sehingga ia terlihat cemas, berkeringat dingin, lemas,
serta kulitnya pucat dan dingin.
a. Apa akibat kehilangan banyak darah?
Akibat dari kehilangan banyak darah:
1. Homeostasis didalam tubuh terganggu yang berujung pada syok hipovolemik
( volume darah di dalam tubuh berkurang).
2. Tekanan darah menurun akibat jumlah cairan di dalam pembuluh darah
menurun (Hipotensi)
3. Jumlah sel darah merah berkurang ( Anemia). Jumlah sel darah merah
berkurang mengakibatkan 2 hal;
1. Pasokan okseigen didalam tubuh berkurang sehingga terjadi hipoxia
jaringan
2. Kandungan zat besi di dalam tubuh menurun sehingga tubuh menjadi
lemas.
b. Apa dampak ketidakseimbangan cairan dalam tubuh?
Cairan terganggu /
hilang
Peredaran Darah
terganggu
Oksigen tidak bisa beredar
dengan baik
Hipoxia
Sel
Hipoxia
Jaringan
Asam Laktat
menumpuk

Gagal
Organ
Hipoxia
meluas
Blood Pressure

Curah Jantung ( Cardiac


Output )
Arteriol
dilatasi
8

Asidos
is

Respon
Vasomotor

c. Bagaimana anatomi paha kiri?


Otot : m. gracilis, m. adductor longus, m. adductor brevis, m. adductor
magnus, dan m. obturatorius externus.
Sirkulasi darah: a. profunda femoris, a. obturatoria, vena femoralis

Pada kasus ini, luka pada paha kanan sebelah dalam Abang Preman
berkemungkinan besar mengenai pembuluh darah arteri femoralis. A.
Femoralis merupakan pembuluh nadi utama untuk membrum inferius. Hal ini
yang menyebabkan Abang preman mengalami pendarahan karena arteri
femoralis merupakan pembuluh darah besar ditambah lagi dikarenakan daya

dorong darah pada pembuluh arteri lebih kuat daripada pembuluh vena

10

d. Sistem apa yang terganggu akibat pendarahan hebat pada paha kiri
bagian dalam?
Sistem yang terganggu yakni sistem respirasi dan sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi terganggu dikarenakan perdarahan yang terlalu banyak sehingga
sirkulasi di dalam tubuh menjadi terhambat. Sistem respirasi terganggu
akibat terganggu sistem sirkulasi darah. Perdarahan yang hebat mengakibat
darah di dalam tubuh berkurang, berkurang darah di dalam tubuh
mengakibatkan berkurangnya juga oksigen. Kekurangan oksigen inilah yang
menghambat laju respirasi.
e. Bagaimana mekanisme terjadinya gejala-gejala yang dialami Abang
Terminal?
Adanya pendarahan menyebabkan berkurangnya volume darah dalam
vaskular (hipovolemia). Hal ini menyebabkan tekanan arteri berkurang.
Kemudian baroreseptor arteri (sinus karotikus dan arkus aorta) dan reseptor
regangan vaskular merespon penurunan tersebut. Perubahan yang ditangkap
oleh reseptor tersebut memberikan stimulus kepada saraf simpatis yang
menyebabkan vasokontriksi arteriol dan takikardi. Vasokontriksi arteriol
menyebabkan aliran darah ke perifer berkurang, hal inilah yang
menyebabkan kulit menjadi dingin, pucat dan asupan nutrisi berkurang.
Kurangnya asupan nutrisi dan menurunnya perfusi O 2 ke jaringan ( akibat
tekanan arteri dan volume darah yang menurun) menyebabkan lemas.
Mekanisme cemas:
Stimulus

(traumasyokhipovolemik)

system

limbic

di

otak

bereaksistimulasi hipotalamus dan hipofisis stimulus korteks adrenal


saraf simpatissekresi adrenalin dan nor-adrenalin berkeringat dingin,
nafas lebih cepatcemas

2. Tanda vital menunjukkan: frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan darah
90/60 mmHg, darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut bidan, Abang
Terminal diberi cairan Dextrose 5% lalu di bawa ke RS yang berjarak 2 jam.
11

a. Bagaimana tanda vital yang normal?


1. Denyut nadi
Denyut nadi normal pada saat beraktifitas 60-100x/menit. Pada saat istirahat;
18-29 tahun : 70-77x/menit
30-39 tahun : 72-79x/menit
40-49 tahun : 74-81x/menit
> 50 tahun : 76-83x/menit
2. Frekuensi nafas
Usia baru lahir

: 35-50x/menit

Usia <2 tahun

: 25-35x/menit

Usia 2-12 tahun

: 18-26x/menit

Dewasa

: 16-20x/menit

3. Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal sistole berkisar antara 90-120mmHg dan diastole
berkisar antara 60-8 mmHg
b. Mengapa darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut?
Darah tetap merembes walaupun luka telah dibalut disebabkan karena Abang
Terminal mengalami syok hipovolemik, dimana terjadi penurunan volume
darah

yang

akan

mengakibatkan

vasokonstriksi

dan

menurunnya

ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka. Sehingga luka


terus menerus mengeluarkan darah tanpa adanya perisiwa pembekuan darah.
c. Bagaimana interpretasi gejala yang dialami Abang Terminal?
Normal
frekuensi nadi

60 100 x / menit

Abang Terminal
120x/menit

Interpretasi
Abnormal ( tachicardi )

12

tekanan darah

Sistole
Diastole

90-120 mmHg

Sistole 90 mmHg

Normal

60-80 mmHg

Diastole 60 mmHg

( mendekati hipotensi )

d. Mengapa abang Terminal diberi cairan Dextrose 5%, apa tujuannya?


Cairan dextrose 5% diberikan dengan tujuan untuk mengembalikan volume
cairan di dalam tubuh yang banyak hilang akibat dari pendarahan yang
dialami oleh Abang Terminal. Namun dalam kasus ini,cairan dextrose tidak
berpengaruh karena fungsi dari cairan dextrose berguna untuk menyediakan
kalori untuk metabolisme tubuh. Pada kasus ini, yang dibutuhkan adalah
penambahan volume tekanan darah sedangkan dextrose hanya untuk
mengganti ion-ion elektrolit dalam darah sebagai penyuplai energi.
e. Adakah hubungan antara lama perjalanan 2 jam dengan jumlah
pemberian dan efektifitas cairan Dextrose 5%?
Cairan dextrose seharusnya tidak diberikan kepada bang terminal mengingat
jarak rumah sakit yang begitu jauh. Cairan dextrose hanya bertahan sekitar
15-30 menit saja. Sedangkan Abang terminal membutuhkan cairan infus
yang bisa bertahan selama 2 jam selama perjalan ke rumah sakit.
3. Abang Terminal tidak sadar dan sesak nafas, frekuensi nafas 32x/ menit, frekuensi
nadi 130x/menit, tekanan darah:80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale:10 sehingga
dokter menyatakan Abang Terminal mengalami asidosis.
a. Mengapa setelah di RS Abang Terminal tidak sadar dan terlihat sesak
nafas?
Abang Terminal tidak sadar disebabkan karena kapasitas pengangkutan
oksigen di dalam darah yang menurun, sehingga terjadi gangguan pada
transport, pensuplaian, serta penggunaan oksigen oleh jaringan. Hal ini
memicu penurunan suplai O2 dalam jaringan, kemudian terjadi anemic
hypoxia yang menyebabkan suplai O2 ke otak mengalami penurunan.
Sesak nafas yang dialami oleh Abang Terminal juga dapat disebabkan karena
respon spontan dari tubuh yang berusaha untuk menyeimbangkan kadar CO 2
13

yang tinggi dalam tubuh, sehingga secara tidak langsung, tubuh akan
meningkatkan frekuensi pernafasannya.

b. Apa interpretasi gejala vital yang dialami Abang Terminal?

frekuensi nadi
Frekuensi

Normal

Bandit

Interpretasi

60 100 x / menit

120x/menit

Abnormal

32 x / menit

( tachicardi )
Abnormal

16-20 x / menit

nafas

(takhipnea)

tekanan darah

Sistole 90-120 mmHg

Sistole 80 mmHg

Abnormal

Diastole

Diastole 50 mmHg

( hipotensi )

60-80 mmHg

c. Bagaimana cara menentukan angka Glagow Coma Scale dan apa arti
angka GCS:10 ?
GCS menilai tingkat kerusakan otak dan mengenali tingkat cedera dengan
menilai reaksi atas 3 hal yaitu:
1.)

Bukaan Mata

2.)

Verbal

3.)

Motorik

GCS berskala 10 menunjukkan bahwa Abang Terminal mengalami cedera


kepala sedang bisa juga diartikan bahwa skala 10 yaitu stupor; dimana terjadi
gerakan spontan, Abang terminal masih mampu menjawab secara refleks
terhadap rangsangan nyeri, verbalnya mungkin terbata-bata pada 1 atau 2
kata, srta non verbalnya bisa menggunakan kepala.
d. Bagaimana mekanisme terjadinya penurunan kesadaran?
Abang Terminal tidak sadar disebabkan karena kapasitas pengangkutan
oksigen di dalam darah yang menurun, sehingga terjadi gangguan pada
transport, pensuplaian, serta penggunaan oksigen oleh jaringan. Hal ini
14

memicu penurunan suplai O2 dalam jaringan, kemudian terjadi anemic


hypoxia yang menyebabkan suplai O2 ke otak mengalami penurunan.
Mekanisme Penurunan Kesadaran:
Asidosis Darah Asam Reaksi Kompensasi Tubuh tidak berjalan lancer
Vasokontriksi di pembuluh darah Vasodilatasi Pembuluh darah
bertambah besar Blood Pressure menurun Hipoxia Jaringan
Semakin lama Hipoxia meluas Gagal Organ (salah satunya
hypoxia/anoxia otak) Penurunan Kesadaran.

e. Bagaimana mekanisme terjadinya asidosis yang dialami Abang


Terminal?
Pada syok hipovolemik, oksigen di dalam jaringan menurun akibat
berkurangnya

aliran

darah

yang

mengandung

oksigen/berkurangnya

pelepasan oksigen ke jaringan

Sel

melakukan

metabolisme

anaerob

(Seharusnya

sel

melakukan

metabolisme aeorob utntuk menghasilkan ATP, akan tetapi persediaan


oksigen tidak mencukupi/tidak ada sama sekali).

Hasil metabolisme berupa asam laktat

Keasaman di jaringan meningkat

Asidosis
f. Apakah diagnosis dokter sudah benar dan adakah diagnosa banding?
Diagnosis dokter sudah benar, Abang Terminal mengalami asidosis.
Sebelumnya, AT mengalami pendarahan yang hebat yang menyebabkan syok
hipovolemik. Syok ini menyebabkan sirkulasi O2 dan pengeluaran CO2
15

terganggu. O2 yang kurang menyebabkan sel-sel melakukan respirasi


anaerob yang membentuk asam laktat sehingga terjadi penumpukan asam
laktat, dan berakhir pada asidosis.
3.2

Learning Issue
3.2.1

Anatomi Paha kiri


Luka robek yang dialami oleh Abang Bandit terdapat di bagian dalam paha.

Anatomi paha manusia antara lain:


1. Kulit Paha
Nn. Cutanei
N. cutaneus femoralis lateralis
Sebuah cabang dari plexus lumbalis (L2 dan L3), masuk tungkai atas di
belakang ujung lateral ligamentum inguinale.
Ramus femoralis n. genitofemorralis
Sebuah cabang dari plexus lumalis (L1 dan L2), masuk tungkai atas di
belakang pertengahan ligamentum inguinale dan mempersarafi sebagian
kecil kulit.
N. ilioinguinalis
Sebuah cabang plexus lumbalis (L1), masuk tungkai atas melalui annulus
inguinalis superficialis.
N. cutaneus femoralis medialis
Cabang n.femoralis, mempersarafi aspek medial tungkai atas dan bergabung
dengan plexua patellaris.
N. cutaneus femoralis intermedius
Cabang n.femoralis, terbagi atas dua cabang yang mempersarafi kulit aspek
anterior tungkai atas dan bergabung dengan plexus patellaris

16

Cabang-cabang dari divisi anterior n. obturatorius mempersyarafi berbagai


daerah kulit tungkai atas bagian medial.
Plexus patellaris
Terletak di depan lutut dan dibentuk oleh rami terminalis n.cutaneus femoris
lateralis, n.cutaneus femoralis medialis, n.cutaneus femoris intermedius, dan
ramus infrapatellaris n.saphenus.
Venae Superficiales
V.saphena magna medrainase ujung medial arcus dorsalis pedis dan berjalan
ke atas tepat di depan malleolus medialis.
V.saphena parva berasal dari bagian lateral arcus venosus dorsalis pedis.
Vena ini berjalan ke atas di belakang malleolus lateralis bersama dengan
n.suralis.
Nodi Lymphoidei Inguinales
Nodi Lymphoidei Ingunales Superficiales
Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam fascia superficialis di bawah
ligamentum inguinale.
o Kelompok horizontal, teletak tepat di bawah dan sejajar terhadap
ligamentum inguinale.
o Kelompok vertical, terletak sepanjang bagian terminal v.saphena magna
dan menampung sebagian besar pembuluh-pembuluh limfe superficialis
dari membrum inferius.
Nodi Inguinales Profundi
Terletak di bawah fascia profunda dan terletak di sepanjang sisi medial
v.femoralis; pembuluh-pembuluh eferen dari nodi ini memasuki abdomen
dengan berjalan melalui canalis femoralis menuju ke nodi lymphoidei di
sepanjang a.iliaca externa.
2. Fascia Superficialis Paha

Lapisan membranosa dari fascia superficialis dinding anterior abdomen


meluas sampai ke paha dan melekat pada fascia profunda (fascia lata) kira-

kira satu jari di bawah ligamentum inguinale.


Lapisan lemak dari fascia superficialis pada dinding anterior abdomen
meluas sampai ke tungkai atas dan meluas ke distal tanpa terputus.
17

3. Fascia Profunda Paha


Fascia profunda melapisi tungkai atas seperti kaki celana dan pinggir atasnya
melekat pada pelvis serta ligamentum inguinale. Pada aspek lateral, fascia ini
menebal membentuk tractus iliotibialis, yang di atas melekat pada tuberculum
iliacum dan di bawah pada condylus lateralis tibiae. Hiatus saphenus merupakan
celah pada fascia profunda di depan tungkai atas tepat di bawah ligamentum
inguinale. Margo falciformis adalah pinggir lateral bawah lubang ini, yang
terletak anterior terhadap a. v. femoralis. Hiatus saphenus diisi oleh jaringan ikat
longgar yang disebut fascia cribrosa.
4. Ruang Fascia Tungkai Atas
Tiga septae fasciae berjalan dari permukaan dalam selubung fascia profunda
tungkai atas menuju ke linea aspera femoris. Dengan cara ini, tungkai atas dibagi
atas tiga ruang, masing-masing ruang memiliki musculi, nervi, dan arteriae
tersendiri. Ruang itu terletak di anterior, medial, dan posterior.

Isi Ruang Fascia Medial Bawah


Otot

M. Gracilis
Merupakan otot panjang seperti sabuk, dan terletak pada sisi medial
tungkai atas dan lutut.

M. Adductor Longus
Berbentuk segitiga dan terletak paling anterior dari ketiga musculi
adductors.

M. Adductor Brevis
Terletak posterior terhadap m.pectineus dan m.adductor longus.

M. Adductor Magnus
Merupakan otot berbentuk segitiga yang besar dan terdiri atas bagian
adductor dan hamstring.
18

M. Obturatorius Externus
Berbentuk segitiga dan terletak di bagian dalam.

Pendarahan

Arteria Profunda Femoris


Arteria Profunda Femoris adalah arteria besar yang dipercabangkan dari
sisi lateral a.femoralis di trigonum femorale, kira-kira 1,5 inci (4 cm)
distal dari ligamentum inguinale. Arteri ini turun pada celah antara
m.adductor longus dan m.adductor brevis, dan kemudian terletak di atas
m.adductor magnus, tempat pembuluh ini berakhir sebagai a.perforans
IV.
Cabang-cabang :

o Arteria circumflexa femoris medialis


o A.circumflexa femoralis lateralis
o Empat buah aa.perforantes
Vena Profunda Femoris
v. Profunda femoris menerima cabang-cabang yang sesuai dengan nama
arteria. Vena ini bermuara ke v.femoralis.

Arteria Obturatoria
Arteria Obturatoria merupakan cabang a.iliaca interna. Pembuluh ini
berjalan ke depan pada dinding lateral pelvis dan bersama dengan
n.obturatorius berjalan melalui canalis obturatorius (yaitu bagian atas
foramen obturatorium). Pada saat memasuki ruang fascia medial tungkai
atas, pembuluh ini bercabang menjadi divisi medial dan lateral, yang
akan berjalan di sekeliling pinggir permukaan luar membrane oburatoria.
Pembuluh inimembrikan cabang-cabang otot dan sendi untuk articulation
coxae.

Vena Obturatoria
Vena Obturatoria menerima cabang-cabang yang sesuai dengan namanama arterianya. Pembuluh ini bermuara ke v.iliaca interna.
19

Persarafan

Nervus Obturatorius
Berasal dari plexus lumbalis (L2,L3, dan L4) serta keluar dari pinggir
medial m.psoas di dalam abdomen. Saraf ini berjalan ke depan pada
dinding lateral pelvis untuk mencapai bagian atas foramen obturatorium,
tempat saraf ini terbagi dalam divisi anterior dan posterior.
o Divisi anterior
Berjalan ke bawah di depan m.obturatorius externus dan m.adductor
brevis dan di belakang m.pactineus dan m.adductor longus.
o Divisi posterior
Menembus m.obturatorius externus dan berjalan ke distal di belakang
m.adductor brevis dan di depan m.adductor magnus.

Pada kasus ini, luka pada paha kanan sebelah dalam Abang Preman berkemungkinan
besar mengenai pembuluh darah arteri femoralis. A. Femoralis merupakan pembuluh
nadi utama untuk membrum inferius. Hal ini yang menyebabkan Abang preman
mengalami pendarahan karena arteri femoralis merupakan pembuluh darah besar
ditambah lagi dikarenakan daya dorong darah pada pembuluh arteri lebih kuat
daripada pembuluh vena.
3.2.2

Pemeriksaan Tanda Vital


Vital sign adalah petunjuk penting beberapa bagian tubuh, yang dituangkan

dalam bentuk angka. Vital sign terdiri dari denyut nadi, respirasi, suhu dan tekanan
darah.
DENYUT NADI
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri
akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi
yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah
arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas
pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi

20

yaitu temporalis, karotid, apikal, brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis
dan tibialis posterior, namun yang paling sering dilakukan yaitu :
1.

Arteri radialis

Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada
sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2.

Arteri Brankialis

Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa
antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada
infant
3.

Arteri Karotid

Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara
trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac
arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya. Denyut nadi normal pada saat beraktifitas 60-100x/menit. Pada
saat istirahat;
18-29 tahun : 70-77x/menit
30-39 tahun : 72-79x/menit
40-49 tahun : 74-81x/menit
> 50 tahun : 76-83x/menit
TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran
darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi
yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut
tekanan diastole. Perbedaan antara systole dan diastole disebut pulse pressure.
Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mm hg). Tekanan darah
yang normal sistole berkisar antara 90-120mmHg dan diastole berkisar antara 60-8
mmHg.
FREKUENSI PERNAPASAN
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula
21

dangkal. Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik
pada waktu tarik napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/
ekspirasi/ ekshalasi. Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan
mengecil.
Frekuensi pernapasan normal;
Usia baru lahir

: 35-50x/menit

Usia <2 tahun

: 25-35x/menit

Usia 2-12 tahun

: 18-26x/menit

Dewasa

: 16-20x/menit

3.2.3

Syok Hipovolemik
Syok atau shock dapat didefinisikan sebagai gangguan sistem sirkulasi yang

menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Bahaya syok adalah
tidak adekuatnya perfusi ke jaringan atau tidak adekuatnya aliran darah ke jaringan.
Jaringan akan kekurangan oksigen dan bisa cedera.
Klasifikasi Etiologi Syok
Lab/SMF Anestesiologi FKUA/RSUP Dr. M. Djamil, Padang menyatakan
ada tiga faktor yang mempertahankan tekanan darah agar tetap normal, yaitu Pompa
jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.Volume sirkulasi darah. Darah
dipompa jantung ke dalam arteri dan kapiler-kapiler jaringan.
Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan, sistem vena akan
mengumpulkan darah dari jaringan dan mengalirkan kembali ke jantung. Apabila
volume sirkulasi berkurang maka dapat terjadi syok. Tahanan pembuluh darah
perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah kecil, yaitu arteriole-arteriole dan
kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh darah perifer meningkat, artinya terjadi
vasokonstriksi pembuluh darah kecil. Bila tahanan pembuluh darah perifer rendah,
berarti terjadi vasodilatasi. Rendahnya tahanan pembuluh darah perifer dapat
mengakibatkan penurunan tekanan darah. Darah akan berkumpul pada pembuluh

22

darah yang mengalami dilatasi sehingga aliran darah balik ke jantung menjadi
berkurang dan tekanan darah akan turun.
Penyebab
1. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantung sendiri) ; Penyakit jantung iskemik
(IHD), Obat-obatan yang mendepresi jantung, Gangguan irama jantung
2. Syok hipovolemik ; Kehilangan darah , misalnya pada perdarahan Kehilangan
plasma , misalnya pada luka bakar, Deidrasi , misalnya puasa terlalu lama, diare,
muntah-muntah
3.

Syok obstruktif (gangguan kontraksi jantung akibat dari luar); Tamponade


jantung, Pneumotoraks, Emboli paru

4. Syok distributif (berkurangnya tahanan pembuluh darah perifer) ; Syok


neurogenik, Cedera medulla spinalis, Syok anafilaktik, Obat-obatan, Syok
sepsis.
Gejala dan Tanda
1. Sistem kardiovaskuler : Gangguan sirkulasi perifer (vasokonstriksi perifer) berupa
kulit pucat, ekstremitas teraba dingin Nadi cepat dan halus (takikardi) pada Bayi
> 160 x/menit, Anak usia pra sekolah > 140 x/menit, Anak usia sekolah - pubertas
> 120 x/menit, Dewasa > 100 x/menit. Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa
menjadi pegangan, karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi
kehilangan

dari volume sirkulasi. Kurangnya pengisian vena perifer lebih

bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah. Vena perifer kolaps. Vena leher
merupakan penilaian yang paling baik, CVP (Central Venous Return) rendah
2. Sistem Respirasi : Pernafasan cepat dan dangkal
3. Sistem Saraf Pusat : Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila
tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah
sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin
bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.
4. Sistem Saluran Pencernaan : Bisa terjadi mual dan muntah
23

5. Sistem Saluran Kencing : Produksi urin berkurang. Normalnya produksi urin pada
: Bayi 2 ml/kg/jam, Anak-anak 1 ml/kg/jam, Dewasa 0,5 ml/kg/jam
3.2.4

Asidosis

Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan
cairan tubuh lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH:
pH 7,0 adalah netral
pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
pH dibawah 7,0 adalah asam.
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat
memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki ph antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang
sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang,
yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga
ph bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
Penyangga
Bikarbonat

pH

yang

(suatu

paling
komponen

penting

dalam

basa)

berada

darah
dalam

adalah bikarbonat.
kesetimbangan

dengan karbondioksida (suatu komponen asam).


Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida.

24

Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
1. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus
menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di
paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan).
pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan
mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar
karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun,
kadar

karbondioksida

darah

meningkat

dan

darah

menjadi

lebih

asam.

Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan
paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa,
yaitu asidosis atau alkalosis.
a. Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam
(atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH
darah.
b. Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa
(atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH
darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat
dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik , tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam
pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.

25

Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paruparu atau kelainan pernafasan.
1.

Asidosis Respiratorik

Defenisi : Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk
atau pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang
mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
Penyebab : Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat.
Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada
menyebabkan gangguan terhadap mekanisme pernafasan. Selain itu, seseorang dapat
mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan
pernafasan.
2.

Asidosis Metabolik

Defenisi : Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar
menjadi asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
26

cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus
menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan
keadaan koma.
Penyebab :
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau
suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan
asidosis bila dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu)
dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis
metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit;

salah

satu

di

antaranya

adalah diabetes

melitus tipe

I.

Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga ditemukan
pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam jumlah yang semestinya.Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa
menyebabkan

asidosis

jika

ginjal

tidak

berfungsi

secara

normal.

Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal
tubular acidosis (RTA), yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita
kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidois metabolik:
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
27

Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)


Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid
atau amonium klorida
Kehilangan

basa

(misalnya

bikarbonat)

melalui

saluran

pencernaan

karena

diare, ileostomi atau kolostomi.


3.

Alkalosis Respiratorik

Defenisi : Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah.
Penyebab : Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan
terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan.
Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
Pengobatan :
-

Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat


pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa
meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda
nyeri.

Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa


membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali
karbondioksida yang dihembuskannya.

28

Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama


mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama
mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.

Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga


mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

4.

Alkalosis Metabolik

Defenisi : Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat.
Penyebab : Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang
kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi
terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik
dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

29

DAFTAR PUSTAKA

30

Anda mungkin juga menyukai