Materi Ilmu Bahan
Materi Ilmu Bahan
pengetahuan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia semakin meningkat pula. Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan manusia dibidang indutri yang merupakan sector sentral dalam
pemenuhan kebutuhan manusia dituntut bergerak untuk semakin kuantitatif dalam pemenuhan
kebutuhan tersebut.
bidang mekanik dan permesinan secara tidak langsung juga dituntut untuk beekembang pula untuk
mengimbangi dunia industry yang semakin maju. Hal ini tidak lepas dari tujuan utama yaitu
menghasilkan barang berkualitas seefisien mungkin untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Salah satu bentuk peningkatan kualitas ialah rekayasa material bahan untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan Dari suatu material. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan material agar sesuai
dengan kinerja mesin yang diharapkan.
Karena itu perlu diadakannya pengujian terhadap material agar diketahui karakter masing masing
material serta metode apa yang akan dilakukan ubtuk memperlakuakn material agar didapat material
yang sesuai harapn.
Tujuan dari pengujian juga mengetahui perlakuan yang digunakan untuk menghilangkan keburukan
material yang dipakai.
Dalam proses pengujian bahan ada dua macam jika ditinjau berdasarkan sifat dari pengujian tersebut
yaitu:
A. Pengujian Destruktif
Sesuai dengan namanya pengujian ini bersifta merusak bahan yang diuji sehingga bahan yang diuji
akan rusak atau cacat. Bahan yang diuji adalah bahan yang telah memenuhi bentuk dan jenis secara
internasional .
umumnya ada beberapa pengujian destruktif yaitu:
-
Pengujian Kekerasan
Pengujian ini dilakukan dengan dua pertimbanagn yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu
material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.
Berdasarkan pemakaianya dibagi menjadi:
1.
Pengujian ini dilakukan merupakan pengujian kekerasan terha-dap bahan logam dimana dalam
menentukan kekerasaannya deilakukan dengan cara menganalisis indentasi atau bekas penekanan pada
benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekan
2.
Merupakan pengujian kekerasan terhadap benda (logam) dimana dalam menentukan kekerasannya
dilakukan dengan mencari perban-dingan dari bahan yang menjadi standart. Contohnya adalah
pengujian metode MOHS
3.
Merupakan pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantu-lan dari bola baja atau
intan(hammer)yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu
-
Pengujian Tarik
Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat
menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik , benda uji diberi beban gaya
tarik , yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap
perpanjangan yang dialami benda uji.
-
Pengujian lengkung
Pengujian ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan terhadap specimen
dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau komponen yang akan menerima
pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan
-
Uji impact
Uji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material sebagai sebuah metode uji impct digunakan
dalam dunia industry khususnya uji impact charpy dan uji impact izod. Dasar pengujian ini adalah
penyerapan energy potensial dari pendulum beban yang mengayun dari suatu ketinggian tertentu dan
menumbuk material uji sehingga terjadi deformasi.
-
Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur material logam untuk keperluan pengujian material logam dipotongpotong kemudian potongan diletakkan dibawah dan dikikisdengan material alat penggores yang sesuai.
Untuk pemeriaksaan =nya dilakuakan dengan alat pembesar ataupun mikroskop elektronik.
-
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memeperjelas batas butir yang ada pada suatu material karena
larutan etsa akan memeberi warna tambahan pada batas butir. Namun larutan ini dapat merusak batas
butir tersebut.
B.
Pengujian non-destruktif
Pengujian ini tidak merusak dan merupakan bagian dari pengujian bahan. Berainana dengan pengujian
destruktif pengujian nendstruktif terdiri dari:
-
Penetrant testing
Yaitu pengujian yang digunakan untuk melihat keretakan dan perositas dari suatu bahan. Pengujian
dengan penetrant terdiri dari 4 tahap yaitu pembersihan awal, pemberian penetrant, pembersihan
penetrant, dan pemberian developer. Pengujian ini memiliki keuntungan yaitu murah dan cepat
dilaksanakan.
Pengujian yang juga biasa disebut dengan pengujian menggu-nakan partikel magnetic ini digunakan
untuk diskontinuitas yang ada dipermukaan dan dekat permukaan. Pengujian ini dapat kita lakukan untuk melihat keretakan permukaan pada semua logam induk maupun ion, laminasi fusi yang tidak
sempurna, undercut, dan subsurface crack. Jika dibandingkan dengan uji penetrant, pengujian ini
dilakuakn untuk diskontinuitas yang lebih dalam.
Ultrasonic testing
Pengujian ini menggunakan metode gelombang suara dengan frekuensi tinggi. Keuntungan dari
pengujian ini yaitu dapat dilakukan pada semua bahan dan lebih dalam jika dibandingkan dengan uji
magnetic dan uji penetrasi karena menggunakan pantulan gelombang.
Radiography
Yaitu pengujian dengan menggunakan x-ray untuk mendapatkan gambar dari material. Prinsipnya sama
denagn penggunaan pada tubuh material hanya saja menggunakan gelombang yang lebih pendek.
-eddy currentmemiliki prisnsip dasar yang hamper sama dengan teknik medan magnet tetapi disini
medan listrik yang dipancarkan adalah arus bolak-balik. Prisnsipnya hamper sama denggan impedensi
.
Eddy Current
Memiliki prinsip dasar yang hampir sama dengan teknik medan magnet tetapi disini medan listrik yang
dipancarkan dari arus bolak balik. Prinsipnya hampir sama dengan impedansi.
Kekuatan (strength)
Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa tegangan tanpa mengalami patah. Ada
beberapa jenis kekuatan tergantung jenis bahan yang dipakai diantaranya: kekuatan tekan, tarik, kerja
dan geser.
2.
Kekerasan(hardness)
Yaitu kemampuan material logam dalam menerima gaya berupa penetrasi.pengikisan dan pergeseran
sifat ini berhubungan dengan sifat ketahanan aus.
3.
Kekakuan(stiffness)
Kemampuan material dalam mempertahankan bentuk setelah mendapat gaya dari arah tertentu.
4.
Ketangguhan(toughtness)
Merupakan sifat yang menyatakan kemampuan bahan dalam menyerap gayayang diberikan.
5.
Kelenturan(elasticity)
Menyatakan kemempuan material kembali kebentuk asal setelah gaya dihilangkan. Hal ini terjadi
sebelum masuk wilayah plastis.
6.
Plastisitas(plasticity)
Kemampuan bahan dalam mengalami sjumlah deformasi permanen sebelum terjadi patah, hal ini
setelah masuk wilayah plastis.
7.
Mulur (creep)
Meyatakan kecenderunngan logam mengalami deformasi plastis apabila diberi gaya dalam jangka waktu
tertentu.
8.
Kelelahan(fatigue)
Ukuran Butir.
Ukuran butir mempengaruhi faktor kekerasan , keuletan, kege-tasan material, semakin kecil
material semakin keras dan getas material, semakin besar butiran material makin ulet material.
2.
Tegangan Dalam
Tegangan dalam merupakan tegangan yang ada pada material karena desakan antar butiran material
untuk memperkeras material hendaknya memperbesar tegangan dalam material
3.
Heat Treatment
Perlakuan panas berfungsi mendapatkan struktur Kristal dan fasa material yang diinginkan baik untuk
mengeraskan maupun mengu-letkan material.
4.
Unsur paduan
Penambahan unsur paduan ialah untuk menutupi kekurangan suatu material dengan sifat yang dimiliki
oleh unsur paduan, dian-taranya unsur paduan yang biasa dipakai adalah:
a.
Karbon (C)
Silicon(Si)
Nikel(Ni)
d.
Crommium(cr)
Molybdenum(Mb)
Vanadium (Vn)
Fungsinya menaikkan kekerasan dan kekuatan baja, bila dicampur Cr menjadi baja tahan aus.
g.
Cobalt(Co)
Boron(Br)
Fungsinya menaikkan kekerasan bila kadar karbon kurang 0,6% dapat menyebabkan rapuh
i.
Titanium(Ti)
Fungsinya sebagai deoksidasi elektrik dalam menambah partum-buhan butiran, serta meningkatkan
kekerasan baja.
5.
Cacat pada material berpengaruh pada sifat sifat mekanik dari material. Jenis-jenis dari cacat
diantaranya: cacat titik, cacat garis, dislokasi, twinning dll.
Perlakuan Panas
Proses pemanasan dan pendinginana yang terkontrol dengan maksud mengubah sifat fisik dan mekanik
dari spesimen (baja)
Macam-macam pelakuan panas:
1. Hardening
Perlakuan panas yang bertujuan untuk memperoleh kekerasan maksimum logam baja. Untuk baja
eutectoid dipanaskan sampai (20oC-30oC) diatas AC3dan untuk hypoeutectoid dan hyper
eutectoid sampai (20oC-30oC) diatas AC, kemudian didinginkan secara cepat didalam air
atau komponen kimia bentuk dan dimensinya, kecepatan pendinginan harus sesuai agar terjadi
transformasi yang sempurna dari austenite menjadi martensit. Kekerasan maksimum yang dicapai
tergantung dari kadar karbon, semakin tinggi kadar karbon, semakin tinggi kekerasan yang didapat.
2. Anealling
Perlakuan panas yang digunakan untuk meningkatkan keuletan , menghilangkan tegangan dalam,
menghaluskan permukaan butir, meningkatkan sifat mampu mesin. Prosesnya adalah dengan
memanaskan material sampai suhu tertentu lalu didinginkan perlahan dalam dapur pemanas atau dalam
ruang terisolasi.
a. Full anealling
Adalah satu proses anil yang mampu digunakan untuk meningkatkan keuletan. Jenis baja yang
digunakan pada proses ini adalah baja hypereutectoid dan baja karbon rendah . proses panasnya pada
temperature sekitar AC3+(20oC+30oC) dan AC2 + (20oC+30oC)
Sedangkan untuk rata-ratapendinginan dibawah (500oC-600oc) adalah(50-100oC) perjam untuk baja
karbon dan (20oC-60oC) untuk baja
b. Bright anealling
Dalam beberapa kasus pencerahan permukaan komponen sangat penting pada proses seperti ini. Proses
pemanasan dilakukan dihadapan media inert sehingga mencegah oksidasi permukaan logam. Secara
umum bahan yang digunakan untuk menyediakan lingkungan lembam di seluruh bagian baik argon atsu
nitrogen, selain mengurangi tindakan media sebagai perisai pelindung disekitar objek . dalam proses ini
mempertahankan warna permukaan.
c. Box annealing
Proses anil dapat disebut dengan berbagai nama seperti anil hitam, anil panas. Dalam proses menjaga
baja yang akan dikeraskan dalam nedia tertutup membawa proses anil . Ling-kungan dari bahan baja
yang ditutupi dengan chip, besi cor, pasir dan arang, proses anil akhir adalah sama dengan anil penuh,
tetapi satu-satunya perbedaan adalah sarana yang digunakan untuk proses ini. Latar belakang dan
proses ini adalah untuk mencegah oksidasi dari logam baja.
d.
Isothermal Anealling
Proses ini disebut siklus anealling . dalam proses ini , material dipanaskan sampai diatas suhu A3 dan
kemudian didinginkan secara lambat . keuntungan dari proses ini adalah:
1.
2.
Secara umum proses isothermal anealling ini digunakan untuk karbon menengah dan rendah . proses ini
bahkan digunakan untuk baja paduan agar sifat mampu mesinnya meningkat. Peningkatan dalam
machinability adalah karena pembentukan struktur sphorozoid.
e.
Spheraidized Anealling
Jika baja berisi gelembung-gelembung cementit, dalam matrik ferit itu sudah disebut benda yang bulat
atau padat, secara umum, mikro ini dibentuk oleh beberapa cara yaitu:
1.
2.
f.
Subkritis Anealling
Dalam proses ini baja dipanaskan hingga suhu dibawah suhu kritisnya. Secara umum prosesnya
dilakukan untuk:
1. Mengurangi tegangan dalam
2. Memperbaiki struktur butir
3. Meningkatkan kekuatan material
Anealling jenis ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
1. Strees reliefing anealling
2. Proses krstalisasi
3. Anealling luber mediato
g.
Dalam proses ini, baja dipanaskan hingga mencapai suhu 525oC, yaitu tepat dibawah temperature
rekristalisasi, jadi dengan proses pemanasan ini tidak terjadi perubahan dalam struktur mikro baja
dimana suhunya ditahan 2-3 jam dan kemudian didinginkan melalui media pendinginana udara. Karena
tidak terjadi perubahan struktur mikro. Proses ini tidak mempengaruhi kekerasan dan keuletan bahan.
Proses ini mengurangi deformasi material.
h.
Rekristalisasi anealling
Baja dipanaskan hingga temperatur A1, yaitu sekitar 625-659oC. Selama proses pemanasan cementit
mengubah steroid hingga kemam-puan material untuk menjadi ductile diperoleh. Proses ini juga
mengurangi tegangan dalam.
3. Normalizing
Perlakuan panas yang dilakukan untuk memperhalus struktur butiran yang mengalami pemanasan
berlabihan (overheated). Menghilangkan tegangan dalam, meningkatkan kemampuan permesinana dan
memeperbaiki sifat mekanik material, prosesnya dengan pemanasan sama (30oC-50oC) diatas AC3 dan
didinginkan pada udara sampai temperatur ruang. Pendinginan disini lebih cepat disbanding full
anealling sehingga pearlite yang terbentuk lebih halus dank eras disbanding yang diperoleh anealling.
Normalizing juga menghasilkan struktur kimia yang lebih homogen sehingga akan memberikan respon
yang lebih baik terhadap proses pengerasan (hardening) karena itu baja yang dikeraskan perlu
dinormalizing terlabih dahulu. Pada normalizing hendaknya tidak dilakukan pemanasan yang telalu
tinggi karena butir Kristal austenite yang akan terjadi terlalu besar sehingga pendinginan lambat dan
diperoleh butri-butir pearlite atau ferit kasar dan mengakibatkan berkurangnya keuletan dan
ketangguhan.
4. Tempering
Digunakan untuk mengurangi tegangan sisa, melunakan bahan setelah dihardening dan meningkatkan
keuletan, hal ini karena baja yang dikeraskan dengan pembentukan martensit biasanya sangat getas
sehingga tidak cukup untuk berbagai pemakaian. Pembentukan martensite juga meninggalkan tegangan
sisa yang sangat tinggi dan kurang menguntungkan. Karena itu biasanya setelah pengerasan diikuti
tempering. Prosesnya adalah dengan memanasakan baja sampai diatas suhu kritis, ditahan kemudian
didinginkan dengan kecepatan tinggi untuk menghasilkan martensit, kemudian untuk melunakkan
martensit dengan mengubah strukturnya menjadi besi karbid dan ferit.
Martempering
Merupakan perbaikan dari prosedur quenching dan digunakan untuk mengurangi distorsi dan cracking
selama pendinginan. Jadi pendinginan akhir yang dihasilkan martensit temper.
b.
Austempering
Tujuannya adalah meningkatkan ductility, ketahanan impact dan mengurangi distorsi struktutral yang
dihasilkan adalah bainit, austempering adalah proses perlakuan panas yang dikembangkan langsung dari
diagram trnsformasi isothermal untuk memperoleh struktur yang seluruhnya bainit. Pendinginan
dilakukan dengan quenching sampai temperature diatas Ms dan dibiarkan demikian sampai
transformasi menjadi bainit selesai.
Heating
Proses perlakuan panas pada suhu tertentu dan dalam waktu tertentu untuk mencapai struktur
tertentu.
-
Holding
Proses perlakuan panas dengan suhu tetap yang telah diterapkan dan dalam waktu tertentu agar
memperoleh struktur atom yang seragam
-
Colling
Proses pendinginan yang dilakukan agar struktur atom yang diinginkan tetap
b.
1.
Carburizing
Suatu proses penjenuhan lapisan permukaan baja dengan karbon baja yang diikuti dengan hardening
akan mendapatkan kekerasan permukaan yang sangat tinggi sedangkan bagian tengahnya tetap lunak.
a.
Pack carburizing
Prosesnya material dimasukan dalam kotak yang berisi medium kimia aktif pada kotak tersebut
dipanaskan sampai 900o-950oC waktu total ditentukan kedalaman kekerasan yang rendah dicapai.
b.
Paste carburizing
Medium kimia yang digunakan berbentuk pasata prosesnya yaitu bagian yang dikeraskan ditutup
dengan pasta, dengan ketebalan 3-4mm kemudian dikeringkan dan dimasukkan dalam kotak, prosesnya
dilakukan pada suhu 900o-950oC
2.
Nitriding
Proses ini merupakan proses penjenuhan permukaan baja dengan nitrogen yaitu dengan cara
melakukan holding dalam waktu yang agak lama pada temperature 480o-650oC dalam lingkungan
amoniak(NH3) macam-macamnya:
a.
Straight nitriding
Bahan yang digunakan biasanya besi tuang dan baja paduan. Derajat kelaruatn yang dapat dicapai
adalah 30o-70oC
3.
Colorizing
Proses ini merupakan proses pelapisan baja dengan pemanasan alumunium bubuk dalam ruang
tertutup. Untuk alumunium paduan pada permukaan baja dan untuk lapisan pelindung terhadap
oksidasi dilakukan pada suhu 800o-1000oC
Kelebihan colorizing:
a.
Penambahan alumunium pada baja karbon untuk alumunium pada baja karbon untuk ketahanan
korosi yang juga mem-perbaiki sifat mekanik baja agar kebih baik.
b.
4.
Cyaniding
Proses ini merupakan proses penjenuhan permukaan baja dengan unsur karbon dan nitrogen, bertujuan
untuk meningkatkan kekerasan, ketahanan gesek dan kelelahan , bila proses ini dilakukan diudara
disebut denagn karbon nitriding.
Macamnya:
a.
b.
c.
d.
e.
5.
Sulphating
perlakuan panas yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan bagian-bagian mesin maupun alat-alat
tertentu dari bahan HSS dengan jalan penjenuhan permukaan sulfur.
C.
1.
Flame hardening
prosesnya dengan pemanasan cepat permukaan baja diatas temperature kritisnya dengan
menggunakan gas oksigen etilen, selanjutnya diikuti dengan pendinginan.
2.
Pemanasan yang digunakan dengan menggunakan arus listrik frekuensi tinggi. Logam yang berbentuk
silindris diletakkan pada indicator ini jadi pemanasan permukaan dipengaruhi frekuensi dan waktu
pemanasan. Pendinginan dengan penyemprotan air setelah proses pemanasan selesai.
4,3%C
: titik eutectoid
18%C
Garis A0
Garis A1
: garis temperature dimana terjadi austenite (gamma) menjadi ferrit dalam pendinginan
Garis A2
Garis A3 : garis temperature dimana terjadi perubahan ferit menjadi austenite(gamma) pada
pemanasan
Garis A
Garis E
Garis B
: garis yang menunjukkan kandungan karbon dari baja transformasi baja hypoeutectoid
Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperature yang berbeda dengan pendinginan lambat.
2. Temperature pembekuan dan daerah daerah pembekuan paduan Fe-C bisa dilakukan pendinginan
lambat
3.
4.
Batas-batas kelarutan atau atau batas kesetimbangan dari unsur karbon fasa tertentu.
5.
Besi merupakan salah satu logam yang memiliki sifat allotropi, sifat allotropi dimiliki besi sendiri ada 3
yaitu:
1.
2.
3.
Transformasi allotropic pada besi, Fe(), Fe() dan Fe() terjadi secara difusi sehingga membutuhkan
waktu tertentu pada temperature konstan Karena reaksi mengeluarkan panas laten.
Fertit :
Larutan padat karbon yang memiliki struktur Kristal BCC(Body Cen-tered Cubic )
o Stabil dibawah suhu 98oC
o Tidak dapat dikeraskan karena kandungan karbonnya sedikit, kandungan karbonya maksimum
0,0255 yaitu pada suhu kritis.
o Lunak liat dan tahan karat
o BHN = 60-100
2.
Austenite:
Larutan padat karbon yang memiliki struktur Kristal FCC (Face Centered Cubic ) sifat- sifat austenite
Cementit :
Senyawa besi dan karbon 6,67% disebut juga karbida besi. Sifat-sifat cementit
oStabil dibawah 150oC
oBHN = 820
oRapuh magnetis
oCampuran sementit dan austenite didebut ledeburit
oCampuran sementit dan pearlite disebut perlit
4.
Martensite :
Larutan padat karbon dan besi terbentuk dari pendinginan yang sangat cepat(quenching ) dari austenite
system Kristal BCT(Body centered tetragonal)
Sifat sifat martensit:
oStabil dibawah suhu 1500oC
oKeras rapuh magnetis
oKandungan karbin > 0,2%
oKonduktor panas dan listrik yang lemah
oBHN = 850 700
5.
Ledeburit:
Disebut juga besi eutectoid dengan kandungan karbon 0,3% terjadi dibawah suhu 723oC
Sifat-sifat ledeburit :
oRapuh
oKeras
oGetas
oBHN :700
6.
Pearlite :
Baja eutectoid yang tersusun atas dua fasa yaitu ferit dan cementit dengan kandungan karbon 0,83%
Sifat-sifat pearlite
oKeras
oTidak tahan karat
oBHN 160-200
7.
Besi Delta
Terjadi pada suhu 1400oC -1500oC, kandungan karbonnya0,1%,
Sifat-sifatnya :
oLunak
oDapat ditempa
8.
Trosslite:
Campuran ferit dan karbida dibentuk pada pemanasan martensit padasuhu 250-400oC atau pendinginan
lambat dari austenite stabil diatas suhu 400oc sifatnya:
oMagnetic
oTidak kuat
oUlet
9.
Karbide:
Campuran metana antara ferrite dan sementil dengan proses pembentukan martesit pada suhu 250oc400oc dengan pendinginan yang lambat sifatnya:
oulet
oSedikit lebih kuat dan lebih keras dari trooslite magnetic
Stabil
pada Ciri-ciri fisik
suhu(oC)
Brinnel
hardness
number
Struktur
Definisi
Austenite
Larutan
padat Pemanasan
Diatas ACm,AC
antara karbon dan diatas
suhu
unsur lain pada kritis
besi dengan kadar
karbo 2%
Lunak
non 170-200
magnetic
dapat ditempa,
ulet
tahan
listrik tegangan
tinggi
Ferrite
Larutan
padat Pendinginan
Dibawah A3
antara karbon dan lambat larutan
unsur
dan
unsur lain
padat
Sementit
Kombinasi
kimai
daei
besi
dan
karbon dari karbida
mengandung 6,67
karbon
Pearlite
Martensit
Larutan
padat
antara karbon dan
unsur lain pada
distorsi
berkisicampuran
yang
tersebar
antara ferit dan
Pendinginan
Dibawah
lambat larutan 723oC
unsur
dan
padat
Dibawah 150
Terbentuk
+/- 400
pada
pendinginan
garis
yang
sangat konstan
pada austenite
diatas
suhu
karbida
kritis
karbon
Trooslite
Larutan
padat
antara karbon dan
unsur lain pada
distorsi
berkisi
campuran
yang
tersebar
antara
ferit dan karbida
Terbentuk
Hingga 500
pada martensit
pada
250400oC
atau
pendinginan
lambat
Sarbite
2.
3.
4.
5.
C.
Ulet
dan 270-300
kenyal sedikit
lebih keras dan
kuat
disbanding
trooslite
magnetik
1. Reaksi peritektit, terjadi pada temperature 1495oC dimana logam cair (liquid) dengan kandungan
0,53% bergabung dengan delta iron () kandungan 0,09% bertranformasi jadi austenite() dengan
kandungan 0,17% delta iron() adalah fasa padat pada temperature tinggi dan kurang berarti untuk
proses perlakuan panas yang berlangsung pada temperature rendah
o liquid (=0,53%) + delta () (C=0,09%) austenit ()(C=0,17%)
2. Reaksi eutektik reaksi ini terjadi pada temperature 1148oC , dlam hal ini logam cair dengan
kandungan 4,3%C membentuk austenite ()dengan 2%C dan senyawa sementit (Fe3C) yang
mengandung 6,67%C
o liquid (C=4,3%) austenite () (C=2,11%) + Fe3C(C6,67%)
3. Reaksi eutectid. Reaksi ini berlangsung pada temperature 723oC, austenite V padat dengan
kandungan 0,8%C menghasilkan ferit () dengan kandungan 0,025%C
o austenite () (C=0,8%) ferrit () (C=0,025%)=Fe3C (C=6,67%)
o reaksi ini merupakan fasa padat yang mempunyai peran cukup penting pada proses perlakun panas
baja karbon
D. Solid Solution
Solid sollution adalah larutan padat yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom yang berkombinasi dalam
satu jenis space lattice.
Solid tidak terjadi pada sutau temperatur tertentu, biasanya pembekuaan terjadi pada suatu range
temperatur tertentu .pembekuan biasanya terjadi bers-amaan dengan penurunan temperatur.
Ada 3 kondisi larutan :
1.
Bila jumlah solute yang terlarut mesih lebih sedikit disbanding solvent pada temperature dan tekanan
tertentu.
2.
Bila solute yang terlarut tepat mencapai batas kelarutan dalam solvent
3.
Bila solute yang terlarut melewati batas kelarutan dalam solvent. Pada temperature dan tekanan
tertentu, larutan ini dalam konsidi tidak setimbang. Dalam waktu lama atau dengan penambahan sedikit
saja energy cenderung akan menjadi stabil dengan terjadinya pengendapan sehingga menjadi larutan
jenuh.
Solid solution ada dua macam yaitu.
1.
Pada larutan ini atom solute akan mengisi tempat atom solvent pada struktur lattice solvent.
2.
Pada larutan ini atom solute yang kecil menyisip dirongga atom pada struktur lattice dari solvent.
Kalau besi dalam keadaan lebar didinginkan mula-mula pada suhu konstan 1530oC akan terbentuk
Kristal besi dengan tata ruang besi , kalau besi telah membeku ini didinginkan terus pada suhu konstan
yaitu 1400oC akan terbentuk Kristal besi berubah menjadi J dengan struktur ruang FCC biladilanjutkan
terjadi perubahan pada temperature konstan yaitu 910oC. Besi J sekarang berubah menjadi J dengan
struktur FCC
Tabel 1.2 pendinginan besi murni
Suhu oC
Bentuk Kristal
Panjang besi
Nama besi
1535-1590
BCC
a=2,93
1390-910
FCC
a=3,65
910-768
BCC
a=2,9
768-suhu ruang
BCC
a=2,87