Anda di halaman 1dari 3

MK Sosiologi Umum

Praktikum I

Selasa, 03 September 2013


Ruang CCR 2.10

Kampung Pengemis
Oleh:
Idham Khalid, Hardani Tri Y
Sumber:
DetikNews
Disusun Oleh:
Putri Ajeng Sawitri
I34130102
Kelompok 2
Nama Asisten:
Raila Adnin / I34110028
Ari Wibowo / I34110080

ikhtisar / Resume Bacaan:


Mila (70) berasal dari Bogor ini kini tinggal di Kawasan Pajaten, Jakarta Selatan.
Jakarta- Siang begitu terik di kelurahan Klender kecamatan Duren Sawit Jakarta
Timur. Aktivitas warga normal disepanjang kawasan pertokoan mebel sehingga tak
memperlihatkan fenomena sosial yang kerap terjadi di bulan Ramadhan, yakni
pengemis musiman. Ada 4 RW ( Rukun Warga ) di Klender yang mendapat julukan
Kampung Pengemis.
Kampung pengemis itu adanya di kebon Singkong mas, masuknya dari jalan
pertanian, kata seorang petugas parkir kepada detikcom di Jalan Pahlawan
Revolusi, Jakarta Timur, Kamis (25/7). Jalan pertanian merupakan sebuah gang
yang terdapat di Jalan Pahlawan Revolusi, Klender, Jakarta Timur. Dari gang
tersebut letak Kampung Pengemis masuk ke dalam lagi hingga bertemu SD Negri
01 Klender.

Syarifuddin, salah satu pengurus Musholla Al-Hidayah di wilayah tersebut


mengatakan kampung pengemis banyak di huni pendatang dari Indramayu,
Cirebon, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa diantaranya datang hanya saat
bulan Ramadhan. kalau bulan puasa gini mereka datang pakai Truk. Disini
ngantornya ya ngemis itu, kata Syarifuddin.
Menurut dia para pengemis itu banyak yang mempunyai rumah mewah di kampong
halamannya. Maklum selama Ramadhan pendapatan mereka tergolong banyak.
Paling apes dalam satu hari mendapat Rp 400 ribu setiap orangnya, Apalagi yang
ngantornya di Pondok Indah, kata Sarifuddin.
Selepas tengah hari beberapa orang buta yang dituntun anak-anak berpakaian
kumal dengan didampingi orang dewasa. Kelompok kakek-kakek dan nenek-nenek
keluar dari mulut gang di kampung Pengemis mengarah ke jalan raya. Sementara
dari arah jalan raya beberapa orang tua paruh baya berjalan dengan memikul karung
beras di pundak masuk dan menyelinap di sela gang sempit tersebut.
Detikcom yang duduk di mulut gang melihat seorang perempuan berjalan gontai
tangannya cacat kaku dan hanya tertekuk. Kepada detik com perempuan berbaju
biru kumal itu mengaku bernama Nunung. Dia datang dari Indramayu, Jawa Barat.
10 hari lalu bersama ibu dan tiga rekan sekampungnya. Selama di Jakarta dia
mengaku berkeliling mengemis hingga ke daerah Jatinegara dan Senen. Dalam satu
hari dia mendapat penghasilan sebesar Rp 500 ribu. yang ramai itu kalau mau
sahur dan buka puasa kata dia.

Analisis:
Berdasarkan bacaan diatas dapat dilihat realitas kehidupan di kota besar seperti
Jakarta. Masyarakat yang datang ke Jakarta dari berbagai daerah hanya untuk
mengemis. Mengemis adalah hal yang dilakukan oleh seseorang yang
membutuhkan uang, makanan, tempat tinggal atau hal lainnya dari orang yang
mereka temui dengan meminta. Umumnya di kota besar sering terlihat pengemis
meminta uang, makanan atau benda lainnya. Pengemis sering meminta dengan
menggunakan gelas, kotak kecil, topi atau benda lainnya yang dapat dimasukan
uang dan kadang-kadang menggunakan pesan seperti, "Tolong, aku tidak punya
rumah" atau "Tolonglah korban bencana alam ini" dan bahkan Assalamualaikum.
Di berbagai sudut kota bisa ditemukan orang yang meminta-minta, hal ini akan
mengganggu ketertiban dan memberikan rasa ketidaknyaman kepada masyarakat
sekitar. Bukan hanya itu saja masalahnya, yang paling utama adalah tindakan
mengemis itu akan menumbuhkan rasa malas pada masyarakat kita karena terlalu
dimanjakan dengan hasil mengemis tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut kita sebagai masyarakat juga harus menyadari realitas
tersebut, bagaimana bantuan yang kita berikan sampai pada orang yang tepat, orang
yang benar-benar membutuhkan bantuan kita. Pemerintah juga memiliki peran yang
sangat penting dalam masalah ini. Penertiban pengemis harus dilakukan serta
mencari solusi dengan menetapkan kebijakan yang tepat dan tegas. Bukan hanya itu
saja, jika ditelaah lebih dalam masalah ini bisa terjadi akibat kurang tersediannya
lapangan pekerjaan bagi mereka dan tidak adanya dasar pendidikan, sehingga
akhirnya mereka rela untuk mengemis dijalanan kota.
Diperlukan peran serta semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk
mengatasi masalah pengemis ini. Sehingga Negara kita menjadi Negara yang lebih
sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai