Anda di halaman 1dari 19

TUMBUH KEMBANG ANAK

USIA 29 HARI 1 TAHUN

OLEH
Fahriyansyah Furqan
Ulul Azmi
Samsul Munir
Deni Indrawan
Lalu Canang Wibawa
Fania Dyah Utari
Wahyulani Mustika Ningsih
Nimas Punjung Wiresti
Namirah
Susilawati
Ruri Kurnianti
Lale Widya Wati

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM


STIKES YARSI MATARAM
JURUSAN S1 KEPERAWATAN NON REGULER
2013

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kepada Sang Agung, pemilik segala-Nya,
pemilik yang sesungguh-Nya, tiada daya dan kekuatan kecuali datang dari Nya. Tiada kata yang
patut kami ucapkan kecuali syukur Alhamdulillah atas segala curahan rahmat dan hidayah-Nya serta
limpahan kesehatan yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya . Tidak lupa juga kami kirimkan shalawat kepada nabi junjungan kami yang
telah memberikan suatu harta yang tak ternilai harganya bagi umat di dunia ini, semoga kebaikan
senantiasa tercurahkan padanya. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan yang
telah memberikan kontribusinya dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini merupakan suatu bentuk tugas kelompok. Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai Tumbuh Kembang Anak Usia 29 Hari 1 Tahun. Allah SWT menciptakan
manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk ciptaannya, namun bukan berarti dia
sempurna di antara manusia yang lain. Setiap manusia adalah makhluk yang memiliki kekurangan.
Oleh karena itu jika terdapat kesalahan dalam makalah ini , dengan rendah hati kami mohon kritik
dan saran dari para pembaca, guna kesempurnaan tugas di masa yang akan datang.

Mataram, Desember 2013

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................

ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan..................................................................

2.2 Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 29 Hari 1 Tahun............................................

2.3 Masalah Yang Terjadi Dalam Tumbuh Kembang Bayi...................................................

2.4 Perawatan Untuk Masalah Kesehatan Pada Bayi........................................................... 11


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 16
3.2 Saran .............................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 17

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah pertumbuhan
dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi,
artinya saling bergantung satu sama lain.
Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri
sendiri-sendiri; akan tetapi bias dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Dalam hal ini kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan diantaranya tahap secara moral
dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan
tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas maka kita
meguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya dengan
pengaruh yang ditimbulkan.
Tumbuh kembang seorang anak di tahun pertamanya memang sangat menakjubkan.
Bayangkan saja, dari seorang bayi yang tak berdaya ketika lahir, ia akan memiliki sejumlah
kepandaian yg mempesonakan kita, kedua orang tuanya. Awalnya, tubuh bayinya yg mungil
memang hanya mampu menggerakkan kepala, tangan dan kakinya. Pada saat ini, refleks
tubuhnyalah yang bekerja sempurna. Perkembangan bayi memang diawali dengan gerakan
refleks, yaitu gerakan-gerakan yg terjadi secara otomatis, tanpa disadari. Seiring dengan
menghilangnya kemampuan refleks bayi, secara bertahap

kemampuan

motoriknya

berkembang. Agar keterampilan motorik bayi tumbuh dan berkembang optimal, orang tua
perlu memahami tahap-tahap perkembangannya dan memberikan stimuli atau rangsangan yg
tepat sesuai tahap perkembangannya tersebut. Dengan demikian, bila terjadi keterlambatan
atau gangguan pada ketrampilan motorik anak, bisa segera terdeteksi dan dikoreksi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
1.2.2 Bagaimana tahapan tumbuh kembang anak usia 28 hari 1 tahun?
1.2.3 Apa masalah yang terjadi pada tumbuh kembang?
1.2.4 Bagaimana perawatan untuk masalah kesehatan pada tumbuh kembang bayi?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Menjelaskan diefinisi dari pertumbuhan dan perkembangan.
1

1.3.2
1.3.3
1.3.4

Menjelaskan tahapan tumbuh kembang anak usia 28 hari 1 tahun.


Menjelaskan tentang masalah kesehatan yang terjadi pada tumbuh kembang.
Menjelaskan perawatan untuk masalah kesehatan pada tumbuh kembang bayi

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


2.1.1 Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh
bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein
baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur, dan
keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
2.1.2 Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-angsur
dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa
perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan
sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun
bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka
keseluruhan.

2.2 Tahapan Tumbuh Kembang Anak Usia 29 Hari 1 Tahun


Merupakan peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada
anak, baik terjadi percepatan maupun perlambatan yang saling berhubungan antara satu organ

dengan organ yang lain. Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua,
yaitu :
Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terbagi atas :
Masa Pranatal mulai masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu), masa fetus (9 minggu
sampai lahir),
Masa Pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1 tahun), masa
anak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-6 tahun).
Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas
Masa Sekolah (6-12 tahun)
Masa Remaja (12-18 tahun)
2.2.1 Masa Bayi / (29 hari - 1 tahun)

Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu :
Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan perubahan berat
badan. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000
g/bulan. Pertumbuhan tinggi badan agak stabil, tidak mengalami kecepatan dalam
pertumbuhan tinggi badan.
Usia 4-8 bulan, pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan berat benda
pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat benda adalah 500-600 g/bulan, apabila
mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan tidak
mengalami kecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan umur.
Usia 8-12 bulan, pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai tiga kali
berat badan lahir, pertambahan berat badan perbulan sekitar 350-450 gram pada
usia 7-9 bulan, 250-350 gram pada usia 10-12 bulan, bila memperoleh gizi baik.
Pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia 1
tahun, pertambahan tinggi badan masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.

2.2.2 Tumbuh kembang yang dimulai pada usia 5 bulan baik motorik, verbal, dan
sosial diantaranya:
1. Perkembangan Motorik Kasar
a. Bila bayi mengamati sesuatu pada satu sisi, ia akan memiringkan kepala dan
badan sehingga membuatnya terguling. Karena itu, hati-hati jika menaruh bayi,
perhatikan sekelilingnya, apakah cukup aman dan tidak berisiko membuatnya
terjatuh.
b. Kepalanya sudah bergerak-gerak dengan aktif jika ditelungkupkan. Ia pun
mulai bisa bertopang tegak pada kedua lengannya (dengan ujung-ujung jari

kaki menahan pada alas). Dalam posisi telungkup pun ia mudah untuk bergerak
memutar.
c. Ketika dari posisi telentang, kedua tangannya ditarik, kedua lengannya akan
melengkung dan kepala bayi menunduk ke depan sehingga dagu menyentuh
dada. Ketegangan otot perut dan pangkal paha juga menyebabkan pinggul
tertekuk. Bayi pun dapat duduk dengan dibantu.
d. Kalau bayi diberdirikan dengan memegang kedua ketiaknya, tampak kedua
kaki bayi bisa tegak. Bertumpu pada kedua kaki dengan posisi seimbang bisa
2.

dilakukan dalam hitungan 1-2 detik.


Perkembangan Motorik Halus
a. Bayi sudah mencoba meraih mainan yang digerak-gerakkan di depan
pandangannya atau yang ditaruh di dadanya.
b. Telapak tangannya sudah membuka sehingga orangtua bisa memegang kedua
tangannya dan membantu si kecil untuk bertepuk tangan.
c. Sudah bisa memerhatikan suatu objek yang berjarak.
d. Perkembangan Sosial-Emosi
e. Bayi mulai memunculkan berbagai suara sebagai ekpresi rasa senang atau tidak
senang ketimbang menangis.
f. Dapat memberi respons dengan mengoceh atau tersenyum pada orang dewasa
yang mengajaknya bercanda.
g. Bisa membedakan wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara ramah maupun
yang menunjukkan amarah. Respons yang diberikan berbeda terhadap apa yang
dilihat. Maka itu, seringlah memberikan senyuman serta suara riang gembira
pada bayi.
h. Dapat menikmati permainan, baik bermain sendiri dengan suatu objek atau
bermain sosial semisal bermain cermin. Ia akan tersenyum ketika melihat
bayangannya di cermin.
i. Mengulurkan tangan minta digendong ibu atau orang yang sudah dikenalnya.
j. Jika ada bayi lain, biasanya ia memberikan respons untuk menarik perhatian.
Seperti dengan menendang-nendangkan kaki, tertawa, main ludah atau

3.

melambungkan badannya ke atas-ke bawah.


Perkembangan Kognitif
a. Dapat bereksplorasi sensori dengan menggunakan tangan dan mulut. Lantaran
itu, ia memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut. Bisa meraih suatu objek
dengan sengaja.
b. Seringkali terlihat memainkan tangan, kaki serta jemarinya sambil mengamati
dengan penuh perhatian.

c. Mulai memahami air muka dan nada suara orang dan serta dapat memerhatikan
dan menafsirkan perilaku orang yang senang, marah, dan lainnya. Bayi pun
akan memberi respons dengan menunjukkan wajah ketakutan, keheranan atau
4.

lainnya.
Perkembangan Bahasa
a. Bisa berteriak-teriak ketika ditinggal sendirian atau tak ada orang di dekatnya.
b. Mengoceh dan menyuarakan suara-suara seperti aaah, ee, atau oy.
c. Jika diajak bercanda bisa mengungkapkan rasa senang dan gembiranya dengan
tertawa.
d. Mulai memberi respons dengan mendengar dan memerhatikan suara musik
yang diperdengarkan, adakalanya dengan mendekut.
e. Orangtua bisa mestimulasi dengan memperdengarkan kata-kata yang familiar

5.

(sudah dikenalnya). Bayi akan mencoba-coba untuk menirukan suara-suara itu.


Ukuran Tubuh
Berat badan sekitar 5,3-7,3 kg, panjang badan 59,8 -65,9 cm, dan lingkar kepala
39-45 cm.

2.3 Masalah Yang Terjadi Dalam Tumbuh Kembang Bayi


Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau
dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18 tahun sedang
menurut Undang-undang Kesejahteraan Anak RI No. 4 Tahun 1979 sampai dengan usia 21
tahun sebelum menikah. Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang perlu dijadikan acuan
dalam pendeteksian di antaranya :
10 % anak akan mencapai kemampuan pada usia dini
50 % anak akan mencapai kemampuan kemudian
75 % anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian
90 % anak akan sudah harus dapat mencapai kemampuan pada batas usia paling lambat

masih dalam batas normal, dan


10 % anak dimasukkan dalam katagori terlambat apabila belum bisa mencapai
kemampuannya.
Secara umum terdapat beberapa ciri anak yang memiliki kelainan dan perlu

pendeteksian di antaranya apabila pada usia 1-1,5 bulan bisa tersenyum secara spontan, anak
usia 3 bulan masih menggenggam dan belum bersuara, usia 4-5 bulan belum tengkurap
dengan kepala diangkat, pada usia 7-8 bulan anak belum bisa didudukkan tanpa bantuan,
pada usia 12 bulan belum bisa menjimpit, pada usia 15 bulan belum berjalan, pada usia 15
bulan anak belum mampu mengucapkan -5 kata, pada usia 2 tahun anak belum bisa menyebut
nama sendiri, pada usia 30 bulan anak belum bisa menggambar, pada usia 3 tahun anak belum
bisa berpakaian, pada usia 3,5 tahun anak belum bisa mengenal warna, pada usia 4 tahun anak
6

belum bisa menggambar orang 3 bagian dan pada usia 4,5 tahun anak belum bisa bercerita,
maka perilaku di atas perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal berbagai masalah yang
berhubungan dengan tumbuh kembang anak di antaranya:
2.3.1 Gagal tumbuh (Failure to Thrive)
Merupakan kegagalan untuk tumbuh di mana sebenarnya anak tersebut lahir
dengan cukup bulan, akan tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya
mengalami

kegagalan

pertumbuhan

fisik

dengan

malnutrisi

dan

retardasi

perkembangan social atau motorik. Factor yang mempengaruhi terjadinya gagal


tumbuh adalah gangguan psikososial di mana anak tidak mendapatkan kasih sayang
dari orang tua sehingga banyak dijumpai pada panti-panti. Cirri gagal tumbuh yang
lain adalah secara organic tidak ditemukan adanya kelainan dan secara anamnesa anak
ditelantarkan dalam perawatannya.
2.3.2 Gangguan makan
Gangguan makan pada anak seringkali dijumpai pada masyarakat awam yang
belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan memahami
pentingnya nutrisi pada anak, gangguan makan pada anak yang sering kita temukan
seperti penolakan makan, pika, gangguan regurgitasi pada masa bayi, anoreksia
nervosa, dan bulimia.
Penolakan makan merupakan gangguan makan pada anak yang dapat
diakibatkan beberapa factor di antaranya anak tidak menyukai terhadap
pemberian secara memaksa dalam makan atau tidak menyukai cara
pemberiannya atau tidak menarik perhatian pada anak, kemudian orang tua
atau pengasuh tidak sabar dalam memberikan makan atau dalam hal ini orang
tua atau pengasuhnya terlalu merasa khawatir atau kecemasan kalau anak tidak
makan maka anaknya akan mengalami kekurangan gizi sehingga kadangkadang selalu disiapkan makan yang bergizi tanpa memperdulikan selera pada
anak atau kesukaan anak. Factor cara pemberian makan pada anak adalah salah
satu bagian penting dari factor pengaruh gangguan makan pada anak, artinya
cara pemberian ini yang sering kali menyebabkan gangguan makan seperti
adanya paksaan dalam memberikan makan, suasana yang tegang, dan lain-lain.
Pika merupakan keadaan anak berulang kali makan yang tidak bergizi seperti
kapur tembok yang terkupas, kertas, kotoran yang dipungut dari lantai,
kancing, rambut, mainan, dan lain-lain. Pika ini dapat menimbulkan anemia

atau keracunan apabila yang dimakan mengandung zat yang dapat memberikan

dampak keracunan seperti zat timah dan lain-lain.


Terjadinya regurgitasi atau mengeluarkan kembali makanan kedalam mulut
tanpa disertai perasaan mual atau gangguan gastrointestinal, dengan ditandai
mengejan, punggung melengkung ke belakang, mulutnya terbuka, kepalanya
menengadah dan disertai gerakan-gerakan menghisap, kondisi demikian
apabila terlalu banyak makanan yang dimuntahkan maka akan terjadi

kehilangan berat badan sehingga dapat menimbulkan malnutrisi


Anoraksia nervosa dan bulimia merupakan gangguan makan yang sering
dijumpai pada anak remaja wanita yang ditandai adanya penurunan berat badan
secara disengaja atau gangguan psikologis yang spesifik, kondisi demikian
merupakan salah satu penyebab gangguan makan pada anak.
2.3.3 Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan gangguan yang dialami anak selama tidur,
gangguan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak apabila
gangguan ini berlangsung lama dan terus-menerus. Gangguan tidur dalam hal ini
adalah gangguan tidur terror dan gangguan tidur berjalan (somnambulisme).
Gangguan tidur terror ditandai dengan anak kadang-kadang sering menangis pada
tengah malam, menjerit, merintih, dan lain-lain. Kadang-kadang hal tersebut tidak
akan menjadi masalah, akan tetapi hal tersebut bila berlangsung terus akan
mengganggu tugas-tugas perkembangan anak. Gangguan tidur di atas yang dapat
menyebabkan gangguan dalam tumbuh kembang adalah gangguan tidur dari tempat
tidur dan berjalan sewaktu tidur, kondisi tersebut kadang-kadang kita jumpai pada
anak, hal tersebut apabila berlangsung lama maka mempengaruhi perkembangan pada
anak.
2.3.4 Enuergensi fungsion
Merupakan gangguan dalam pengeluaran urine yang involunter pada waktu
siang atau malam hari pada anak yang berumur lebih empat tahun tanpa adanya
kelainan fisik maupun penyakit organic. Kondisi ini terdapat pada anak umur empat
tahun ke atas mengingat pada umur tersebut kondisi sfingter eksterna vesika urinaria
sudah mampu dikontrol akan tetapi pada usia demikian tetap belum bias, hal tersebut
dapat disebabkan beberapa factor di antaranya kegagalan dalam toilet training pada
anak dan adanya negative reinforcement (pemberian hukuman lebih ditekankan dari
pada pujian) sehingga terjadi kegagalan dalam proses berkemih sehingga dapat terjadi

enuresis fungsional. Keadaan demikian apabila berlangsung lama dan panjang maka
akan mengganggu tugas dalam perkembangan anak.
2.3.5 Enkopresis fungsional
merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang tidak terkontrol pada anak
yang terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya konstipasi atau tanpa adanya
penyebab organic pada anak yang berumur lebih dari empat tahun. Kondisi demikian
dapat disebabkan karena kondisi psikologis pada anak sehingga menyebabkan
kegagalan dalam melakukan buang air besar. Kondisi tersebut apabila dibiarkan terlalu
lama dapat mengganggu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
2.3.6 Gagap
Merupakan gangguan dalam arus bicara pada anak yang ditandai dengan
adanya pengulangan suara, suku kata atau terjadi bloking dalam bicara. Gagap ini
dapat terjadi disebabkan karena factor psikologis anak atau juga disebabkan oleh
kelainan neurologis yaitu gangguan dalam dominasi serebral. Kondisi tersebut apabila
berlangsung lama pada masa pra sekolah dapat menyebabkan gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan.
2.3.7 Mutisme efektif
Merupakan gangguan bicara pada anak yang ditandai dengan menolak untuk
berbicara pada situasi social seperti di sekolah ataupun di tempat-tempat umum.
Keadaan demikian disebabkan oleh gangguan psikologis pada anak. Beberapa ahli
mengatakan bahwa mutisme efektif digunakan anak dalam rangka mengurangi
perasaan takut, tetapi ada juga yang digunakan sebagai penarik perhatian agar selalu
diperhatikan.
2.3.8 Gangguan perkembangan spesifik
Gangguan perkembangan spesifik pada anak tersebut dapat meliputi gangguan
perkembangan membaca dan menulis, gangguan perkembangan berhitung, gangguan
perkembangan

berbahasa,

gangguan

perkembangan

artikulasi,

gangguan

perkembangan motorik yang spesifik.


2.3.9 Reterdasi mental
Merupakan gangguan dalam perkembangan dimana terjadi gangguan dalam
fungsi intelektual yang sub normal adanya perilaku adaptif social dan timbul pada
masa perkembangan yaitu di bawah umur 18 tahun. Terjadinya retardasi mental dapat
disebabkan beberapa factor, diantaranya factor genetic atau juga kelainan dalam
kromosom, factor ibu selama hamil dimana terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit
pada ibu seperti rubella, atau adanya virus lain atau juga factor setelah lahir dimana

dapat terjadi kerusakan otak apabila terjadi infeksi seperti meningistis, ensefalitis, dan
lain-lain.
2.3.10

Autism
Autism atau dikenal dengan sindrom keanner dengan memiliki gejala tidak
mampu bersosialisasi, mengalami kesulitan menggunakan bahasa, berperilaku
berulang-ulang, serta bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan sekitarnya. Dengan
kata lain, pada anak autism dapat terjadi kelainan emosi, intelektual, dan kemauan
atau gangguan pervasive. Dapat secara singkat dikatakan bahwa autism merupakan
suatu keadaan anak dapat berbuat semaunya sendiri baik secara berfikir atau

2.3.11

berperilaku.
Penganiayaan dan pengabaian anak
Merupakan tindakan yang disengaja yang dapat menimbulkan sakit, secara
fisik atau emosional pada anak atau resiko terhadap sakit atau cedera. Terdapat empat
jenis penganiayaan pada anak di antaranya penganiayaan secara fisik, penganiayaan
emosional, penganiayaan seksual dan pengabaian. Kesemuanya dapat dipicu oleh
lingkungan yang ada di sekitar anak. Gejala dari jenis penganiayaan tersebut adalah
apabila jenis penganiayaan fisik maka dapat terjadi cedera, apabila penganiayaan
jenis emosional dapat terjadi keguncangan pada jiwa anak dan juga dapat
menimbulkan kekacauan mental, kemudian penganiayaan seksual terjadi iritasi atau
leserasi pada genital eksterna, infaksi saluran kemih atau penyakit genital, serta
adanya kehamilan dan gejala pada pengabaian adalah kurangnya perawatan pada diri
anak dapat terjadi kegagalan untuk tumbuh, keterlambatan perkembangan, gangguan
makan, kurang perawatan diri, dan lain-lain.

2.4 Perawatan Untuk Masalah Kesehatan Pada Bayi


Dengan kompleknya permasalah pada usia bayi maka banyak hal perlu dilakukan oleh
ibu untuk melakukan mengatasi permalahan yang komplek pada bayi terbut diantaranya ialah:
2.4.1 Pengenalan
Tidak benar kalau dikatakan bahwa bayi-bayi masih buta dan tuli ketika lahir.
Bayi-bayi baru lahir akan memusatkan perhatian pada wajah salah satu orang tua dan
mengikutinya dengan mata mereka. Bahkan di meja persalinan, mereka akan
memusatkan perhatian pada ibu mereka, dan akan lebih suka melihat gambar wajah
normal daripada gambaran dimana ciri-cirinya telah diacak. Suara-suara keras akan
mengakibatkan bayi baru lahir terkejut atau gemetar, dan mereka akan menanggapi
bunyi suara yang lembut dan tinggi. Menginjak umur 4 minggu, bayi mungkin sudah
10

dapat menunjukkan dengan tingkah laku mereka bahwa mereka mengenali ayah
dan ibunya.
2.4.2 Refleks
Bayi baru lahir memiliki variasi refleks yang luar biasa untuk diuji. Bila anda
menyentuh pipi atau kulit di sekitar mulut, bayi baru lahir akan membuka mulutnya
dan beralih ke jari anda, mencari-cari puting untuk dihisap. Bila anda menyentuh kaki
atau tangan, bayi akan berusaha menggenggam, dan jangan terkejut mungkin
sangat kuat. Salah satu refleks paling populer adalah refleks Moro. Ketika kepala
seorang bayi terlempar ke belakang atau ia terkejut, ia akan merentangkan kaki dan
tangannya, memanjangkan lehernya, dan berteriak sebentar. Lalu ia akan mengatupngatupkan lengannya dengan cepat, seolah-olah hendak memeluk batang pohon atau
ibunya. Mudah meyakini bahwa refleks ini berkembang untuk membantu mencegah
bayi agar tidak jatuh. Gerakan lain yang menakjubkan adalah refleks berjalan: bila
anda menurunkan kedua kaki seorang bayi kecil dan mengijinkan satu kaki menyentuh
tempat tidur, ia akan mengangkat kaki itu dan menurunkan yang satunya, dan
seterusnya, dalam gerakan berjalan. Refleks ini akan hilang seluruhnya belakangan,
dan tidak berhubungan dengan proses belajar berjalan.
2.4.3 Gizi dan Pemberian Makan
Keputusan dalam memilih untuk menyusui bayi dengan ASI atau botol sangat
penting, dan idealnya harus dibuat oleh kedua orang tua bersama-sama. Sukses pilihan
mereka akan tergantung pada keadaan saling mendukung. Sangat dinganjurkan kepada
ibu untuk menyusui bayi dengan ASI. Jika tidak mungkin untuk mempertahankan
menyusui, susu apapun yang bisa disediakan ibu masih lebih baik daripada tidak ada
sama sekali. Susu ibu lebih mudah dicerna daripada sumber makanan lain manapun,
dan mengandung semua gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan normal selama 6
bulan. Susu ibu juga mengandung faktor kekebalan yang tidak ditemukan di susu
formula dan dapat menolong melindungi bayi dari infeksi dan hal ini juga
menciptakan kondisi yang menguntungkan di dalam saluran pencernaan bayi. Lebih
jauh lagi, menyusui juga memberikan suasana istimewa untuk

komunikasi

ibu dan anak. Di sisi lain, ada banyak keadaan yang bisa membuat menyusui tidak
praktis atau tidak dianjurkan, misalnya penyakit ibu atau bayi. Ibu-ibu yang tidak bisa
menyusui tidak boleh merasa tidak cakap atau bersalah. Jutaan bayi yang telah
dibesarkan dengan susu formula sudah tumbuh menjadi orang dewasa yang benar11

benar sehat dan menyesuaikan diri dengan baik. Susu formula bayi standar hampir
sama baiknya dari segi gizi. Susu formula yang telah dikemas lebih dulu lebih mahal
daripada susu formula bubuk atau terkonsentrasi, tetapi yang terakhir mempunyai
resiko kehilangan zat gizi bila tidak dicampur dengan hati-hati. Ingatlah untuk selalu
memasak air yang anda gunakan sampai mendidih sebelum dicampur dengan susu
bubuk atau padat. Susu sapi tidak bisa dicerna oleh sistem pencernaan kebanyakan
bayi yang belum matang, dan hal ini bisa memicu alergi terhadap susu. Bayi-bayi
harus disusui pada 6-12 jam pertama hidupnya, ketika gula dalam cairan ASI yang
disebut kolostrum (atau segelas air gula) bisa memulihkan mereka dari stres akibat
kelahiran. Butuh 3-5 hari bagi susu normal untuk menggantikan kolostrum. Selama
minggu-minggu pertama, kebutuhan gizi akan meningkat secara bertahap. Bayi-bayi
akan mengisyaratkan rasa lapar mereka dengan menangis. Kebanyakan bayi biasanya
meminta makan setiap 2-3 jam pada usia ini, dan memerlukan sekitar 10 menit untuk
mengosongkan 80 persen susu dalam satu payudara. Mereka bisa terus mengisap
payudara kering sama seperti bayi yang disusui botol mengisap dot. Karena gizi dan
pelukan sama dengan kasih sayang bagi seorang bayi, para ayah harus memiliki
kesempatan sebanyak mungkin untuk berbagi dalam memberikan keduanya.
Penurunan berat badan selama minggu pertama adalah normal dan hal ini disebabkan
karena bayi kehilangan cairan berlebih yang terkumpul di rahim. Setelah 5-7 hari,
kebanyakan bayi akan mulai memperoleh kenaikan berat badan secara bertahap. Bayibayi yang disusui dengan botol cenderung mulai memperoleh berat badan dengan
segera, dan orangtua harus hati-hati untuk tidak memberi makan mereka lebih dari
keinginan mereka untuk menghindari kegemukan. Cobalah mengatasi insting yang
mendorong bayi menghabiskan sebotol susu. Susu formula bisa disimpan di lemari es
dengan aman selama paling sedikit 24 jam. Tidaklah perlu untuk memberi bayi
suplemen vitamin, apakah mereka minum ASI atau susu formula. Susu ibu
mengandung banyak

persediaan vitamin bila wanita yang

memberikannya

mengkonsumsi diet yang seimbang dengan banyak buah atau jus buah dan sayuran.
Kandungan vitamin dari formula yang telah disiapkan dikontrol dengan hati-hati untuk
mencukupi kebutuhan bayi. Memberi vitamin pelengkap bahkan bisa berbahaya; telah
ada laporan-laporan tersendiri tentang reaksi racun terhadap vitamin A dan D pada
bayi-bayi yang diberi jumlah berlebihan. Tidak perlu juga untuk memberi bayi air,

12

kecuali jika mereka tampak haus pada hari yang amat panas. Baik susu formula
maupun susu ibu mengandung air sebanyak yang diperlukan bayi, dan air tambahan
bisa menghilangkan nafsu makan mereka untuk cairan makanan. Begitu proses
menyusui telah mantap, memberikan formula pelengkap dalam botol adalah aman jika
anda menginginkannya, untuk kenyamanan anda atau untuk memastikan bahwa bayi
bersedia menerima botol ketika anda tidak bisa menyusui. Namun, formula tambahan
ini sebenarnya tidak perlu. Tujuan yang sama bisa dipenuhi dengan cara memberi susu
ibu yang sudah dikeluarkan dalam botol. Pemberian susu dengan botol, baik memakai
susu ibu maupun susu formula, memberi sang ayah kesempatan untuk memiliki
pengalaman penting memberi makan bayi.
Bayi-bayi perlu dibuat bersendawa, karena udara yang masuk bersama
makanan mereka bisa menciptakan perasaan kenyang yang palsu dan bisa pula
menyebabkan sakit kram perut. Bayi-bayi yang disusui dengan botol harus disusui
dengan posisi botol terangkat dengan dotnya ke bawah, sehingga mereka akan selalu
mendapat susu dan bukan udara dari dot. Untuk mengurangi gumoh setelah makan,
miringkan bayi pada sudut 30 derajat selama beberapa menit sebelum bersendawa.
Dengan begitu, susu akan menetap dan udara bisa keluar.
2.4.4 Pembuangan Sisa Makanan
Banyak bayi tegang setiap kali membuang kotoran, karena mereka tidak bisa
hanya menggunakan otot-otot pembuangan. Mereka menggunakan seluruh otot atau
tidak sama sekali. Hal ini akan berubah ketika bayi mulai mengembangkan lebih
banyak kontrol. Banyak bayi baru lahir, terutama mereka yang disusui ibunya,
mengeluarkan kotoran berwarna kehijauan atau kekuningan sampai mereka disapih.
Tinja bayi yang disusui dengan botol akan mulai tampak lebih normal dalam beberapa
hari. Diare sungguhan atau sembelit jarang terjadi; bayi-bayi yang disusui ibunya
diyakini terutama bebas dari masalah-masalah yang berhubungan dengan tinja mereka.
Empat sampai enam tinja sehari tidak aneh dalam bulan pertama; beberapa bayi
mengeluarkannya setiap habis makan.
Dua masalah kesehatan yang nyata pada masa ini adalah infeksi dan alergi usus
serta lambung. Ketika tinja sangat sering, berair (tidak hanya lembek), berbau tidak
enak, dan hijau, hubungi dokter. Darah dan lendir pada tinja adalah tanda-tanda lebih
jauh kemungkinan masalah, terutama jika darah itu hitam kemerahan.
2.4.5 Tidur

13

Bayi-bayi baru lahir mungkin tampaknya tidur hampir sepanjang waktu, tetapi
penelitian terakhir menunjukkan bahwa sejak awal mula beberapa bayi tidur hanya 12
jam per hari. Mata mereka mungkin menutup hampir setiap waktu, tetapi para bayi
seringkali menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka.

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur, dan keseimbangan
metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan Perkembangan
(development), adalah perubahan secara berangsur-angsur.
3.1.2 Pada masa bayi, tahap tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu:
Usia 1-4 bulan, Usia 4-8 bulan, Usia 8-12 bulan.
3.1.3 Maslah utama pada anak pada usia 29 1 tahun adalah gangguan makan dan
gangguan pada waktu tidur.
3.2 Saran
3.2.1 Sebenarnya yang menjadi ujung tombak permasalah dalam proses tumbuh kembang
ialah peran serta orang tua yang memahami kebutuhan dasar bayi.
3.2.2 Diharapkan masyarakat dapat mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan masa
konsepsi sampai remaja.

15

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Reni, Hawadi (2006). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Grasindo
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika
http://semi-yanto.blogspot.com/2011/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-manusia.html
http://hafikoandresni005.blogspot.com/2013/05/makalah-tumbuh-kembang-anak.html

16

Anda mungkin juga menyukai