Anda di halaman 1dari 13

Pendekatan Teoritis dan Pokok-pokok Pengertian

Komunikasi Politik
Posted by http://teorikomunikasi.vivinblog.info/
Komunikasi Politik

Kajian komunikasi politik bersifat spesifik, karena materi bahasan terarah kepada topik
tertentu yaitu politik dan aspek-aspek yang tercakup di dalamnya.

Secara filosofis kajian komunikasi politik adalah hakikat kehidupan manusia untuk
mempertahankan hidup dalam lingkup berbangsa dan bernegara.

Setiap negara akan selalu berorientasi kepada fungsi primer negara yaitu tujuan negara.
Tujuan ini dapat dicapai apabila terwujud sifat-sifat integratif dari semua unsur penghuni
negara.

Dalam kenyataan empiris pengaturan hak-hak berkomunikasi tidak dapat


digeneralisasikan ke dalam satu pola sistem. Dalam kenyataan terdapat empat macam
sistem komunikasi politik, yaitu: sistem otoriter, sistem liberal, sistem komunis dan
konsep tanggung jawab sosial.

Pada dasarnya keempat sistem tersebut dapat dikualifikasikan ke dalam dua polar, yaitu:
polar totaliter dan polar demokrasi.

Unsur-unsur komunikasi yang sangat menentukan berhasil tidaknya proses komunikasi


yaitu unsur komunikator karena komunikator dapat mewarnai atau mengubah arah tujuan
komunikasi.

Sumber komunikasi dapat berupa ideologi, paham, pola keyakinan, dapat pula berupa
seperangkat norma-norma dan dokumen-dokumen yang tersimpan rapi. Atau dapat pula
berasal dari kitab suci para pemeluk agama.
Objek Kajian Komunikasi Politik: Perilaku Penguasa, Pola Keyakinan dan Pendapat
Umum (Public Opinion)

Sikap perilaku penguasa (elit berkuasa) memberi dampak cukup berarti terhadap lalu
lintas transformasi pesan-pesan komunikasi baik yang berada dalam struktur formal,
maupun yang berkembang dalam masyarakat.

Elit politik berada dalam struktur kekuasaan dan elit masyarakat. Sebagai elit berkuasa ia
mampu mengendalikan dan menjalankan kontrol politik, sekaligus mengendalikan
sumber-sumber komunikasi.

Kebesaran suatu bangsa bergantung kepada kemampuan rakyat, masyarakat umum, dan
massa untuk menemukan simbol dalam orang pilihan, karena orang pilihlah yang mampu
membimbing massa. Elit terdapat lima macam tipe, yaitu: elit kelas menengah, elit
dinasti, elit kolonial, kaum intelek revolusioner dan pemimpin-pemimpin nasional.

Pada prinsipnya teori kepemimpinan meliputi empat macam teori, yaitu: Unitary traits
theory, Constellation of traits theory, Situasional theory dan Interaction theory.

Setiap pemimpin dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi, membentuk sikap dan


perilaku khalayak, masyarakat yang mendukung terhadap aktivitas kepemimpinannya.
Paham Marxisme yang dikenal ideologi komunis bukan hanya sebagai sistem politik,
tetapi juga sebagai cerminan gaya hidup yang berdasar nilai-nilai tertentu.

Homophulus yang bersumber pemikiran seseorang tidak mencerminkan sifat-sifat


integratif, terutama bagi negara-negara yang terdiri dari berbagai pola keyakinan.

Dalam masyarakat pluralis lebih mengembangkan nilai-nilai demokrasi, yaitu


mengembangkan dan meningkatkan pertukaran ide, pendapat dan pemikiran-pemikiran
positif.

Pendapat umum merupakan unsur kekuatan politik yang memiliki dasar moral dan selalu
cenderung kepada kebenaran dan menghargai nilai-nilai normatif.

KOMUNIKASI POLITIK DALAM TOTALITAS SISTEM : SUBSISTEM


SUPRASTRUKTUR KOMUNIKASI, SUBSISTEM INFRASTRUKTUR DAN ALAT
KOMUNIKASI POLITIK
Subsistem Suprastruktur Komunikasi

Dalam setiap sistem politik selalu terdiri dari dua suasana yaitu suprastruktur politik dan
infrastruktur politik yang saling berpengaruh.

Para pemegang fungsi kekuasaan dikualifikasikan sebagai komunikator politik utama.


Aktivitas komunikator berada dalam ketentuan normatif yang mengarah kepada upaya
tercapainya tujuan negara.

Jalinan fungsional antara lembaga eksekutif dengan lembaga legislatif memberi dampak
tajam terhadap produk-produk komunikasi politik.

Kebijaksanaan mengelola media massa pada pokoknya dapat dikualifikasikan ke dalam


dua polar yaitu: pengelolaan yang berada dalam polar totaliter dan dalam polar
demokrasi.

Infrastruktur Komunikasi: Komunikator Politik, Pemuka Pemuka Pendapat (Opinion


Leader) dan Feedback

Kelompok-kelompok infrastruktur merupakan komunikator-komunikator politik yang


berupaya mengembangkan pengaruhnya.
Komunikator infrastruktur yaitu para politisi, kelompok profesi, para aktivis dan
termasuk para pemuka pendapat (opinion leader).

Dalam proses komunikasi feedback merupakan indikator berlanjut tidaknya proses


tersebut. Selain feedback dapat dijadikan tolok ukur tentang sistem politik apa yang
melandasi berlangsungnya proses komunikasi.

Ada tiga macam feedback yaitu:

1. Feedback berkadar tinggi

2.Feedback berkadar rendah.

3.Feedback berkadar biasa.

Alat Komunikasi Politik: Media Komunikasi, Komunikasi Kontak Langsung, Jaringan-


Jaringan Infrastruktur

Media massa merupakan alat komunikasi politik berdimensi dua, yaitu bagi pemerintah
sebagai alat mentransformasikan kebijaksanaan politik, dan bagi masyarakat sebagai
sarana sosial kontrol.

Dalam peristiwa politik perhatian terhadap media massa akan meningkat. Pada media
massa pers kegiatan politik dapat menggunakan 3 macam rubrik yaitu: news item,
editorial, dan advertising.

Komunikasi kontak langsung dan komunikasi melalui media massa, masing-masing


memiliki kelebihan.

Sebelum perundingan resmi berlangsung biasa dilakukan lobbying oleh para lobbyist atau
spokes person sebagai pelicin jalan.

Pranata-pranata infrastruktur berfungsi sebagai penyebar luas pesan-pesan komunikasi


menurut lingkup garapan. Demikian pula forum-forum yang ada dalam infrastruktur
berfungsi sebagai pelipat ganda pesan-pesan komunikasi.

KOMUNIKASI POLITIK DAN KARAKTERISTIKNYA: PERILAKU POLITIK,


PERILAKU KEBERSAMAAN (COLLECTIVE BEHAVIOR) DAN DEMOKRASI
SEBAGAI SUATU SIKAP
Perilaku Politik : Sikap Politik, Budaya Politik dan Orientasi Berpikir Politik

Kegiatan komunis erat kaitannya dengan tingkah laku manusia, karena dapat dipastikan
bahwa komunikasi merupakan aktivitas manusia, dengan sikap, tingkah laku yang
melekat pada dirinya.
Perilaku politik merupakan cerminan dari budaya politik. Perilaku politik
memperlihatkan keteraturan dan memberikan gambaran dinamis tentang dinamika hidup
bernegara.

Sikap bersifat selektif dan rasional, di dalam mengubah sikap memerlukan waktu relatif
lama.

Empat komponen untuk mengubah perilaku (behavior) yaitu kecukupan informasi,


kemampuan daya nalar, pengendalian diri serta keterampilan dan dinamika yang cukup
efektif.

Pandangan terhadap ideologi tidak selamanya sama, di antaranya berpendapat bahwa


ideologi merupakan produk perjuangan yang dilandasi nilai pikir bersifat emosional.

Beberapa faktor yang mempengaruhi orientasi berpikir seseorang, yaitu: Lingkungan


keluarga, lingkungan pendidikan. lingkungan pergaulan dan sistem kekuasaan.

Pembentukan pola orientasi berpikir dikualifikasikan ke dalam pola protektif dan pola
pluralistik. Atau dapat dikualifikasikan ke dalam sistem totaliter komunis dan sistem
demokrasi.
Perilaku Kebersamaan (Collective Behavior) : Komunikasi Politik, Dampak Situasi
Politik

Peristiwa politik pada hakikatnya merupakan produk berpikir dan produk perilaku
individu-individu baik sebagai pemegang kekuasaan maupun sebagai masyarakat.

Tingkah laku manusia dikualifikasi ke dalam tiga bentuk yaitu: tingkah laku nonsosial,
tingkah laku sosial dan tingkah laku kebersamaan.

Gejala perilaku kebersamaan memberi warna dominan terhadap situasi politik, karena
dapat dimanfaatkan untuk maksud-maksud tertentu.

Beberapa elemen perilaku kebersamaan, yaitu: milling, circular reaction, collective


excitement dan social contagion. Bentuk yang paling intensif yaitu social contagion.

Massa merupakan unsur masyarakat yang memberi saham dalam pemilihan penguasa,
dan wakil-wakil rakyat. Massa setia dan jinak kepada komunikatornya.

Massa menurut sifatnya terdapat dua macam yaitu di dalamnya yang terdiri orang baik
dan di dalamnya terdiri orang jahat.

Dalam situasi politik negara yang tidak menentu maka dalam masyarakat akan muncul
kegiatan-kegiatan seperti gosip, rumor, fads, booms, rush dan crazes.
Demokrasi Sebagai Suatu Sikap Atau Sebagai suatu Sistem Keyakinan
Demokrasi adalah proses diskusi untuk mengembangkan pertukaran pendapat, ide,
pandangan.

Demokrasi sebagai suatu pilihan yang paling disenangi di dalam terapan suatu sistem.

Pada negara-negara penganut sistem demokrasi maka hak-hak asasi manusia mendapat
tempat terhormat.

Transaksi-transaksi komunikasi berkembang dalam frekuensi tinggi, karena setiap


individu manusia mempunyai hak yang sama dalam berkomunikasi.

PARTISIPASI POLITIK PRODUK KOMUNIKASI : ASPEK-ASPEK PARTISIPASI


MEDIA MASSA, KESERTAAN INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI DENGAN
BERBAGAI ASPEKNYA
Aspek-aspek Partisipasi Politik, Pengertian, Hakikat, Dampak Partisipasi Politik

Berbagai bentuk partisipasi dapat dilakukan oleh warga negara. Partisipasi yang baik
adalah partisipasi yang tumbuh dari pribadi tanpa ada paksaan luar (pure participation).

Partisipasi harus diberi makna turut campurnya rakyat di dalam menentukan arah negara
dan kebijaksanaan pemerintahan melalui lembaga perwakilan.

Partisipasi dapat dilihat dari dua dimensi yaitu dari pemerintah sebagai pengakuan dan
penghargaan terhadap warga negara untuk berperan serta dan dari dimensi warga negara
yaitu suatu kepuasan bahwa ia dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan
negara.

Partisipasi memberi dampak positif terhadap tatanan kehidupan bernegara, karena dengan
adanya partisipasi warga negara menandakan bahwa warga negara mendukung terhadap
segala kebijaksanaan pemerintah. Karena itu partisipasi merupakan tingkat kesadaran
optimal warga negara di dalam melihat kemajuan negaranya pada saat sekarang dan masa
yang akan datang.

Kesertaan Media Massa Dalam Partisipasi Politik

Dalam komunikasi politik media massa berfungsi sebagai sumber informasi politik,
partisipasi politik, integrasi mengembangkan budaya politik.

Aktualisasi dan popularitas diberi makna peningkatan dari ikatan rohaniah dan sikap
rohaniah untuk menarik publik.

Sifat saling mengisi antara media dan non-media memberi tanda bahwa kedua unsur
tersebut memiliki nilai-nilai lebih. Kelebihan yang ada pada media massa yaitu nilai
akurasi dan aktualitas, dari sisi pemberitaannya.
Komunikasi yang berada dalam lingkup eksekutif lebih tinggi tingkat frekuensi di dalam
mengelola dan mengoperasikan sumber-sumber komunikasi, karena eksekutif dibebani
fungsi sebagai fungsi layanan dan fungsi membangun.

Di dalam mewujudkan kualitas informasi yang mengarah kepada masyarakat informasi


sangat bergantung kepada kualitas masyarakat itu sendiri.

Tayangan atau sajian informasi pada media massa harus mampu membangun imajinasi
masyarakat yang memicu kepada peningkatan kualitas partisipasi politik masyarakat.

Media massa dapat berfungsi sebagai sarana demokrasi apabila filsafat politik suatu
negara menginginkannya.

Di Indonesia timbul istilah baru yaitu duet integral dan harmonis antara pemerintah dan
masyarakat dengan media massa sebagai jembatannya. Istilah ini dinyatakan sebagai
interaksi positif antara ketiga unsur tersebut.

Pada negara-negara berkembang di dalam pengelolaan media massa hampir senafas


dengan sistem totaliter yang mana monopoli berada pada elit penguasa.

Dalam negara penganut sistem liberal ruang gerak media massa berada dalam kondisi
bebas dan dijadikan ajang rebutan para penyandang modal sebagai sektor bisnis yang
menguntungkan.

Kesertaan Infrastruktur Komunikasi

Kesertaan infrastruktur komunikasi menunjukkan bahwa partisipasi tidak dipola dari atas,
tapi tumbuh atas kesadaran sendiri.

Partisipasi politik yang sangat memberi warna khusus adalah partisipasi partai politik.
Tinjauan komunikasi politik bahwa partai politik merupakan kelompok individu yang
memiliki simbol-simbol pribadi yang sama yang berorientasi kepada tujuan kelompok
partainya.

Fungsi partai adalah memilih kepemimpinan nasional, merekrut anggota untuk


memperbesar pengikut, menjembatani antara pemerintah dan rakyat, mengembangkan
partisipasi politik.

Kesertaan masyarakat dalam proses kehidupan politik sangat bermanfaat bagi masyarakat
bersangkutan yang memberi makna terhadap kehidupan demokrasi. Partisipasi politik
apabila dikaitkan dengan variabel pembangunan, maka akan muncul model-model
partisipasi yaitu: model autokrasi, model teknokrasi, model populasi, model borjuis dan
model liberal.

BERBAGAI KEGIATAN KOMUNIKASI UNRUK MELESTARIKAN SISTEM


POLITIK, SOSIALISASI POLITIK, PENDIDIKAN POLITIK, KONFIGURASI
POLITIK
Sosialisasi Politik; Pengertian, Hakikat, damn Tujuan

Komunikasi politik sebagai unsur dinamis berfungsi membentuk sikap dan perilaku yang
terintegrasi ke dalam sistem politik.

Sikap perilaku itu diarahkan kepada upaya mempertahankan dan melestarikan sistem
nilai.

Sosialisasi politik merupakan pula unsur dinamis berfungsi untuk mempersiapkan unsur
dinamis yang ada pada diri manusia untuk menerima sistem nilai yang sedang
berlangsung dan sekaligus melestarikannya.

Sosialisasi politik dilakukan secara bertahap yaitu dimulai dari sejak kecil
sampai individu-individu menginjak dewasa. Sosialisasi ini terdapat dua tipe yaitu tipe
terikat dan tipe bebas.

Sosialisasi politik dapat dilihat dari beberapa dimensi di antaranya, dimensi psikologis,
ideologis dan dimensi normatif.

Pendidikan Politik : Transformasi Nilai-nilai, Interpretasi Simbol-simbol Kekuasaan,


Menginterpretasikan simbol-simbol Kebenaran dan Keadilan

Pendidikan sebagai suatu aktivitas mempengaruhi, mengubah, dan membentuk sikap dan
perilaku berdasar nilai-nilai yang telah dianggap benar dan memberi manfaat bagi
kehidupan umat manusia.

Pewarisan nilai-nilai hanyalah dapat dialihkan melalui pendidikan dalam arti luas, baik
secara formal maupun nonformal.

Pendidikan politik merupakan proses penguasaan simbol-simbol yang diinterpretasikan


ke dalam simbol-simbol pribadi. Pemahaman terhadap bekerjanya fungsi-fungsi
kekuasaan dan perilaku penguasa merupakan tolok ukur untuk melakukan upaya
pelestarian sistem politik.

Interpretasi simbol-simbol kekuasaan, kebenaran dan keadilan sebagai proses encoding


dan decoding dalam upaya pelestarian sistem nilai.

Transformasi nilai-nilai dan sikap perilaku politik hanyalah akan berlangsung apabila
tidak ingkar dari norma-norma yang berlaku.

Konfigurasi Politik : Menyamakan Wawasan, Integritas Kepentingan, Stabilitas Politik

Terwujudnya wawasan kebangsaan biasanya berakar pada akar budaya. Pada masyarakat
pluralis untuk mewujudkan wawasan kebangsaan membutuhkan upaya
menginterpretasikan dari simbol-simbol pluralis ke simbol-simbol pola keyakinan yang
diakui bersama.

Wawasan kebangsaan muncul melalui proses diskusi proses adu argumentasi secara
sadar, sifat toleransi dan loyalitas optimal menempatkan negara sebagai pemberi naungan
terhadap seluruh kelompok ideologi.

Sifat-sifat integratif mendorong individu untuk berperan aktif dalam memajukan


negaranya.

Keragaman simbol-simbol politik akan menyulitkan usaha integratif. Konfigurasi politik


dalam bentuk sederhana akan sangat membantu di dalam upaya mengintegrasikan seluruh
unsur negara.

Ukuran pembangunan politik akan terdiri dari penciptaan serangkaian lembaga-lembaga


pemerintahan dan lembaga-lembaga lainnya.

BERBAGAI BENTUK KLEGIATAN KOMUNIKASI POLITIK : PUBLIC ITY,


PROPAGANDA, RETORIKA, PUBLIK RELATIONS
Publicity Dengan Berbagai Aspeknya: Pengertian dan Peristilahan, Syarat-syarat
Penyajian, dan Berbagai Bentuk Publicity

Dalam kegiatan komunikasi politik dapat menggunakan berbagai bentuk spesialisasi


komunikasi seperti propaganda, jurnalistik, retorika, public relations, publicity.

Yang paling sering digunakan di antara bentuk kegiatan tersebut yaitu propaganda
politik, terutama pada waktu kampanye pemilihan kandidat presiden atau pemilihan
wakil-wakil rakyat.

Di dalam kegiatan kampanye dibantu pula oleh kegiatan melalui pers yaitu dengan
menggunakan news item, editorial dan advertensi politik.

Dalam kegiatan komunikasi internasional maka bentuk kegiatan public relations


merupakan bentuk yang paling disenangi. karena public relations menempatkan
komunikan (individu, kelompok, bangsa) pada posisi yang sama. Hal ini sesuai ketentuan
yang tertuang dalam Piagam PBB.
Propaganda Politik, Propaganda Dalam Sistem Politik, Kampanye Politik, Kemampuan
Beretorika

Propaganda politik sangat bergantung kepada sistem politik tempat propaganda itu
dilakukan.

Propaganda sebagai penggunaan simbol-simbol untuk memanipulasi perasaan orang agar


berbuat sesuatu sesuai kehendak yang berpropaganda.
Empat instrumen kebijaksanaan baik dalam masa perang atau waktu damai, yaitu
propaganda, diplomasi, senjata dan ekonomi.

Propaganda pada negara-negara totaliter sangat berbeda dengan propaganda pada negara-
negara demokrasi.

Propaganda komunis sesuai karakter ideologinya yaitu tidak memperhatikan etika moral,
tidak menghargai hak-hak asasi manusia.

Propaganda negara-negara liberal selalu berdasar nilai-nilai asasi. Situasi ketenteraman


dan perdamaian selalu melatarbelakangi kegiatan propaganda negara-negara demokrasi.

Dalam wacana politik dasawarsa belakangan ini isu ideologi bergeser ke isu hak-hak
asasi manusia.

Kegiatan propaganda politik lebih tinggi tingkat intensitas penggunaannya yaitu pada
waktu kampanye pemilihan kandidat presiden, pemilihan wakil-wakil rakyat, pada waktu
menyebarkan ide-ide baru atau segala objek yang bersifat baru.
Bentuk Spesialisasi Public Relations : Karakter, Mengembangkan Sistem Demokrasi,
Mengembangkan Sistem Umpan Balik, Public Relations Dalam Infrastruktur

Public relations sebagai bentuk kegiatan yang sering digunakan baik dalam kegiatan
secara struktural maupun secara fungsional.

Public relations merupakan kegiatan yang paling demokratis, karena selain komunikasi
bersifat dua arah juga dalam hal orientasinya lebih memperhatikan kondisi komunikan.

Dalam kegiatan komunikasi internasional, khususnya dalam transaksi komunikasi, maka


public relations merupakan bentuk kegiatan yang sangat disenangi, karena tidak tampak
kecenderungan sikap saling mendominasi.

Kegiatan public relations menempatkan komunikan (individu, kelompok, bangsa/negara)


pada tangga utama sebagai subjek dan bukan hanya sebagai objek.

Empat sasaran utama public relations, yaitu: menumbuhkan pengertian khalayak (public
understanding), menumbuhkan dukungan khalayak (public support), menumbuhkan kerja
sama khalayak (public cooperation), dan menumbuhkan kepuasan publik (public
confidence).

KONDISI KONFLIK, MORAL INTERNASIONAL DAN PENDAPAT UMUM


DUNIA
Kondisi Konflik dengan Faktor-faktor Penyebab

Timbulnya konflik pada dasarnya bersumber dari simbol-simbol kepentingan masyarakat


yang tidak diinterpretasikan ke dalam struktur simbol-simbol kekuasaan. Pada setiap
negara pada dasarnya terdapat unsur konflik yang disebut laten konflik.
Konflik disebabkan oleh faktor perbedaan perorangan, perbedaan kebudayaan atau pola
keyakinan dan perbedaan di dalam cara mencapai tujuan.

Konflik dapat diredam apabila semua kepentingan masyarakat terakomodasi dalam


kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah.

Konflik yang terjadi dapat berakibat hancurnya nilai-nilai lama atau timbulnya
perbaikan-perbaikan terhadap nilai lama. Lebih jauh bahwa konflik dapat berakibat
penggantian sistem nilai apabila konflik sudah mengarah kepada revolusi.

Moral Internasional dan Aspek-aspek yang melatarbelakangi perwujudannya

Politik internasional yaitu suatu perjuangan untuk mendapatkan power (lebih dari
kekuasaan).

Kecenderungan untuk berkuasa pada dasarnya merupakan kodrat manusia. Lahirnya Nazi
Jerman pada hakikatnya adalah kodrat manusia Hitler yang ingin menguasai dunia.

Untuk membatasi keserakahan manusia atau bangsa maka dibutuhkan tumbuhnya moral
nasional, yaitu yang mengarahkan sikap perilaku suatu negara nasional di dalam
mengadakan aktivitas dengan negara nasional lainnya.

Moral nasional sebagai dasar tumbuhnya moral internasional. Moral internasional adalah
hakikat kehidupan umat manusia dengan segala peradabannya.

Kehancuran peradaban umat manusia sebagai akibat moral nasional suatu bangsa yang
mengidap power maniac dan tidak berfungsi moral internasional.

Terwujud tidaknya moral internasional akan sangat bergantung kepada sikap perilaku
negara-negara nasional.
Pendapat Umum Nasional dan Internasional

Pendapat umum selalu cenderung kepada nilai-nilai kebenaran dan keadilan.


Pertumbuhan pendapat umum lebih tinggi tingkat intensitasnya disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa politik.

Pendapat umum biasanya muncul apabila terdapat kebijaksanaan penguasa yang bersifat
asing dan tidak diduga sebelumnya.

Pada negara-negara demokrasi pendapat umum berkembang dalam ruang gerak bebas,
karena pendapat umum merupakan bagian dari hak-hak asasi manusia. Berbeda dengan
negara-negara komunis pendapat umum tidak dapat berkembang karena dianggap
merusak keutuhan ideologi.

Ada beberapa Sarjana yang menyangsikan terhadap kompetensi pendapat umum, karena
pendapat umum sebagai gejala projection, identification, rationalization dan bandwagon.
KETERKAITAN ANTARVARIABEL KEPENTINGAN : KETERKAITAN ANTAR
SISTEM, BERBAGAI INSTRUMEN JALINAN KOMUNIKASI ANTARNEGARA,
KOMUNIKASI POLITIK INDONESIA
Keterkaitan Antar Sistem Komunikasi : Pergeseran Orientasi Berpikir, Adaptasi
Terhadap Nilai-nilai Luar, Keterkaitan Kepentingan

Setiap sistem tidak dapat menghindari pengaruh sistem politik suatu negara dan tidak
dapat melepaskan diri dari pengaruh sistem negara lain.

Terjadinya pertukaran simbol dalam dengan simbol luar, menuntut setiap individu untuk
dapat menginterpretasikan simbol-simbol pribadi ke dalam simbol nasional dan ke dalam
simbol luar.

Derasnya arus komunikasi yang memasuki struktur komunikasi dalam negara menggeser
orientasi berpikir tradisional ke orientasi berpikir modernisasi.

Pergeseran berpikir dapat pula dipengaruhi oleh terobosan budaya luar atau karena
pertukaran budaya melalui komunikasi yang disebut cross cultural communication dan
intercultural communication.

Keterkaitan antar sistem dapat juga disebabkan oleh persamaan kepentingan, sehingga
terjadinya jalinan komunikasi antar sistem.

Berbagai Intrumen Jalinan Komunikasi antar Negara-negara Nasional

Jalinan komunikasi antar negara-negara nasional biasanya menggunakan istilah


komunikasi internasional.

Dalam komunikasi internasional masing-masing negara telah menginterpretasikan


kepentingan nasional berdasarkan kepentingan lokal ke kepentingan antar negara-negara
nasional atau sebaliknya.

Kegiatan komunikasi internasional lebih banyak dipengaruhi oleh kebijaksanaan


pemerintah untuk memenuhi kepentingan negara.

Instrumen-instrumen jalinan komunikasi dapat berupa hubungan diplomasi, dalam wujud


asosiasi, traktat, kerja sama bilateral, kunjungan kenegaraan dan misi kebudayaan. Selain
kemulusan hubungan terdapat juga gangguan komunikasi, yaitu: ideologi, perbedaan pola
keyakinan, sengketa perbatasan dan lain-lain.
Komunikasi Politik di Indonesia

Komunikasi politik di Indonesia menampakkan karakter khas Indonesia. Terutama di


dalam memberi kebebasan terhadap masyarakat untuk berperan serta mengelola bidang
media massa.
Demikian pula perkembangan infrastruktur komunikasi menunjukkan intensitas
cukup tinggi, hal ini dapat diperhatikan dari munculnya berbagai forum komunikasi yang
berada pada infrastruktur.

Komunikasi politik Indonesia memikul tanggung jawab moral di dalam turut


melestarikan sistem nilai yang berlaku saat sekarang agar dapat dialihgenerasikan secara
berkesinambungan ke generasi-generasi selanjutnya.

DAMPAK KESENJANGAN KOMUNIKASI : RAGAM SISTEM KOMUNIKASI DAN


DAMPAK KESENJANGAN KOMUNIKASI
Ragam Sistem Komunikasi dengan Karakteristiknya

Sistem politik yang bagaimanapun sifat dan bentuknya akan menampakkan pola tetap.

Dalam kajian ilmu komunikasi dijumpai empat macam sistem komunikasi, yaitu sistem
otoriter, sistem liberal, sistem tanggung jawab sosial dan sistem komunis.

Setiap sistem menampakkan karakter berbeda yang memberi warna dominan terhadap
proses komunikasi yang berada dalam lingkup kekuasaan dan proses komunikasi yang
berada dalam masyarakat.

Warna yang paling dominan terhadap sistem komunikasi yaitu perilaku para penguasa
sebagai pengelola sumber-sumber komunikasi. Peran penguasa memperoleh hak
memakai kekuasaan untuk mencapai kebaikan publik.

Pemikiran-pemikiran yang melegitimasi kekuasaan absolut tidak dapat bertahan,


terutama setelah lahir beberapa pemikiran tentang pemisahan kekuasaan.

Pemecahan untuk mewujudkan masyarakat yang stabil ditawarkan suatu konsep


pemikiran tentang liberalisme. Pemecahan secara liberal mengandung makna, bahwa
negara mengadakan pengawasan terhadap kekuasaan eksekutif yang dilakukan oleh suatu
lembaga yang menyalurkan aspirasi rakyat yaitu lembaga legislatif.

Tawaran pemecahan secara liberal pada dasarnya merupakan warna tersendiri dalam
demokrasi, karena demokrasi liberal mempunyai tanda-tanda spesifik.

Kebebasan dalam kesertaan mengelola media massa tampak jelas dalam sistem liberal
sebagai sifat yang berseberangan dengan sistem totaliter atau sistem komunis.

Sistem social responsibility belum dapat dikualifikasikan sebagai suatu sistem, karena
tidak ada satu negara pun yang mengaktualisasikan sistem ini.

Dampak Kesenjangan Komunikasi


Kondisi disintegratif dan tuntutan penggantian sistem nilai (reformasi) sebagai akibat
sikap perilaku elit berkuasa yang berorientasi kepada kepentingan pribadi dan sifat
perlakuan diskriminatif.

Dua komponen dasar yang mendorong timbulnya perombakan total (revolusi), yaitu:
pertama, tuntutan emansipasi untuk perbaikan hidup, dan kedua tuntutan masyarakat
tentang moral.

Oleh sebab itu perombakan sebagai produk elit infrastruktur yang merasa tidak puas
terhadap kebijaksanaan elit berkuasa, karena setiap kebijaksanaan tidak mampu
mengakomodasikan kepentingan-kepentingan elit infrastruktur.

Persaingan (competition) merupakan proses di mana orang perorangan atau kelompok-


kelompok manusia bersaing mencari keuntungan.

Pada akhirnya terjadinya revolusi, konflik dan persaingan bermuara pada dampak
kurangnya komunikasi atau informasi yang sampai pada infrastruktur komunikasi.

Sumber buku Komunikasi Politik Karya A.P. Soemarno

Anda mungkin juga menyukai