Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
angka
populasi
umu,
kurang
lebih
15
%.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan
oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi
seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemiha,
pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998)
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan
jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam
cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI paa pria
jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya
abnormalitas
fungsi
dan
struktur
dari
traktus
urinarius
(http://www.dakdem.com/berita/berita)
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
1.3.8
1.3.9
1.4 Manfaat
1.4.1
1.4.2
1.4.3
1.4.4
1.4.5
1.4.6
1.4.7
1.4.8
1.4.9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1Klasifikasi Uretritis
1. Uretritis Akut
a.
Penyebab
Asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate mengalami infeksi.
Keadaan ini lebih sering diderita kaum pria.
b.
Mikroskopis : terlihat infiltrasi leukosit sel sel plasma dan sel sel
limfosit
Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis G.O yaitu
morning sickness
c.
d.
Diagnosa Diferential
Uretritis GO
Amicrobic pyuhria
Pemeriksaan Diagnostik
Dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman
penyebab.
e.
Tindakan Pengobatan
Pemberian antibiotika
f.
Komplikasi
Mungkin prostatitis
2. Uretritis Kronis
a.
Penyebab
Prostatitis kronis
Striktura uretra
b.
Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak pertama
c.
Prognosa
Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung kemih,
ureter, ginjal.
d.
Tindakan Pengobatan
e.
Cari penyebabnya
3. Uretritis Gonokokus
a.
Penyebab
Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus)
b.
c.
Prognosa
Komplikasi
Insiden
Masih merupakan penyakit yang sering terjadi pada banyak bagian dunia,
insiden berhubungan langsung dengan promiskuitas dari populasi
b.
Etiologi
Infeksi hamper selalu didapat selama hubungan seksual. Gonokokus
membelah diri pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan setelah itu
menginvasi kelenjar peri uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia dan
keterlibatan limfatik.
c.
Makroskopik
Peradangan akut dari mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada
permukaan; dapat terjadi ulserasi dari mukosa.
d.
Rabas
Timbul 3-8 hari setelah infeksi dan kental, kuning serta banyak. Apusan
memperlihatkan sejumlah besar sel sel pus (100%), banyak mengandung
diplokokus gram negative intraseluler yang difagositosis.
e.
Perjalanan Penyakit
1.
2.
f.
Menjadi kronik.
Penyulit
1.
2.
3.
pada
akhirnya
akan
terbentuk
penyempitan
uretra
(striktur).
Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya uretritis pada uretra yang lebih tinggi
dan
kadang
menyebabkan
terbentuknya
abses
di
sekitar
uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra), yang juga
bisa mengalami infeksi. Jika abses menyebabkan terjadinya perforasi kulit, maka air
kemih bisa mengalir melalui saluran baru (fistula uretra).
2.4 Patofisiologi
-
Iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak
dan permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui
uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja / dapat
merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal
atau melalui darah / getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung
kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada
sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakan
penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat
menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal / hidronefrosis. Disamping itu
obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter
dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan
uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada
leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.
10
2.6 Penatalaksanaan
Pengobatan
Jika
penyebabnya
tergantung
adalah
kepada
mikroorganisme
bakteri,
maka
diberikan
penyebabnya.
antibiotik.
Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-virus
(misalnya asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
Antibiotika yang direkomendasikan untuk N. gonnorrheae
a. Cefixime 400 mg oral
b. Ceftriaxone 250 mg IM
c. Ciprofloxacine 500 mg oral
d. Ofloxacin 400 mg oral
Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi gonorrheae
sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu ditambahkan
antibiotika anti-chlamydial seperti :
a. Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal)
b. Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari
c. Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari Ofloxacin 200 mg
oral 2 kali sehati slama 7 hari
11
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat berupa
Borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitits. Peritonitis dan perihepatitis juga pernah
dilaporkan.
2.8 Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian.
1. Identitas
- Usia
: Semua usia bisa terkena penyakit ini, biasanya lebih sering pada
2. Pemeriksaan Fisik
a). Pemeriksaan S.Pernafasan
- Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis pubis)
12
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada uretra
2. Gangguan
perubahan
eliminasi
urine
berhubungan
c. Intervensi
1.
13
Intervensi :
a). Mandiri :
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi & intensitas
R/ : Untuk membantu mengevaluasi tempat obstruksi & penyebab nyeri
2. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
R/ : Meningkatkan relaksasi & menurunkan tegangan otot
3. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
R/ : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri
4. Pantau pola berkemih secara berkala
R/ : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan / pengunduran gejala /
penyakit.
b). Kolaborasi :
1. Berikan analgetik sesuai kebutuhan & evaluasi keberhasilannya
R/ : Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri
14
2.
3.
2.
3.
4.
5.
15
2.
3.
4.
Intervensi :
1.
2.
Kriteria Hasil :
1.
2.
17
2.9 Pathway
Iritasi
(Iritasi Batu Ginjal, Iritasi Karena
Tindakan Invasif
HIPERTERMI
URETRITIS
NYERI
Pisuria,
Disuria
Kurang pengetahuan
RESIKO
INFEKSI
GANGGUAN
ELIMINASI URIN
ANSIETAS
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan
gejala penyakit gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme. (Barbara. 2005)
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997).
Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks(PMS)
urethritis secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan nongonococal
urethritis.
Penyebab dari urethritis adalah : Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe), Kuman
Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma Urelytikum) Tindakan invasif,
Iritasi batu ginjal, Trihomonas vaginalis, Organisme gram negative
3.2 Saran
Penyakit uretritis adalah suatu penyakit yang berbahaya diharapkan kepada:
1. Mahasiswa
Diharapkan kepada rekan-rekan untuk lebih giat membaca literature yang
berhubungan dengan penyakit Uretritis
2. Institusi
Diharapkan kepada Pihak Institusi untuk dapat menambah literature yang
berhubungan dengan penyakit Uretritis.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonym
20