Anda di halaman 1dari 5

MERGER: BANK PERMATA & BANK ARTAMEDIA, BANK BALI,

BANK PATRIOT, BANK PRIMA EKSPRES, BANK UNIVERSAL


Gambaran Rasio Keuangan Bank Artamedia, Bank Bali, Bank Patriot, Bank Prima Ekspres dan Bank
Universal Sebelum Merger
CAR
NO.

NAMA BANK
1

LDR

LAR

ROA

ROE

BOPO

15,35

957,99

90,55

65,61

58,67

0,98

7,29

92,33

THN 1997

18,34

447,69

81,74

108,47

82,51

1,55

5,79

92,41

THN 1998
THN 1999

( 31,75 )
7,04

( 618,30 )
2840,44

119,29
96,60

46,55
22,34

54,27
21,34

( 41,98 )
( 3,16 )

217,57
( 92,78 )

203,29
111,81

THN 2000

24,13

2439,15

96,06

5,86

5,59

1,11

28,16

92,89

THN 1996
THN 1997
THN 1998

10,32
9,93
( 35,88 )

1147,52
1423,48
( 637,21 )

91,98
93,44
118,61

95,53
79,57
36,69

66,38
54,39
36,36

2,20
0,86
( 27,31 )

20,60
8,86
141,20

87,12
93,84
155,67

THN 1999
THN 2000

( 240,23 )
23,51

( 264,33 )
( 3148,55 )

160,85
103,28

15,65
9,44

20,79
7,85

( 32,60 )
( 9,45 )

52,63
276,96

253,04
209,63

PATRIOT
THN 1996

7,79

1688,45

94,41

78,69

71,79

0,21

3,72

98,89

THN 1997
THN 1998

17,35
14,95

758,55
1785,63

88,35
94,70

76,76
34,15

67,13
35,48

0,49
( 14,38 )

4,24
( 271,18 )

97,78
118.78

THN 1999

( 43,08 )

( 1559,12 )

106,85

17,32

15,91

( 7,35 )

107,24

159,95

THN 2000

( 15,23 )

( 1679,27 )

106,33

34,89

31,78

( 0,98 )

15,43

107,64

BANK
BALI

BANK

BANK
4 PRIMA
EKSPRESS
THN 1996

DTAR

BANK
ARTAMEDIA
THN 1996

DER

8,85

1355,62

93,13

83,44

75,05

2,64

26,96

86,88

THN 1997
THN 1998

( 107,98 )
( 19,43 )

( 215,65 )
( 928,81 )

186,47
112,07

90,51
33,69

78,37
35,68

( 17,41 )

144,32

136,99

THN 1999

( 2,85 )

( 4841,74 )

102,11

32,23

29,30

( 5,99 )

284,02

138,52

THN 2000

( 6,67 )

( 3940,66 )

102,60

34,32

31,65

0,48

( 18,26 )

257,22

THN 1996
THN 1997

5,37
11,13

2029,19
972,58

95,30
90,68

87,23
93,90

79,69
78,49

0,90
0,31

13,48
1,94

94,44
97,96

THN 1998

67,76

86,39

46,35

45,61

65,09

( 68,85 )

( 117,21 )

342,89

THN 1999
THN 2000

3,04
( 4,82 )

4045,44
( 4290,87 )

97,59
102,39

39,16
51,93

33,97
47,35

( 13,27 )
( 0,06 )

( 666,94 )
( 1,21 )

229,29
103,76

BANK
UNIVERSAL

Gambaran dan Analisis Kinerja Keuangan Bank Permata Setelah Merger


Pemerintah akhirnya tiba pada keputusan final untuk melakukan restrukturisasi lima bank
swasta nasional yang bermasalah dengan tujuan untuk menyelamatkan perbankan nasional secara
umum, karena dengan menyelamatkan satu atau dua bank yang bermasalah, maka efek domino
dari kemungkinan adanya likuidasi bank dapat dihindarkan. Restrukturisasi dilakukan dengan
menggabungkan lima bank atau dengan mekanisme merger. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan merger merupakan langkah yang paling dimungkinkan dan biaya yang dibutuhkan
relatif lebih rendah dengan menggunakan recyle bond atas biaya merger tersebut dibandingkan
sejumlah langkah lain yang diusulkan. Pola merger memberikan hasil yang efisien bagi
pemerintah. Pertama, pertimbangan efisiensi biaya kepada pemerintah yang pada gilirannya
untuk membayar pajak. Kedua, efesiensi dikaitkan secara operasional daripada perbankan
Indonesia.
Sebelumnya, kelima bank yang berada dalam penguasaan BPPN sudah diputuskan untuk
segera digabungkan menjadi satu. Kelimanya adalah Bank Artamedia, Bank Bali, Bank Patriot,
Bank Prima Ekspress, dan Bank Universal. Keputusan itu tentu sudah melalui proses
pertimbangan dan pengkajian yang mendalam dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi maupun
nonekonominya. Sebab keputusan yang diambil ini tetap akan melibatkan keuangan negara yang
tidak sedikit, ditengah terbatasnya keuangan negara. Baik untuk menyelamatkan bank maupun
menutup sejumlah bank, pemerintah menghabiskan dana ratusan triliun rupuah. Memang dana
ini tidak semuanya hilang, karena pemerintah meminta jaminan aset dari bank atau pemilik
banknya.
Selain itu, hasil penggabungan dari 5 bank dibawah pengelolaan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) yaitu Bank Artamedia, Bank Bali, Bank Patriot, Bank Prima
Ekspress, dan Bank Universal, dimana Bank Bali telah ditunjuk menjadi Bank Rangka ( Platfrom
Bank ) dan pada tanggal 18 Februari 2002 berganti nama menjadi Bank Permata, sedangkan
keempat bank lainnya sebagai bank yang menggabungkan diri. Terpilihnya Bank Bali yang
bertindak sebagai kerangka merger ini, karena hasil financial dan legal due diligence ( penelitian
mendalam ) menunjukkan jika bank tersebut dipilih menjadi kerangka merger, maka biayanya
paling murah. Hal ini disebabkan, karena Bank Bali dari sisi kekuatan modal dan kinerja
keuangannya lebih baik dibandingkan dengan bank yang lain sehingga dipilih sebagai kerangka
bank dalam proses merger ini.
Berdasarkan data, Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Bali sebesar 25,4 %,
dibandingkan dengan bank yang lain, yaitu Bank Universal yang minus sebesar 16,6 %. Non
Performing Loan (NPL) Bank Bali tercatat 2,95 %, sedangkan Bank Universal 25, 4 %. Namun
Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Universal jauh lebih baik yaitu 57,7 % dibandingkan dengan
LDR Bank Bali 20,5 %. Selain itu, Bank Universal mempunyai keunggulan di bidang SDM,
sedangkan teknologi informasi Bank Bali lebih bagus dibandingkan dengan bank lainnya, maka
keunggulan itu yang dipakai oleh bank hasil merger. Penggabungan / merger 5 bank ini
bertujuan untuk membentuk suatu bank yang memiliki struktur permodalan yang kuat, kondisi
keuangan yang sehat dan berdaya saing tinggi dalam menjalankan fungsi intermediasi, dengan
jaringan layanan yang lebih luas dan produk yang lebih beragam. Untuk melihat kinerja
keuangan Bank Permata sejak 2001- 2005 secara singkat dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :

Gambaran Keuangan Konsolidasi Singkat Bank Permata Tahun 2001 2005


(dalam jutaan rupiah, kecuali disebutkan lain)
Tahun

Pendapatan

Laba/Rugi
Sebelum
Pajak

Pajak

2001

1,730,515

231,248

(7,852)

2002

2,461,333

(847,855)

46,177

2003

3,638,597

542,504

(22,004)

2004

3,500,272

703,181

(72,703)

2005

3,821,859

405,343

(100,979)

Laba
Setelah
Pajak

Total
Aktiva

223,396
(801,678)
564,508
630,478
304,364

Total
Hutang

26,613,635

27,230,467

28,027,532

26,870,280

29,034,831

27,321,264

31,756,642

29,415,739

34,782,459

32,210,427

Modal

(616,832)
1,157,252
1,713,567
2,340,903
2,572,032

Sumber: Laporan Keuangan Bank Permata, 2001-2005, Data Diolah

Tabel dibawah menunjukkan besarnya program rekapitalisasi untuk masing masing


bank, itu artinya pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan dana rekap tidak kurang sebesar
Rp 7,7 triliun dan jika ditambah dengan Rp 4,6 triliun ( rekapitalisasi kedua ), yang meliputi
penggunaan recyle bond Rp 1,8 triliun ditambah dengan fresh capital Rp 2,8 triliun maka biaya
rekap sudah dikeluarkan menjadi Rp 12,3 triliun. Diharapkan rasio kecukupan modal ( capital
adequacy ratio/ CAR ) sebesar 11 % hingga 12 %, dengan total aset sebesar Rp 32 triliun dengan
dana pihak ketiga sebesar Rp 28 triliun. Total kredit bermasalah ( non performing loan/ NPL )
bank sebesar 6 %.
Dengan demikian, Bank Permata sudah dua kali mendapatkan program rekapitalisasi.
Sebenarnya rekapitalisasi kedua bertentangan dengan aturan serta kesepakatan yang tertuang
dalam UU Propenas, yang menyebutkan program rekapitalisasi bank bank hanya dilakukan
satu kali saja. Program rekapitalisasi yang kedua ini dilakukan pemerintah ditujukan untuk
memperbaiki kinerja Bank Permata.
Gambaran Dana Rekapitalisasi Untuk Masing Masing Bank
No

Nama Bank

Dana Rekapitalisasi

1. Bank Artamedia

Rp

130 miliar

2. Bank Bali

Rp

2,34 triliun

3. Bank Patriot

Rp

52 miliar

4. Bank Prima Ekspress

Rp 615,4 miliar

5. Bank Universal

Rp

Total Rekapitulasi
Sumber : Suara Merdeka, 2002

4,586 triliun

Rp 7,7 triliun

AKUISISI: PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK mengakuisisi PT PP


LONDON SUMATRA TBK
Rasio Keuangan
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra,
Tbk.
Rasio

PT. Indofood Sukses

Naik/

Keuan
gan

Makmur, Tbk.
Rata-rata
Rata-rata
Rasio
Rasio
Keuangan
Keuangan
Sebelum
Sesudah
Akuisisi
Akuisisi
Periode
Periode
2005-2006
2008-2009
132,8
102,95
78,5
61,225
1,32
0,95

Turun

CR (%)
QR (%)
TAT
(x)
DAR
(%)
DER
(%)
ROI
(%)
ROE
(%)
EPS

Turun
Turun
Turun

66,59

64,185

Turun

223,17

278,03

Naik

2,47

3,875

Naik

8,135

16,155

Naik

13,085

51,83

Naik

ANALISIS
Dari rasio likuiditas PT.Indofood sukses makmur Tbk yang tercermin dari CR,QR dan rasio aktivitas,
TAT menunjukkan penurunan sesudah akuisisi dibanding sebelum perusahaan melakukan akuisisi. Dapat
dikatakan bahwa kinerja keuangan tidak lebih baik dibandingkan sebelum akuisisi. Dari rasio leverage
PT.Indofood sukses Makmur Tbk yang tercermin dari DAR menunjukkan penurunan sedangkan DER
mengalami peningkatan sesudah melakukan akuisisi. Dari rasio profitabilitas PT.Indofood Sukses
makmur Tbk yang tercermin dari ROI dan ROE menunjukkan peningkatan sesudah akuisisi dibanding
sebelum perusahaan melakukan akuisisi. Dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan lebih baik dibanding
sebelum akuisisi. Dari rasio pasar PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sesudah akuisisi yang tercermin dari
EPS menunjukkan peningkatan. Dari Growth ratio PT.indofood Sukses makmur Tbk sesudah akuisisi
yang tercermin dari penjualan menunjukkan penurunan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa motif
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (pengakuisisi) tidak tercapai karena secara keseluruhan

rasio keuangan yang digunakan menunjukkan lebih banyak mengalami penurunan daripada peningkatan.
Sedangkan motif perusahaan PT.PP London Sumatra, Tbk (yang diakuisisi) tercapai karena secara
keseluruhan rasio yang digunakan menunjukkan lebih banyak mengalami peningkatan daripada
penurunan.

Anda mungkin juga menyukai