Anda di halaman 1dari 3

THE RE-EMERGENCE OF THE PUBLIC ACCOUNTING PROFESSION IN CHINA :

A HEGEMONIC ANALYSIS
Helen Yee
School of Accounting, Economic & Finance, Deakin University, Geelong, Vic. 3217, Australia
Received 31 March 2005; received in revised form 7 May 2006; accepted 20 March 2007

Summary :
Jurnal ini berisi tentang pengaruh adanya munculnya kembali profesi akuntan public di
China. Hal ini berkaitan dengan pengaruh politik dan pengaruh ideologi terhadap munculnya
kembali profesi akuntan publik di Cina pada 1980-an. Sekaligus dijelaskan pentingnya politik
dan ideology dalam pengembangan profesi akuntansi di Negara Cina. Dalam artikel ini
menjelaskan desain / metodologi / pendekatan penelitian yang digunakan sebelumnya mengenai
hubungan antara profesi akuntansi, ideologi negara dan politik, yaitu menggunakan konsep
Gramsci hegemoni untuk memeriksa lingkungan sosial dan budaya Cina. Tempat pengembangan
profesi akuntansi dalam konteks ini dengan referensi khusus untuk perkembangan sejarah setelah
revolusi kebudayaan, modernisasi terencana tahun 1980-an dan undang-undang terkait. Temuan
- Sejarah dominasi oleh pemerintah di Cina, diperkuat oleh ideologi Konfusianisme dan
penggunaan bahasa, memungkinkan untuk menggunakan akuntan Cina untuk menerapkan
agenda bagi perekonomian. Untungnya Akuntan merespon positif kepemimpinan negara. Hal ini
sangat kontras dengan ekonomi Barat di mana akuntan mengorganisir diri ke dalam asosiasi
professional.
Konsep kapitalisme egois bergabung dengan beberapa tradisi Cina. Reformasi ekonomi
China tidak hanya membawa banyak perubahan dalam standar hidup bagi orang-orang, tetapi
juga mengubah nilai-nilai sosial dan kebajikan dari Cina. Akuntan profesional di Cina sedang
menghadapi dilema etika karena pengaruh kuat dari pepatah untuk mengejar laba yang dapat
dianggap sebagai bentuk kapitalisme kepentingan sendiri. Karena prinsip timbal balik, seseorang
diharapkan untuk memberikan nikmat atau hadiah sebagai imbalan atas dukungan. Untungnya,
Republik Cina mengalami perubahan dari perekonomian terencana secara terpusat menjadi
perekonomian yang lebih berorientasi pasar. Di Republik Cina, standar akuntansinya didasarkan
pada IAS/IFRS karena cina berharap dapat melakukan komunikasi dengan lebih baik kepada
investor asing yang sangat penting bagi rencana pembagunan ekonominya. Dengan ikut turunnya
pemerintah dalam mengatur aturan tentang profesi akuntan public di Cina, membuktikan bahwa
ada keterkaitan antara profesi akuntan public dengan politik serta ideology yang ada di Cina.

Relevansi jurnal dengan Akuntansi di China :


Jika disesuaikan dengan materi yang dibahas kemarin tentang akuntansi komparatif II : Amerika
dan Asia, jurnal atau artikel ini tentunya juga memiliki hubungan yang terkait. Di dalam jurnal
memjelaskan bagaimana pengaruh politik dan ideology terhadap munculnya kembali profesi
akuntan publik di Cina yang mana Negara Cina merupakan salah satu Negara yang menjadi
acuan dalam komparatif sistem akuntansi termasuk di wilayah Asia. Negara China merupakan
negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dan perekonomiannya berubah dari
perekonomian terpusat menjadi market-oriented. Pada akhir tahun 1970-an, pemimpin Cina
mulai menggerakkan ekonomi dari program terpusat gaya Soviet menuju sistem yang lebih
berorientasi pasar namun masih dalam kendali partai komunis. Sehingga ekonomi Cina saat ini
digambarkan sebagai ekonomi hibrid, di mana negara mengontrol komoditas dan industri
strategis, sementara industri lainnya, seperti perdagangan dan sektor swasta, ditumbuhkan
dengan sistem berorientasi pasar. Pada tahun 1992, Departemen Keuangan mengeluarkan
Accounting Standards for Business Enterprises (ASBE). ASBE adalah sebuah konsep kerangka
kerja yang dirancang untuk menuntun perkembangan standar baru akuntansi yang ada yang pada
akhirnya menyeragamkan praktik do mestik dan menyeragamkan praktik akuntansi Cina fengan
praktik internasional. Pada akhirnya, tahun 2006 susunan baru ASBE dikeluarkan, dan ASBE ini
menyajikan ketentuan standar akuntansi Cina yang pada hakikatnya sejalan dengan IFRS.
Sekarang ini, Reformasi ekonomi yang dilakukan akhir-akhir ini mencakup privatisasi termasuk
pengalihan perusahaan milik Negara menjadi perusahaan perseroan yagn mengeluarkan saham.
Aturan akuntansi yang baru telah dikembangkan bagi perusahaan-perusahaan yang baru
diprivatisasikan dan perusahaan-perusahaan independent dengan kewajiban terbatas, serta badan
usaha milik asing seperti perusahaan patungan. Peranan pemerintah telah mengubah dari
mengelola baik makro maupun mikro ekonomi menjadi hanya mengelola tingkat makro saja.
Republik cina sedang mengambil jalan tengah dengan bergerak menuju ekonomi pasar sosialis,
yaitu perekonomian terpusat dengan adaptasi pasar. Cina juga merupakan salah satu begara yang
berpenduduk terbanyak di dunia, sehingga perkembangan akuntansinya merupakan bagian yang
penting dari perubahan struktural yang terjadi di perekonomian Cina. Di Republik Cina, standar
akuntansinya didasarkan pada IAS/IFRS karena cina berharap dapat melakukan komunikasi
dengan lebih baik kepada investor asing yang sangat penting bagi rencana pembagunan
ekonominya.

AKUNTANSI INTERNASIOANAL
(TUGAS INDIVIDU)

Oleh :
Marisa Sovia.R

115020301111026

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013 2014

Anda mungkin juga menyukai