Anda di halaman 1dari 116

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian


1. Pengujian Kendaraan Bermotor
Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan
persyaratan teknis dan pengujian ambang batas laik jalan, yang digunakan untuk
penetapan dan pengesahan kelaikan jalan kendaraan bermotor. Pengujian berkala
kendaraan bermotor dilaksanakan berdasarkan sistem dan prosedur yang ditetapkan
oleh ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 1993 Ambang Batas
Laik Jalan Kendaraan Bermotor, dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 71
Tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.
Maksud dari diselenggarakannya pengujian kendaraan bermotor adalah untuk
menjamin agar setiap kendaraan yang akan digunakan dijalan, selalu dan tetap
memenuhi persyaratan teknis dan ketentuan ambang batas laik jalan. Dalam
penjaminan ini, pemilik kendaraan wajib menjaga kondisi teknis kendaraannya selama
masa uji masih berlaku, dan untuk itu dapat dilakukan uji petik laik jalan untuk
mengetahui kelaikan jalan. Sedangkan tujuan dari pengujian kendaraan bermotor
adalah untuk menjamin keselamatan pengemudi dan pemakai jalan, turut menjaga
kelestarian lingkungan dan meningkatkan pelayanan umum.
Pengujian kendaraan bermotor terdiri dari pengujian tipe dan pengujian
berkala. Pengujian tipe (prototype) kendaraan bermotor diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan, yang diwajibkan

bagi setiap kendaraan bermotor sebelum diproduksi, dirakit atau diimpor. Pengujian
berkala kendaraan bermotor diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diwajibkan bagi setiap kendaraan
wajib uji secara berkala setiap 6(enam) bulan, dan pengujian berkala ini dilaksanakan
berdasarkan hasil dari sertifikat uji tipe.
Pelaksanaan pengujian berkala ini diharuskan bagi kendaraan wajib uji
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang
Kendaraan dan Pengemudi Pasal-148, yaitu meliputi jenis kendaraan mobil barang,
mobil bus, kendaraan khusus, dan angkutan umum. Bagi kendaraan tidak umum
(mobil pribadi) dan sepeda motor belum diwajibkan, hal ini tertuang dalam ketetapan
Pasal-149 Peraturan Pemerintah tersebut di atas.

2. Penguji Kendaraan Bermotor


Penguji kendaraan bermotor adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan kegiatan pengujian kendaraan bermotor. Profesi pekerjaaan seorang
penguji telah ditetapkan menjadi jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor
berdasarkan ketentuan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
No.150/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan
Bermotor dan Angka Kreditnya, serta Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara No. KM.48 Tahun 2004 dan No. 20 Tahun 2004
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor dan
Angka Kreditnya.
Penguji kendaraan bermotor atau yang lebih dikenal masyarakat dari dahulu
adalah apa yang dinamakan Master Kir, saat itu dikenal ada dua sebutan petugas, yaitu

Master Kir (penguji) yang bertugas menguji/memeriksa kendaraan di lapangan dan


Master Kir Penandatangan (penguji penandatangan) sebagai kepala dari seluruh
Master Kir yang bertugas meluluskan kendaraan uji dan menandatangani buku uji.
Dalam perkembangannya, untuk lebih meningkatkan keahlian dan kinerja penguji
maka selanjutnya penguji kendaraan bermotor diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
penguji berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.301/KP.0019/DRJD/99 tanggal 28 Desember 1999 tentang Kriteria Kualifikasi
Teknis Tenaga Penguji Kendataan Bermotor, yaitu untuk membedakan penguji
kendaraan bermotor berdasarkan persyaratan, wewenang,

tingkat keahlian dan

kualifikasinya, sebagai berikut :


a. Pembantu Penguji, atau disebut Penguji Strata-1.
b. Penguji Tidak Dengan Wewenang Penuh, atau disebut Penguji Strata-2.
c. Penguji Dengan Wewenang Penuh, atau disebut Penguji Strata-3, sebagai penguji
yang berhak menentukan kelaikan jalan kendaraan bermotor dan mengesahkan
hasil pengujiannya pada buku uji.
Selanjutnya

berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor

SK.1076/KP.108/DRJD/2005 tentang Kompetensi Penguji Kendaraan Bermotor


dilakukan perubahan lagi mengenai pengelompokan jabatan penguji kendaraan
bermotor berdasarkan persyaratan pendidikan dan latihan, pengalaman kerja, tingkat
ketrampilan dan keahlian, wewenang, serta berdasarkan jenjang pangkat/golongan
ruang dari status kepegawaiannya, menjadi 4(empat) kelompok jabatan yaitu Penguji
Pelaksana Pemula, Penguji Pelaksana, Penguji Pelaksana Lanjutan, dan Penguji
Penyelia, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Penguji
Penyelia
Pengalaman
Tugas minimal
2 tahun

Penguji
Pelaksana
Lanjutan

Diklat PKB
Lanjutan-3

Pengalaman
Tugas minimal
2 tahun
Penguji
Pelaksana

Penguji
Pelaksana
Pemula

Diklat PKB
Lanjutan-2

Pengalaman
Tugas minimal
2 tahun
Diklat PKB
Lanjutan-1

Pengalaman
Tugas minimal
2 tahun
Diklat Dasar
PKB (3 bulan)

Sumber : SK Dirjend Perhubungan Darat Nomor SK.1076/KP.108/DRJD/2005


Gambar 5. Jenjang Jabatan Penguji Kendaraan Bermotor
3. Pengujian Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta
a. Organisasi dan Tata Kerja
Dalam rangka membantu tugas Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta
di bidang pengujian kendaraan bermotor, maka dibentuklah Unit Pelaksana Teknis
Pengujian Kendaraan Bermotor dengan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.
UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta memiliki tugas pokok dan fungsi
sebagai berikut :
1) Pelaksanaan ketatausahaan, yang meliputi urusan keuangan, kepegawaian,
umum, perlengkapan dan pelaporan,

2) Pengelolaan dan penataan fasilitas pengujian kendaraan bermotor,


3) Pengelolaan administrasi pengujian kendaraan bermotor,
4) Pelaksanaan teknis pengujian kendaraan bermotor dan petapkan hasil uji,
5) Pelaksanaan penetapan dan pengesahan teknis laik jalan,
6) Pelaksanaan pemungutan retribusi pengujian kendaraan bermotor.
Pada saat ini, susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis Pengujian
Kendaraan Bermotor terdiri dari :
1) Kepala Unit Pelaksana Teknis
2) Sub Bagian Tata Usaha
3) Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana
4) Seksi PKB Khusus Pulogadung
5) Seksi PKB Kendaraan Khusus Cilincing
6) Seksi PKB Wilayah I Ujung Menteng
7) Seksi PKB Wilayah II Jagakarsa
8) Seksi PKB Wilayah III Kedaung Angke
9) Sub Kelompok Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor.
Bagan susunan organisasi UPT PKB Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta dapat dilihat pada denah di bawah ini :

KEPALA UNIT
PELAKSANA
TEKNIS
Sub
Bagian
Tata Usaha

Seksi
Fasilitas,
Sarana
dan
Prasarana

Seksi
PKB
Khusus
Pulogadung

Seksi
PKB
Kendaraan
Khusus
Cilincing

Seksi
PKB
Wilayah I
Ujung
Menteng

Seksi
PKB
Wilayah II
Jagakarsa

Seksi
PKB
Wilayah III
Kedaung
Angke

Sub Kelompok
Jabatan Fungsional

Sumber : Laporan Tahunan UPT PKB, 2009


Gambar 6. Bagan Susunan Organisasi UPT PKB Dishub Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2009
Sedangkan tata kerja UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta adalah :
1) Kepala UPT PKB menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pengujian
kendaraan bermotor dengan cara memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan
staf, Seksi Pengujian, dan Kelompok Jabatan Fungsional Penguji.
2) Subbagian Tata Usaha melaksanakan urusan surat menyurat, keuangan,
kepegawaian, umum, perlengkapan dan pelaporan.
3) Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana melaksanakan perencanaan, penataan dan
pengendalian teknis dan operasional pengujian.
4) Seksi Pengujian melaksanakan teknis pengujian dan penetapan serta
pengesahan laik jalan.
5) Kelompok Jabatan Fungsional Penguji melaksanakan sebagian tugas UPT PKB
secara profesional dalam hal proses uji teknis dan administrasi pengujian
kendaraan bermotor.
Untuk menunjang operasional proses pengujian kendaraan bermotor,
maka dilakukan pembagian kerja seksi pengujian seperti terlihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2. Pembagian Wilayah Kerja Pengujian Kendaraan Bermotor
Seksi Pengujian

Wilayah Uji

1. Seksi PKB Pulogadung

Uji Berkala Pertama & Khusus Mobil Bus

2. Seksi PKB Ujung Menteng

Jakarta Timur.

3. Seksi PKB Jagakarsa

Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat

4. Seksi PKB Kedaung Angke

Jakarta Barat dan Jakarta Utara

5. Seksi PKB Cilincing

Uji kendaraan khusus (Trailer, dsb-nya)

Sumber : Bahan Paparan Sistem dan Prosedur, UPT PKB

Jumlah pegawai UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di
seluruh wilayah pengujian adalah 200 orang, dengan rincian seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 3. Data Pegawai UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta (2009)
Unit Kerja

Ka. UPT PKB


Subbag. TU
Sie Fas & Sapras
Sie PKB Pulogadung
Sie PKB Ujung Menteng
Sie PKB Jagakarsa
Sie PKB K.Angke
Sie PKB Cilincing
TOTAL

Pejabat

1
1
1
1
1
1
1
1
8

Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan


Bermotor
Pelaksana Pelaksana Pelaksana
Lanjutan
Pemula

2
23
19
12
20
17
93

7
9
4
5
4
29

0
2
2
2
2
8

Sub
Jumlah
Penguji

2
30
30
18
27
23
130

Staf

7
4
13
14
13
6
5
62

Jumlah

1
8
7
44
45
32
34
29
200

Sumber : Laporan Tahunan UPT PKB, 2009

Seiring sejalan dengan adanya perubahan struktur organisasi Dinas


Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, maka telah terbit Peraturan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2010 tanggal 4 Januari 2010 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor. Namun, sampai
dengan saat ini Peraturan Gubernur tersebut belum dapat diimplementasikan.
Dengan Terbitnya Peraturan Gubernur ini semestinya segera dilakukan perubahan,
baik yang berkenaan dengan nama, susunan organisasi dan tata kerjanya. Nama

Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor (UPT PKB) berubah


menjadi Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor (Pusat PKB), adapun susunan
organisasinya berubah menjadi lebih ramping, yaitu :
1) Kepala Pusat
2) Subbagian Tata Usaha
3) Seksi Pelayanan
4) Seksi Prasarana dan Sarana
5) Subkelompok Jabatan Fungsional.
Bagan susunan organisasi Pusat PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta
(Tahun 2010) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

KEPALA PUSAT

SUBBAGIAN
TATA USAHA

SEKSI
PELAYANAN

SEKSI
PRASARANA
DAN SARANA
SUBKELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

Sumber : Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.9 Tahun 2010


Gambar 7. Bagan Susunan Organisasi Pusat Pengujian Kendaraan
Bermotor Dishub Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010

Pusat PKB dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang berkedudukan di


bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Perhubungan. Pusat PKB
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan pengujian kendaraan

bermotor, untuk menyelenggarakan tugas dimaksud Pusat PKB mempunyai fungsi


:
1) penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA),
2) pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA),
3) penyusunan rencana strategis,
4) penyusunan standar dan prosedur pengujian kendaraan bermotor,
5) pelaksanaan kegiatan pelayanan pengujian kendaraan bermotor,
6) perencanaan kebutuhan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana
teknis pengujian kendaraan,
7) pelaksanaan administrasi kegiatan pengujian kendaraan bermotor,
8) penetapan dan pengesahan teknis laik jalan,
9) pemungutan, pencatatan, dan pelaporan retribusi uji,
10)penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis pengujian
kendaraan bermotor,
11)pelaksanan publikasi kegiatan,
12)pengelolaan teknologi informasi Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor,
13)pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan tata usaha,
14)penyiapan bahan laporan Dinas yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Pusat
Pengujian Kendaraan Bermotor,
15)pelaporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, maka akan
dibentuk Satuan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor :
1) Satuan Pelayanan PKB Jagakarsa.
2) Satuan Pelayanan PKB Kedaung Angke.

3) Satuan Pelayanan Ujung Menteng.


4) Satuan Pelayanan Pulo Gadung.
5) Satuan Pelayanan Cilincing.
Mengingat susunan organisasi baru yaitu Pusat PKB Dishub Provinsi DKI
Jakarta belum diterapkan, maka dalam penelitian selanjutnya masih dipergunakan
sebutan UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta.

b. Fasilitas Pengujian Kendaraan Bermotor


UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta memiliki 5(lima) fasilitas
pengujian kendaraan bermotor yang tersebar di 4(empat) wilayah Ibukota Jakarta,
yaitu :
1) PKB Pulogadung
PKB Pulogadung terletak di Jl. Raya Bekasi Km.1 Kelurahan Pulogadung,
Jakarta Timur (13260), berdiri di atas lahan seluas 1,5 Ha, beroperasi sejak
tahun 1971 dan telah direnovasi tahun 1996-1997, serta memiliki daya listrik
PLN 105 KVA dan genset 80 KVA. Saat ini di PKB Pulogadung telah
terpasang 2(dua) lajur uji mekanis sistem digital merek Cartec (Jerman) dan
merek Kiyasaka (Korea-Jepang). PKB Pulogadung ini akan dijadikan lokasi
studi penelitian tentang Kinerja Penguji Kendaraan Bermotor.

Gambar 8. Kantor PKB Khusus Pulogadung, Jakarta Timur


2) PKB Ujung Menteng
PKB Ujung Menteng terletak di Jl. Raya Bekasi KM.26 Kelurahan Ujung
Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur (13960), berdiri di atas lahan
seluas 3,4 Ha, beroperasi sejaka tahun 1983, serta memiliki daya listrik PLN 88
KVA dan genset 3X20 KVA. Saat ini, di PKB Ujung Menteng telah terpasang
3(tiga) lajur uji mekanis sistem digital, yaitu satu set merek VIS (Australia) dan
dua set merek Kiyasaka (Korea-Jepang).
3) PKB Jagakarsa
PKB Jagakarsa terletak di Jl. Moh. Kahfi II No.9 Kelurahan Cipedak,
Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan (12630), berdiri di atas lahan seluas 2
Ha, beroperasi sejak bulan Juli 1996, dan memiliki daya listrik PLN 400 KVA.
Di PKB Jagakarsa telah terpasang 5(lima) lajur uji mekanis sistem digital
merek Cartec (Jerman). PKB Jagakarsa ini dibangun dan dioperasikan atas
kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dengan PT Suar Adhika Wahana
Ujindo (PT SAWU) selama 15 tahun. PT SAWU melakukan investasi untuk
pembelian lahan dan pembangunan prasarana dan sarana uji, serta
pengelolaan/pengoperasiannya.

4) PKB Kedaung Angke


PKB Kedaung Angke terletak di Jl. Peternakan I Kelurahan Kedaung Kali
Angke, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat (11710), berdiri di atas lahan
seluas 2,3 Ha milik Pemprov DKI Jakarta. Beroperasi sejak bulan Juli 1996,
serta memiliki daya listrik PLN 275 KVA dan genset 270 KVA. PKB Kedaung
Angke memiliki 3(tiga) lajur uji mekanis sistem digital merek Cartec (Jerman).
Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan PT Nakia Dwipradita selama 15
tahun, untuk investasi pembangunan prasarana dan sarana uji dan
pengoperasiannya.
5) PKB Cilincing
PKB Cilincing terletak di Jl. Raya Cakung-Cilincing, Kelurahan Semper
Timur, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara (14130), berdiri di atas lahan seluas
2 Ha, beroperasi sejak bulan Agustus 1996, serta memiliki daya listrik PLN 66
KVA dan genset 2x50 KVA. PKB Cilincing memiliki 2(dua) lajur uji mekanis
sistem digital merek Cartec (Jerman) dan merek Kiyasaka (Korea-Jepang).
Kelima fasilitas pengujian kendaraan bermotor di atas, masing-masing
telah diperlengkapi dengan sistem informasi manajemen komputer yang
terintegrasi antar sistem administrasi uji dan sistem uji teknis.
c. Sistem dan Prosedur Pengujian Kendaraan Bermotor
Sistem pengujian kendaraan bermotor meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Pengujian dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) minimum golongan
II/b lulusan SMK Teknik Mesin dan Elektro atau yang sederajat dan memiliki
kualifikasi penguji (Master Kir) yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Darat.

2) Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan prasarana dan sarana uji yang


ditentukan dan di-kalibrasi secara periodik.
3) Pengujian dilaksanakan setelah wajib uji mendaftar dan membayar retribusi uji
serta mendapat penetapan pelayanan uji teknis.
4) Pelayanan teknis pengujian kendaraan bermotor meliputi :
a) pemeriksaan kelengkapan dokumen teknis kendaraan,
b) pemeriksaan identitas fisik kendaraan,
c) pengujian ambang batas laik jalan, dan persyaratan teknis kendaraan.
d) penetapan laik jalan bagi kendaraan yang lulus uji.
e) pengesahan laik jalan berupa pengesahan Surat Tanda Lulus Uji (STUK)
berupa buku uji, pemberian tanda/cat samping tentang ketentuan muatan
dan penumpang, serta pemberian tanda/pelat uji bersegel.
5) Pengujian ambang batas laik jalan antara lain uji emisi gas buang kendaraan
bermotor, uji speedometer, uji kebisingan suara, uji kincup roda depan, uji gaya
dan efisiensi rem utama dan rem parkir, serta uji lampu utama.
6) Sedangkan pemeriksaan syarat teknis kendaraan bermotor meliputi :
a) Pemeriksaan landasan, yaitu rangka landasan, sistem pembuangan, sistem
motor penggerak, sistem penerus daya (transmisi), sistem kemudi, sistem
roda-roda, sistem suspensi, sistem rem, lampu dan pemantul cahaya,
komponen pendukung, dan syarat-syarat tambahan serta syarat-syarat
khusus baik aspek mekanikal maupun elektrikal.
b) Pemeriksaan badan kendaraan, yaitu karoseri badan kendaraan, konstruksi
pintu-pintu, kaca-kaca, dan ikatan landasan.
7) Dokumen teknis pengujian kendaraan bermotor terdiri dari :
a) Buku induk : merupakan buku data induk kendaraan wajib uji.

b) Kartu induk : merupakan kartu untuk mencatat spesifikasi teknis dan hasil
uji setiap kendaraan pada setiap periode uji dilaksanakan.
c) Buku uji : merupakan buku inventaris pemilik kendaraan yang berisi
tentang spesifikasi teknis dan pengesahan laik jalan.
Adapun prosedur pelayanan bagi masyarakat pemakai jasa pengujian
berkala kendaraan bermotor, antara lain :
1) Pemilik kendaraan atau kuasanya mengajukan permohonan pendaftaran uji di
Loket-I, dengan membawa persyaratan buku uji dan STNK. Bila memenuhi
syarat akan dapat tanda bukti daftar uji dan surat perintah bayar retribusi.
2) Pemilik/kuasanya membayar retribusi uji di Loket-II, dan memperoleh tanda
bukti bayar retribusi uji (cash register).
3) Pemilik/kuasanya mengajukan penetapan pelayanan teknis pengujian di LoketIII, yang meliputi penetapan waktu, tempat, dan uji teknis.
4) Pemilik/kuasanya/pengemudi membawa kendaraan ke lokasi pengujian dan
menunjukkan identitas pemilik/surat kuasa dan tanda bukti penetapan uji,
kemudian memperoleh Surat Perintah Uji (SPU) dari Loket-III sebagai
pengantar untuk melaksanakan uji teknis kendaraan.
5) Pelaksanaan Uji Teknis di Lajur Uji Mekanis.
6) Setelah uji teknis, pengemudi memperoleh tanda bukti selesai uji teknis,
sebagai pengantar untuk memperoleh penetapan hasil uji pada Loket-IV.
7) Bagi kendaraan yang lulus uji diberikan pengesahan pada buku uji, diberikan
tanda/pelat uji bersegel, dan tanda/cat samping.
8) Bagi kendaraan yang tidak lulus uji diberikan Surat Keterangan Tidak Lulus
Uji, dan diberikan kesempatan untuk uji ulang atau uji banding tanpa dipungut
biaya. Surat Keterangan Tidak Lulus Uji ini berlaku sah di jalan untuk

pemakaian tanpa mengangkut penumpang/barang, hanya untuk perbaikan


kendaraan semata.
Prosedur pelayanan pengujian kendaraan bermotor ini tertera pada papan petunjuk
(informasi) yang terpampang di depan kantor PKB Pulogadung seperti tampak
pada gambar di bawah ini.

Gambar 9. Papan Prosedur Pelayanan Pengujian


Kendaraan Bermotor
Bagan tentang sistem dan prosedur pengujian disajikan di bawah ini :

Daftar
Uji Ulang

Loket-1
DAFTAR
UJI

Perbaikan
Kendaraan

Loket-2
BAYAR
UJI

Loket-3
PENETAPAN
UJI

ADMINISTRASI.
UJI

Loket-4
PENETAPAN
HASIL UJI

6
Surat Ket.
tidak lulus uji

L/T

Pengesahan
Laik Jalan

4
masuk

Parkir
Kend..

IDENTIFIKASI

UJI
TEKNIS

8
UJI
VISUAL

Parkir & Pasang


Tanda Uji dan
Cat Samping

keluar

Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta


Gambar
10. Bagan Penelitian
Prosedur Pengujian Kendaraan Bermotor
B.
Profil Informan
B. Profil Informan Penelitian
Penelitian pada Seksi PKB Pukogadung Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta ini dilakukan dalam satu periode uji berkala kendaraan bermotor yaitu pada
Semerster-II Tahun 2009 (terhitung mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2009) dan
untuk keperluan pengujian kredibiltas data maka penulis melakukan perpanjangan waktu
penelitian sampai dengan bulan April 2010, dengan harapan agar mendapatkan data
penelitian yang mendalam, objektif dan dapat mengungkap fenomena yang terjadi
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penguji kendaraan bermotor.
Selama penelitian dilakukan proses pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung, dan demi kepentingan mendapatkan data hasil observasi yang lebih kredibel
tentang fenomena proses pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor maka penulis
meningkatkan ketekunan dengan cara melakukan pengamatan langsung (participant
observer) di kantor PKB Pulogadung selama 6(enam) bulan pada setiap hari Sabtu mulai
jam 08.30-12.00 WIB. Selama kurun waktu itu, juga dilakukan proses wawancara dengan
para pelaksana pengujian kendaraan bermotor. Serta dalam rangka triangulasi teknik
pengambilan data, juga dilakukan pengamatan (observasi) di lokasi PKB lain, yaitu di
PKB Ujung Menteng, PKB Cilincing dan PKB Jagakarsa selama kurun waktu 1(bulan)
pada setiap hari Sabtu, pemilihan hari Sabtu ini karena pada setap hari itu penulis libur
kerja sehingga lebih konsentrasi dalam melakukan penelitian di kantor PKB.
Di samping itu, selama proses wawancara dengan para informan juga dilakukan
3 kali diskusi dengan teman sejawat (terdapat 3 informan, lulusan S2), diskusi pertama
berkenaan dengan aspek-aspek penulisan tesis dan diskusi yang kedua mengenai kinerja
penguji yang terkait dengan kompetensi dan kualitas SDM penguji kendaraan bermotor.

Peneliti akan menyajikan 40% dari jumlah penguji yang bertugas pada PKB
Pulogadung (30 orang) yaitu sekitar 12 (dua belas) informan yang diharapkan dapat
membantu dalam mengungkapkan fakta-fakta dan informasi yang akan dijadikan bahan
penulisan tesis ini, dengan dasar pertimbangan pengambilan/penentuan informan dari 3
jenjang jabatan fungsional penguji seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini
(sebagai catatan : saat ini, UPT PKB belum memiliki penguji penyelia).

Tabel 4. Jumlah dan Komposisi Informan Penelitian


Informan

Sudah

Belum

Fungsional

Fungsional

1. Informan Pokok

Jumlah
1

2. Informan Kunci
a. Penguji Penyelia

b. Penguji Pelaksana Lanjutan

c. Penguji Pelaksana

d. Penguji Pelaksana Pemula

12

TOTAL
Sumber : Penelitian 2009-2010

Dalam penelitian ini menampilkan 12 informan yang berhasil di wawancarai dan


diajak berdiskusi baik langsung maupun tidak langsung, yang terbagi atas 1(satu)
Informan pokok (Plh. Kasi PKB Pulogadung) dan 11(sebelas) Informan kunci. Sebelas
Informan kunci terdiri atas 1(satu) Informan yang menjadi Koordinatoir Lapangan, 2(dua)
Informan yang bertugas sebagai penguji penandatangan buku uji kendaraan baru, 2(dua)
Informan yang bertugas sebagai penguji penandatangan buku uji kendaraan jenis bus,
1(satu) Informan yang bertugas sebagai penguji penandatangan buku uji kendaraan jenis
angkutan-IV, 1(satu) Informan yang menjadi koordinator lajur mekanis, dan 4(empat)
Informan yang bertugas sebagai penguji kendaraan bermotor.

Dilihat dari formasi Informan yang terpilih dalam penelitian ini, peneliti
mencoba menyajikan hasil penelitian seobjektif mungkin, mengingat latar belakang
peneliti pernah bertugas di lingkungan UPT PKB hampir selama 10(sepuluh) tahun sejak
tahun 1996 sampai dengan 2006 sehingga sudah sangat paham akan lingkungan lokasi
studi dan mengenal baik (berkawan sampai dengan saat ini) dengan para Informan. Hal
ini lah yang memudahkan peneliti dalam melakukan proses observasi dan wawancara,
serta mencari bahan-bahan untuk analisis transkrip dan tekstual yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penguji kendaraan bermotor. Seluruh Informan
merasa tidak berkeberatan apabila nama dan identitas lengkap (bahkan photo profilnya)
dicantumkan,
Wawancara terhadap para Informan dilakukan di ruang kantor atau di meja
kerjanya sambil melaksanakan tugasnya, ada juga yang dilakukan sambil bekerja di lajur
uji mekanis, sekaligus pengamatan langsung terhadap jalannya proses uji berkala
kendaraan bermotor dengan menggunakan alat uji mekanis. Proses wawancara dengan
satu Informan kadang kala berlangsung sampai dengan 4(empat) kali pertemuan, sewaktu
wawancara yang kedua, ketiga dan keempat peneliti lakukan dalam suasana (hari) yang
berbeda dan tidak jarang peneliti memberikan pertanyaan yang sama kepada Informan
namun tetap dalam suasana yang berbeda. Bahkan wawancara dengan Informan pokok
sampai 12(dua belas) kali pertemuan. Pertemuan sebanyak ini dipergunakan oleh peneliti
untuk melakukan proses wawancara, diskusi teman sejawat, cross-check data hasil
observasi, dan permintaan data/bahan transkrip dan tekstual.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap para Informan tersebut dilengkapi
dengan data-data dan photo-photo selama proses interaksi berlangsung sebagai bahan
penunjang hasil penelitian. Kemudian hasil penelitian dikaji lebih lanjut dengan telaah
pustaka dan konfirmasi intersubjektif yang telah dilakukan, meskipun analisis dilakukan

terus selama proses penelitian berlangsung. Sebelum menyajikan hasil penelitian terlebih
dahulu peneliti menyampaikan profil lengkap data para Informan penelitian sebagai
berikut :

1. Informan Pokok

Gambar. 11
Informan Pokok
Nama

: Dedi Supriadi, SH, MTr.

NIP/NRK

: 470053820/100140

Pangkat/Gol. Ruang

: Pangkat/Gol.Ruang Penata/(III)c

Jabatan Fungsional

: Penguji Pelaksana Lanjutan

Jabatan Stuktural

: Plh. Kepala Seksi PKB Pulogadung,


merangkap sebagai Ketua Biro Hukum DPD IPKBI
DKI Jakarta

Riwayat Tugas

a) Mulai bertugas di UPT PKB sejak 1993 menjadi Pembantu Penguji PKB
Ujung Menteng sampai dengan tahun 1996.
b) Tahun 1996-2003 menjadi Penguji PKB Ujung Menteng.
c) Sejak tahun 2004 bertugas menjadi Penguji di PKB Pulogadung.
d) Menjadi Penandatangan Pengganti Buku Uji jenis Mobil Baru.
e) Menjadi Penandatangan Pengganti Buku Uji jenis Kajen-IV.
f) Menjadi Koordinator Lapangan
g) Menjadi Penandatangan Buku Uji mobil baru.
h) Sejak bulan Maret 2010 ditetapkan menjadi Plh. Kasi PKB Pulogadung.

2. Informan Kunci

Di bawah ini akan ditampilkan identitas nama-nama dan profil dari informan
kunci sebagai berikut :

Gambar. 12
Informan Kunci
Pertama
a. Nama
: Bostang Tampubolon
NIP/NRK
: 470039442/53354
Pangkat/Gol.
: Penata Muda Tingkat I / (III)b
Jabatan
: Penguji Pelaksana Lanjutan
Tugas
: Koordinator Lapangan Seksi PKB Pulogadung
Perincian
:
1) Pengaturan sirkulasi proses pengujian dan kendaraan uji.
2) Mengkoordinasikan penguji dalam melaksanakan tugas-tugas pengujian.
3) Melakukan verifikasi terhadap kendaraan yang akan diuji.
4) Menerima dan membuat laporan hasil uji.

Gambar. 13
Informan Kunci
Kedua
b. Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas

:
:
:
:
:

Sudirman B Irianto
120110638/120590
Penata Muda Tingkat I / (III)b
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penandatangan Buku Uji berkala pertama Seksi PKB
Pulogadung, merangkap sebagai Korwil DPD IPKBI DKI
Jakarta

Perincian
:
Tugas
1) Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
2) Menetapkan masa berlaku uji.
3) Mengisi dan menandatangani Buku uji.

Gambar. 14
Informan Kunci
Ketiga
c. Nama
: Djoko Thomas, ST
NIP/NRK
: 120142072/123134
Pangkat/Gol.
: Penata Muda Tingkat I / (III)b
Ruang
: Penguji Pelaksana Lanjutan
Jabatan
Fungsional
Tugas
: Penandatangan buku uji berkala pertama (baru) Seksi PKB
Perincian
: Pulogadung
Tugas
1)
Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
2) Menetapkan masa berlaku uji.
3) Mengisi dan menandatangani Buku uji.

Gambar. 15
Informan Kunci
Keempat
d. Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas

:
:
:
:
:

Henky Suhendra
470045404/64353
Penata Muda Tingkat I / (III)b
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penandatangan buku uji berkala kendaraan mobil bus Seksi
PKB Pulogadung, merangkap sebagai Koordinator Teknis
Peralatan Uji dan juga sebagai Sekretaris I DPD IPKBI DKI
Jakarta

Perincian
:
Tugas
1)
Melakukan koordinasi pelaksanaan uji teknis.
2) Melakukan koordinasi perawatan alat uji.
3) Melakukan koordinasi kalibrasi alat uji.
4) Membuat laporan kondisi alat uji secara rutin.
5) Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
6) Menetapkan masa berlaku uji.
7) Mengisi dan menandatangani Buku uji.

Gambar 16.
Informan Kunci
Kelima
e. Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas

:
:
:
:
:

Herens Roni Tuju


470045410/64335
Penata Muda Tingkat I / (III)b
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penandatangan buku uji berkala kendaraan mobil bus Seksi
PKB Pulogadung

Perincian
:
Tugas
1) Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
2) Menetapkan masa berlaku uji.
3) Mengisi dan menandatangani Buku uji.

f.

Gambar. 17
Informan Kunci
Keenam
Nama
: Widodo
NIP/NRK
: 120110951/120621
Pangkat/Gol.
: Penata Muda Tingkat I / (III)b
Ruang
Jabatan
: Penguji Pelaksana Lanjutan
Fungsional
Tugas
: Penandatangan buku uji berkala Kajen-IV Seksi PKB
Pulogadung
Perincian
:
Tugas
1)
Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
2) Menetapkan masa berlaku uji.
3) Mengisi dan menandatangani Buku uji.

Gambar. 18
Informan Kunci
Ketujuh
g. Nama
: Jumat Aribowo
NIP/NRK
: 120110202/11774
: Penata Muda Tingkat I / (III)b
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
: Penguji Pelaksana Lanjutan
Fungsional
Tugas
: Koordinator Lajur Mekanis Seksi PKB Pulogadung
Perincian
:
Tugas
1)
Mengkoordinasikan pelaksanaan uji teknis di lajur mekanis.
2) Menandatangani SPUK sebelum dikirim ke bagian penulisan buku uji dan
kartu induk.
3) Menerima dan membuat laporan hasil uji teknis di lajur mekanis.

Gambar. 19
Informan Kunci
Kedelapan
h. Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas

:
:
:
:
:

Fatchuri, Ama PKB, ST, MTr


470061847/122211
Penata Muda (III)a
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penguji Administrasi Seksi PKB Pulogadung, merangkap
sebagai Ketua Biro Teknik DPD IPKBI DKI Jakarta

Perincian
:
Tugas
1)
Mengumpulkan dan membuat analisis data hasil uji teknis.
2) Melakukan perhitungan dan kondisi teknis kendaraan uji berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik kendaraan.
3) Menghitung dan menetapkan daya angkut orang dan barang, Muatan Sumbu
Terberat (MST) dan Jumlah Berat Diizinkan (JBI).
4) Menetapkan kelas jalan yang dilalui.
5) Mengirimkan data hasil uji ke bagian penulisan buku uji dan kartu induk.
6) Memasukan data hasil uji ke dalam database SIM Komputer.

Gambar. 20
Informan Kunci
Kesembilan
i.

Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas

:
:
:
:
:

Tiyana Brotoadi, Ama PKB, SMn


470062719/124101
Penata Muda / (III)a
Penguji Pelaksana
Penguji Mekanis Seksi PKB Pulogadung, merangkap sebagai
Ketua Biro SDM DPD IPKBI DKI Jakarta

:
Perincian
Tugas
1)
Melaksanakan pra-uji dan identifikasi fisik kendaraan.
2) Menyiapkan, menghidupkan dan memastikan unjuk kerja alat uji.
3) Mengukur dimensi kendaraan uji.
4) Melakukan pemeriksaan visual fisik kendaraan uji.
5) Menguji kendaraan dengan alat uji sesuai ambang batas yang ditetapkan.
6) Menganalisis data hasil uji teknis.
7) Melakukan perawatan dan setting alat uji secara harian, mingguan, bulanan,
serta membantu kegiatan kalibrasi alat uji.

Gambar. 21
Informan Kunci
Kesepuluh
j.

Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas

:
:
:
:
:

Zulkifli
470061240 / 119388
Pengatur / (II)c
Penguji Pelaksana
Penguji Mekanis Seksi PKB Pulogadung, merangkap sebagai
Sekretaris Korwil PKB Pulogadung DPD IPKBI DKI Jakarta

Perincian
:
Tugas
1)
Melaksanakan pra-uji dan identifikasi fisik kendaraan.
2) Menyiapkan, menghidupkan dan memastikan unjuk kerja alat uji.
3) Mengukur dimensi kendaraan uji.

4)
5)
6)
7)

Melakukan pemeriksaan visual fisik kendaraan uji.


Menguji kendaraan dengan alat uji sesuai ambang batas yang ditetapkan.
Menganalisis data hasil uji teknis.
Melakukan perawatan dan setting alat uji secara harian, mingguan, bulanan,
serta membantu kegiatan kalibrasi alat uji.

Gambar. 22
Informan Kunci
Kesebelas
k. Nama
: Sutjipto
NIP/NRK
: 470060991/119791
: Pengatur Tingkat I / (II)d
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
: Penguji Pelaksana Pemula
Fungsional
Tugas
: Penguji Mekanis Seksi PKB Pulogadung
Perincian
:
Tugas
1)
Melaksanakan pra-uji dan identifikasi fisik kendaraan.
2) Menyiapkan, menghidupkan dan memastikan unjuk kerja alat uji.
3) Mengukur dimensi kendaraan uji.
4) Melakukan pemeriksaan visual fisik kendaraan uji.
5) Menguji kendaraan dengan alat uji sesuai ambang batas yang ditetapkan.
6) Menganalisis data hasil uji teknis.
7) Membantu perawatan alat uji secara harian, mingguan, dan bulanan.

C. Penyajian Data Hasil Penelitian


1. Observasi
a. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
Penguji kendaraan bermotor PKB Pulogadung telah memiliki
pekerjaan (Job Description) sebagai berikut :
1) melaksanakan pengujian berkala kendaraan bermotor,

uraian

2) melaksanakan pengujian berkala periodik kendaraan bermotor jenis mobil bus


sedang, mobil bus besar dan kendaraan angkutan umum jenis IV,
3) melaksanakan pengujian berkala pertama kendaraan bermotor, rubah bentuk,
peremajaan dan mutasi dari luar daerah,
4) melaksanakan pengujian kendaraan bermotor di tempat/touring,
5) melaksanakan penetapan teknis laik jalan dan pengesahan hasil uji,
6) melaksanakan administrasi dan sistem pelaporan.
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, penguji PKB Pulogadung telah
melaksanakan tugas-tugas pengujian berkala kendaraan bermotor, yaitu pengujian
berkala pertama terhadap kendaraan baru, kendaraan mutasi uji dari daerah,
kendaraan rubah bentuk, kendaraan permajaan angkutan umum, serta melayani
pengujian pertama bagi kendaraan Complete Build Unit (CBU) bukan baru (eximpor). Dan melayani pengujian berkala periodik terhadap kendaraan mobil bus
(jenis bus besar dan bus sedang ) dan kendaraan jenis-IV (bajaj bensin, bajaj BBG,
bajaj kancil, dan kendaraan roda-3). Di samping itu melayani proses administrasi
untuk kendaraan yang akan melakukan numpang uji dan mutasi uji (ke daerah
lain). Secara umum pelaksanaan tugas penguji dapat digambarkan sebagai berikut :

Uraian Tugas
Penguji PKB

Pulogadung

Pelayanan
Pengujian

Uji Berkala
Pertama

Uji Berkala
Periodik

Administrasi
Pengujian

Tugas
Tambahan

Terhadap :
-Mobil baru
-Mobil modifikasi
-Mutasi dr daerah
-CBU Ex-impor

Terhadap :
-Bus besar
-Bus sedang
-Kajen-IV

-Numpang uji
-Mutasi uji
Ke daerah lain

-Uji di tempat
(pemilik kend)
-Uji petik laik jalan
-Uji petik emisi

Sumber : Hasil Observasi Penelitian, 2010


Gambar 23. Uraian Tugas Penguji PKB Pulogadung
Dalam

pelaksanaan

tugasnya

penguji

kendaraan

bermotor

mempergunakan peralatan kerja terdiri dari peralatan pokok berupa alat uji tekni,
dan peralatan tambahan berupa sistem informasi manajemen (SIM) komputer
pengujian dan alat kerja (palu, senter dan meteran). Alat uji teknis berupa
serangkaian alat uji yang dipasang (berderet) dalam lajur uji mekanis untuk
memeriksa, mengukur dan menguji kendaraan wajib uji berdasarkan persyaratan
teknis dan ambang batas laik jalan kendaraan bermotor yang telah ditetapkan
menurut peraturan.
Dalam proses pengujian kendaraan bermotor, para penguji merupakan
satu tim kesatuan tugas yang tidak saling terpisahkan sesuai tugasnya masingmasing dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Perhubungan tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor dan ketentuan Persyaratan Teknis dan
Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor sebagai berikut :
1) Ketentuan Persyaratan Teknis Laik Jalan :
a) Persyaratan landasan kendaraan bermotor :
(1) Rangka landasan
: mampu menahan beban/getaran/goncangan/karat.
(2) Motor penggerak
: rasio daya/berat, kendali, tanki.
(3) Sistem pembuangan : manifold, muffler, knalpot.
(4) Penerus daya
: sistem transmisi, kopling.
(5) Sistem kemudi
: dapat digerakkan secara wajar.
(6) Sistem roda
: sumbu, pelek, ban kondisi baik.
(7) Sistem suspensi
: peredam getaran/kejutan.
(8) Sistem rem
: perlambatan semua roda, pedal.
(9) Lampu-lampu
: utama, penunjuk, rem, posisi.
(10) Komp. pendukung
: spion, wiper, klakson, spakbor, dll

(11) Syarat tambahan dan syarat-syarat khusus.


b) Persyaratan badan (body) kendaraan bermotor :
(1) Badan kendaraan mampu menahan beban dan terikat pada landasan
(chasis).
(2) Pintu-pintu terikat (terkunci) dengan kuat.
(3) Kaca depan dan kaca jendela tidak berbayang.
(4) Tempat duduk lebar minimal 40 cm.
(5) Memiliki tempat pasang pelat nomor kendaraan.
(6) Syarat tambahan dan syarat-syarat khusus.
2) Ketentuan Ambang Batas Laik Jalan :
a) Tingkat emisi gas buang : asap 50%; HC 1.200ppm; CO 4,5%.
b) Tingkat kebisingan suara : 90 dB (mesin); 118 dB (klakson).
c) Efisiensi rem
: rem utama 60%; rem parkir 12-16%
perlambatan 5 meter/detik kuadrat atau
sama dengan 0,5 berat sumbu.
d) Lampu utama
: intensitas 12.000 cd, deviasi :
ke kanan 0 derajat, 34 menit, dan
ke kiri 1 derajat, 39 menit,
tinggi maksimal titik focus 1.25 meter.
e) Radius putar
: maksimal 12 meter.
f) Speedometer
: deviasi maksimal 15% minimal 10%
pada kecepatan 40 km/jam.
g) Kincup roda ((sideslip)
: maksimal 5 mm/meter.
Untuk melaksanakan pengujian kendaraan bermotor sesuai standar tersebut di atas
PKB Pulogadung memiliki 2 lajur uji mekanis yang terdiri dari seperangkat alat uji
merek Cartec (Jerman) dan merek Kiyasaka (Korea-Jepang) yang telah ditetapkan
(mendapatkan rekomendasi) dari Dirjen Perhubungan Darat. Alat uji teknis ini
terdiri dari :
1) Alat uji emisi gas buang kendaraan bermotor, untuk menguji tingkat emisi gas
buang dari knalpot kendaraan berbahan bakar solar dinamakan alat uji
kepekatan asap (Smoke Tester) dan untuk kendaraan

berbahan bakar

bensin/bahan bakar gas dipergunakan alat uji emisi kandungan gas hidrokarbon
(HC) dan gas karbonmonoksida (CO) atau HC-CO Tester.
2) Alat uji akurasi speedometer kendaraan (Speedometer Tester).
3) Alat uji kebisingan suara (Noise Tester).

4) Alat uji kekuatan intensitas cahaya dan deviasi arah/fokus lampu utama
kendaraan (Head Light Tester).
5) Alat uji kincup roda depan kendaraan (Side Slip Tester).
6) A
l
a
t

u
kur berat sumbu kendaraan (Axle Load Meter).
7) Alat uji rem utama kendaraan (Brake Tester).
8) Alat uji deteksi sistem roda-roda kendaraan (Joint Play Detector) atau
mempergunakan lift hidrolik untuk mengangkat kendaraan (Pit-lift).

Lajur Mekanis-I (Alat Uji Merek Cartec)

S
Lajur Mekanis-II (Alat Uji Merek Kiyasaka)

Gamb

Gambar 24. Peralatan Uji Mekanis PKB Pulogadung

Selain

mempergunakan

peralatan

uji

tersebut

di

atas,

dalam

melaksanakan tugasnya penguji kendaraan bermotor membutuhkan format-format


seperti formulir Surat Pendaftaran Pengujian (SPP), Surat Penetapan Uji (SPU),
formulir uji teknis atau yang disebut dengan blangko mekanis, kartu induk
k
e
n
d
a
r
aan, Surat Keterangan Tidak Lulus Uji dan formulir laporan hasil pengujian.
Selain itu membutuhkan bahan-bahan pengujian seperti buku uji, plat uji dan
tanda hasil uji berupa sticker/cat samping.
Untuk menunjang kelancaran pengiriman data-data hasil pengujian
kendaraan bermotor maka di PKB Pulogadung diperlengkapi dengan SIMkomputer pengujian yang terdiri atas SIM-Komputer Uji Teknis dan SIMKomputer Administrasi Uji yang saling koneksi. SIM-Komputer Uji Teknis
dilengkapi dengan C-Ter (alat untuk memasukan data identitas kendaraan uji), CCon (alat untuk mentrasfer hasil data uji teknis) ke komputer induk uji teknis yang
dinamakan C-Net, keseluruhan hasil uji teknis dari C-Net ini ditransfer lagi ke

sistem komputer administrasi (C-Adm). C-Adm adalah sistem komputer yang


merekam dan mengolah data-data administrasi uji dan data-data teknis hasil uji, CAdm juga menerima data-data administrasi dari loket-loket pelayanan, yaitu dari
komputer pendaftaran uji (Loket-I), dari komputer pembayaran retribusi uji
(Loket-II), dari komputer penetapan uji (Loket-III), dari komputer pemberian
Nomor Uji (Loket Khusus) dan dari komputer pengisian data kartu induk
kendaraan, serta mengirimkannya ke komputer hasil uji (Loket-IV). Selain itu, CAdm Seksi PKB Pulogadung juga terkoneksi dengan komputer induk (server
komputer) yang dikelola oleh Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana yang
mengelola data induk kendaraan wajib uji seluruh Jakarta, untuk lebih jelasnya
dapat digambarkan pada bagan di bawah ini.

SIM-Komputer Uji Teknis (Lajur Mekanis)


Identifikasi

Kel.alat 1

Kel.alat 2

Kel.alat 3

Kel.alat 4

C-Ter

C-Con1

C-Con2

C-Con3

C-Con4

C-Net
SIM-Komputer Administrasi Uji
Komputer
Pendaftaran Uji
Loket-I
Komputer
Pembayaran Uji
Loket-II
Komputer
Penetapan Uji
Loket-III
Komputer
Hasil Uji
Loket-IV

Komputer
Kartu
Induk

C-Adm

Komputer
Administrasi
Uji

Komputer Data Induk Kendaraan

Komputer
Nomor Uji
Loket Khusus

(Seksi Fasilitas, Sarana & Prasarana)

Komputer
Pelayanan
Check Identitas

SERVER
(database)

Sumber : Hasil Observasi Penelitian, 2010


Gambar 25. SIM-Komputer PKB Pulogadung
Untuk melaksanakan sekian banyak uraian pekerjaan (job description) di
atas tentulah membutuhkan tenaga penguji kendaraan bermotor yang memiliki
spesifikasi pekerjaan (job specification) sesuai dengan kompetensinya yaitu harus
memiliki wawasan, pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan kemampuan sesuai
dengan persyaratan profesi, wewenang dan tanggung jawabnya. Sangat beruntung,
job specification profesi penguji kendaraan bermotor telah diatur dalam Peraturan
Dirjend

Perhubungan

Darat

Nomor

SK.1076/KP.108/DRJD/2005

tentang

Kompetensi Penguji Kendaraan Bermotor, yang akan diuraikan lebih lanjut dalam
analisis tekstual penelitian ini.
Penguji kendaraan bermotor PKB Pulogadung yang berjumlah 31(tiga
puluh satu) orang telah seluruhnya mengikuti pendidikan dan latihan penguji
kendaraan bermotor (Diklat PKB) yang diselenggarakan oleh Ditjend Perhubungan
Darat, sehingga telah memiliki kompetensi sesuai dengan kualifikasinya. Akan
tetapi dalam pelaksanaan jabatan fungsionalnya mereka ada yang belum ditetapkan
menjadi tenaga fungsional sekitar 15(lima belas) orang penguji, bahkan dari hasil
pengamatan peneliti terdapat kejanggalan yang tidak sesuai dengan jenjang jabatan
fungsionalnya, diantaranya :
1) Pimpinan setempatnya sendiri, yaitu pemangku jabatan Pelaksana harian (Plh.)
Kepala Seksi PKB Pulogadung yang dijabat oleh Sdr. Dedi Supriadi, SH, MTr,

beliau seorang PNS yang memiliki pangkat/golongan ruang Penata/(III)/c dan


juga seorang penguji kendaraan bermotor pelaksana lanjutan yang belum
ditetapkan menjadi tenaga fungsional penguji, semestinya beliau sudah menjadi
tenaga fungsional penguji kendaraan bermotor penyelia. Konsekuensi dari hal
itu, beliau belum mendapatkan tunjangan jabatan struktural karena masih
sebagai pemangku jabatan pelaksana harian Kepala Seksi dan juga beliau
belum mendapatkan kompensasi tambahan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD)
sebesar Rp.2.000.000,- perbulan karena belum ditetapkan menjadi tenaga
fungsional penguji kendaraan bermotor penyelia atau pelaksana lanjutan.
2) Penguji kendaraan bermotor pelaksana yang bernama Sdr. Tiyana Brotoadi,
AmaPKB, SMn, seorang PNS dengan pangkat/golongan ruang Penata
Muda/(III)/a, walaupun dia sudah menjadi tenaga fungsional penguji, akan
tetapi jenjang jabatan fungsionalnya masih sebagai penguji

kendaraan

bermotor pelaksana, semestinya sudah naik menjadi seorang penguji kendaraan


bermotor pelaksana lanjutan sesuai dengan pangkat kepegawaian dan
pengalaman kerjanya.
3) Penguji kendaraan bermotor pelaksana yang bernama Sdr. Syahrial Raydi,
seorang PNS dengan pangkat/golongan ruang Pengatur Muda Tingkat-I/(II)/b,
walaupun dia sudah menjadi tenaga fungsional penguji, akan tetapi jenjang
jabatan fungsionalnya melebihi kompetensinya, semestinya dia masih pada
jenjang jabatan fungsional satu tingkat di bawahnya yaitu penguji kendaraan
bermotor pelaksana pemula sesuai dengan pangkat kepegawaian (II/b) dan
pengalaman kerjanya.
4) Terdapat 5(lima) orang penguji kendaraan bermotor pelaksana pemula yaitu
Sdr. Hasanuddin [seorang CPNS dengan pangkat/golongan ruang Pengatur

Tingkat-I/(II)/d], Sdr. Sutjipto [seorang CPNS dengan pangkat/golongan ruang


Pengatur

Tingkat-I/(II)/d],

Sdr.

Hariagam

[seorang

CPNS

dengan

pangkat/golongan ruang Pengatur Muda/(II)/a], Sdr. Nurmiati [seorang CPNS


dengan pangkat/golongan ruang Pengatur Muda/(II)/a], dan Sdr. Gading
Kusuma [juga seorang CPNS dengan pangkat/golongan ruang Pengatur
Muda/(II)/a], walaupun mereka telah lulus Diklat PKB yang diselenggarakan
Dirjen Perhubungan Darat, akan tetapi dalam penempatan tugas di PKB
Pulogadung semestinya mereka belum menjadi seorang penguji teknis di lajur
mekanis, karena status mereka masih CPNS yang belum memiliki pengalaman
kerja yang cukup dan pangkat kepegawaian mereka masih rendah serta mereka
bekerja ditugaskan di PKB Piulogadung baru sekitar 3 bulan lamanya. Untuk
menjadi seorang penguji kendaraan bermotor pelaksana pemula, sebenarnya
harus seorang PNS dengan pangkat minimal Pengatur Muda Tingkat-I/(II)/b
dan telah memiliki pengalaman kerja di unit pengujian kendaraan bermotor
minimal 2(dua) tahun. Seyogyanya pada saat mereka lulus Diklat PKB hanya
diberikan tanda lulus mengikuti diklat saja, tanpa diberikan sertifikat
kompetensi penguji kendaraan bermotor oleh Dirjen Perhubungan Darat,
sehingga dalam penempatan tugas oleh Pihak Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta mereka ditempatkan terlebih dahulu menjadi tenaga staf administrasi
pengujian bukan sebagai penguji kendaraan bermotor pelaksana pemula di
PKB Pulogadung.
Kenyataan tersebut di atas menandakan bahwa job specification belum
dilaksanakan dengan baik sebagaimana mestinya.
Di dalam pelaksanaan analisis pekerjaaan (job analysis) diperlukan
evaluasi pekerjaan (job evaluation), dan sekali lagi perlu disampaikan bahwa

evaluasi terhadap pekerjaan penguji didasarkan ketentuan Keputusan Bersama


Menteri Perhubungan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor KM.48
Tahun 2004 dan Nomor 20 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor dan Angka Kreditnya. Dalam keputusan
bersama ini telah diatur mengenai tata cara penilaian bobot angka kredit dari hasil
pelaksanaan tugas jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor, yang digunakan
untuk kepentingan kenaikan (impassing) jabatan fungsionalnya. Nilai angka kredit
penguji ini terdiri dari unsur pendidikan, pemastian kelaikan jalan kendaraan,
pengembangan prestasi, dan unsur penunjang.
Unsur pendidikan dalam penentuan angka kredit penguji dinilai
berdasarkan komponen nilai pendidikan awal (SMK/SMA, Diploma-II, DiplomaIII) serta komponen nilai pendidikan dan latihan penguji kendaraan bermotor.
Unsur pemastian kelaikan jalan kendaraan terdiri dari komponen nilai pengujian
berkala (pelaksanaan, analisis dan penetapan hasil uji), nilai pengujian tipe, nilai
dalam membuat rancangan bangun dan rekayasa kendaraan, serta nilai dalam
melaksanakan kegiatan perawatan dan perbaikan peralatan pengujian. Unsur nilai
pengembangan prestasi terdiri dari komponen nilai pembuatan karya tulis/ilmiah
dan nilai kegiatan penerjemahan buku dan karya ilmiah. Selanjutnya, unsur
penunjang diperhitungkan dari komponen nilai :
mengajar/melatih di bidang pengujian kendaraan bermotor,
peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi,
keanggotaan dalam organisasi profesi,
keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional,
perolehan piagam kehormatan, dan
perolehan gelar kesarjanaan lain.

Berdasarkan hasil observasi terhadap analisis pekerjaan (Job Analysis)


penguji kendaraan bermotor PKB Pulogadung tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa uraian pekerjaan (job description) penguji kendaraan bermotor sudah ada,
sangat

rinci

dan

telah

dilaksanakan

berdasarkan

ketentuan

peraturan

perundangundangan yang berlaku. UPT PKB telah memiliki pedoman pelaksanaan


evaluasi pekerjaan (job evaluation) penguji kendaraan bermotor, yaitu yang
berkenaan dengan penilaian angka kredit penguji, akan tetapi spesifikasi pekerjaan
(job specification) belum dilaksanakan dengan baik.

b. Kompensasi
Kompensasi yang diterima oleh para penguji kendaraan bermotor antara
lain berupa baji bulanan dan tunjangan-tunjangan lain. Gaji bulanan adalah sesuai
dengan sistem penggajian pegawai (PNS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada
umumnya,

yaitu

berdasarkan

jenjang

pangkat/golongan

ruang

status

kepegawaiannya yang diterima pada setiap awal bulan. Gaji bulanan terdiri dari
gaji pokok, tunjangan isteri dan anak, tunjangan beras, dan tunjangan khusus
lainnya. Selain gaji bulanan juga telah diberikan tunjangan jabatan fungsional.
Penguji yang bertugas di PKB Pulogadung belum seluruhnya mendapatkan
tunjangan ini, bagi Penguji yang belum mendapatkan penetapan kompetensi dari
Dirjen Perhubungan Darat masih belum mendapakan tunjangan jabatan fungsional.
Dari jumlah 31 Penguji di PKB Pulogadung, baru sekitar 16 orang penguji saja
yang telah mendapatkan tunjangan fungsional ini.
Selain dari pada itu, Penguji PKB Pulogadung telah seluruhnya
menikmati fasilitas kompensasi lain berupa Tunjangan Kinerja Daerah (TKD).
Tetapi belum seluruhnya menerima pemberian tambahan TKD bagi pegawai yang

menduduki jabatan fungsional dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. TKD ini
diterima pada minggu ke-3 setiap bulannya, setelah di-input ke sistem e-TKD
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Besarnya
TKD yang diterima tergantung dari tingkat kehadiran dalam melaksanakan tugas,
serta berdasarkan hasil penilaian kinerja dari atasan langsungnya. Secara rutin
setiap awal bulan, operator inputing komputer mengirimkan data hasil absensi dan
kinerja bulan yang lalu para pegawai kepada e-TKD berdasarkan dokumen
Rekapitulasi Absensi dan Kinerja Pegawai yang telah disahkan oleh operator,
diverifikasi oleh Kepala Subbagian Tata Usaha UPT PKB dan difinalisasi oleh
Kepala UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta. Jadi para penguji kendaraan
bermotor menerima pemberian kompensasi TKD pada bulan berjalan berdasarkan
hasil evaluasi kehadiran dan nilai kinerja bulan yang lalu.
Secara umum kompensasi tersebut di atas dapat digambarkan pada bagan
berikut ini :

Gaji pokok
Tunj. isteri
& anak
Tunjangan
beras
Tunjangan
Khusus
(Jabatan
Fungsional)
TKD
Tambahan
TKD Jabatan
Fungsional

Gaji

Insentif
KOMPEN
SASI
Tunjangan

Promosi
Kenaikan
Jabatan
Fungsional

Penghargaan

Sumber : Hasil Observasi, 2010


Gambar 26. Bagan Komponen Kompensasi Penguji Kendaraan Bermotor
Sedangkan keterkaitan antara Job description, produktivitas, penilaian
kinerja dan pemberian kompensasi TKD dapat digambarkan sebagai berikut :

Mesin Absensi
(Handkey)
Komputer
Inputing
(Data Absensi &
Kinerja)

Laporan
Kehadiran PNS
(individual)

e-TKD
BPKD
Pemprov
DKI

Penilaian Kinerja & Produktivitas oleh


atasan langsung terhadap Job Desc.
Pegawai

KINERJA
Nilai BHU

Rekapitulasi
Kehadiran
PNS

KOMPEN
SASI
(TKD)

PRODUKTIVITAS
U
Nilai BPU

Nilai Kinerja
(NK) Pegawai
Perorangan

Rekapitulasi
Nilai Kinerja
PNS
(Penguji)

Rekapitulasi
Absensi &
Kinerja
Pegawai

INPUTING DATA

Keterangan :
TKD : Tunjangan Kinerja Daerah
BHU : Bidang Hasil Utama
BPU : Bidang Perilaku Utama

Sumber : Proses data e-TKD Pemprov DKI Jakarta


Gambar 27. Bagan Keterkaitan Job Description, Produktivitas,
Kinerja dan Kompensasi
Berdasarkan hasil observasi mengenai kompensasi di atas dapat dikatakan
bahwa kompensasi belum diberikan kepada seluruh penguji kendaraan bermotor
PKB Pulogadung, walaupun mereka telah seluruhnya mendapatkan kompensasi
dari Tunjangan Kinerja Daerah (TKD), tetapi masih terdapat 15(lima belas) orang
penguji yang belum mendapatkan kompensasi tambahan TKD (berupa tunjangan
fungsional) sebesar Rp.2.000.000,-/bulan. Pemberian

kompensasi

TKD oleh

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ditentukan berdasarkan uraian pekerjaan (job


description), produktivitas, dan nilai kinerja pegawai.

c. Produktivitas
Dalam pelaksanaan proses pengujian kendaraan bermotor di PKB
Pulogadung, tingkat produktivitas Penguji Kendaraan Bermotor dipengaruhi oleh
faktor masukan (input), proses dan keluaran (output) pengujian kendaraan
bermotor. Faktor masukan berupa daya dukung sarana dan prasarana pengujian,
bahan penunjang, beban tugas, kompetensi penguji itu sendiri dan manajemen tata

kerjanya. Faktor proses pengujian kendaraan bermotor berupa prosedur uji teknis,
validasi hasil uji teknis dan keteraturan proses uji. Serta faktor keluaran berupa
kuantitas dan kualitas hasil uji. Keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas Penguji Kendaraan Bemotor tersebut dapat diurakan dalam gambar
di bawah ini.

Daya dukung
Sarana Uji
Daya dukung
Prasarana Uji
Bahan
Penunjang
Beban
Tugas

Proses
Pengujian

Kompetensi
Penguji
Organisasi
Kerja

Prosedur,
Validasi &
Kelancaran proses

Hasil
Uji

Kuantitas
&
Kualitas

PRODUKTIVITAS
PENGUJI

Sumber : Hasil Obervasi Lapangan, 2010


Gambar 28. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Penguji
Kendaraan Bermotor

Daya

dukung

sarana

pengujian

kendaraan

bermotor

terhadap

produktivitas penguji dipengaruhi oleh unsur kelancaran operasi alat uji teknis,
kelancaran proses administrasi pengujian, dan tingkat operasi dari sistem informasi
manajemen (SIM) komputer pengujian. Sedangkan daya dukung prasarana
pengujian kendaraan terhadap produktivitas penguji dipengaruhi unsur kegiatan
pemeliharaan alat uji teknis, bahan penunjang dan dukungan ketersediaan dan
kelangsungan energi listrik untuk pengoperasian seluruh alat uji teknis. Kegiatan
pemeliharaan alat uji yang biasa dilakukan di PKB Pulogadung antara lain berupa
pelaksanaan perawatan/pemeliharaan rutin, perbaikan dan penggantian suku
cadang,

serta

kalibrasi

alat

uji

agar

hasil

ujinya

valid

(dapat

dipertanggungjawabkan secara teknis dan hukum). Selain itu tingkat produktivitas


penguji dipengaruhi oleh unsur ketersediaan bahan-bahan penunjang, antara lain
ketersediaan Buku Uji, Plat Uji dan segel, Kartu Induk, Tanda Uji (cat/sticker)
samping, dan formulir-formulir administrasi pengujian. Serta dukungan energi
listrik untuk kantor PKB Pulogadung berasal dari listrik PLN dan cadangan genset.
Produktivitas penguji kendaraan bermotor juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
beban tugas penguji itu sendiri, yaitu tergantung dari unsur tugas pengujian berkala
dan tugas tambahan. Unsur beban tugas uji berkala berasal dari jumlah kendaraan
yang akan diuji berkala pertama dan uji berkala periodik. Jumlah kendaraan uji
berkala pertama (baru) berupa jumlah kendaraan baru, kendaraan rubah bentuk,
kendaraan mutasi uji dari daerah lain, kendaraan peremajaan dari angkutan umum,
dan kendaraan CBU (bukan baru) ex-impor. Sedangkan unsur beban tugas
tambahan yaitu :
uji kolektif (touring) di tempat pemilik kendaraan,
uji petik laik jalan di terminal-terminal dan jalan-jalan,

uji petik emisi gas buang kendaraan bermotor,


uji petik laik jalan dalam mendukung angkutan lebaran, serta
uji petik laik jalan dalam mendukung angkutan natal dan tahun baru.
Unsur lain yang mempengaruhi produktivitas penguji kendaraan bermotor adalah
kompetensi penguji. Kompetensi penguji adalah tingkat keahlian, wewenang dan
tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang penguji secara berjenjang (lihat
gambar. 5), setelah mendapatkan penetapan keputusan dari Direktur Jenderal
Perhubungan Darat dan mendapat penugasan dari Kepala UPT

PKB Dinas

Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Selain dari pada itu perlu adanya suatu
organisasi dan tata kerja yang mendukung pelaksanaan jabatan fungsional penguji.
Produktivitas penguji kendaraan bermotor juga tergantung pada unsur
proses pengujian kendaraan bermotor, yaitu didukung oleh adanya keteraturan dan
ketertiban pelaksanaan prosedur uji teknis, validasi hasil uji teknis, pengaturan
kelancaran seluruh proses pengujian (mulai dari administrasi, uji teknis, kelancaran
arus kendaraan uji).
Kuantitas hasil uji adalah banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang
telah dinyatakan lulus uji oleh penguji kendaraan bermotor, sehingga produktivitas
penguji kendaraan bermotor dapat dinyatakan dalam perbandingan antara jumlah
kendaraan lulus uji dengan salah satu unsur masukan produktivitas dari unsur
tenaga kerja, yaitu tenaga penguji kendaraan bermotor yang melaksanakan proses
pengujian dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan kualitas hasil uji berupa tingkat
kelaikan jalan kendaraan bermotor yang telah ditetapkan oleh penguji berdasarkan
prosedur dan standar kelaikan jalan kendaraan bermotor.
Berdasarkan hasil observasi mengenai produktivitas di atas menunjukkan
bahwa sejak diberlakukannya pemberian insentif berupa pembebasan biaya

retribusi uji kepada kendaraan wajib uji jenis angkutan umum (mobil bus dan
kajen-IV) maka tingkat ketaatan pemilik kendaraan dalam melaksanakan uji
menurun, hal ini tergambar dari semakin menurunnya kendaraan uji sehari-hari
atau dengan kata lain semakin meningkatnya kendaraan yang tidak aktif uji.
Tingkat ketidakaktifan uji tertinggi dari jenis mobil bus dalam kota, disusul oleh
mobil bus AKAP (antar kota antar provinsi), Kajen-IV Kancil dan mobil bus
pariwisata. Sedangkan Kajen-IV Bajaj bensin dan Kancil cukup aktif uji atau
senantiasa patuh melaksanakan kewajiban uji secara berkala setiap enam bulan
sekali. Tingginya jumlah kendaraan yang tidak aktif uji ini disebabkan antara lain
masih rendahnya kesadaran pemilik kendaraan uji untuk melakukan kewajiban uji
secara berkala, usia kendaraan dan biaya perawatan kendaraan yang tinggi.
Sebagai tambahan perlu diinformasikan bahwa produktivitas penguji
sangat dipengaruhi oleh tingkat operasi (kinerja) peralatan pengujian kendaraan
bermotor, setelah dilakukan pengamatan lebih mendalam diperoleh analisis bahwa
alat uji yang dimiliki PKB Pulogadung sering mengalami kerusakan. Bahkan
selama proses pengamatan penelitian yang cukup lama diperoleh fakta adanya alat
uji teknis mengalami kerusakan permanen yaitu sistem komputer (C-Net) uji teknis
di lajur mekanis-I (merek Cartec, 1996). Sedangkan alat uji teknis di lajur
mekanis-II (merek Kiyasaka, 2003) sering tidak dipergunakan karena sering tidak
bisa menghasilkan output hasil uji yang valid. Hal ini menunjukkan sangat kurang
dalam penanganan perbaikan dan ketersediaan suku cadang alat uji teknis di PKB
Pulogadung. Kerusakan alat uji teknis ini sangat mempengaruhi proses dan hasil
pengujian kendaraan bermotor, pelaksanaan uji sering tidak mempergunakan alat
uji dan tentu hasil ujinya tidak sebagaimana mestinya.

Hasil pengamatan lain menunjukkan bahwa walaupun Pemerintah


Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan kebijakan tentang struktur organisasi PKB
baru yang mendukung pelaksanaan jabatan fungsional penguji yaitu pimpinan
PKB Pulogadung merupakan seorang pejabat fungsional, namun manajemen
organisasi PKB Pulogadung masih mempergunakan struktur organisasi dan tata
kerja yang lama, yaitu pimpinannya masih dipegang oleh seorang pejabat
struktural.
Dari realitas tingginya tingkat ketidakaktifan kendaraan wajib uji dan
rendahnya tingkat operasi alat uji teknis ini serta masih belum dipergunakannya
struktur jabatan fungsional dalam manajemen organisasi PKB tentu berakibat pada
masih rendahnya produktivitas penguji kendaraan bermotor. Dan hal ini
mengindikasikan bahwa kantor UPT PKB dan penguji belum berupaya maksimal
dalam peningkatan produktivitas penguji.

d. Kinerja
Kinerja penguji kendaraan bermotor merupakan hasil/prestasi kerja
penguji dalam rangka mencapai sasaran strategis yaitu untuk memenuhi aspek
teknis kelaikan jalan kendaraan bermotor dan pengendalian aspek keselamatan lalu
lintas pada umumnya, sehingga kinerja ini dapat dilihat dari ukuran produktivitas
penguji, kualitas hasil uji, ketepatan waktu uji, dan kelancaran proses uji. Bila
kinerja penguji ini meningkat tentulah ada rasa kepuasan dari sisi pemakai jasa uji
yaitu pemilik/pengguna kendaraan. Dari hasil observasi di lapangan diperoleh
gambaran bahwa waktu pengujian kendaraan rata-rata selama 90 menit pada
kondisi normal, yaitu bila antrean kendaraan (siklus) normal, identifikasi fisik

tidak sulit, kolom pengesahan buku uji belum habis, dan syarat administrasi
lengkap.
Dalam rangka mengukur tingkat kinerja penguji maka perlu dilakukan
penilaian atas hasil kerjanya. Penilaian kinerja penguji kendaraan bermotor yang
telah dilaksanakan selama ini secara rutin di kantor PKB Pulogadung antara lain
pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil,
yaitu dengan menilai komponen kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan. Penilaian DP3 ini
dilakukan atasan langsung pada setiap awal tahun untuk menilai hasil kerja selama
setahun sebelumnya. Sistem penilaiannya dengan menilai antara rentang 1-100,
berdasarkan nilai pegawai tahun lalu untuk kepentingan pegawai dalam rangka
promosi atau kenaikan jabatan/pangkat.
Selain penilaian kinerja tahunan dengan model DP3 tersebut di atas, juga
dilakukan penilaian kinerja setiap bulan dalam rangka pemberian kompensasi
Tunjangan Kinerja Daerah (TKD). TKD adalah tunjangan yang diberikan kepada
PNS (termasuk Penguji kendaraan bermotor) Provinsi DKI Jakarta yang dikaitkan
dengan penilaian kehadiran dan kinerja. Penentuan pemberian TKD yaitu
perkalian antara Nilai Kinerja (NK) dengan nilai kehadiran (%KH) dan besaran
bruto TKD berdasarkan jenjang pangkat/golongan ruang pegawai, hasil perkalian
ketiga faktor tersebut akan menghasilkan nilai tunjangan TKD yang diterima
pegawai (take home pay). Nilai kinerja di sini adalah tingkat atau nilai tampilan
kerja menyeluruh yang dicapai oleh seorang penguji kendaraan bermotor.
Sedangkan penilaian kinerja adalah proses penilaian terhadap tingkat atau tampilan
kerja penguji kendaraan bermotor yang didasarkan pada Bidang Hasil Utama
(BHU) dan nilai Bidang Perilaku Utama (BPU). BHU adalah penjabaran dari

tugas dan fungsi serta sasaran kantor dan pegawai yang akan dicapai selama
periode penilaian, sedangkan BPU adalah perilaku positif yang dominan setiap
penguji kendaraan bermotor.
Dari hasil observasi tentang kinerja penguji kendaraan bermotor tersebut
diperoleh gambaran bahwa masih rendahnya produktivitas penguji dan kualitas
hasil uji berpengaruh terhadap rendahnya kinerja penguji kendaraan bermotor pada
PKB Pulogadung. Walaupun dari sisi lain, diperoleh hasil pengamatan yang
menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja sudah dilaksanakan secara rutin
setiap bulan dalam rangka penentuan pemberian kompensasi Tunjangan Kinerja
Daerah (TKD),

penilaian kinerja lain yaitu penilaian model DP3 juga sudah

dilaksanakan dengan baik karena hal itu dibutuhkan untuk persyaratan kenaikan
pangkat pegawai atau untuk keperluan promosi jabatan, khususnya bagi penguji
kendaraan bermotor penilaian kinerja model DP3 juga dijadikan syarat untuk
kenaikan jenjang jabatan fungsionalnya jika penetapan angka kredit (PAK) telah
mencukupi.

Berdasarkan hasil observasi penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :


a. Analisis pekerjaan (job analysis) penguji yang terkait dengan implementasi jabatan
fungsional penguji kendaraan bermotor belum dilaksanakan dengan baik di
lingkungan kantor UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta, hal itu ditunjukkan
oleh belum dilaksanakannya spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan
berdasarkan pedoman pelaksanaan yang berlaku, walaupun uraian pekerjaan
penguji telah diimplementasikan sesuai dengan jabatan fungsional penguji.
b. Kompensasi belum diberikan kepada seluruh penguji kendaraan bermotor PKB
Pulogadung, walaupun mereka telah seluruhnya mendapatkan kompensasi dari

Tunjangan Kinerja Daerah (TKD), tetapi masih terdapat 15(lima belas) orang
penguji yang belum mendapatkan kompensasi tambahan TKD (berupa tunjangan
fungsional).
c. Dari realitas tingginya tingkat ketidakaktifan uji kendaraan bermotor dan
rendahnya tingkat operasi alat uji teknis ini serta belum diterapkannya struktur
jabatan fungsional dalam manajemen organisasi PKB tentu berakibat pada masih
rendahnya produktivitas penguji kendaraan bermotor. Dan hal ini mengindikasikan
bahwa kantor UPT PKB dan penguji belum melakukan upaya maksimal dalam
peningkatan produktivitas penguji kendaraan bermotor.
d. Masih rendahnya produktivitas penguji dan kualitas hasil uji berpengaruh terhadap
kinerja penguji kendaraan bermotor. Walaupun penilaian kinerja sudah
dilaksanakan secara rutin setiap bulan dalam rangka penentuan pemberian
kompensasi Tunjangan Kinerja Daerah (TKD).

2. Wawancara
a. Hasil Wawancara dengan Informan Pokok
Yaitu pemangku jabatan Plh. Kepala Seksi PKB Pulogadung Sdr. Dedi Supriadi,
SH, MTr adalah sebagai berikut :
Pertanyaan dan jawaban tentang analisis pekerjaan :
1) T: Sebagai seorang penguji, apakah saudara mengetahui tanggung
jawab pekerjaan Saudara?
J : Ya, saya paham akan tanggung jawab sebagai seorang Kasi
sementara, saat ini sedang dilakukan perbaikan kualitas SDM
penguji dan lagi konsentrasi sama peningkatan pelayanan
pengujian.
2) T: Apakah saudara mengetahui wewenang pekerjaan Saudara?
J : Walau saya Kasi sementara, saya harus dapat bisa
mengkoordinasikan dan mengarahkan pelaksanaan pengujian
sesuai ketentuan, dan bertanggungjawab penuh tentang penetapan
kelaikan jalan. Serta membuat laporan pelaksanaan tugas kepada
pimpinan, yaitu Kepala UPT PKB.
3) T: Tugas-tugas pokok apa saja yang Saudara lakukan sehari-hari
sebagai seorang penguji?
J : Karena saya sudah jadi pimpinan mereka, jadi saya sudah tidak

4) T:
J:
5) T:
J:

6) T:
J:

7) T:
J:
8) T:
J:

9) T:
J:

menguji lagi, saya kerjanya monitor dan awasi penguji saja.


Pedoman tugas apa yang Saudara pegang dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari?
Pedoman kerja saya ya semua aturan yang terkait dengan
pengujian dan arahan pimpinan, baik Kepala UPT maupun
pimpinan Dinas.
Apakah uraian tugas yang Saudara lakukan itu sesuai dengan
jenjang jabatan penguji dan kompetensi (spesifikasi pekerjaan)
Saudara?
Haha. Semestinya saya sudah menjadi penguji penyelia,
karena jadi pimpinan nya para penguji di sini, atau kalau sudah
pakai struktur organisasi baru, saya sudah jadi kepala jabatan
fungsional di PKB Pulogadung ini. Itu kalau dipercaya lagi sama
pimpinan.
Apa pendapat Saudara tentang proses pelaksanaan analisis
pekerjaan atau yang disebut job analysis di tempat Saudara
bekerja?
Tentu saja, saya yang memegang amanat jadi pimpinannya penguji
di Pulogadung ini, jadi saya selalu minta laporan hasil kerja
mereka, dan saya selalu evaluasi, baik itu hasil kerja atau
perkembangan para penguji itu sendiri. Akan tetapi sebelum
lakukan itu, saya mesti melaporkan kepada pimpinan saya terlebih
dahulu dan lakukan koordinasi dengan para Kasi lainnya, agar
timbul keseragaman dalam mengambil kebijakan.
Apakah di tempat Saudara bekerja telah dilakukan suatu job
analysis?
Dalam rangka promosi dan usulan jabatan fungsional telah
dilakukan analisis terhadap penguji, yaitu dengan dilakukannya
perhitungan jumlah angka kredit dari para penguji oleh tim penilai.
Bagaimana evaluasi pekerjaan yang dilakukan terhadap Saudara?
Itu bagaimana pimpinan saya menilainya saja. Tentu mereka
menilainya, contohnya saya, karena saya sudah S2 dan sudah lama
tugas di PKB, maka saya dipercaya memimpin disini, itu pasti
sudah dievaluasi oleh pimpinan Dinas.
Bagaimana analisis pekerjaan yang diberlakukan itu
mempengaruhi kinerja Saudara?
Tentu saja dengan adanya analisis atau evaluasi tentang
pencapaian angka kredit, maka saya harus memperbanyak jumlah
angka kredit agar saya bisa naik menjadi penguji penyelia.

Pertanyaan dan jawaban tentang kompensasi :


1) T: Apakah Saudara telah menerima Tunjangan Kinerja Daerah atau
TKD? Berapa besar tunjangan yang diberikan kepada Saudara?
J : Yaya saya sudah menerima Tunda (atau TKD) dari Pemprov,
besarnya ya sesuai dengan golongan kepegawaian saya malu
ah .jawabnya.
(Setelah di desak terus) saya terima Tunda lebih kurang 3,5 jutaan
(sudah bersih setelah dipotong pajak. Ya Alhamdulillah lah ada
perhatian dari Pempro kepada para pegawainya.
2) T: Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya TKD yang Saudara

J:
3) T:
J:
4) T:
J:

5) T:
J:

6) T:
J:

terima?
Se inget saya sih, itu tergantung pada absensi dan nilai kinerjanya.
Sebagai seorang penguji, Apakah Saudara sudah mendapatkan
tunjangan jabatan fungsional?
Karena saya belum ditetapkan fungsional, jadi saya belum terima
tambahan tunjangan fungsional.
Apakah tunjangan yang Saudara terima itu sudah sesuai dengan
beban tugas Saudara sebagai penguji?
Ya. Lumayan lah ada Tunda (TKD) itu sebagai kompensasi atas
beban tugas dan tanggung jawab yang berat. Tapi saya merasa rugi
juga, karena saya belum fungsional, mestinya saya dapat tambahan
2jutaan lagi. Haha..
Uraikan pandangan Saudara tentang keadaan kompensasi?
Menurut pandangan saya, kompensasi adalah imbalan yang
diterima oleh pegawai atas prestasi yang dicapai dari hasil
pelaksanaan tugasnya. Kompensasi yang diterima bisa dalam
bentuk gaji dan tunjangan, tunjangan yang diterima oleh PNS
antara lain ada tunjangan beras, tunjangan isteri dan anak,
tunjangan jabatan, tunjangan kinerja dan tunjangan fungsional.
Juga kompensasi bisa dalam bentuk lain seperti asuransi
kesehatan, cuti, uang pensiun, serta kepercayaan dari pimpinan
untuk promosi suatu jabatan.
Apakah tunjangan yang telah diberikan itu sudah dapat
meningkatkan kinerja Saudara?
Tentu saja dengan adanya perhatian dari Pemprov itu dapat
membuat semangat lagi kerja harus lebih baik lagi.

Pertanyaan dan jawaban tentang produktivitas :


1) T: Apa alat uji mekanis itu selalu optimal digunakan dalam rangka
menunjang produktivitas Saudara? Jelaskan
J : Alat uji mekanis sekarang ini dalam kondisi baik, tapi kadang
kadang rusak. Pada Lajur-I alat uji merek Cartec yang sering rusak
adalah alat speedometer, uji lampu dan alat uji rem (brake tester),
yang di Lajur-II merek Kiyasaka, alat tersebut terlalu sensitif, jika
sering dipakai maka akan cepat rusak.
2) T: Selain alat uji mekanis tersebut, peralatan apa saja yang dapat
menunjang produktivitas Saudara bekerja?
J : Yang menunjang adalah alat komputer, untuk membantu mendata
dan memproses administrasi pengujian, termasuk urusan di loketloket pelayanan.
J : Buku, plat uji, kartu induk dan formulir-formulir lain selalu
tersedia dengan baik.
3) T: Apa beban tugas (jumlah kendaraan uji) sehari-hari ini sesuai
dengan jumlah penguji di tempat Saudara bekerja?
J : Saat ini jumlah kendaraan uji cenderung menurun jumlahnya,
karena semakin banyak kendaraan yanhg tidak aktif uji, terutama
kendaraan bus dalam kota. Malah lebih aktifan Bajaj (Kajen-IV).
4) T: Apakah proses pelayanan uji di tempat Saudara selalu lancar?
J : Ya. Pelayanan uji selalu lancar, yang membantu saya itu Pak
Bostang.

5) T:
J:
6) T:
J:

7) T:
J:

8) T:
J:
9) T:
J:

Apa prosedur uji di tempat saudara telah dilakukan sesuai dengan


ketentuan yang berlaku?
Prosedur uji telah dilaksakan sesuai peraturan, baik itu prosedur
administrasi uji maupun prosedur teknis uji.
Upaya apa yang dilakukan kantor Saudara dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja saudara?
Di PKB Pulogadung ini, para penguji setiap seminggu sekali, yaitu
setiap hari Rabu sore, selepas kerja kita kumpul, untuk membahas
dan mengevaluasi kerja. Setiap minggu satu topic bahasan. Apa itu
mengenai emisi gas buang, lalu rem, dan seterusnya. Dan semua
penguji di sini di wajibkan ikut serta, sebagai bagian dari
peningkatan kualitas SDM penguji.
Upaya apa saja yang dilakukan Anda dan organisasi profesi untuk
meningkatkan produktivitas Saudara?
Tadi itu di lakukan oleh saya disini (PKB Pulogadung), kalau dari
organisasi profesi yaitu IPKBI belakangan ini ada program
peningkatan kualitas SDM penguji. Tanyakan saja sama ketuanya
yaitu Haji Effendi di PKB UM.
Apa produktivitas kerja Saudara sudah cukup membantu kinerja
Saudara?
Saya rasa sih..produktivitas sudah itu cukup membantu kinerja
saya.
Jelaskan, apa bedanya antara produktivitas dan kinerja penguji?
Perbedaan antara produktivitas dan kinerja yang saya ketahui
adalah :
Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input) dari suatu proses. Kalau produktivitas nya
tinggi maka dapat dikatakan bahwa pencapaian output-nya sangat
efektif dengan menggunakan input yang efisien.
Sedangkan kinerja adalah prestasi kerja atau unjuk kerja.
Berkenaan dengan proses pengujian kendaraan bermotor, maka
produktivitas pengujian adalah Bagaimana mencapai suatu
kualitas hasil uji yaitu kendaraan yang laik jalan dengan melalui
suatu proses dan prosedur pengujian sesuai ketentuan yang
berlaku, dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki PKB seefisien mungkin. Sumber daya yang dimiliki PKB antara lain
kemampuan alat uji mekanis dan komputer, bahan uji, kompetensi
SDM penguji dan manajemen organisasi PKB. Sedangkan kinerja
pengujian adalah bagaimana tingkat pencapaian hasil uji
kendaraan bermotor baik dari segi jumlah hasil uji maupun
kualitas hasil ujinya yang ditetapkan berdasarkan aspek teknis laik
jalan kendaraan bermotor sesuai dengan ketentuan.

Pertanyaan dan jawaban tentang kinerja :


1) T: Apakah kinerja Saudara sebagai penguji dinilai? Bagaimana cara
menilainya?
J : Ya, kinerja saya dinilai setiap bulan oleh pimpinan saya yaitu Ka.
UPT PKB sebagai bagian dari pemberian Tunda (kompensasi
TKD maksudnya). Yang dinilai adalah nilai kinerja dan nilai
absensi saya (tingkat kehadiran). Kalau nilai kinerja saya rendah

2) T:
J:
3) T:
J:

4) T:
J:
5) T:
J:

atau sering absen tentu TKD yang diterima berkurang. Lalu..


penilaian DP3 dinilai setiap setahun sekali, kalau ini sudah biasa
bagi semua PNS dimana pun berada.
Digunakan untuk apa hasil penilaian kinerja yang ada?
Penilaian kinerja ini dipergunakan dalam rangka perhitungan
pemberian besarnya TKD kepada para pegawai.
Apakah Saudara tahu, faktor-faktor kinerja apa saja yang dinilai?
Faktor kinerja yang dinilai yaitu nilai dari uraian tugas masingmasing pegawai atau nilai hasil utama (BHU maksudnya), terus
ada faktor kepribadian atau perilaku (atau BPU). Ada rumusnya
yaitu 70%BHU dan 30%BPU itu sama dengan nilai kinerja.
Apakah penilaian kinerja itu sudah cukup memadai untuk
menunjukkan kinerja Anda sebagai penguji?
Saya kira sudah cukup.
Menurut pendapat Saudara, bagaimana sebaiknya kinerja penguji
itu dinilai?
Menurut pendapat saya, ya begitu lah kinerja penguji diukur
berdasarkan nilai produktivitas kerja dan nilai kinerja dari
pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

b. Hasil Wawancara dengan Informan Kunci


11(sebelas) orang Informan Kunci dengan inisial nama sebagai berikut :
BT
= Bostang Tampubolon
SB
= Sudirman B. Irianto
JT
= Djoko Thomas
HS
= Henky Suhendra
HR
= Herens Roni Tuju
WD
= Widodo
JA
= Jumat Aribowo
FA
= Fatchuri
TB
= Tiyana Brotoadi
ZU
= Zulkifli
SU
= Sutjipto.
Pertanyaan dan jawaban tentang uraian pekerjaan (job analysis) :
1) T: Sebagai seorang penguji, apakah saudara mengetahui tanggung
jawab pekerjaan Saudara?
J:
BT Ya, saya di sini menjadi koordinator lapangan, yang memonitor
seluruh proses pengujian agar berjalan baik dan lancar. Semua
saya monitor dengan HT (alat komunikasi) ini, sambil memegang
HT yang tergantung di pinggangnya.
SB Saya menjadi salah satu penandatangan buku uji kendaraan baru.
JT Sebagai penandatangan mobil baru.
HS Tugas saya adalah sebagai penandatangan buku uji mobil bus,
berdua bersama Pak Roni.
HR Saya menjadi penandatangan buku kir mobil bus.
WD Penandatangan buku kir Kajen-I.
JA Koordinator lajur mekanis.
FA Penguji administrasi, yang menghitung dan menganalisis hasil uji

TB
ZU
SU
2) T:
J:
BT
SB

mobil baru.
Saya penguji teknis di lapangan, yang memeriksa dan mengukur
dimensi kendaraan yang uji pertama.
Penguji lajur mekanis.
Saya bertugas di lajur mekanis.
Apakah saudara mengetahui wewenang pekerjaan Saudara?

Ya, saya paham menjadi seorang penguji pelaksana lanjutan


Sebagai penguji pelaksana lanjutan dan sebagai penandatangan
buku kir, wewenang saya adalah menetapkan laik jalan, yang
meluluskan atau tidak meluluskan kendaraan uji kendaraan baru.
JT Wewenang saya adalah menetapkan laik jalan.
HS Menetapkan laik jalan kendaraan uji berdasarkan syarat teknis dan
ambang batas.
HR Wewenang saya sebagai penandatangan adalah menetapkan laik
jalan.
WD Wewenang saya adalah menetapkan kelulusan kendaraan KajenIV, yaitu bajaj, kancil dan bajaj BBG.
JA Kewenangan saya adalah menganalsis dan mengesahkan hasil uji
teknis seluruh kendaraan uji.
FA Kewenangan saya adalah menguji kendaraan.
TB Memeriksa dan menguji kendaraan uji mobil baru.
ZU Mengidentifikasi, memeriksa syarat teknis dan menguji kendaraan
berdasarkan ambang batas laik jalan.
SU Kewenangan saya masih terbatas dalam uji kendaraan, saya
membantu tugas penguji dilajur mekanis.
3) T: Tugas-tugas pokok apa saja yang Saudara lakukan sehari-hari
sebagai seorang penguji?
J:
BT Tugas pokok saya adalah mengatur sirkulasi kendaraan uji dan
memperlancar seluruh kegiatan proses administrasi uji, juga
mengkoordinasikan tugas-tugas seluruh penguji di PKB
Pulogadung, serta melakukan verifikasi terhadap kendaraan uji.
SB Tugas saya adalah melakukan analisis dan menetapkan hasil uji,
dan menandatangani buku uji untuk kendaraan baru.
JT Tugas pokok saya yaitu membuat analisis dan menetapkan hasil
pengujian dan menandatangani buku uji kendaraan baru.
HS Tugas saya ialah memeriksa, menganalisis hasil uji dan
menetapkan hasil uji dengan menandatangani buku uji mobil bus.
HR Tugas saya adalah melakukan analisis hasil uji, menetapkan laik
jalan dan menandatangani buku uji kendaraan bus.
WD Saya bertugas melakukan analisis dan penetapan laik jalan untuk
Kajen-IV (Bajaj).
JA Tugas pokok saya adalah :
- Mengkoordinasikan pelaksanaan uji kendaraan bermotor di
lajur mekanis.
- Menandatangai SPUK.
- Membuat laporan hasil uji teknis.
FA Tugas saya banyak, antara lain :
- Mengumpulkan data hasil uji dan membuat analisis uji.

- Membuat perhitungan dan mengecek kondisi teknis kendaraan


berdasarkan hasil pemeriksaan/pengujian fisik kendaraan.
- Menghitung dan menetapkan daya angkut (orang dan barang),
Muatan Sumbu Terberat (MST) dan menetapkan JBI (Jumlah
Berat yang di-Izinkan), serta batas kelas jalan.
- Meng-input data hasil uji ke dalam database komputer.
TB Tugas saya adalah melakukan proses identifikasi kendaraan uji,
mengukur dimensi kendaraan, pemeriksaan visual terhadap
persyaratan laik jalan, pengujian ambang batas laik jalan,
menganalisis hasil uji, serta melaksanakan perawatan dan kalibrasi
alat uji.
ZU Tugas saya adalah memeriksa dan menguji kendaraan berdasarkan
ketentuan dan kelaikan jalan.
SU Tugas saya menjadi penguji di lajur mekanis, dengan menyiapkan,
memeriksa, menghidupkan dan memastikan unjuk kerja alat uji,
proses identifikasi fisik kendaraan dan uji emisi.
4) T: Pedoman tugas apa yang Saudara pegang dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari?
J : Pedoman pelaksanaan tugas pengujian kendaraan bermotor yaitu
ketentuan PP No.44 dan Keputusan Menteri Perhubungan tentang
persyaratan teknis dan ambang batas laik jalan kendaraan
bermotor, serta Perda DKI Jakarta tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
BT Pedoman tugas saya adalah ketentuan tentang persyaratan teknis
laik jalan dan ketentuan ambang batas laik jalan.
SB Dalam melaksanakan tugas, berpedoman kepada ketentuan yang
berlaku tentang pengujian kendaraan bermotor, antara lain tentang
ketentuan persyaratan teknis kelaikan jalan kendaraan bermotor.
JT Berpedoman kepada peraturan tentang pengujian berkala
kendaraan bermotor yaitu KM Menhub No. 71 Tahun 19993 serta
Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan
dan Pengemudi, Serta Juklak dan Juknis pengujian kendaraan
Bermotor.
HS Berpedoman kepada ketentuan-ketentuan, antara lain :
- UU Nomor 14/1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
- PP Nomor 44/1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi.
- KM Menhub Nomor 63 tahun 1993 tentang Ambang Batas
Laik Jalan Kendaraan Bermotor.
- KM Menhub Nomor 71/1993 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor.
- Perda DKI Jakarta Nomor 12 tahun 2003 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
- Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 8 tahun 2003 tentang
Organisasi dan Tata Kerja UPT.
HR Pedoman pokok pelaksanaan tugas adalah ketentuan tentang
persyaratan teknis laik jalan dan ketentuan ambang batas laik jalan
kendaraan bermotor yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 1993.
WD Pedoman pengujian kendaraan bermotor antara lain PP Nomor 44
tahun 1993 dan Keputusan Menhub Nomor 63 tahun 1993. Serta

JA

FA

TB

ZU

SU

5) T:
J:
BT

ketentuan-ketentuan yang terkait dengan syarat teknis dan ambang


batas laik jalan.
Dalam melaksanakan tugas pengujian kendaraan bermotor
berpedoman kepada ketentuan peraturan perundangundangan
tentang kelaikan jalan kendaraan bermotor antara lain UU Nomor
14 tahun 1992, PP Nomor 44 tahun 1993, Kep. Menhub Nomor 63
dan Nomor 71 tahun 1993.
Berpedoman pada ketentuan dan standar kelaikan jalan kendaraan
bermotor, seperti UU Nomor 14 tahun 1992 dan PP Nomor 44
tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi serta KM Menhub
Nomor 71 tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor.
Pedoman pengujian kendaraan bermotor, seperti UU Nomor 14
tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan PP Nomor
44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi serta KM
Menhub Nomor 71 tahun 1993 tentang Pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor.
Berpedoman pada ketentuan dan standar kelaikan jalan kendaraan
bermotor, seperti UU Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan dan PP Nomor 44 tahun 1993 tentang
Kendaraan dan Pengemudi serta KM Menhub Nomor 71 tahun
1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.
Berpedoman pada ketentuan dan standar kelaikan jalan kendaraan
bermotor, seperti UU Nomor 14 tahun 1993 dan PP Nomor 44
tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi serta KM Menhub
Nomor 71 tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor.
Apakah uraian tugas yang Saudara lakukan itu sesuai dengan
jenjang jabatan penguji dan kompetensi (spesifikasi pekerjaan)
Saudara?

Ya, uraian tugas saya sesuai dengan jenjang dan kompetensi


penguji.
SB Ya, uraian tugas saya sesuai dengan jenjang jabatan fungsional
penguji kendaraan bermotor.
JT Uraian tugas saya sesuai dengan jenjang dan kompetensi penguji.
HS Benar, uraian tugas saya telah sesuai dengan kompetensi yang
saya miliki.
HR Ya, uraian tugas saya sesuai dengan kompetensi yang saya miliki.
WD Ya, uraian tugas saya sesuai dengan jenjang jabatan penguji dan
kompetensinya.
JA Ya, benar uraian tugas saya sesuai dengan jenjang jabatan penguji
dan kompetensi yang saya miliki.
FA Ya, benar uraian tugas saya sesuai dengan jenjang jabatan penguji,
TB Ya, uraian tugas saya sesuai dengan jenjang jabatan penguji saya
ZU Ya, uraian tugas saya sesuai dengan jenjang jabatan penguji.
SU Hehe.he.. saya ini masih CPNS, setelah lulus dari Diklat
PKB, sebenarnya saya belum bisa diangkat menjadi penguji,
namun karena saya telah ditugaskan oleh pimpinan untuk menjadi
penguji pelaksana pemula, ya saya bertugas.

6) T:
J:
BT

Apa pendapat Saudara tentang proses pelaksanaan analisis


pekerjaan atau yang disebut job analysis di tempat Saudara
bekerja?

Segala tugas di PKB ini sudah sangat jelas karena sudah ada
pedomannya, uraian tugas-tugas sudah jelas, persyaratan
pendidikan dan pengalaman kerja, wewenang dan tanggungjawab
tugas penguji sesuai dengan jenjangnya. Terus ada evaluasi yaitu
penghitungan angka kredit dari pencapaian tugas.
SB Analisis pekerjaan penguji di PKB ini sudah ada pedoman yang
cukup jelas, mulai dari uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan
termasuk evaluasi dari hasil tugas dengan penilaian angka kredit
dari masing-masing penguji yang di dokumentasikan, selanjutnya
dikirimkan ke Dirjen Hubdat untuk ditetapkan di sana. Dalam
pelaksanaannya pernah dilakukan rapat terkait yang membahas
tatacara penilaian tugas penguji.
JT Tugas-tugas penguji berdasarkan uraian pekerjaan yang telah ada
ketentuannya.
HS PKB pernah melaksanakan analisis pekerjaan yaitu dalam rangka
penilaian pencapaian angka kredit penguji, untuk keperluan
pengesahan jabatan fungsional. Sebelumnya dilakukan rapat
dengan mengundang pihak Dirjedn Hubdat, unsur BKD DKI,
kepegawaian Dishub, Pimpinan UPT PKB dan seluruh PKB
Wilayah. Tindak lanjut nya dilakukan penilaian pencapaian angka
kredit (di tulis dalam formulir).
HR Karena tempat duduk pak HR dan pak HS berdekatan, akhirnya
pak HR ikutan berdiskusi, dan memberikan jawaban :
Ada yang janggal tuh pak. Ada CPNS yang sudah menjadi
penguji, mereka sih tidak salah setelah lulus diklat dan dapat
sertifikat kompetensi penguji pelaksana pemula, kemudian dapat
surat tugas di PKB. Semestinya CPNS belum dapat menjadi
penguji, di sini mereka baru bertugas 2 bulan. Semestinya
memiliki pengalaman tugas di PKB 2 tahun terlebih dahulu dan
sudah PNS baru diangkat menjadi penguji. Itu salah siapa?
Akhir oleh pak HS di panggil lah salah satu PNS yang masih
CPNS, yaitu Sdr. Hariagam. Kemudian dia ditanya oleh pak HR,
dan Sdr. Hariagam mengakui nya sebagai berikut : itu bukan
salah saya pak, saya dapat surat tugas di PKB, ya saya bertugas
aja, saya juga tahu itu..sebenarnya tak boleh karena saya masih
CPNS.
WD Ya, saya pernah dianalisis tugas saya pada saat untuk
pengangkatan fungsional saya, dengan dinilai dalam angka kredit.
JA Analisis pekerjaan apa an tuh? Malah pak JA ini balik nanya,
setelah dijelaskan maksud dari analisis pekerjaan baru pak JA ini
menjawab :
Ya tugas-tugas di PKB sangat jelas pedomannya, apalagi dengan
adanya jabatan fungsional penguji, setiap jenjang penguji sudah
jelas syarat pendidikan, pengalaman tugas di PKB dan golongan
pegawainya disesuaikan dengan kompetensinya.
FA Analisis pekerjaan para penguji di PKB, yaitu mulai dari uraian

TB

ZU
SU
7) T:
J:
BT
SB

tugas, spesifikasi tugas dan tatacara evaluasi dari tugas para


penguji berpedoman pada SK 1076. Dan sudah dilaksanakan
dengan baik sehingga sebagian dari penguji telah mendapatkan
jabatan fungsionalnya.
Di PKB Pulogadung ini, saya pak yang membuat analisis tugas
para penguji, mulai mendata pembagian tugas-tugasnya, menilai
tugasnya dan menghitung angka kredit pada formulir PAK.
Kemudian berkas semuanya disatukan dalam Dupak (Daftar
Usulan Penilaian Angka Kredit), lalu dikirimkan ke Dirjend
Hubdat untuk mendapatkan penetapan dari sana. Jadi analisis
pekerjaan terhadap penguji itu dilakukan secara bersama-sama
antara pihak PKB dan Dishub.
Analisis terhadap tugas saya? Ya itu telah dilaksanakan dalam
rangka penetapan saya menjadi tenaga fungsional.
Saya sih masih baru di sini pak. Jadi belum tahu semuanya, tapi
tentang tugas-tugas penguji ya itu sudah jelas ada ketentuannya.
Apakah di tempat Saudara bekerja telah dilakukan suatu job
analysis ?

Ya, sudah
Sudah, dalam rangka angka kredit penguji tadi, pihak Hubdat lah
yang menetapkannya.
JT Itu sudah
HS Ya sudah dilaksanakan, karena di PKB dan Dishub ini belum ada
tim penilai yang berkompeten, maka yang menetapkan job analisis
adalah pihak Dirjend Hubdat.
HR Sudah.
WD Ya pak sampun (maklum aja pak WD ini wong Jawa tulen).
JA Ya, sudah dilaksanakan pak.
FA Sudah.
TB Ya, sudah.
ZU Ya sudah dilaksanakan analisis pekerjaan penguji di sini.
SU Terhadap saya sih belum pak, karena saya orang baru 2 bulan di
sini.
8) T: Bagaimana evaluasi pekerjaan yang dilakukan terhadap Saudara?
J:
BT Ya, itu evaluasi pekerjaan penguji dalam rangka pengusulan
fungsional.
SB Evaluasi tugas-tugas para penguji dinilai dari hasil pelaksanaan
tugas pokok, tugas-tugas tambahan lain yang dapat mendukung
pekerjaan yang semuanya ada dalam isian penilaian DUPAK.
JT Yang di evaluasi antara lain tentang pendidikan, diklat yang
pernah diikuti, pencapaian pemastian kelaikan jalan, terus yang
berkenaan dengan pernah melakukan perawatan alat uji, serta
kegiatan pengembangan profesi yang pernah di lakukan oleh
masing-masing penguji.
HS Evaluasi tugas penguji itu semua apa yang tercantum dalam
Dupak, Seperti unsur utama antara lain yang dinilai adalah
Pendidikan, pemastian kelaikan jalan, dan pengembangan profesi,
lalu unsur penunjang yang dinilai, yaitu pernah ndak ikut seminar

atau lokakarya, keanggotaan dalam organisasi profesi dan


perolehan gelar kesarjanaan, semua dinilai untuk menentukan
pencapaian angka kredit tadi.
HR (kemudian pak HR menyambung wawancara/diskusi) :
Evaluasi itu penting pak dalam rangka penetapan status jabatan
fungsional penguji sampai di mana.
WD Evaluasi itu pernah dilakukan terhadap para penguji di sini dan di
PKB wilayah lain dalam rangka penetapan angka kredit.
JA Ya pak sudah pernah dilakukan evaluasi tugas. Itu pak Tiyana
yang menilainya.
FA Evaluasi pekerjaan terhadap saya, ya semuanya dinilai pak, mulai
dari tugas-tugas, pendidikan, hasil pelaksanaan tugas,
keikutsertaan dalam seminar dan dalam organisasi IPKBI. Semua
itu dinilai.
TB Semua evaluasi pekerjaan para penguji dalam rangka keperluan
PAK (Penilaian Angka Kredit) pengujian, kemudian didata dalam
DUPAK. (Kemudian pak TB menjelaskan lebih rinci) sbb :
Dalam Dupak unsur yang dinilai semuanya dirinci, mulai dari
unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama terdiri atas
penilaian pendidikan dasar, diklatnya, terus pemastian kelaikan
jalan yaitu seberapa banyak pelaksanaan hasil tugas uji berkala
dan keikutsertaan dalam kegiatan perawatan alat uji, kemudian
kegiatan-kegiatan dalam pengembangan profesi antara lain pernah
membuat karya tulis tentang PKB. Sedangkan penilaian unsur
penunjang yaitu pernah kah ikut dalam seminar tentang PKB dan
teknologi kendaraan, keanggotaan dalam IKPBI dan anggota tim
penilai serta penilaian terhadap perolehan gelar kesarjanaan.
Semua dinilai pak.
ZU Ya, saya pernah dinilai pak atas semua hasil pencapaian kerja saya
selama waktu tertentu.
SU Tidak tahu pak, tapi kata penguji senior disini pernah dilakukan
evaluasi tugas-tugas mereka (maklum aja pak SU menjawab
demikian).
9) T: Bagaimana analisis pekerjaan yang diberlakukan itu
mempengaruhi kinerja Saudara?
J:
BT Tentu saja pak, dari analisis pekerjaan penguji itu akan diketahui
sejauh mana nilai angka kreditnya, jadi kinerja penguji dapat
terukur dengan jelas dalam angka.
SB Ya pak, jika pelaksanaan analisis tugasnya tidak baik tentu saja
kinerja tidak dapat terukur juga.
JT Dari analisis tugas tentu akan mempengaruhi kinerja penguji.
HS Analisis tugas adalah sebagai dasar, jika uraian tugas jelas,
spesifikasi pekerjaan jelas, dan tatacara evaluasi juga jelas maka
enak untuk mengukur kinerjanya. Jadi analisis pekerjaan akan
mempengaruhi kinerja.
HR Tentu saja saya akan lebih kerja giat lagi agar kinerja saya
meningkat, karena tugas-tugas ini di analisis oleh pimpinan.
WD Ya, analisis pekerjaan yang dilakukan itu untuk kinerja.
JA Yaya pak. Kinerja penguji itu dipengaruhi oleh sejauh mana

FA

TB
ZU
SU

kejelasan dari analisis tugasnya.


Jika pelaksanaan analisis pekerjaan sudah baik, baik yang
menyangkut uraian tugas, spesifikasi dan evaluasi tugas telah
dilaksanakan dengan baik, tentu saja kinerja akan terukur dengan
jelas, dan menilai kinerja jadi lebih mudah karena jelas apa apa
saja yang dinilai, jika dilihat dalam form isian Dupak akan terlihat
jelas apa saja mengenai hal itu.
Antara analisis pekerjaan dengan kinerja ya tentu saja ada
hubungan nya. Jika analisis pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
tentu saja akan mempengaruhi kinerja.
Ya pak tentu mempengaruhi.
Ya hal itu mempengaruhi kinerja.

Pertanyaan dan jawaban tentang kompensasi :


1) T: Apakah Saudara telah menerima Tunjangan Kinerja Daerah atau
TKD? Berapa besar tunjangan yang diberikan kepada Saudara?
J:
BT Ya. Sejak awal tahun saya telah menerima Tunda (maksudnya
TKD), terima kasih DKI telah memberikan kepada para
pegawainya. Besar tunda saya.. ya itu sama dengan yang lain
(maksudnya golongan yang sama dengan pak BT). Tanya ke yang
lain aja? Kalau pegawai gol III/b ya sama.
SB Ya sudah terima. Kira-kira 3jutaan lah.
JT Sudah (dia tidak mau jawab besarnya TKD yang diterima), yaitu
pada setiap minggu ketiga.
HS Ya. Sudah. Besar nya pak MS (itu panggilan pak HS kepada
penulis) juga tahu kok.
HR Sudah pak ya jutaan lah. Baik juga ya Pemprov bagi bagi Tunda
WD Sudah terima, biasanya pada minggu ketiga setiap bulannya.
JA Sampun pak (maksud nya sudah terima).
FA Sudah terima Tunda pada minggu ketiga.
TB Sudah terima.
ZU Sudah, setiap bulan pada minggu ketiga.
SU TKD saya kecil pak karena saya masih CPNS, cukup lah.
2) T: Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya TKD yang Saudara
terima?
J:
BT Ya itu dari absen pake tangan, kemudian nilai kinerja yang setiap
bulan di buat itu akan menentukan nilai TKD.
SB TKD yang diterima oleh pegawai DKI ya tergantung dari pangkat/
golongan dan tingkat kerajinan (maksudnya kehadiran), terus
dipengaruhi oleh nilai kinerja yang dibuat yang ditandatangani
oleh atasan dan saya.
JT Dipengaruhi oleh pangkat kepegawaian, absensi dan kinerja.
HS Tunda yang diterima oleh para pegawai DKI itu tergantung dari
nilai kinerja yang diinput ke komputer dan kehadiran (menjelaskan
lebih lanjut) : itu sama hasil mesin absensi yang di depan pintu
masuk, katanya online dengan komputer Balaikota (maksudnya
sistem e-TKD milik Pemprov DKI), Jika selalu masuk dan nilai
kinerjanya baik dinilai oleh atasan tentu saja TKD yang diterima

tidak dipotong.
HR Itu tuh tergantung dari status pangkat/golongan kepegawaiannya,
katanya sih ada pengelompokkan dalam pemberian tunjangan,
makin tinggi golongannya makin besar tunjangannya, tunjangan
golongan II/a dan II/b sama, terus golongan II/c dan II/d sama,
lebih besar lagi tunjangan golongan III/a dan III/b. Kemudian ada
potongan dari absen dan input nilai kinerja.
WD Katanya TKD itu dipengaruhi oleh tingkat kehadiran dan kinerja.
JA Faktor yang mempengaruhi besarnya TKD adalah dari unsur
peniliaan kinerja oleh atasan dan faktor kehadiran.
FA Faktor yang mempengaruhi besarnya TKD adalah dari tingkat
golongannya, golongan II/c dan II/d tentu lebih rendah dari
golongan IIIa dan III/b, golongan II/a dan II/b pasti lebih rendah
dari golongan II/c dan II/d. masing-masing golongan itu berbedabeda, Selanjutnya yang mempengaruhi dalam penerimaan TKD
setiap bulannya adalah tergantung dengan hasil penilaian kinerja
kita dan tingkat kehadirannya yang terekam dari mesin absensi ke
komputer Balaikan secara online setiap saat.
TB (penjelasan dari pak FA itu, penulis tanya lebih lanjut kepada pak
TB tentang pembagian golongan pegawai). Pak TB menjelaskan
lebih lanjut sbb :
Memang benar ada pengklasifikasi golongan pegawai, kelompok
pertama golongan IIa dan IIb, terus golongan IIc dan IId, naik lagi
ke golongan IIIa dan IIIb terus ke kelompok IIIc dan IIIB, makin
tinggi golongan ya makin tinggi TKD yang diterimanya.
(Kemudian pak TB ini menguraikan lebih lanjut tentang faktor
yang mempengaruhi penerimaan TKD perorangan).
Tunda yang diterima oleh masing-masing pegawai dipengaruhi
oleh faktor kehadiran dan hasil penilaian kinerja setiap bulan. Pada
awal bulan kedua faktor itu mesti di-input ke komputer BKD DKI
Jakarta (e-TKD Pemprov). Jika pegawai sering tidak masuk dan
penilaian kinerja oleh atasan lebih rendah dari 100% tentu saja,
TKD yang diterima akan berkurang.
ZU TKD dipengaruhi oleh faktor kehadiran dan kinerja nya.
SU TKD untuk saya, masih standar CPNS pak.
3) T: Sebagai seorang penguji, Apakah Saudara sudah mendapatkan
tunjangan jabatan fungsional?
J:
BT Karena saya sudah funsional maka dalam TKD saya ada tambahan
lagi dari tunjangan fungsional penguji saya.
SB Sudah Pak.
JT Saya sudah ditetapkan penguji fungsional, jadi ada tambahan
tunjangan fungsional.
HS Ya,saya sudah terima tunjangan jabatan fungsional saya sebagai
penguji pelaksana lanjutan.
HR Saya belum Pak. Saya jadi iri sama penguji yang fungsional yang
ada tambahan tunjangan 2 jutaan.
WD Sudah.
JA Saya belum fungsional pak jadi belum terima tunjangan
fungsional.

FA
TB
ZU
SU
4) T:
J:
BT
SB
JT
HS

Ndak apa-apa pak, saya belum terima tunjangan fungsional, nanti


juga akan dapat kok, karena saya sudah diusulkan tuk fungsional,
sabar aja nanti juga dapat.
Saya sudah terima tunjangan fungsional penguji.
Sudah.
Belum, kan saya masih penguji baru.
Apakah tunjangan yang Saudara terima itu sudah sesuai dengan
beban tugas Saudara sebagai penguji?

Ya.
Sudah sesuai dengan tanggungjawab.
Sudah lah.
Ya sudah. Tunjangan fungsional itu sebagai tambahan atas kerja
dan beban tugas, kan hari Sabtu aja kita masuk kerja. Pantas lah
ada tambahan tunjangan.
HR Pemprov DKI sudah bagus memberikan tunjangan selain gaji. Ada
kemajuan dari Bang Foke (Maksudnya dari Pak Gubernur Fauzi
Bowo). Jadi pegawai DKI lebih bagus di banding dengan pegawai
pemda lain. Walau saya belum dapat 2 juta tapi bersyukurlah saya
telah terima TKD.
WD Ya, sesuai dengan beban tugas dan tanggungjawab seorang
penguji.
JA Ya sesuai.
FA Ya.
TB Tunda itu sebagai tambahan agar lebih meningkatkan kinerja kita.
ZU Ya sudah sesuai dengan beban tugas sehari-hari.
SU Ya.
5) T: Uraikan pandangan Saudara tentang keadaan kompensasi?
J:
BT Menurut saya, kompensasi merupakan perhatian dari pihak kantor
kepada para pegawainya, yang diberikan dalam rangka agar para
pegawainya lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas,
bentuknya bisa dalam bentuk uang, yaitu tambahan di luar gaji
bisa juga dalam bentuk perhatian yang lebih seperti promosi
jabatan dan penghargaan lain. Kita sebagai PNS ada gaji pensiun,
itu juga bisa dinamakan kompensasi. Kompensasi juga dapat dapat
diartikan sebagai bentuk perhatian dari atasan kepada
bawahannya, jika ada bawahan atau staf yang bekerja lebih rajin
dan lebih produktif maka kepada pegawai tersebut biasanya
mendapatkan kompensasi yang lebih baik dari pegawai lainnya
yang biasa-biasa saja. Itulah hal yang bisa saya sampaikan.
SB Kompensasi menurut saya adalah pemberian tunjangan-tunjangan
lain di luar gaji yang diberikan kepada seluruh pegawai agar lebih
rajin bekerja dan kinerjanya naik, bisa juga diberikan kepada
sebagian pegawai saja yang telah mencapai target tertentu, atau di
atas prestasi kerjanya lebih bagus dari pegawai lain.
JT Kompensasi yang diberikan kepada para penguji lebih baik bila
dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Sekarang ini, sejak
awal 2010 Pemprov DKI telah memberikan tunjangan kinerja
kepada seluruh pegawainya, di samping itu kepada kita-kita sudah

diberikan tambahan tunjangan fungsional. Bagi yang belum


mendapatkan tunjangan fungsional, telah diusulkan atau
dipromosikan agar menjadi tenaga penguji fungsional baru
kemudian akan mendapatkan tunjangan fungsional. Jadi,
kompensasi itu bisa dalam bentuk tunjangan bisa juga dalam
bentuk promosi atau penghargaan kepada penguji, dengan tujuan
agar lebih baik bekerja, agar kinerjanya dapat meningkat.
HS Kompensasi menurut saya adalah pemberian tunjangan-tunjangan
lain selain gaji bulanan, dan pemberian kompensasi ini tergantung
dari prestasi/kinerja dari masing-masing pegawai/penguji yang
bersangkutan. Bagi yang kinerjanya bagus ya akan dapat
tunjangan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan penguji
yang kinerjanya rendah. Selain dari pada itu, kompensasi bisa
diartikan sebagai bentuk promosi jabatan, bagi penguji yang telah
memenuhi target atau nilai/angka kredit tertentu (mencukupi) akan
mendapatkan promosi kenaikan jenjang jabatan fungsionalnya,
semisal, semua dia menjadi penguji pelaksana maka dia akan
mendapatkan promosi menjadi penguji pelaksana lanjutan. Di
samping ada pemberian tunjangan lain dan promosi, maka dalam
tugas juga, bagi penguji yang kinerja bagus maka pimpinan akan
mempercayakan kepadanya menjadi komandan regu tugas, atau
jika sudah senior dan kompetensinya sudah mencukupi dapat
dipercaya lagi menjadi penguji penandatangan buku uji. Itu juga
dapat dinamakan bentuk pemberian kompensasi dari atasan.
HR Menurut saya saat ini Pemprov DKI telah memberikan
kompensasi yang lebih baik jika dibandingkan sebelumnya.
Pemberian kompensasi bisa dalam bentuk tunjangan bisa juga
penghargaan, promosi, dan fasilitas pension pegawai. Kompensasi
dalam bentuk tunjangan biasanya dikaitkan dengan tingkat kinerja
masing-masing pegawai.
WD Kompensasi merupakan fasilitas yang diberikan kepada para
pegawai (termasuk penguji) selain gaji pokok, dalam upaya untuk
menambah semangat kerja dan untuk peningkatan kinerja
pegawai, karena besar kecilnya kompensasi yang diberikan
tergantung dari tingkat prestasi (kinerja) hasil tugasnya.
Contohnya kita telah diberikan TKD dan tunjangan jabatan
fungsional penguji.
JA Menurut pandangan saya, kompensasi merupakan bentuk
pemberian fasilitas kepada para pegawai yang dikaitkan dengan
tingkat produktivitas dan kinerja seseorang. Dengan harapan agar
para pegawai (penguji).
FA Yang saya ketahui kompensasi merupakan imbalan yang diberikan
kepada pegawai atas hasil pelaksanaan tugasnya untuk
merangsang agar kinerjanya lebih baik lagi, dapat berupa materi
dapat juga diberikan dalam bentuk non materi. Contoh kompensasi
dalam bentuk materi seperti gaji, bonus, tunjangan dan insentif,
kalau kompensasi non-materi contohnya penghargaan, promosi
kenaikan pangkat dan jabatan, asuransi, masa libur kerja atau cuti
dan pensiun. Kompensasi dalam bentuk materi yang diberikan
kepada PNS DKI antara lain gaji pokok, tunjangan isteri dan anak,

TB

ZU

SU

6) T:

tunjangan beras, tunjangan kinerja daerah, gaji pensiun dan kita


sebagai penguji mendapat tunjangan tambahan yaitu tunjangan
fungsional. Kompensasi non-materi contohnya askes (asuransi
kesehatan), cuti tahunan, dan kenaikan jabatan.
Kompensasi merupakan fasilitas yang diberikan dari kantor
kepada para pegawai atas hasil prestasi dan tanggung jawabnya
dalam melaksanakan tugas. Pegawai kan telah memberikan tenaga,
pikiran serta keahlian dan ketrampilannya dalam rangka
menyukseskan tujuan kantor. Nah.. atas hal-hal itu maka
selayaknya pihak kantor juga memberikan sesuatu yang dapat
menyenangkan (atau imbalan) pada para pegawainya. Kompensasi
ada yang diberikan berdasarkan hasil pencapaian kerjanya atau
sesuai kinerjanya seperti TKD yang kita dapat, ada juga yang
diberikan berdasarkan tingkat keahliannya seperti tunjangan
fungsional penguji. Di samping itu, ada jenis kompensasi lain
seperti cuti liburan, asuransi kesehatan (Askes) dan uang pensiun.
Menurut saya, secara umum kompensasi adalah imbalan yang
diterima oleh pegawai atas hasil pelaksanaan tugas dalam
mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Bagi pegawai swasta sih
selain gaji ada tambahan lain seperti bonus dan insentif, bagi kita
PNS ya menerima gaji pokok dan tunjangan-tunjangan lainnya,
seperti tunjangan beras, tunjangan anak dan isteri, tunjangan
kinerja dan tunjangan fungsional. Selain itu, ada bentuk lain
kompenasi yaitu ada penghargaan tugas 15, 20, 25 dan 30 tahun
masa bekerja, promosi dan kenaikan jabatan, askes, cuti dan
pension. Pemberian kompensasi diberikan dalam rangka untuk
meningkatkan prestasi dan kinerja pegawai.
Kompenasi menurut saya adalah fasilitas yang diberikan atas hasil
pelaksanaan tugas pegawai, bentuknya ya seperti gaji bulanan,
tunjangan kinerja dan tunjangan fungsional, askes, promosi
jabatan dan uang pension.
Apakah tunjangan yang telah diberikan itu sudah dapat
meningkatkan kinerja Saudara?

J:
BT
SB
JT
HS

Tentu saja saya harus lebih giat bekerja, walau saya sudah tua.
Tunjangan itu agar kinerja kita meningkat.
Ya, pemberian Tunda oleh DKI agar kinerja disini meningkat.
Tambahan Tunda dari Pemprov agar ada peningkatan kinerja para
aparatnya.
HR Ya bagus lah agar pada semangat bekerja.
WD Ya, semoga demikian.
JA Ya, agar pegawai DKI lebih sejahtera dan pada naik SDM nya.
FA Pemberian TKD dimaksudkan agar ada peningkatan kinerja.
TB TKD adalah untuk meningkatkan kinerja para penguji.
ZU Ya, tentu saja dengan pemberian tambahan Tunda dari DKI agar
lebih meningkat kinerjanya.
SU Ya. Untuk peningkatan kinerja pegawai DKI Jakarta.
Pertanyaan dan jawaban tentang produktivitas :
1) T: Apa alat uji mekanis itu selalu optimal digunakan dalam rangka

menunjang produktivitas Saudara? Jelaskan.


J:
BT

Alat mekanis di sini baik semua, ya kadang-kadang namanya alat


ada saatnya rusak, cukup optimal lah.
SB Alat mekanis membantu produktivitas penguji.
JT Alat uji itu dapat menunjang produktivitas penguji.
HS Optimalisasi alat uji mekanis kita jaga optimalisasinya, agar selalu
dalam kondisi baik agar dapat menunjang tugas dan produktivitas
para penguji di sini.
HR Ya menunjang produktivitas penguji.
WD Alat uji mekanis itu dalam kondisi baik, dan dapat menunjang.
JA Saya yang bertanggungjawab terhadap tingkat operasi alat uji, jadi
kita jaga agar dapat membantu dan menunjang produktivitas
penguji.
FA Tentu saja peralatan uji teknis itu selalu optimal dan menunjang
produktivitas.
TB Alat uji yang dimiliki PKB Pulogadung cukup optimal untuk
membantu tugas-tugas penguji, tentu saja dapat menunjang
produktivitas penguji kendaraan bermotor.
ZU Alat uji cukup optimal.
SU Alat uji dapat menunjang produktivitas penguji di sini.
2) T: Selain alat uji mekanis tersebut, peralatan apa saja yang dapat
menunjang produktivitas Saudara bekerja?
J:
BT Selain alat mekanis, alat lain yang menunjang tugas kita ya itu
semua komputer yang dipergunakan untuk memproses pengujian
mulai dari komputer yang di loket-loket, yang di dalam. Terutama
sekali komputer induk di atas yang dikelola oleh Seksi Fasilitas,
semua data-data kendaraan uji terkumpul di situ, Penguji juga
dalam melaksanakan tugasnya diharusnya menggunakan alat
bantu, seperti senter untuk di kolong, palu untuk ketok-ketok
bagian bawah kendaraan, untuk memastikan semua komponen
bawah kendaraan dalam kondisi memenuhi persyaratan laik jalan,
terus meteran untuk mengukur dimensi kendaraan, panjan, lebar
dan tinggi sesuai dengan standarnya.
SB Alat lain yang dipergunakan penguji ya semua komputer di sini,
kalau pakai manual pasti ujinya sangat lama. Juga, ada alat kerja
seperti, senter, palu dan meteran.
JT Selain alat uji mekanis, alat kerja lain yaitu : palu, senter dan
meteran. Itu alat kerja standar yang dipergunakan penguji di mana
saja.
HS Peralatan lain yang menunjang tugas pokok penguji di sini antara
lain komputer-komputer untuk pendataan data identitas
(administrasi) kendaraan uji dan data uji teknisnya. Sedangkan alat
kerja standar yang selalu dipergunakan oleh penguji seperti palu,
meteran dan senter.
HR Dulu waktu saya masih menjadi penguji di lajur, alat yang
membantu tugas saya antara lain palu, senter dan meteran untuk
ngukur dimensi kendaraan, apakah masih sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.

WD

JA

FA

TB

ZU
SU
3) T:
J:
BT

Alat kerja lain yang dipergunakan oleh penguji antara lain palu,
meteran dan senter.
Selain alat uji yang ada di lajur uji, ada alat lain pak, itu tuh ada di
belakang seperti genset untuk membantu apabila listrik PLN-nya
mati, dan juga ada kompresor untuk menggerakan sistem hidrolik
alat uji speedo dan brake tester. Selain itu ada C-Net, C-Con dan
C-ter yang ada di lajur, juga ada juga display monitor untuk
memudahkan melihat hasil uji kendaraan. Di samping itu ada alat
bantu standar yang selalu ditenteng-tenteng penguji dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari, yaitu palu, senter dan meteran.
Alat yang membatu kita ya seluruh sistem komputer uji di sini,
mulai dari komputer di loket-loket, komputer di lajur uji, dan
komputer untuk bagian administrasi pengujian, yang saya
pergunakan untuk meng-input data hasil uji teknis. Dan juga
sistem server komputer yang dikelola bagian Binfas (maksudnya :
Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana Pengujian).
Seperti saya yang menguji kendaraan baru di lapangan, tentu
membutuhkan meteran untuk mengukur dimensi kendaraan uji,
apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam uji tipe-nya,
kalau uji di kolong tentu membutuhkan alat bantu lain seperti
senter dan palu untuk ketok-ketok komponen bagian kolong
kendaraan, untuk memeriksa sistem kemudi, sistem rem dan
sistem trasmisi. Bagi penguji yang didalam tentu membutuhkan
alat bantu komputer untuk meng-input data-data administrasi dan
teknis kendaraan, agar proses uji berjalan cepat dan baik.
Selain alat uji mekanis, yang membantu yaitu peralatan komputer,
juga saya mempergunakan alat bantu seperti palu, senter dan
meteran.
Dalam melaksanakan tugas uji, selain alat uji mekanis itu, saya
ada alat seperti palu, senter dan meteran untuk ukur dimensi
kendaraan.
Apa beban tugas (jumlah kendaraan uji) sehari-hari ini sesuai
dengan jumlah penguji di tempat Saudara bekerja?

Beban tugas penguji yaitu jumlah kendaraan uji sehari-hari


seimbang dengan jumlah penguji yang ada di Pulogadung ini.
SB Tendensi kendaraan uji di sini agak menurun, jadi masih seimbang
dengan penguji di sini.
JT Beban tugas penguji cukup seimbang dengan jumlah pengujinya.
HS Ya, beban tugas penguji seimbang dengan jumlah tenaga
pengujinya.
HR Jumlah kendaraan uji sehari-hari di sini sudah seimbang dengan
pengujinya.
WD Beban tugas penguji sudah seimbang dengan jumlah pengujinya.
JA Jumlah beban tugas cukup seimbang dengan jumlah penguji.
FA Di PKB Pulogadung ini, antara beban tugas dengan pengujinya
sudah seimbang.
TB Beban tugas penguji di sini sudah seimbang dengan jumlah
penguji yang ada di Pulogadung ini.
ZU Antara beban tugas dengan pengujinya sudah seimbang.

SU
4) T:
J:
BT
SB
JT
HS
HR

Beban tugas penguji seimbang dengan jumlah pengujinya.


Apakah proses pelayanan uji di tempat saudara selalu lancar?

Lancar.
Selalu lancar.
Lancar.
Lancar.
Lancar.
WD Lancar.
JA Lancar dan berjalan baik.
FA Lancar.
TB Lancar.
ZU Lancar.
SU Lancar.
5) T: Apa prosedur uji di tempat saudara telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku?
J:
BT Proses pengujian kendaraan bermotor dilaksanakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SB Ya, prosedur uji dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
JT Ya, proses dan prosedur uji telah dilaksanakan sesuai pedoman
yang telah di tetapkan.
HS Prosedur uji telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
HR Ya, prosedur uji di PKB telah dilaksanakan berdasarkan peraturan
yang berlaku.
WD Ya, telah sesuai dengan peraturan.
JA Prosedur uji telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada.
FA Ya, prosedur uji telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
TB Ya, prosedur pengujian telah sesuai sesuai ketantuan yang berlaku.
ZU Prosedur uji di PKB Pulogadung telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlakuk.
SU Ya. Sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.
6) T: Upaya apa yang dilakukan kantor Saudara dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja saudara?
J:
BT Untuk meningkatkat produktivitas pengujian dilakukan perbaikan
sistem pelayanan uji, proses agar berjalan lancar dan baik, serta
sesuai standar yang telah ditetapkan, alat uji kita jaga agar
beroperasi dengan lancar. Selain dari pada itu dilakukan upaya
peningkatan kualitas SDM para penguji agar semakin trampil,
punya pengetahuan luas dan profesional.
SB Upaya yang dilakukan agar produktivitas penguji meningkat
adalah perbaikan sistem pelayanan uji, peningkatan kualitas SDM
dan kelancaran seluruh proses pengujian.
JT Upaya yang dilakukan oleh UPT PKB dalam peningkatan
produktivitas penguji antara lain menjaga ketersediaan bahanbahan penunjang, pemeliharaan alat uji agar dapat beroperasi
dengan baik dan lancar, memperlancar proses dan prosedur
pengujian dengan penggunaan sistem komputer, dsb-nya.

HS

Dalam rangka peningkatan produktivitas penguji, maka pihak UPT


PKB telah melakukan berbagai upaya, antara lain :
- Perbaikan sarana dan prasarana pengujian.
- Menjaga ketersediaan bahan-bahan pengujian.
- Menjaga tingkat operasional alat-alat uji mekanis.
- Menjaga kelancaran proses pengujian secara keseluruhan.
- Peningkatan SDM penguji dengan peningkatan pendidikan dan
ikut serta dalam Diklat Penyegaran PKB, dan
- Menjaga tertib administrasi dan teknis pengujian.
HR Yang dilakukan UPT PKB untuk meningkatkan produktivitas
penguji adalah peningkatan sarana dan prasarana pengujian,
kelancaran proses pengujian dan peningkatan kualitas SDM
penguji.
WD Untuk produktivitas penguji di sini dilakukan upaya peningkatan
ketrampilan dan pengetahuan para penguji, terutama pada penguji
yang masih muda. Perbaikan sarana dan prasarana uji, serta
menjaga tingkat kelancaran uji semuanya.
JA Agar produktivitas penguji meningkat, maka pihak UPT PKB
Dishub telah melakukan berbagai upaya, antara lain perbaikan
sistem manajemen pengujian, pelaksanaan jabatan fungsional
tenaga penguji, terus peningkatan kualitas SDM dan meningkatkan
tertib
administrasi pengujian melalui sistem komputerisasi
pengujian.
FA Dalam rangka meningkatkan produktivitas kita sebagai penguji,
maka pihak UPT telah melakukan berbagai upaya perbaikan antara
lain, pemeliharaan dan perbaikan alat mekanis, kelancaran proses
pengujian agar sesuai dengan prosedur dan standar yang telah
ditetapkan, peningkatan kualitas SDM melalui ketetapan jabatan
fungsional tenaga penguji, serta peningkatan kesejahteraan penguji
melalui pemberian tunjangan dan promosi/kenaikan jabatan
fungsional penguji.
TB Kantor UPT PKB telah melakukan upaya-upaya untuk lebih
meningkatkan produktivitas penguji seperti perbaikan sistem
pelayanan, sistem komputerisasi pengujian, kenaikan jabatan
fungsional penguji serta pemberian Tunda (TKD) dan tunjangan
fungsional penguji.
ZU Semoga denga penetapan kompetensi jabatan fungsional,
pemberian
TKD
dan
tunjangan
fungsional
serta
perbaikan/pemeliharaan alat uji bisa meningkatkan produktivitas
penguji.
SU Pihak UPT PKB telah melakukan perbaikan pelayanan uji,
peningkatan SDM penguji melalui jabatan fungsional serta
pemberian tunjangan tambahan di luar gaji bulanan akan dapat
meningkatkan produktivitas penguji.
7) T: Upaya apa saja yang dilakukan Anda dan organisasi profesi untuk
meningkatkan produktivitas Saudara?
J:
BT Upaya yang dilakukan oleh IPKBI dan para penguji sendiri untuk
lebih produktif adalah kita mengadakan pertemuan setiap hari rabu
sore, untuk membahas permasalahan tentang penguji, agar

menambah wawasan dan pengetahuan serta ketrampilan penguji.


Banyak penguji yang sekolah lagi agar menjadi sarjana.
SB IPKBI sebagai wadah profesi bagi para penguji sudah memberikan
himbauan agar para penguji dapat meningkatkan kualitas SDMnya, serta kita juga mendorong dan memberikan input-an kepada
UPT PKB agar mengusulkan penguji yang belum diangkat
menjadi fungsional, serta membangun teamwork yang solid dan
disiplin dalam melaksanakan tugas pokoknya.
JT Upaya yang dilakukan para penguji di sini kita seminggu sekali
setiap Rabu sore mengadakan pertemuan, untuk membahas apa
saja agar tingkat pengetahuan dan ketrampilan penguji meningkat,
serta mendorong penguji agar segera di tetapkan menjadi tenaga
fungsional kepada Ka. UPT PKB.
HS Upaya yang diprogram oleh IPKBI dalam rangka peningkatan
produktivitas SDM penguji adalah usulan/promosi penguji agar
cepat diangkat menjadi tenaga fungsional, himbauan agar bekerja
lebih profesional sesuai tupoksi penguji.
HR Yang dilakukan oleh para penguji dan organisasi IPKB adalah
mendorong pihak UPT PKB agar secepatnya mengangkat penguji
yang belum fungsional, bekerja lebih disiplin sesuai tupoksinya
dan peningkatan SDM penguji.
WD Meningkatkan diri sendiri agar memiliki ketrampilan dan keahlian
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, lebih berdisiplin dalam
menjalankan tugas, mematuhi segala aturan sesuai tupoksi penguji,
bekerja lebih professional.
JA Yang dilakukan oleh para penguji disini adalah agar bekerja lebih
giat dan disiplin sesuai aturan main, menambah wawasan dan
ketrampilan dalam mengoperasikan alat uji, belajar menganalisis
dan menghitung hasil uji teknis agar sesuai dengan tingkat
kelaikan jalan. Sedangkan yang dikakukan oleh IPKBI keliatan
biasa-biasa saja.
FA Upaya yang dilakukan saya dan organisasi IPKBI adalah
meningkatkan pengetahuan dan keahlian, bekerja lebih baik dan
berdisiplin sesuai dengan jenjang kualifikasi pengujinya.
TB Penguji di sini setiap Rabu sore pengadakan pertemuan untuk
membahas segala permasalahan yang dihadapi dalam
melaksanakan pekerjaan, setiap minggu topiknya lain-lain, dan
para penguji disini pada antusias mengikutinya. Sedang IPKBI
melakukan koordinasi dan mendorong pihak UPT PKB agar
segera berusaha ke atas agar lekas menetapkan jabatan fungsional.
ZU Pimpinan setempat disini sering menghimbau agar kita bekerja
sesuai ketentuan, sesuai prosedur dan sesuai aturan main, jangan
dilanggar. Dan kita diharapkan agar lebih meningkatkan
kemampuan dan keahlian agar lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas.
SU Ya, kita diminta agar bekerja lebih baik lagi, sesuai aturan, Saya
harus belajar lebih banyak lagi untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan sebagai seorang penguji.
8) T: Apa produktivitas kerja Saudara sudah cukup membantu kinerja
Saudara?

J:
BT

Tentu saja produktivitas dapat menopang kinerja, kalau


produktivitasnya baik maka tentu kinerjanya akan meningkat.
SB Produktivitas kerja saya tentu akan mempengaruhi kinerja, bila
meningkat maka kinerjanya juga meningkat.
JT Ya, produktivitas kerja penguji tentu dapat membantu kinerjanya.
HS Kalau produktivitasnya bagus, ya kinerjanya pasti meningkat.
HR Produktivitas tentu dapat membantu kinerja.
WD Produktivitas baik, tentu kinerjanya akan bagus juga.
JA Ya, tentu produktivitas akan dapat membantu kinerja, jika bagus
maka kinerja nya akan meningkat.
FA Dalam suatu sistem kerja, produktivitas akan berpengaruh
terhadap suatu kinerja. Jika produktivitas meningkat maka kinerja
akan meningkat juga.
TB Produktivitas tentu akan mempengaruhi kinerja penguji.
ZU Produktivitas penguji yang bagus tentu akan cukup membantu
meningkatkan kinerja.
SU Kerja lebih produktif, ya hasil kinerja akan naik.
9) T: Jelaskan, apa bedanya antara produktivitas dan kinerja penguji?
J:
BT Beda antara produktivitas dan kinerja. Kinerja adalah adalah
hasil prestasi kerja dari seorang pegawai/penguji, sedangkan
produktivitas yang saya tahu adalah jumlah hasil pengujian
dibandingkan dengan jumlah pegawai yang melaksanakan tugas
pengujian kendaraan bermotor.
SB Produktivitas adalah perbandingan antara hasil uji dengan jumlah
pegawai atau sarana yang digunakan, kalau kinerja ya hasil
pencapaian kerja pegawai.
JT Perbedaannya .. Produktivitas merupakan kemampuan untuk
memanfaatkan segala sumberdaya yang dimilik untuk mencapai
hasil yang diinginkan, sedangkan kinerja merupakan hasil
pencapaian kerja.
HS Perbedaan antara produktivitas dan kinerja. Produktivitas adalah
kemampuan untuk mencapai suatu hasil kerja setinggi mungkin
dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara efisien,
dengan melalui suatu proses tertentu. Kalau yang dinamakan
kinerja adalah hasil prestasi dari suatu pelaksanaan tugas.
HR Produktivitas adalah Usaha untuk mencapai hasil dengan
menggunakan segala sumber daya yang dimiliki serta melalui
suatu proses tertentu. Seperti di PKB ini, produktivitas tergantung
dari pemanfaatan dari sarana dan prasarana uji, keahlian dari
penguji, ketersediaan bahan-bahan penunjang pengujian dengan
melalui suatu proses dan prosedur pengujian untuk menghasilkan
kendaraan uji yang memenuhi tingkat kelaikan jalan. Sedangkan
kinerja adalah hasil pengujian itu sendiri yaitu merupakan jumlah
dan kualitas hasil uji kendaraan bermotor.
WD Produktivitas penguji adalah kemampuan untuk mencapai tingkat
kelaikan jalan kendaraan dengan melalui suatu proses uji dengan
memanfaatkan segala sarana dan prasarana serta kemampuan
SDM penguji. Sedangkan kinerja penguji adalah berhubungan

JA

FA

TB

ZU

SU

dengan hasil pencapaian kendaraan uji yang laik jalan.


Perbedaannya yaitu, kalau produktivitas adalah kemampuan
memanfaatkan segala potensi dan sumberdaya yang dimiliki
secara efisien dengan melalui suatu proses pengujian untuk
mencapai hasil uji yang berkualitas dan sesuai dengan persyaratan
teknis dan laik jalan. Kalau kinerja penguji adalah hasil uji yang
dicapai, yaitu jumlah dan kualitas hasil uji.
Waktu saya kuliah dahulu pernah saya pelajari, bahwa
produktivitas adalah perbandingan antara keluaran yang dicapai
dari suatu proses dengan masukan atau sumberdaya yang dimiliki.
Sumber daya di sini terdiri atas modal, bahan, mesin, manusia
(SDM) dan manajemen. Sedangkan kinerja adalah prestasi kerja
atau unjuk kerja yang dihasilkan. Berkenaan dengan pengujian
kendaraan bermotor, maka produktivitas adalah kemampuan
memanfaatkan segala sumberdaya yang dimiliki, yaitu
kemampuan alat uji, ketersediaan bahan-bahan uji, kemampuan
SDM, dan manajemen PKB untuk melaksanakan proses pengujian
berkala kendaraan bermotor, untuk menetapkan atau menghasilkan
kendaraan bermotor yang laik jalan. Sedangkan kinerja pengujian
dapat juga diartikan kualitas dan kualitas hasil uji kendaraan.
Perbedaannya, produktivitas penguji adalah kemampuan para
penguji untuk mengahasilkan kendaraan yang laik jalan dengan
melalui suatu proses uji berkala dan dengan memanfaatkan segala
sarana dan prasarana pengujian yang dimiliki, dan kemampuan
penguji. Sedangkan kinerja penguji adalah pencapaian hasil uji
kendaraan yang laik jalan.
Yang saya ketahui yaitu bahwa produktivitas adalah perbandingan
antara output dan input. Dalam lingkungan pengujian kendaraan
bermotor, Output adalah hasil uji kendaraan sedangkan input
adalah semua sumber daya yang dimiliki oleh PKB, seperti alat
uji, komputer, bahan uji, SDM penguji dan manajemen kantor
PKB. Adapun kinerja adalah prestasi hasil kerja, di PKB yaitu
kendaraan uji yang telah dinyatakan lulus uji, dalam arti jumlah
kendaraan hasil ujinya.
Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil uji kendaraan
dengan dengan memanfaatkan semua potensi yang dimiliki PKB,
sedangkan kinerja penguji adalah pencapaian hasil dari suatu
proses pengujian kendaraan yaitu kendaraan yang telah ditetapkan
laik jalan sesuai ketentuan.

Pertanyaan dan jawaban tentang kinerja :


1) T: Apakah kinerja Saudara sebagai penguji dinilai? Bagaimana cara
menilainya?
J:
BT Ya, kan setiap bulan dinilai untuk memperoleh tunjangan TKD.
SB Ya, kinerja saya sebagai penguji dinilai oleh atasan setiap bulan.
Kalu setahun sekali ya dengan DP3. Biasa itu
JT Sebagai tenaga fungsional tentu saja kinerja saya pasti dinilai lah.
Kalau DP3 itu setahun sekali. Kalau penilaian kinerja ada yang
tiap bulan, saya tanda tangan 2 kali, pimpinan juga tanda-tangan

juga pada formulir penilaian kinerja yang ada, lalu dikirimkan ke


Dinas.
HS Dalam angka kredit penguji kita dinilai pencapaian nya sampai
dimana untuk keperluan promosi jabatan fungsional, kalau yang
biasa sih ya penilaiaan DP3 setahun sekali. Ada juga penilaian
kinerja oleh atasan saya setiap bulan sekali untuk keperluan Tunda
(TKD maksudnya).
HR Ya, penilaian terhadap kita ka nada di DP3 dan pada formulir
penilaian kinerja setiap bulannya.
WD Ya kinerja saya dinilai oleh atasan saya.
JA Kita dinilai terhadap apa saja tugas pokok yang kerjakan masingmasing, terus perilaku kita dinilai.
FA Selain data kehadiran saya maka kinerja saya dinilai atasan setiap
bulan sebagai bahan masukan untuk perhitungan pemberian TKD
oleh Balaikota. Dalam form penilaiaan kinerja ada dua unsur yang
dinilai yaitu BHU dan BPU. Nilai BHU berisi hasil nilai (dalam
%) terhadap uraian tugas pokok masing-masing pegawai,
sedangkan nilai BPU merupakan nilai dari perilaku pegawai dalam
bertugas. Hasil penilaian kinerja dan nilai kehadiran di-input ke
dalam komputer, via internet untuk dikirimkan ke e-TKD BKD.
Selain itu kita juga dinilai dengan DP3 setiap akhir tahun.
TB Penilaian terhadap kinerja para pegawai dilakukan setiap bulan,
diisi dalam formulir penilaian kinerja, pegawai dan atasan
langsungnya tanda tangan pada formulir itu. Kemudian bersama
data kehadiran diinput bersama ke sistem komputer balaikota,
dalam rangka untuk perhitungan tunjangan kinerja daerah, jika
sering tidak masuk atau terlambat, dan nilai kinerja nya rendah,
maka TKD nya akan berkurang. Jadi besar kecilnya TKD yang
diterima oleh pegawai/penguji tergantung dari tingkat kinerjanya.
ZU Selain penilaian DP3, kita juga ada penilaian kinerja oleh atasan
setiap bulan, dalam formulir yang saya tanda tangani tertera di situ
ada nilai Bidang Hasil Utama (disingkat BHU) dan nilai Bidang
Perilaku Utama (disingkat BPU). Nilai BHU adalah nilai dari
uraian tugas pokok yang saya laksanakan sebagai penguji.
SU Walau saya masih CPNS, tapi kinerja saya juga dinilai oleh atasan
saya yaitu pak Dedi. Ada formulir penilaiannya kok.
2) T: Digunakan untuk apa hasil penilaian kinerja yang ada?
J:
BT Hasil penilaian kinerja digunakan untuk penentuan pemberian
tunjangan kinerja daerah atau TKD.
SB Untuk bahan TKD.
JT Untuk penentuan pemberian Tunda (TKD maksudnya).
HS Hasil penilai kinerja itu akan di-input oleh operator untuk
dikirimkan ke sistem e-TKD BKD Pemprov, sebagai perhitungan
pemberian tunjangan kinerja.
HR Untuk TKD.
WD Nilai dalam formulir penilaian kinerja pegawa adalah untuk
pemberian TKD.
JA Besar kecilnya nilai hasil kinerja akan menentukan TKD yang kita
terima.

FA
TB
ZU
SU
3) T:
J:
BT

Digunakan untuk TKD.


Digunakan untuk perhitungan TKD.
Penilaian kinerja itu menentukan besar kecilnya TKD yang kita
terima.
Nilai kinerja digunakan untuk TKD.
Apakah Saudara tahu, faktor-faktor kinerja apa saja yang dinilai?

Faktor kinerja yang dinilai adalah faktor hasil utama yaitu dari
hasil pelaksanaan tugas-tugas masing-masing pegawai dan faktor
perilaku utama yaitu kebenaran menyampaikan informasi dan
pembuatan laporan kepada atasan langsung.
SB Faktor kinerja yang dinilai adalah dari BHU dan BPU itu yang
tercantum dalam form penilaian kinerja pegawai.
JT Ya, tahu dari hasil penilaian BHU dan BPU.
HS Ya, saya tahu dalam formulir penilaian kinerja yang dibuat, ada
faktor bidang hasil utama (BHU) dan faktor bidang perilaku utama
(BPU), masing-masing faktor itu ada rinciannya, BHU dinilai dari
hasil pelaksanaan masing-masing uraian tugas, dan BPU dari nilai
perilaku pegawai sehari-hari.
HR Ya, dari faktor kinerja BHU dan BPU.
WD Ya, faktor kinerja yang dinilai adalah dari nilai Bidang Hasil
Utama dan nilai Bidang Perilaku Utama.
JA Ya, saya tahu bahwa dalam formulir isian Penilaian Kinerja
Pegawa ada dua faktor penilaian, yaitu dari BHU dan BPU.
FA Ya, tahu dari hasil BHU dan BPU. Semua dinilai dalam prosentasi
hasil nilai kinerja.
Materi kinerja BHU terdiri atas faktor ketepatan waktu
menyelesaikan tugas, kebenaran hasil pelaksanaan tugas dan
ketepatan/kebenaran membuat laporan hasil pelaksanaan tugas.
Sedangkan materi kinerja BPU berasal dari faktor kebenaran
menyampaikan data dan informasi, kemampuan kerjasama dalam
tim kerja, dan faktor kepemimpinan.
Materi-materi kinerja Bidang Hasil Utama berasal dari formulir
Penilaian Kinerja BHU yaitu dari rata-rata nilai pencapaian target
pelaksanaan tugas, yaitu dari rincian pekerjaan tugas secara
akumulatif dalam satu bulan.
TB Ya, saya tahu, dalam penilaian kinerja ada dua formulir penilaian,
yang pertama adalah formulir Penilaian Kinerja BHU, tentang
nilai rata-rata hasil kinerja dari masing-masing uraian tugas.
Kemudian ada formulir penilian kinerja yang terdiri atas dua
faktor penilaian, yaitu dari nilai prosentase dari materi kinerja
Bidang Hasil Utama (BHU) dan dari nilai prosentase dari materi
kinerja BHU.
ZU Ya, ada dua faktor penilaian yaitu dari hasil kerja dan dari nilai
perilaku kerja yang dinilai oleh atasan.
SU Ya,saya tahu dari formulir penilaian kinerja, ada dua faktor yaitu
BHU atau nilai Bidang Hasil Utama ini dari uraian pekerjaan yang
dilakukan pegawai, dan BPU atau Bidang Perilaku Utama
pegawai.
4) T: Apakah penilaian kinerja itu sudah cukup memadai untuk

menunjukkan kinerja Anda sebagai penguji?


J:
BT
SB

Ya, sudah cukup baiklah.


Ya, penilaian kinerja sudah cukup memadai untuk menunjukkan
kinerja, kalau DP3 sih tak tahulah, kan udah biasa setiap tahun.
Walau di DP3 ada nilai prestasinya, tapi itu tuk formalitas saja,
kalau yang ini setiap bulan akan menentukan besarnya TKD yang
kita terima.
JT Ya, penilaian kinerja sudah memadai.
HS Ya, cukup memadai.
HR Memadai untuk menunjukkan kinerja pegawai.
WD Ya, sudah cukup lah.
JA Ya, cukup.
FA Ya, cukup memadai untuk menggambarkan kinerja para pegawai.
TB Ya, cukup memadai.
ZU Ya, sudah cukup.
SU Ya, cukup.
5) T: Menurut pendapat Saudara, bagaimana sebaiknya kinerja penguji
itu dinilai?
J:
BT Penilaian kinerja sudah cukup lah karena itu berdasarkan Pergub
SB Cukup baik lah, karena ada pedoman dari Pemprov, kan sudah
dipikirin oleh orang-orang pinter disana,
JT Sudah baik pak.
HS Menurut saya, penilaian selama ini sudah ada peningkatan yang
lebih baik, dari pada hanya pakai DP3.
HR Pendapat saya, sudah cukup baik lah.
WD Faktor-faktor yang dinilai sudah baik, itu menggambarkan kinerja
setiap bulannya.
JA Sudah baik penilaiannya, itu menggambarkan, apalagi kalau kita
lihat penilaian pencapaian angka kredit penguji itu sudah lengkap
sekali.
FA Menurut saya, sudah baiklah penilaian itu.
TB Menurut saya, karena di dalamnya ada penilaian dari uraian tugas
kita ya cukup baiklah,
ZU Saya kira sudah cukup, ada penilaian DP3 tiap tahun, ada
penilaian kinerja tiap bulan, dan kalau untuk peningkatan
kompetensi penguji ada penilaian angka kredit. Cukup lengkap lah
sekarang.
SU Menurut saya sudah cukup baik.
Berdasarkan jawaban-jawaban dari wawancara di atas maka dapat dianalisis
sebagai berikut :
a. Analisis Pekerjaan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, para informan memberikan


jawaban

yang

bermacam-macam

terhadap

analisis

pekerjaan

penguji.

Pelaksanaan analisis pekerjaan terhadap para penguji dilakukan oleh tim terkait,
yaitu dari unsur UPT PKB, Dinas Perhubungan, Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) Provinsi DKI Jakarta dan Dirjend Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan dalam rangka penetapan pencapaian angka kredit untuk keperluan
pengangkatan penguji menjadi tenaga fungsional pengujian kendaraan bermotor.
Dalam analisis pekerjaan penguji dilakukan pendataan identitas penguji, hasil
pelaksanaan tugas penguji

berdasarkan jabatan, uraian tugas, penugasan,

pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawabnya, juga dianalisis tentang


latar belakang pendidikan, diklat-diklat yang pernah diikuti, pengembangan profesi
penguji serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penguji kendaraan bermotor.
Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap pencapaian angka kredit, disertai dengan
bukti-bukti tertulis pendukungnya.
Dari informan pokok dan kunci diperoleh jawaban tentang jabatan-jabatan
penguji kendaraan bermotor terdiri atas koordinator lapangan, koordinator teknis,
koordinator lajur mekanis, penandatangan hasil uji, penguji lajur mekanis, dan
penguji administrasi uji. Dalam melaksanakan tugasnya para penguji berpedoman
pada petunjuk pelaksanaan dan standar pengujian kendaraan bermotor tentang
persyaratan teknis laik jalan dan ketentuan ambang batas laik jalan kendaraan
bermotor yang tercantum dalam ketentuan PP Nomor 44 Tahun 1993, Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM-63 Tahun 1993 dan Nomor KM-71 Tahun
1993.
Saat ini baru sebagian penguji PKB Pulogadung yang telah ditetapkan
atau diangkat menjadi tenaga fungsional penguji kendaraan bermotor. Bagi penguji

yang belum fungsional telah diusulkan untuk ditetapkan (dipromosikan) menjadi


jabatan fungsional penguji, saat ini tinggal menunggu hasilnya saja. Di samping itu
terdapat penguji yang selayaknya belum bisa diangkat menjadi tenaga penguji
mengingat mereka masih berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan belum
mempunyai pengalaman yang cukup untuk diangkat menjadi penguji, sebagai
contoh yaitu penguji bernama Hariagam. Hal itu ditegaskan oleh Informan kunci
sdr. Herens Roni Tuju sebagai berikut :
Ada CPNS yang sudah menjadi penguji, mereka sih tidak salah setelah lulus
diklat dan dapat sertifikat kompetensi penguji pelaksana pemula, kemudian
dapat surat tugas di PKB. Semestinya CPNS belum dapat menjadi penguji, di
sini mereka baru bertugas 2 bulan. Semestinya memiliki pengalaman tugas di
PKB 2 tahun terlebih dahulu dan sudah PNS baru diangkat menjadi penguji. Itu
salah siapa?
Dan hal itu diakui sendiri oleh sdr. Hariagam sendiri, dengan mengatakan :
itu bukan salah saya pak, saya dapat surat tugas di PKB, ya saya bertugas aja,
saya juga tahu itu..sebenarnya tak boleh karena saya masih CPNS
Walaupun demikian, mereka baru bergabung tugas di PKB Pulogadung setelah
selesai dilaksanakannya analisis pekerjaan oleh tim penilai PAK (Penetapan Angka
Kredit) terkait. Jadi berdasarkan penuturan dari sebagian besar informan dapat
dipastikan bahwa di PKB Pulogadung ini telah dilakukan suatu analisis pekerjaan
sesuai dengan implementasi jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor.

b. Kompensasi
Berdasarkan jawaban dari para informan dapat memberikan kesimpulan
bahwa para penguji kendaraan bermotor telah diberikan kompensasi selain gaji
bulanan yaitu dalam bentuk Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) dari Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, yang diterima pada minggu ketiga setiap bulannya. Besar
kecil

pemberian

kompensasi

itu

tergantung

pada

pangkat/golongan

kepegawaiannya.

Bagi

pegawai/penguji

golongan

II/a

dan

II/b

jumlah

tunjangannya lebih kecil dari pada golongan II/c dan II/d, dan pegawai/penguji
golongan II/c dan II/d lebih kecil tunjangannya dari pada golongan III/a dan III/b.
Ketentuan tentang jabatan fungsional penguji juga bersesuaian dengan
pangkat/golongan kepegawaiannya, jenjang jabatan penguji golongan II/a dan II/b
disebut dengan penguji pelaksana pemula, penguji golongan II/c dan II/d disebut
dengan penguji pelaksana, dan penguji golongan III/a dan III/b disebut dengan
penguji pelaksana lanjutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian tunjangan
kepada penguji tergantung dari jenjang jabatan penguji.
Selain tergantung dari jenjang jabatan penguji, pemberian kompensasi
juga tergantung dari tingkat kehadiran dan nilai kinerja penguji, pada jenjang
jabatan penguji yang sama maka penguji yang rajin dan kinerjanya bagus akan
memperoleh tunjangan yang lebih besar dari pada penguji yang sering tidak masuk
kerja dan kinerjanya kurang bagus. Jadi, pemberian kompensasi di sini dikaitkan
dengan kinerja penguji kendaraan.
Di samping tunjangan kinerja, bagi penguji yang sudah mendapat
penetapan jabatan fungsional telah diberikan tunjangan jabatan fungsional penguji
kendaraan bermotor, walaupun belum seluruh penguji mendapatkannya. Pihak
UPT PKB melalui Dinas Perhubungan dan BKD Provinsi DKI Jakarta sudah
mengusulkan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK), jika DUPAK ini
sudah mendapat penetapan/pengesahan dari Dirjen Perhubungan Darat, akan
dijadikan dasar bagi penetapan jabatan fungsional penguji. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kompensasi sudah diberikan kepada para penguji kendaraan
bermotor sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawabnya.

c. Produktivitas
Berdasarkan jawaban dari para informan dapat memberikan kesimpulan
bahwa produktivitas penguji tergantung oleh faktor kondisi sarana dan prasarana
uji, ketersediaan bahan-bahan penunjang, beban tugas uji, kompetensi penguji,
kelancaran proses uji, dan manajemen kantor UPT PKB Dishub Provinsi DKI
Jakarta. Sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor antara lain terdiri atas
alat uji mekanis, sistem informasi manajemen komputer pengujian, dan alat bantu
kerja berupa palu, senter dan meteran. Sistem perawatan, perbaikan dan daya
dukung suku cadang alat uji dan komputer menentukan tingkat operasi alat uji
mekanis dan SIM-komputer. Bahan-bahan penunjang terdiri atas buku uji, plat uji,
kartu induk dan formulir-formulir uji lainnya. Beban tugas penguji merupakan
beban tugas pokok, tugas tambahan dan banyaknya jumlah kendaraan bermotor
yang diuji berkala oleh para petugas penguji. Sedangkan kompetensi penguji
merupakan keahlian dan ketrampilan penguji sesuai dengan kualifikasi teknisnya.
Selanjutnya dari hasil wawancara tersebut tergambar bahwa telah
dilakukan berbagai upaya oleh kantor UPT PKB, organisasi profesi penguji yaitu
Ikatan Penguji Kendaraan Bermotor (IPKBI) DKI Jakarta dan oleh para penguji itu
sendiri dalam rangka peningkatan produktivitas penguji kendaraan bermotor.
Upaya yang dilakukan oleh kantor UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta dalam
peningkatan produktivitas penguji antara lain menjaga tingkat operasional alat uji
mekanis, menjaga kelancaran pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor sesuai
dengan persyaratan teknis dan ketentuan ambang batas laik jalan, menjaga
ketersediaan bahan bahan penunjang pengujian, dan menjaga tertib administrasi
dan teknis pengujian. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh penguji dan organisai
profesi penguji antara lain peningkatan kualitas SDM penguji melalui peningkatan

pendidikan dan pertemuan rutin penguji seminggu sekali dalam rangka


peningkatan pengetahuan, keahlian dan ketrampilan para penguji,

serta

mendorong segera dilakukannya penetapan jabatan fungsional penguji.


Di samping itu, hampir seluruh informan memberikan komentar yang
sama bahwa upaya yang sudah dilakukan itu untuk menjaga dan meningkatkan
produktivitas penguji itu dalam rangka mendukung kinerja penguji kendaraan
bermotor.

d. Kinerja
Kinerja penguji dimonitor dan dinilai setiap bulan oleh atasan
langsungnya yaitu Kepala Seksi PKB Pulogadung. Hal-hal yang dinilai antara lain
faktor Bidang Hasil Utama (BHU) dan Bidang Perilaku Utama (BPU), dan
dijelaskan lebih rinci oleh informan pokok dan oleh 2(dua) orang informan kunci
sebagai berikut :
Sdr. Dedi Supriadi (informan kunci) mengatakan :
Faktor kinerja yang dinilai yaitu nilai dari uraian tugas masing-masing
pegawai atau nilai hasil utama (BHU maksudnya), terus ada faktor kepribadian
atau perilaku (atau BPU). Ada rumusnya yaitu 70%BHU dan 30%BPU itu
sama dengan nilai kinerja.
Sedangkan informan kunci Sdr. Henky Suhendra menjelaskan bahwa :
Ya, saya tahu dalam formulir penilaian kinerja yang dibuat, ada faktor bidang
hasil utama (BHU) dan faktor bidang perilaku utama (BPU), masing-masing
faktor itu ada rinciannya, BHU dinilai dari hasil pelaksanaan masing-masing
uraian tugas, dan BPU dari nilai perilaku pegawai sehari-hari.
Dan dijelaskan lebih lanjut oleh Sdr Fatchuri sebagai berikut :
Ya, tahu dari hasil BHU dan BPU. Semua dinilai dalam prosentase hasil nilai
kinerja. Materi kinerja BHU terdiri atas faktor ketepatan waktu menyelesaikan
tugas, kebenaran hasil pelaksanaan tugas dan ketepatan/kebenaran membuat
laporan hasil pelaksanaan tugas. Sedangkan materi kinerja BPU berasal dari
faktor kebenaran menyampaikan data dan informasi, kemampuan kerjasama
dalam tim kerja, dan faktor kepemimpinan. Materi-materi kinerja Bidang Hasil

Utama berasal dari formulir Penilaian Kinerja BHU yaitu dari rata-rata nilai
pencapaian target pelaksanaan tugas, yaitu dari rincian pekerjaan tugas secara
akumulatif dalam satu bulan.
Serta ditegaskan lagi oleh Sdr Fatchuri dengan mengatakan bahwa :
Selain data kehadiran saya maka kinerja saya dinilai atasan setiap bulan
sebagai bahan masukan untuk perhitungan pemberian TKD oleh Balaikota.
Dalam form penilaian kinerja ada dua unsur yang dinilai yaitu BHU dan BPU.
Nilai BHU berisi hasil nilai (dalam %) terhadap uraian tugas pokok masingmasing pegawai, sedangkan nilai BPU merupakan nilai dari perilaku pegawai
dalam bertugas. Hasil penilaian kinerja dan nilai kehadiran di-input ke dalam
komputer, via internet untuk dikirimkan ke e-TKD BKD. Selain itu kita juga
dinilai dengan DP3 setiap akhir tahun.
Tentang penilaian DP3 ini hampir semua informan mengatakan hal yang
sama bahwa penilaian DP3 dilakukan setiap tahun, dan DP3 ini akan dipergunakan
untuk keperluan kenaikan golongan pegawai, serta untuk penetapan dan promosi
jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor. Dari analisis di atas selanjutnya
dapat disimpulkan bahwa telah dilakukan berbagai upaya dalam rangka
peningkatan produktivitas penguji dan juga telah dilakukan penilaian kinerja dalam
rangka analisis pekerjaan penguji, monitor kinerja penguji dan sebagai bahan
masukan untuk penentuan pemberian kompensasi/tunjangan kinerja kepada
penguji kendaranan.

Berdasarkan analisis wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa :


a. Analisis pekerjaan (job analysis) penguji yang terkait dengan implementasi jabatan
fungsional penguji kendaraan bermotor sudah dilaksanakan dengan baik, yang
diselenggarakan oleh tim terkait yang terdiri atas unsur UPT PKB, Subbag
Kepegawaian Sekdis Perhubungan, BKD Provinsi DKI Jakarta serta Dirjend
Perhubungan Darat dalam rangka penetapan dan promosi jabatan fungsional bagi
penguji yang belum mendapatkannya.

b. Para penguji kendaraan bermotor telah diberikan kompensasi selain gaji bulanan
yaitu dalam bentuk Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) oleh Pemerintah Provinsi
DK Jakarta, walaupun baru sebagian penguji yang mendapatkan tunjangan jabatan
fungsional akan tetapi telah diusulkan UPT PKB agar seluruh penguji
mendapatkan kompensasi yang sama.
c. Penguji kendaraan bermotor dan organisasi profesi dan Kantor UPT PKB telah
berupaya untuk meningkatan produktivitas dalam rangka meningkatkan kinerja
penguji kendaraan bermotor.
d. Penilaian kinerja terhadap penguji kendaraan bermotor sudah dilaksanakan dengan
baik setiap bulan dalam rangka analisis pekerjaan, monitoring produktivitas
penguji serta untuk penentuan besarnya pemberian kompensasi tunjangan kinerja
kepada para penguji kendaraan bermotor.

3. Transkrip
a. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
1) Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi PKB Pulogadung
Dalam dokumen ini diuraikan mengenai tugas pokok dan fungsi Seksi
PKB Pulogadung, fasilitas yang dimiliki, jenis-jenis kendaraan yang diuji,
pembagian dan uraian tugas masing-masing pegawai, serta daftar nama-nama
penguji kendaraan bermotor PKB Pulogadung yang dilengkapi dengan nomor
induk pegawai (NIP/NRK), Pangkat/Golongan Ruang, status Jabatan
Fungsionalnya, nomor Sertifikat Kompetensi, dan tempat dan tanggal lahir,
secara rinci dapat dilihat pada lampiran penelitian ini. Sebagai contoh, di
bawah ini disampaikan tentang pembagian tugas masing-masing penguji PKB
Pulogadung,

Tabel 5. Pembagian Tugas Penguji PKB Pulogadung


No
1
2
3
4

Tugas
Plh. Kepala Seksi
Koordinator Lapangan
Koordinator
Lajur Mekanis
Penandatangan
Hasil Uji

Penguji Administrasi

Penguji Mekanis

Nama Pegawai
Dedi Supriyadi, SH, MTr
Bostang Tampubolon
Jumat Aribowo

Jabatan Fungsional
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan

Henky Suhendra
Herens Roni Tuju
Tedja Sulaksana
Sudirman BI
Chairul Syafei
Djoko Thomas, ST
Djahroni
Viator Sihombing
Udin
Fatchuri, ST, MTr
Moses Hutapea
Y. Karyadi
Cecep Nata Permana
Harangan Aruan
Tiyana Brotoadi
Zulkifli
Andri D. Dantara
Asep Sofyansyah
Cintoko Fajar P.
Suseno Wardoyo
Syahrial Raydi
Hasanuddin
Sutjipto
Hariagam
Nurmiati
Gading Kusuma

Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana Pemula/CPNS
Pelaksana Pemula/CPNS
Pelaksana Pemula/CPNS
Pelaksana Pemula/CPNS
Pelaksana Pemula/CPNS

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Tugas Pengujian Kendaraan Bermotor


2) Laporan Bulanan PKB Pulogadung (Bulan Juli 2009 s.d April 2010)
Dalam laporan bulanan tersebut telah dilaporkan dari Kepala Seksi
PKB Pulogadung kepada Kepala UPT Balai PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta
hal-hal mengenai :
a)
b)
c)
d)

Dasar pelaksanaan tugas Seksi PKB Pulogadung.


Tugas pokok dan kegiatan kerja.
Permasalahan, kendala dan pemecahan.
Lampiran data kegiatan, sebagai berikut :
(1) Jumlah data pegawai.
(2) Jumlah kendaraan bermotor yang daftar uji berkala pertama.
(3) Jumlah kendaraan bermotor yang daftar uji berkala periodik.
(4) Jumlah kendaraan bermotor yang daftar numpang uji keluar.
(5) Jumlah kendaraan bermotor yang daftar mutasi uji keluar daerah.
(6) Jumlah kendaraan bermotor yang diuji berkala pertama.
(7) Jumlah kendaraan bermotor yang diuji berkala periodik.

(8) Jumlah kendaraan bermotor yang lulus uji berkala pertama.


(9) Jumlah kendaraan bermotor yang lulus uji berkala periodik.
(10) Jumlah kendaraan bermotor yang tidak lulus uji berkala pertama.
(11) Jumlah kendaraan bermotor yang tidak lulus uji berkala periodik.
(12) Taman kendaraan bermotor.
(13) Jumlah penerimaan dan pemakaian plat uji.
(14) Jumlah penerimaan dan pemakaian buku uji.
(15) Jumlah kendaraan bermotor yang diuji berkala pertama (peremajaan).
(16) Jumlah kendaraan bermotor yang diuji berkala pertama (rubah bentuk).
(17) Jumlah kendaraan bermotor yang diuji berkala pertama (mutasi dari
daerah).
(18) Jumlah kendaraan yang diuji kolektif (touring).
(19) Laporan penerimaan retribusi.
(20) Jumlah jam kerja pemakaian kompresor.
(21) Laporan kondisi alat uji di lajur uji.
3) Notulen Rapat UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta
Hari Tanggal

: Kamis, 29 Oktober 2009

Jam

: 13.30 WIB s/d selesai

Tempat

: Ruang Rapat PKB Pulogadung

Pimpinan Rapat : Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta


Peserta

: Kepala UPT PKB Dishub, unsur Ditjend Perhubungan Darat,


BKD Pemprov DKI Jakarta, Kasubag Kepegawaian Dishub,
Kasubag Tata Usaha UPT PKB, serta para Plh. Kasi PKB
Wilayah.

Dengan hasil rapat sebagai berikut :


a) Sehubungan DUPAK yang telah terselesaikan, maka langkah selanjutnya
adalah penilaian angka kredit (PAK) agar yang bersangkutan para penguji
segera mendapatkan hak-haknya untuk kenaikan pangkat/jabatan.
b) Tim penilai daerah untuk jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor di
Provinsi DKI Jakarta belum terbentuk, maka untuk PAK diminta bantuan
instansi pembina teknis jabatan fungsional dalam hal ini Direktoran
Jenderal Perhubungan Darat.
c) Mekanisme usulan penilaian angka kredit :
Dishub menyampaikan laporan berkas DUPAK kepada BKD,
selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan menyampaikan berkas DUPAK
ke Dirjend Perhubungan Darat.
Hasil PAK dari Dirjend Perhubungan Darat akan dikembalikan ke BKD
untuk dibuatkan pengesahan oleh Gubernur DKI Jakarta.
Untuk pengusulan penguji yang belum mendapatkan jabatan fungsional
akan disampaikan bersama dengan pengusulan PAK, untuk

mendapatkan nilai angka kredit awal dari Dirjend Perhubungan Darat,


selanjutnya akan disahkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta.
4) Notulen Rapat Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Penguji Kendaraan
Bermotor Indonesia (DPD IPKBI) DKI Jakarta
Hari Tanggal

: Sabtu, 29 Maret 2008

Jam

: 14.00 WIB s/d selesai

Tempat

: Ruang Rapat PKB Ujung Menteng

Pimpinan Rapat : Ketua DPD IPKBI DKI Jakarta


Peserta

: Korwil PKB Ujung Menteng, Korwil PKB Pulogadung,


Korwil PKB Cilincing, Korwil PKB Jagakarsa, Korwil PKB
Kedaung Angke.

Dengan hasil rapat sebagai berikut :


a) DPD IPKBI sebagai wadah organisasi para penguji kendaraan bermotor di
lingkungan UPT Balai PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta, diharapkan
sebagai tempat musyawarah penguji dalam membahas berbagai
permasalahan yang terkait dengan bidang pengujian kendaraan bermotor,
sehingga hasil musyawarah tersebut dapat dijadikan sumbang saran kepada
kantor UPT PKB.
b) Masih ada penguji kendaraan bermotor UPT PKB Dishub Provinsi DKI
Jakarta yang belum mendapatkan status jabatan fungsional, oleh sebab itu
DPD IPKBI diharapkan oleh anggotanya untuk dapat berperan serta
membantu menjembatani dalam upaya mendapatkan jabatan fungsional
bagi seluruh anggotanya, mengingat yang bersangkutan dalam
kesehariannya bekerja dalam jabatan fungsional.
c) Mengingat pada tahun-tahun mendatang anggota penguji semakin
berkurang karena banyak yang menjalani masa pensiun, diharapkan DPD
IPKBI dapat memberikan informasi kepada pihak terkait tentang
ketersediaan tenaga penguji yang siap pakai (memiliki kompetensi).
d) Sehubungan dengan ketentuan keputusan Dirjend Perhubungan Darat
Nomor AJ.307/2/7/DRJD/2003 tentang Ketentuan mengenai Angkutan
Barang Curah, yang menetapkan sarana angkutan barang curah dengan
ketentuan yang terdapat di dalamnya, maka seharusnya dilakukan
sosialisasi kepada para pemilik kendaraan angkutan barang dengan
memberikan
penegasan
pernyataan pemilik
kendaraan untuk
menstandarkan kendaraan pada saat menguji, dan memberikan tanda batas
pemuatan angkutan barang curah pada fisik kendaraan.

Berdasarkan data-data dari 4(empat) dokumen transkrip mengenai analisis


pekerjaan penguji di atas memberikan gambaran bahwa UPT PKB sudah memiliki
uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job specification)
penguji yang jelas dan rinci sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan juga telah
melaksanakan evaluasi pekerjaan (job evaluation) penguji secara baik dan benar,
sehingga dapat dikatakan bahwa UPT PKB telah melaksanakan analisis pekerjaan
dalam rangka implementasi jabatan fungsional penguji kendaranan bermotor.
Walaupun dijumpai 5(lima) orang penguji yang status kepegawaiannya masih
CPNS yang bertugas sebagai penguji lajur mekanis, namun mereka baru bertugas
di PKB setelah selesai dilaksanakannya evaluasi pekerjaan.

b. Kompensasi
1) Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai Negeri Sipil,
Anggota Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indonesia, Pejabat
Negara dan Pensiunnya, Isian Formulir 1721-A2 Tahun 2009
Dalam bukti pemotongan pajak penghasilan (PPh) Ps 21 ini kepada
PNS Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, terdapat catatan mengenai
rincian penghasilan bulanan berupa gaji pokok, tunjangan isteri, tunjangan
anak, tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan struktural, tunjangan beras,
dan tunjangan khusus. Di samping itu terdapat potongan dari penerimaan gaji
bulanan yaitu untuk biaya pensiun dan iuran pensiun. Dari data tersebut di atas
dapat dikatakan bahwa para penguji kendaraan bermotor telah memperoleh
fasilitas kompensasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2) Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta kepada Kepala
Bagian Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 5678/-

1.811.111 tanggal 4 Juni 2009 hal 85(delapan puluh lima) berkas Usulan
Promosi Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor
Dalam surat ini berisikan tentang daftar usulan promosi jabatan
fungsional penguji kendaraan bermotor di lingkungan Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta sebanyak 85(delapan puluh lima) orang terdiri atas
Penguji Penyelia 4 orang, Penguji Pelaksana Lanjutan 69 orang, Penguji
Pelaksana 2 orang, dan Penguji Pelaksana Pemula 10 orang, dengan lampiran
copy berkas-berkas SK Pangkat Terakhir, Ijazah Terakhir, Karpeg, DP3 tahun
terakhir, dan sertifikat kompetensi penguji.
3) Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta kepada Kepala
Bagian Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6831/1.811.111 tanggal 30 Juni 2009 hal Permohonan Pengangkatan Kembali
dalam Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor
Dalam surat ini berisikan tentang daftar usulan nama-nama penguji
kendaraan bermotor yang diusulkan kembali jabatan fungsionalnya karena
yang bersangkutan telah ditugaskan kembali memangku jabatan sebagai
penguji kendaraan bermotor di lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta sesuai dengan jenjang kompetensi yang dimilikinya terdiri atas Penguji
Penyelia 1 orang, Penguji Pelaksana Lanjutan 3 orang, dan Penguji Pelaksana 2
orang, dengan persyaratan copy berkas SK Pangkat Terakhir, Ijazah Terakhir,
Karpeg, DP3 2(dua) tahun terakhir, sertifikat kompetensi penguji kendaraan
bermotor, SK Kadis Perhubungan Provinsi DKI Jakarta tentang Penempatan
sebagai Penguji Kendaraan Bermotor, dan SK Jabatan Fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor.

5) Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta kepada Kepala


Bagian Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10362/1.811.100 tanggal 10 Desember 2009 hal 54(lima puluh empat) berkas
Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK), yang ditindaklanjuti
dengan Surat Kepala Badan Kepegawaian Dearah Provinsi DKI Jakarta
kepada Kepala Direktorat LLAJ Kementrian Perhubungan Nomor 202/083. 5 tanggal 8 Februari 2010 hal Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit
(DUPAK) Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor (PKB) atas
nama Syahrudin NIP 470048365 dan kawan-kawan sebanyak 60(enam
puluh) orang
Dalam

surat

ini

berisikan

hal-hal

yang

menyangkut

dasar

pertimbangan belum adanya tim penilai angka kredit jabatan fungsional


penguji kendaraan bermotor baik di Dinas maupun Provinsi maka diajukan
permohonan untuk dapat dilakukan

penetapan angka kredit untuk

pengangkatan pertama terhadap 60(enam puluh) orang calon pemangku jabatan


fungsional penguji kendaraan bermotor.

Berdasarkan data-data dari dokumen transkrip mengenai kompensasi di


atas dapat dianalisis bahwa kompensasi yang layak telah diberikan kepada penguji
kendaraan bermotor, selain gaji pokok dalam struktur gaji bulanan juga telah
termasuk tunjangan-tunjangan lainnya, kemudian telah diberikan tunjangan kinerja
dan tunjangan jabatan fungsional. Walaupun masih terdapat penguji yang belum
mendapatkan tunjangan fungsional, tetapi pihak UPT PKB melalui Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan langkah-langkah untuk
mengangkat seluruh penguji agar ditetapkan menjadi tenaga fungsional, sebagai

bagian dari tanggung jawab untuk memberikan kompensasi yang lebih baik kepada
para penguji kendaraan bermotor.

c. Produktivitas
1) Laporan Tahunan
Sumber data mengenai produktivitas penguji kendaraan bermotor
Seksi PKB Pulogadung berasal dari data-data laporan tahunan 2009, dari datadata tersebut diperoleh gambaran sebagai berikut :
a) Laporan Kondisi Alat Uji Teknis
Alat uji yang dimiliki Seksi PKB Pulogadung sering mengalami
kerusakan teknis, terutama alat uji pada lajur mekanis-I merek Cartec.
Peralatan yang mengalami kerusakan permanen adalah sistem komputer
lajur uji yaitu C-Net, C-Con dan komputernya, ditambah lagi dengan
kerusakan alat uji teknis lain yaitu alat uji emisi gas buang HC-CO Tester,
Speedometer Tester, Sideslip Tester, Axle load meter dan Joint Play
Detector (Pit Lift) sejak bulan Juli hingga Oktober 2009.
Kerusakan teknis juga dialami oleh hampir sebagian besar alat uji
pada lajur mekanis-II merek Kiyasaka pada bulan Oktober 2009 dan alat uji
Speedometer Tester dari bulan Agustus-Oktober 2009. Kondisi alat uji
teknis ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Kondisi Alat Uji Mekanis PKB Pulogadung pada Semester II


Tahun 2009
Lajur Uji
: Mekanis-I
Merek Alat : Cartec
Tahun Ops. : 1996
Nama Alat Uji
1. Smoke tester
2. HC-CO tester
3. C-Ter
4. C-Con (4 pcs)
5. Speedometer
6. Noise tester
7. Headlight tester
8. Sideslip tester
9. Axle load
10. Brake tester
11. Pit-lift (JPD)
12. Komputer

Jul
V
X
X
X
X
V
V
V
X
V
X
X

Agt
V
X
X
X
X
V
V
X
X
V
X
X

Lajur Uji
: Mekanis-II
Merek Alat : Kiyasaka
Tahun Ops. : 2003
Nama Alat Uji
Jul
Agt
1. Smoke tester
V
v
2. HC-CO tester
V
v
3. Noise tester
V
v
4. Headlight tester
V
v
5. Sideslip tester
V
v
6. Axle load
V
v
7. Brake tester
V
v
8. Speedometer
V
X
9. Pit lift (JPD)
V
v
Catatan : X = Alat uji dalam kondisi rusak

Sep
V
X
X
X
X
V
V
X
X
V
X
X

Sep
v
v
v
v
v
v
v
X
v

Okt
v
v
X
X
X
v
v
X
v
v
v
X

Okt
X
X
v
v
X
X
X
X
X

Nop
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v
X

Nop
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Des
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v
X

Des
V
V
V
V
V
V
V
V
V

Sumber : Laporan Tahunan 2009


Kerusakan alat uji teknis ini bisa disebabkan faktor usia alat uji
terutama alat uji merek Cartec yang mulai dipergunakan sejak tahun 1996
dan juga bisa disebabkan oleh faktor kurangnya perbaikan dan ketiadaan
suku cadangnya, yang

mesti diimpor dari Jerman. Secara keseluruhan

dapat dikatakan bahwa alat uji teknis ini kurang mendukung produktivitas
penguji.

b) Laporan Persediaan Bahan Pengujian


Persediaan bahan pengujian kendaraan bermotor berupa buku uji
dan plat uji dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7. Persediaan Bahan Penunjang PKB Pulogadung pada Semester
II Tahun 2009
Nama Bahan : Buku Uji
Deskripsi
Jul
Agt
Sep
Okt
Sisa
439
804
859
1466
Penerimaan
4.000
3.000
3.000
2.000
Persediaan
4.439
3.804
3.859
3.466
Pemakaian
3.635
2.945
2.393
2.645
Sisa
804
859
1.466
821
Nama Bahan : Plat Uji dan kawat segel (keping)
Deskripsi
Jul
Agt
Sep
Okt
Sisa
14.888 12.881 11.061 10.761
Penerimaan
10.000 10.000 10.000 10.000
Persediaan
24.888 22.881 21.061 20.761
Pemakaian
12.007 11.820 10.300 10.721
Sisa
12.881 11.061 10.761 10.040

Nop
821
2.000
2.821
2.300
517

Des
517
3.000
3.517
3.080
437

Rata2

Nop
10.040
10.000
25.040
10.974
14.066

Des
14.066
10.000
29.066
12.235
16.831

Rata2

2.833

11.343

Sumber : Laporan Tahunan


Dari data pada tabel tersebut di atas dapat dikatakan bahwa buku
uji dan plat uji tidak kekurangan persediaan, selalu lancar pengirimannya
dari Subbagian Tata Usaha UPT PKB, sehingga daya dukung (kelancaran
persediaan) bahan pengujian tersebut sangat menunjang bagi produktivitas
Penguji kendaraan.
c) Laporan Beban Tugas Penguji
Kondisi mengenai beban tugas penguji kendaraan bermotor PKB
Pulogadung dapat dianalisis dari seberapa banyak kendaraan bermotor
yang diuji berkala oleh petugas penguji setiap bulannya, dalam tabel
berikut ini dapat dilihat beban tugas penguji pada semester II tahun 2009.
Tabel 8. Data Uji Berkala PKB Pulogadung pada Semester II Tahun
2009
Jenis : Uji Berkala Pertama / Baru (unit)
Jenis Kend.
Jul
Agt
Sep
Mobil Barang
1.596
1.564
1.239

Okt
1.511

Nop
1.457

Des
1.672

Rata2

Mobil Bus
130
173
MPU
157
468
TOTAL
1.883
2.235
Jml hari kerja
25
25
Rata-rata/hari
75
89
Jenis : Uji Berkala Periodik (unit)
Deskripsi
Jul
Agt
Mobil Bus
2.074
1.916
Rata-rata/hari
83
77
Kajen-IV
2.503
2.205
Rata-rata/hari
100
88
TOTAL
4.577
4.121
Jml hari kerja
25
25
Rata-rata/hari
183
165

169
155
1.563
21
74
Sep
1.789
85
2.107
100
3.896
21
185

104
137
1.752
27
65

263
164
1.884
24
79

165
161
1.998
25
80

Okt
1.704
63
2.241
83
3.945
27
148

Nop
1.832
76
2.125
89
3.957
24
165

Des
1.898
76
2.551
102
4.449
25
178

1.886
77
Rata2

4.158
171

Sumber : Laporan Tahunan 2009

Dari data pada tabel tersebut di atas menggambarkan kondisi


tinggi rendahnya beban tugas penguji kendaraan bermotor PKB
Pulogadung, yaitu jumlah kendaraan yang diuji berkala pertama (baru) dari
seluruh jenis kendaraan wajib uji mulai dari jenis kendaraan mobil barang,
mobil bus dan mobil penumpang umum. Di tambah dengan jumlah
kendaraan uji berkala periodik dari jenis kendaraan mobil bus dan KajenIV. Rata-rata beban tugas penguji sejumlah 4.158 kendaraan uji perbulan
atau 171 unit kendaraan uji perhari.
d) Laporan Hasil Kompetensi Penguji
Data-data mengenai kompetensi penguji kendaraan bermotor bersumber
dari seberapa jumlah tenaga penguji pada PKB Pulogadung yang sudah
dinyatakan menjadi tenaga fungsional penguji kendaraan bermotor oleh
Dirjend Perhubungan Darat. Pada tabel berikut ini terlihat masih terdapat
17(tujuh belas) orang penguji yang belum menjadi tenaga fungsional.
Tabel 9. Jabatan Fungsional Penguji PKB Pulogadung pada Tahun
2009
Jenjang
Penguji
Penguji Penyelia
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penguji Pelaksana
Penguji Pelaksana Pemula

Jumlah
Penguji

23
7

Sudah
Fungsional

Belum
Fungsional

11
2
-

12
5
-

TOTAL

30

Prosentase

13

17

43.3%

56.7%

Sumber : Laporan Tahunan 2009


Sampai dengan akhir tahun 2009, baru sekitar 13(tiga belas) orang
penguji saja yang sudah ditetapkan oleh pihak Dirjend Perhubungan Darat
menjadi tenaga fungsional. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi
17(tujuh belas) orang penguji lain yang belum disahkan menjadi tenaga
fungsional, konsekuensinya mereka belum

mendapatkan tunjangan

fungsional penguji kendaraan bermotor. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa


pihak UPT PKB belum memperhatikan mengenai kompetensi penguji dan
belum berupaya untuk meningkatkan produktivitas penguji kendaraan
bermotor.
e) Laporan Hasil Uji
Dari laporan hasil uji dapat menggambarkan kuantitas dan kualitas hasil
pelaksanaan tugas penguji kendaraan bermotor, pada tabel di bawah ini
dapat dilihat jumlah (kuantitas) hasil uji dan tingkat kelulusan (kualitas) uji
kendaraan bermotor.
Tabel 10. Data Hasil Uji Berkala PKB Pulogadung pada Semester II
Tahun 2009
Jenis Pengujian : Uji Berkala Pertama/Baru (unit)
Deskripsi
Jul
Agt
Sep
Jumlah Uji
1.883
2.205
1.563
Hasil Uji :
Lulus Uji
1.875
2.198
1.560
Prosentase (%)
99.58
99.68
99.81
Tidak Lulus uji
8
7
3
Prosentase (%)
0.42
0.32
0.19
Jenis Pengujian : Uji Berkala Periodik (unit)
Deskripsi
Jul
Agt
Sep
Jumlah Uji
4.577
4.121
3.896
Hasil Uji :
Lulus Uji
4.153
3.734
3.617
Prosentase (%)
90.74
90.61
92.84
Tidak Lulus uji
424
387
279
Prosentase (%)
9.26
9.39
7.16

Sumber : Laporan Tahunan 2009

Okt
1.752

Nop
1.884

Des
1.998

1.747
99.71
5
0.29

1.881
99.84
3
0.16

1.997
99.95
1
0,05

Okt
3.945

Nop
3.957

Des
4.449

3.651
92.55
294
7.45

3.631
91.76
326
8.24

4.139
93.03
310
6.97

Rata2

99.76
0.24
Rata

91.92
8.08

Kuantitas hasil uji kendaraan bermotor tergantung dari seberapa


banyak jumlah hasil uji kendaraan bermotor yang telah dinyatakan lulus uji
berdasarkan standar persyaratan teknis dan ambang batas laik jalan.
Sedangkan tingkat kelulusan (kualitas) kendaraan uji pada PKB
Pulogadung sekitar 91.92% untuk pelaksanaan uji berkala periodik dan
99.76% untuk uji berkala pertama (kendaraan baru). Kuantitas dan kualitas
hasil uji tersebut dapat menggambarkan tingkat produktivitas penguji
kendaraan bermotor bila dipandang dari sisi kuantitas dan kualitas keluaran
(output) hasil pengujian kendaraan bermotor.
f) Produktivitas Penguji
Produktivitas penguji dapat ditentukan dari nilai index produktivitas dan
produktivitas rata-rata penguji kendaraan bermotor dalam satu periode
tertentu. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat nilai index produktivitas dan
produktivitas penguji rata-rata pada semester II tahun 2009.
Tabel 11. Produktivitas Penguji PKB Pulogadung pada Semester II Tahun
2009
(a) KELUARAN : Jumlah Kendaraan Bermotor yang Lulus Uji (Unit/bulan)
Deskripsi
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Uji Pertama
1.875
2.198
1.560
1.747
1.881
Uji Periodik
4.153
3.734
3.617
3.651
3.631
Total
6.028
5.932
5.177
4.398
5.512
(b) MASUKAN : Man Power Penguji (jam.orang/bulan)
Deskripsi
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Jml Penguji
29
29
29
30
30
Jml Hari Kerja
25
25
21
27
24
Jml Jam Kerja
163
160
145
174
156
Man Power
4.727
4.640
4.205
5.220
4.680
(c) Perhitungan Produktivitas Penguji
Deskripsi
Jul
Agt
Sep
Okt
Nop
Indek
1.2752
1.2784
1.2312
0.8425
1.1778
Produktivitas
Produktivitas (%)
100.25
96.31
68.43
139.80
Catatan : Jumlah jam kerja hari Senin s/d Jumat = 7 jam
Jumlah jam kerja hari Sabtu
= 4 jam
Indek Produktivitas : (c) = (a)/(b)

Sumber : Laporan Tahunan 2009

Des
1.997
4.139
6.136

Rata2

Des
30
25
163
4.890

Rata2

Des
1.2548

Rata2
1.2767

106.54

102.23

Dari hasil perhitungan pada tabel tersebut di atas, terlihat besaran


indek produktivitas dan tingkat produktivitas penguji kendaraan bemotor PKB
Pulogadung, indek produktivitas diperoleh dari perbandingan kuantitas hasil
uji (output) pengujian berupa jumlah kendaraan lulus uji dengan kuantitas
masukan (input) berupa jumlah manpower (jam.orang/bulan) pada

bulan

berjalan. Sedangkan tingkat produktivitas penguji kendaraan bermotor dihitung


dari perbandingan index produktivitas bulan berjalan dengan

bulan

sebelumnya.
Dalam tabel di atas terlihat rata-rata index produktivitas penguji Seksi
PKB Pulogadung pada Semester II Tahun 2009 adalah sebesar 1.2767, dari
besaran index ini dapat dikatakan bahwa jumlah penguji PKB Pulogadung telah
memadai bahkan sudah melebihi dari beban tugas pengujian kendaraan
bermotor sehari-hari. Sedangkan rata-rata tingkat produktivitas tenaga penguji
kendaraan bermotor Seksi PKB Pulogadung pada Semester II Tahun 2009
sekitar 102,23%.

2) Laporan Bulanan
a) Kondisi Alat Uji
Tabel 12. Kondisi Alat Uji Mekanis PKB Pulogadung Tahun 2010
Lajur Uji
: Mekanis-I
Merek Alat : Cartec
Tahun Ops. : 1996
Nama Alat Uji
1. Smoke tester
2. HC-CO tester
3. C-Ter
4. C-Con (4 pcs)
5. Speedometer
6. Noise tester
7. Headlight tester
8. Sideslip tester
9. Axle load
10. Brake tester
11. Pit-lift (JPD)

Jan
V
V
X
X
V
V
V
V
V
V
V

Feb
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v

Mar
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v

Apl
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v

12. Komputer
X
X
Lajur Uji
: Mekanis-II
Merek Alat : Kiyasaka
Tahun Ops. : 2003
Nama Alat Uji
Jan
Feb
1. Smoke tester
v
v
2. HC-CO tester
v
v
3. Noise tester
v
v
4. Headlight tester
v
v
5. Sideslip tester
v
v
6. Axle load
v
v
7. Brake tester
v
v
8. Speedometer
v
v
9. Pit lift (JPD)
v
v
Catatan : X = Alat uji dalam kondisi rusak

Mar
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Apl
v
v
v
v
v
v
v
v
v

Sumber : Laporan Bulanan


Pada tabel 12 dapat dilihat bahwa sejak bulan Januari sampai dengan April
2010 alat uji teknis pada lajur mekanis-I masih mengalami kerusakan pada
sistem komputernya, sedangkan alat uji teknis pada lajur mekanis-II dalam
keadaan baik semua.

b) Persediaan Bahan Pengujian


Pada tahun 2010 daya dukung bahan penunjang berupa buku uji dan plat uji
tersedia cukup baik untuk memenuhi kebutuhan proses pelayanan pengujian
kendaraan bermotor PKB Pulogadung, kondisi ini dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 13. Persediaan Bahan Penunjang PKB Pulogadung pada Tahun
2010
Nama Bahan : Buku Uji
Deskripsi
Jan
Feb
Mar Apl
Sisa
437
805
478
931
Penerimaan
5.000 3.000 5.000 4.000
Persediaan
5.437 3.805 5.478 4.931
Pemakaian
4.632 3.327 4.547 4.012
Sisa
805
478
931
919
Nama Bahan : Plat Uji dan kawat segel (keping)
Deskripsi
Jan
Feb
Mar Apl
16.831
5.276
9.834 11.532
Sisa
0 15.000 15.000 15.000
Penerimaan
16.831 20.276 24.834 26.532
Persediaan
11.555 10.442 13.302 11.668
Pemakaian

Rata2

4.130

Rata2

11.742

Sisa

5.276

9.834

11.532

14.864

Sumber : Laporan Bulanan


c) Laporan Beban Tugas Penguji
Rata-rata beban tugas penguji pada tahun 2010 mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi pada semester II tahun 2009. Dalam tabel di
bawah ini terlihat beban tugas penguji pada periode ini sejumlah 3.975 unit
kendaraan uji perbulan atau rata-rata 161 unit kendaraan uji perhari.
Tabel 14. Data Uji Berkala PKB Pulogadung pada Tahun 2010
Jenis : Uji Berkala Pertama/Baru (unit)
Jenis Kend.
Jan
Feb
Mobil Barang
1.523
1.628
Mobil Bus
154
113
MPU
163
2
TOTAL
1.840
1.743
Jml hari kerja
25
23
Rata-rata/hari
74
76
Jenis : Uji Berkala Periodik (unit)
Jenis Kend.
Jan
Feb
Mobil Bus
1.825
1.700
Rata-rata/hari
73
74
Kajen-IV
2.416
2.044
Rata-rata/hari
97
89
TOTAL
4.241
3.744
Jml hari kerja
25
23
Rata-rata/hari
170
163

Mar
2.087
225
438
2.750
26
106

Apl
2.032
124
225
2.381
25
95

Rata2

Mar
1.861
72
2.369
91
4.230
26
163

Apl
1.584
63
2.102
84
3.686
25
147

Rata2

2.179
88

3.975
161

Sumber : Laporan Bulanan


d) Laporan Hasil Kompetensi Penguji
Sampai dengan bulan April 2010 masih tetap dijumpai penguji
yang belum mendapatkan jabatan fungsional, pada tabel di bawah ini masih
terdapat 15(lima belas) orang yang masih belum mendapatkan penetapan
jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor.
Tabel 15. Jabatan Fungsional Penguji PKB Pulogadung pada Tahun
2010
Jenjang
Penguji
Penguji Penyelia
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penguji Pelaksana
Penguji Pelaksana Pemula

Jumlah
Penguji

18
8
5

Sudah
Fungsional

Belum
Fungsional

10
6
-

8
2
5

TOTAL

31

Prosentase

16
51.61%

15
48.39%

Sumber : Laporan Bulanan, April 2010


e) Laporan Hasil Uji
Pada tabel di bawah ini dapat dilihat tingkat kelulusan hasil uji PKB
Pulogadung untuk uji berkala pertama (mobil baru) 99.80%, sedangkan
untuk uji berkala periodik sekitar 93.79%.
Tabel 16. Data Hasil Uji Berkala PKB Pulogadung Tahun 2010
Jenis Pengujian : Uji Berkala Pertama/Baru (unit)
Deskripsi
Jan
Feb
Mar
Jumlah Uji
1.840
1.743
2.750
Hasil Uji :
Lulus Uji
1.834
1.739
2.749
Prosentase (%)
99.67
99.77
99.96
Tidak Lulus uji
6
4
1
Prosentase (%)
0.33
0.23
0.04
Jenis Pengujian : Uji Berkala Periodik (unit)
Deskripsi
Jan
Feb
Mar
Jumlah Uji
4.241
3.744
4.230
Hasil Uji :
Lulus Uji
3.965
3.501
3.955
Prosentase (%)
93.49
93.51
93.50
Tidak Lulus uji
276
243
275
Prosentase (%)
6.51
6.49
6.50

Apl
2.381
2.376
99.79
5
0.21
Apl
3.686
3.489
94.66
197
5.34

Rata2

99.80

Rata2

93.79

Sumber : Laporan Bulanan

f) Produktivitas Penguji
Tabel 17. Produktivitas Penguji PKB Pulogadung Tahun 2010
(a) KELUARAN : Jumlah Kendaraan Bermotor yang Lulus Uji (Unit/bulan)
Deskripsi
Jan
Feb
Mar
Apl
Uji Pertama
1.840
1.743
2.750
2.381
Uji Periodik
4.241
3.744
4.230
3.686
Total
6.081
5.487
6.980
6.067
(b) MASUKAN : Man Power Penguji (jam.orang/bulan)
Deskripsi
Jan
Feb
Mar
Apl
Jml Penguji
27
27
26
31
Jml Hari Kerja
25
23
26
25
Jml Jam Kerja
160
149
170
163
Man Power
4.320
4.023
4.420
5.053
(c) Produktivitas Penguji
Deskripsi
Jan
Feb
Mar
Apl
Indek Produktivitras 1.4076 1.3639 1.5792 1.2006
Produktivitas (%)
112.2
96.9
115.8
76.0
Catatan : Jumlah jam kerja hari Senin s/d Jumat = 7 jam
Jumlah jam kerja hari Sabtu
= 4 jam
Indek Produktivitas : (c) = (a)/(b)

Sumber : Data Laporan Bulanan

Rata2

6.153
Rata2

4.454
Rata2
1.3878
100.2

Dalam tabel. 17 terlihat bahwa rata-rata index produktivitas penguji PKB


Pulogadung pada tahun 2010 sebesar 1.3878, dari besaran index ini dapat
dikatakan bahwa jumlah penguji PKB Pulogadung telah melebihi dari
beban tugas pengujian kendaraan bermotor sehari-hari. Sedangkan rata-rata
tingkat produktivitas penguji sekitar 100,2%.

3) Notulen Rapat DPD IPKBI DKI Jakarta


Hari Tanggal

: Sabtu, 25 Oktober 2008

Jam

: 21.00 WIB s/d Selesai

Tempat

: Ciburial, Puncak Bogor

Pimpinan Rapat : Ketua DPD IPKBI DKI Jakarta


Peserta

: Korwil PKB Ujung Menteng, Korwil PKB Pulogadung,


Korwil PKB Cilincing, Korwil PKB Jagakarsa, Korwil PKB
Kedaung Angke

Dengan hasil rapat sebagai berikut :


a) Adanya kebijakan jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor artinya
pemerikan telah membuka peluang bagi PNS (penguji) untuk meniti karir di
bidang spesialisasi pengujian kendaraan bermotor, dimana telah ada
kesempatan untuk kenaikan pangkat, memiliki rumpun jabatan fungsional
dan memiliki tunjangan fungsional. Oleh sebab itu para penguji sebaiknya
menyambut positif dengan berusaha meniti karir di dalamnya dan mengejar
profesionalisme dalam tugas dan tanggungjawabnya.
b) DPD IPKBI DKI Jakarta akan memberikan masukan kepada UPT PKB
agar segera melaksanakan evaluasi jabatan fungsional penguji kendaraan
bermotor sesuai dengan agenda kerja.
c) Menghimbau kepada seluruh anggota DPD IPKBI DKI Jakarta untuk
membuat laporan kegiatan pengumpulan bahan penilaian angka kredit
dengan format dan isian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d) Menghimbau kepada seluruh anggota DPD IPKBI DKI Jakarta untuk
memperdalam ilmu pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan
dengan pengujian kendaraan bermotor serta menimba kemajuan ilmu dan
teknologi di bidang pengujian kendaraan bermotor.

e) Menghimbau kepada seluruh anggota DPD IPKBI DKI Jakarta untuk


menyiapkan diri dalam rangka turunnya tim evaluasi angka kredit pada
tahun anggaran 2009.
f) Penguji kendaraan bermotor akan menjadi bagian dari anggota KNKT
sebagai peneliti dalam hal kecelakaan lalu lintas jalan raya.
g) Memberikan pertimbangan dan masukan kepada UPT PKB tentang
keseragaman format SPU.
h) Memberikan pertimbangan dan masukan tentang jumlah ideal anggota regu
mekanis minimal 5(lima) orang penguji dalam satu lajur uji mekanis, agar
tercipta efektivitas kerja yang maksimal.
i) Dalam menjalankan tugas dan pekerjaan, penguji harus selalu menjunjung
tinggi aturan yang berlaku, termasuk di dalamnya ketentuan dalam surat
keputusan Gubernur Nomor 8 Tahun 2003 mengenai tugas pokok dan
fungsi masing-masing wilayah PKB, sebagaimana kendaraan angkutan
khusus lokasi uji ke PKB Cilincing, dengan melampirkan fotocopy kartu
induk sedangkan kartu induk asli dikirimkan secara tersendiri sesegera
mungkin.
j) Sesuai dengan peraturan perundangundangan, penguji berwenang untuk
tidak meluluskan kendaraan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan
laik jalan (ditolak lulus ujinya), maka agar tercipta kesepahaman, kendaraan
yang ditolak lulus ujinya di satu wilayah untuk tidak akan diterima oleh
PKB wilayah lain dengan mengedepankan koordinasi sesama penguji
wilayah.
Berdasarkan data-data dari ketiga transkrip tentang produktivitas penguji
di atas dapat dianalisis bahwa :
1) Alat uji teknis kurang mendukung produktivitas penguji kendaraan bermotor.
2) Ketersediaan bahan-bahan penunjang sudah dapat membantu produktivitas
penguji kendaraan bermotor.
3) Beban tugas penguji masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah tenaga
penguji yang dimiliki.
4) Masih ada tenaga penguji yang belum memiliki kompetensi sesuai dengan
ketentuan jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor.
5) Kualitas hasil uji kendaraan bermotor masih rendah karena tidak didukung oleh
operasional alat uji teknisnya, hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat
kerusakan

alat uji kendaraan bermotor. Hal ini dapat berpengaruh pada

produktivitas penguji kendaraan bermotor.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kantor UPT PKB dan para tenaga pengujinya
belum berupaya secara intensif dan berkelanjutan dalam meningkatkan
produktivitas penguji kendaraan bermotor.

d. Kinerja
1) Print-out e-TKD : Laporan Kehadiran PNS (Individual)
Pada transkrip ini memperlihatkan rekapitulasi kehadiran dari seorang penguji
kendaraan bermotor

selama satu bulan, yang berisikan rincian data-data

tentang :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Jam masuk dan pulang kantor.


Kecepatan dan ketelatan jam datang
Kecepatan dan ketelatan jam pulang
Rekapitulasi kehadiran di hari kerja.
Rekapitulasi ketidakhadiran di hari kerja.
Kehadiran di hari libur.
Catatan tidak melakukan absen datang atau pulang.
Catatan terlambat datang.
Catatan pulang lebih awal.

2) Print-out e-TKD : Rekapitulasi Absensi dan Kinerja Pegawai


Pada transkrip ini dapat menunjukkan hasil rekapitulasi absensi dan kinerja
seluruh pegawai PKB Pulogadung (termasuk penguji kendaraan bermotor)
dalam satu bulan penuh, yang berisikan tentang rincian data-data tentang nama
pegawai, jabatan, golongan pegawai, serta jumlah hari alpha, ijin, sakit, cuti,
total terlambat (menit), total pulang cepat (menit) dan nilai kinerja (%).
3) Formulir Penilaian Kinerja
Formulir penilaian kinerja penguji dapat dilihat pada lampiran penelitian ini,
yang berisikan mengenai nilai kinerja setiap penguji tiap bulan yang dinilai
oleh atasan langsungnya.
4) Formulir Penilaian Kinerja BHU (Bidang Hasil Utama)

Formulir penilaian kinerja BHU dapat dilihat pada lampiran penelitian ini,
yang berisikan mengenai hasil nilai kinerja dari setiap rincian tugas pokok yang
dilaksanakan oleh setiap penguji kendaraan bermotor.
Dari data-data transkrip tentang kinerja penguji di atas dapat dianalisis
bahwa penentuan kinerja penguji kendaraan bermotor didasarkan pada tingkat
kehadiran dan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian pekerjaan (job
description) masing-masing penguji. Selain dari pada itu pada kantor UPT PKB
telah dilakukan proses penilaian kinerja terhadap para penguji kendaraan bermotor
yang dilaksanakan setiap bulan oleh atasan langsungnya.
Berdasarkan analisis transkrip maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Telah melaksanakan analisis pekerjaan dalam rangka implementasi jabatan
fungsional penguji kendaranan bermotor, walaupun dijumpai 5(lima) orang
penguji yang status kepegawaiannya masih CPNS, namun mereka baru bertugas di
PKB setelah selesai dilaksanakannya evaluasi pekerjaan.
b. Kompensasi telah diberikan kepada penguji kendaraan bermotor. Di dalam struktur
gaji bulanan, selain gaji pokok juga terdapat tunjangan-tunjangan lainnya,
kemudian telah diberikan tunjangan kinerja dan tunjangan jabatan fungsional.
Walaupun masih terdapat penguji yang belum mendapatkan tunjangan fungsional,
tetapi telah dilakukan langkah-langkah untuk mengangkat seluruh penguji agar
ditetapkan menjadi tenaga fungsional dan diberikan tunjangan fungsional penguji
kendaraan bermotor.
c. Kantor UPT PKB dan para tenaga pengujinya belum berupaya secara intensif dan
berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas penguji.
d. Kinerja penguji kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan tingkat kehadiran dan
hasil pencapaian tugas sesuai dengan uraian pekerjaan (job description) masing-

masing penguji. Selain dari pada itu kantor UPT PKB telah melaksanakan
penilaian kinerja terhadap para penguji kendaraan bermotor yang dilaksanakan
setiap bulan oleh atasan langsungnya.

4. Tekstual
a. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
1) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.1076/
KP.108/DRJD/2005 tentang Kompetensi Penguji Kendaraan Bemotor.
Dalam Keputusan Dirjen Hubdat ini, diatur mengenai jenjang jabatan,
pangkat dan persyaratannya, wewenang penguji, kewenangan dan tatacara
penerbitan surat keputusan kompetensi, sertifikat kompetensi dan tanda
kualifikasi teknis, sanksi dan pengawasan terhadap penguji kendaraan
bermotor, sebagai berikut :
a) Pasal 3
Jenjang jabatan/pangkat Penguji Kendaraan Bermotor, terdiri dari :
(1) Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana Pemula, dengan pangkat
pengatur muda, golongan ruang (II/a).
(2) Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana, dengan pangkat pengatur muda
tingkat I - golongan ruang (IIb), pengatur - golongan ruang (II/c) dan
pengatur tingkat I golongan ruang (II/d).
(3) Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana Lanjutan, dengan pangkat
piata muda golongan ruang (III/a), dan piata muda tingkat I golongan ruang (III/b).
Penguji Kendaraan Bermotor Penyelia, dengan pangkat pangkat peata gol. ruang (III/c) dan peata tingkat I gol. ruang (III/d)
b) Pasal 5
Persyaratan Penguji Kendaraan Bermotor sebagai berikut :
(1) Untuk dapat diangkat menjadi Penguji Kendaraan Bermotor Pemula
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(a) memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan
Mesin/Otomotif atau yang sederajat dalam bidang kendaraan
bermotor atau untuk yang memiliki ijazah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Jurusan Listrik dan Sekolah Menengah Umum
(SMU) Jurusan Paspal/IPA, dengan syarat wajib memiliki
ijazah/sertifikat kursus otomotif atau memiliki ijazah D-II PKB;

(b) memiliki pangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a atau Pengatur
Muda Tingkat I golongan ruang II/b;
(c) memiliki pengalaman/masa kerja di bidang pengujian kendaraan
bermotor sekurang-kurangnya 2(dua) tahun kecuali memiliki ijazah
D-II PKB;
(d) memiliki SIM sekurang-kurangnya golongan B-1;
(e) telah mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan latihan dasar
penguji kendaraan bermotor kecuali memiliki ijazah D-II PKB;
(f) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1(satu) tahun terakhir;
(g) sehat jasmani dan rohani.
(2) Untuk dapat diangkat menjadi Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(a) memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan
Mesin/Otomotif atau yang sederajat dalam bidang kendaraan
bermotor atau untuk yang memiliki ijazah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Jurusan Listrik dan Sekolah Menengah Umum
(SMU) Jurusan Paspal/IPA, dengan syarat wajib memiliki
ijazah/sertifikat kursus otomotif atau memiliki ijazah D-II PKB;
(b) memiliki pangkat Pengatur, golongan ruang II/c atau Pengatur
Tingkat I golongan ruang II/d;
(c) memiliki pengalaman/masa kerja di bidang pengujian kendaraan
bermotor sekurang-kurangnya 2(dua) tahun kecuali memiliki ijazah
D-II PKB;
(d) memiliki SIM sekurang-kurangnya golongan B-1;
(e) telah mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan latihan dasar
penguji kendaraan bermotor kecuali memiliki ijazah D-II PKB;
(f) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1(satu) tahun terakhir;
(g) sehat jasmani dan rohani.
(3) Untuk dapat diangkat menjadi Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana
Lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(a) memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan
Mesin/Otomotif atau yang sederajat dalam bidang kendaraan
bermotor atau untuk yang memiliki ijazah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Jurusan Listrik dan Sekolah Menengah Umum
(SMU) Jurusan Paspal/IPA, dengan syarat wajib memiliki
ijazah/sertifikat kursus otomotif atau memiliki ijazah D-II PKB;
(b) memiliki pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a atau Penata
Muda Tingkat I golongan ruang III/b;
(c) memiliki pengalaman/masa kerja di bidang pengujian kendaraan
bermotor sekurang-kurangnya 2(dua) tahun kecuali memiliki ijazah
D-II PKB;
(d) memiliki SIM sekurang-kurangnya golongan B-1;
(e) telah mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan latihan dasar
penguji kendaraan bermotor kecuali memiliki ijazah D-II PKB;
(f) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1(satu) tahun terakhir;

(g) sehat jasmani dan rohani.


(4) Untuk dapat diangkat menjadi Penguji Kendaraan Bermotor Penyelia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(a) memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan
Mesin/Otomotif atau yang sederajat dalam bidang kendaraan
bermotor atau untuk yang memiliki ijazah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Jurusan Listrik dan Sekolah Menengah Umum
(SMU) Jurusan Paspal/IPA, dengan syarat wajib memiliki
ijazah/sertifikat kursus otomotif atau memiliki ijazah D-II PKB;
(b) memiliki pangkat Penata, golongan ruang III/c atau Penata Tingkat I
golongan ruang III/d;
(c) memiliki pengalaman/masa kerja di bidang pengujian kendaraan
bermotor sekurang-kurangnya 2(dua) tahun kecuali memiliki ijazah
D-II PKB;
(d) memiliki SIM sekurang-kurangnya golongan B-1;
(e) telah mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan latihan dasar
penguji kendaraan bermotor kecuali memiliki ijazah D-II PKB;
(f) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1(satu) tahun terakhir;
(g) sehat jasmani dan rohani.
c) Pasal 7
(1) Pendidikan dan latihan Penguji Kendaraan Bermotor terdiri dari
pendidikan dan latihan dasar dan pendidikan dan latihan lanjutan.
(2) Pendidikan dan latihan dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat(1)
huruf a, wajib diikuti oleh calon Penguji Kendaraan Bermotor yang
belum pernah mengikuti pendidikan dan latihan teknis pengujian.
(3) Pendidikan dan latihan lanjutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
huruf b, wajib diikuti oleh Penguji Kendaraan Bermotor apabila akan
naik jenjang jabatan fungsional Penguji Kendaraan Bermotor.
(4) Pendidikan dan latihan lanjutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
terdiri dari pendidikan dan latihan lanjutan pertama, pendidikan dan
latihan lanjutan kedua, dan pendidikan dan latihan lanjutan ketiga.
(5) Pendidikan dan latihan lanjutan pertama sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) huruf a, merupakan persyaratan kenaikan jenjang jabatan
Penguji Pelaksana Pemula ke jenjang Penguji Pelaksana.
(6) Pendidikan dan latihan lanjutan kedua sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) huruf b, merupakan persyaratan kenaikan jenjang jabatan
Penguji Pelaksana ke jenjang Penguji Pelaksana Lanjutan.
(7) Pendidikan dan latihan lanjutan kedua sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) huruf c, merupakan persyaratan kenaikan jenjang jabatan
Penguji Pelaksana Lanjutan ke jenjang Penguji Penyelia.
d) Pasal 12
Ayat (4) Bagi calon penguji yang telah lulus uji kompetensi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diberikan Surat Keputusan Kompetensi, Sertifikat
Kompetensi dan Tanda Kualifikasi Teknis Penguji Kendaraan Bermotor
oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
e) Pasal 19

(1) Bagi Penguji Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal


3 yang melakukan pelanggaran dalam melakukan tugas pengujian akan
dikenakan sanksi.
(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diklasifikasikan
menjadi pelanggaran berat, pelanggaran sedang, dan pelanggaran
ringan.
f) Pasal 25
Ayat (1) Direktur Jenderal Perhubungan Darat melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap Penguji Kendaraan Bermotor, dengan melakukan :
(1) menerbitkan Surat Keputusan Kompetensi, Sertifikat Kompetensi, dan
Tanda Kualifikasi Kompetensi Penguji Kendaraan Bermotor;
(2) mengawasi langsung/tidak langsung terhadap pelaksanaan tugas Penguji
Kendaraan Bermotor;
(3) menjatuhkan sanksi kompetensi terhadap penguji yang melakukan
pelanggaran pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor;
g) Pasal 26
(1) Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pengujian kendaraan
bermotor di Unit Pengujian Kendaraan Bermotor, secara periodik
dilakukan pengawasan serta evaluasi kinerja pengujian.
(2) Pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan oleh Dinas Provinsi setempat dan dilaporkan setiap 6(enam)
bulan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat;
(3) Tata cara pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Provinsi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menggunakan formulir seperti
contoh Lampiran IV Peraturan ini.
2) Keputusan

Bersama

Menteri

Perhubungan

dan

Kepala

Badan

Kepegawaian Negara Nomor KM.48 Tahun 2004 dan Nomor 20 Tahun


2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor dan Angka Kreditnya.
Dalam Keputusan Bersama ini, yang tercantum dalam BAB II USUL
DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT diatur mengenai penetapan angka
kredit penguji kendaraan bermotor, dalam BAB IV KENAIKAN JABATAN
DAN PANGKAT diatur mengenai tata cara kenaikan jabatan dan pangkat
penguji

kendaraan

bermotor,

dalam

BAB

PENGANGKATAN,

PEMBEBASAN SEMENTARA DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN


DARI JABATAN diatur mengenai larangan jabatan rangkap penguji kendaraan

bermotor, serta lampiran yang berkenaan dengan Penetapan Angka Kredit


(PAK), sebagai berikut :
a) Pasal 2
Ayat (1) Usul penetapan angka kredit Penguji Kendaraan Bermotor
disampaikan setelah menurut perhitungan sementara Penguji Kendaraan
Bermotor yang bersangkutan, jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi telah dapat dipenuhi dan
dibuat menurut contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran IA,
IB, IC, dan ID.
b) Pasal 8
Ayat (1) Penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(2) digunakan sebagai dasar untuk mempertimbangkan kenaikan jabatan
dan kenaikan pangkat penguji kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Ayat (8) Kenaikan pangkat PNS Daerah Provinsi yang menduduki jabatan
Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda,
golongan ruang II/a untuk menjadi Pengatur Muda Tingkat I, golongan
ruang II/b sampai dengan untuk menjadi Penguji Kendaraan Bermotor
Penyelia pan gkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d ditetapkan dengan
keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi yang
bersangkutan setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Kantor
Regional BKN yang bersangkutan.
c) Pasal 12
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan Penguji Kendaraan
Bermotor tidak dapat menduduki jabatan rangkap, baik dengan jabatan
fungsional lain maupun dengan jabatan struktural.
Berdasarkan data-data tekstual tentang job analysis penguji di atas maka
dapat dianalisis bahwa UPT PKB telah memiliki pedoman pelaksanaan analisis
pekerjaan penguji sebagai panduan dalam implementasi jabatan fungsional penguji
kendaraan bemotor.

b. Kompensasi dan Kinerja


1) Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor.
Dalam Peraturan Presiden ini, yang tercantum dalam Pasal 2, 3 dan 4
diatur mengenai besaran tunjangan fungsional penguji kendaraan bermotor,
sebagai berikut :

a) Pasal 2
Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh
dalam Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor, diberikan
tunjangan Penguji Kendaraan Bermotor setiap bulan.
b) Pasal 3
Besarnya tunjangan Penguji Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Presiden ini.
c) Pasal 4
Tunjangan Penguji Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, diberikan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007.
d) Lampiran Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2006 adalah :
Tabel 18. Tunjangan Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor
JABATAN
FUNGSIONAL
Penguji
Kendaraan
Bermotor

JABATAN
Penguji Penyelia
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penguji Pelaksana
Penguji Pelaksana Pemula

BESARNYA
TUNJANGAN
Rp.440.000,00
Rp.330.000,00
Rp.225.000,00
Rp.200.000,00

Sumber : Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2006

Setelah Peraturan Presiden tersebut ditindaklanjuti dengan diterbitkannya surat


Direktur Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan kepada seluruh
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia
Nomor KP.105/1/3/DJPD/2007 tanggal 9 Januari 2007 tentang Tunjangan
Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor, serta surat edaran Direktur
Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan kepada para Kepala Kantor
Wilayah Dirjend. Perbendaharaan dan Para Kepala Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Nomor SE-42/PB/2007 tanggal 10 Oktober 2007
tentang Tunjangan Jabatan Fungional Penguji Kendaraan Bermotor.
2) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 215 Tahun 2009
tentang Tunjangan Kinerja Daerah, dan Peraturan Gubernur Provinsi
DKI Jakarta Nomor 41 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 215 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Kinerja Daerah

Dalam ketentuan Peraturan Gubernur ini, yang tercantum dalam Bab


II TUJUAN diatur mengenai tujuan pemberian TKD, dalam Bab III RUANG
LINGKUP DAN BESARAN diatur tentang lingkup dan besaran pemberian
TKD, serta dalam lampiran III dan IIIa diatur tentang besaran TKD dan
Tambahan TKD bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu sebagai
berikut :
a) Pasal 2
Pemberian TKD bertujuan :
(1) meningkatkan kinerja PNS dan CPNS;
(2) meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat;
(3) meningkatkan kesejahteraan PNS dan CPNS; dan
(4) meningkatkan tertib administrasi pengelolaan keuangan Daerah.
b) Pasal 6
PNS yang menduduki jabatan fungsional umum staf diberikan TKD sebagai
mana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Gubernur ini.

Tabel 19. Besaran TKD dan Tambahan TKD bagi Pegawai yang
Menduduki Jabatan Fungsional Tertentu
Gol.Ruang
Besaran
Besaran
Jumlah Besaran
Pegawai
TKD
Tambahan TKD
TKD*)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
IV/b
4.700.000,2.000.000,6.700.000,IV/a
4.450.000,2.000.000,6.450.000,III/c III/d
4.200.000,2.000.000,6.200.000,III/a III/b
3.950.000,2.000.000,5.950.000,II/c II/d
3.150.000,2.000.000,5.150.000,II//a II/b
2.900.000,2.000.000,4.900.000,Catatan :
*) adalah besaran TKD bruto yang diterima pegawai sebelum dipotong
dengan prosentase kehadiran dan nilai kinerja.
Sumber : Lampiran III dan IIIa Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Nomor 41 Tahun 2010.
3) Peraturan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Gubernur Nomor 215 Tahun
2009 tentang Tunjangan Kinerja Daerah, dan Peraturan Sekretaris
Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan

atas Peraturan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun


2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Gubernur Nomor 215
Tahun 2009 tentang Tunjangan Kinerja Daerah
Dalam Peraturan ini, yang tercantum dalam Bab III PENILAIAN
KEHADIRAN diatur mengenai pemotongan besaran pemberian TKD, dalam
Bab IV PENILAIAN KINERJA diatur tentang rumus Penilaian kinerja, dalam
Bab V MEKANISME PEMBAYARAN diatur tentang rumus pembayaran
TKD, serta dalam lampiran diatur mengenai pengisian formulir-formulir tata
cara penilaian kinerja pegawai, sebagai berikut :
a) Pasal 3
Ayat (1) Terhadap ketidakhadiran PNS dan CPNS berlaku pemotongan
sebagai berikut :
(1) pemotongan per hari atas ketidakhadiran tanpa keterangan sebesar 5%
(lima persen) dari batas maksimal bruto yang diterima;
(2) pemotongan per hari atas ketidakhadiran karena izin sebesar 2,5% (dua
koma lima persen) dari batas maksimal bruto yang diterima;
(3) potongan per hari atas ketidakhadiran karena sakit sebesar 1% (satu
persen) dari batas maksimal bruto yang diterima kecuali sakit dalam
melaksanakan tugas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter
yang diketahui oleh atasan langsung.
b) Pasal 4
(1) Terhadap PNS dan CPNS yang terlambat tiba dan pulang lebih cepat
dari kantor/tempat tugas dikenakan potongan dengan rumusan sebagai
berikut :
N
Potongan = ________ x 1%
450 menit
Keterangan :
N = Akumulasi keterlambatan tiba dan kepulangan cepat dalam 1(satu)
bulan dengan hitungan menit.
(2) Perhitungan tiba di kantor/tempat tugas dan kepulangan cepat dari
kantor/tempat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan
dengan print out alat absensi elektronik.
c) Pasal 7
(1) Indikator kinerja PNS dan CPNS didasarkan pada BHU dan BPU.
(2) BHU sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a terdiri dari :
(a) ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan;
(b) keberadaan hasil pekerjaan; dan
(c) ketepatan dan kebenaran pembuatan dan penyampaian laporan
pelaksaaan tugas.
(3) BPU sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b meliputi :

d)

e)
f)
g)

(a) kejujuran menyampaikan data dan informasi dalam tugas;


(b) kemampuan bekerja sama dalam tim kerja; dan
(c) kepemimpinan
(4) Dalam Penilaian kinerja BHU diberikan bobot 70% (tujuh puluh persen)
dan BPU diberikan bobot 30% (tiga puluh persen).
Pasal 10
Pembayaran TKD diberikan kepada PNS dan CPNS dengan rumusan
sebagai berikut :
TKD yang diterima = TKD x KH x NK
Keterangan :
- TKD : TKD yang dikelasnya
- KH : Prosentase kehadiran (100%-AlpaIjinSakitAkumulasi
keterlambatan tiba dan kepulangan cepat)
- NK : Prosentase Nilai Kinerja (70%BHU + 30%BPU)
Lampiran I
Formulir tentang Penilaian Kinerja
Lampiran Ia
Formulir Penilaian Kinerja BHU
Lampiran Ib
Dalam panduan Penilaian Kinerja BHU dijelaskan tentang materi kinerja
BPU dan indikatornya sebagai berikut :
(1) Kebenaran menyampaian data dan informasi dalam tugas
Indikator 90 - 100% :
(a) Menyampaikan data dan informasi yang benar.
(b) Menjalankan setiap amanat pekerjaan yang dibebankan kepadanya,
tanpa melakukan perbuatan yang tidak jujur dan menyimpang dari
aturan hukumnya.
(c) Jujur dalam setiap perkataan, tindakan dan perbuatan.
Indikator 70 - 89% :
(a) Menyampaikan data dan informasi yang benar, meskipun terkadang
pernah salah dalam kebenarannya.
(b) Menjalankan setiap amanat pekerjaan yang dibebankannya
meskipun sesekali pernah melakukan perbuatan yang keluar dari
ketentuan tanpa disengaja.
(c) Jujur dalam setiap perkataan, tindakan dan perbuatan.
Indikator 50 - 69% :
(a) Jarang menyampaikan data dan informasi yang benar.
(b) Kurang mampu menjalankan setiap amanat pekerjaan yang
dibebankan kepadanya.
(c) Kurang jujur dalam setiap perkataan, tindakan dan perbuatan.
Indikator 0 - 49% :
(a) Sering menyampaikan data dan informasi yang tidak benar.
(b) Tidak mampu menjalankan setiap amanat pekerjaan yang
dibebankan kepadanya dan seringkali melakukan perbuatan yang
tidak jujur serta menyimpang.
(c) Tidak jujur dalam perkataan, tindakan dan perbuatan.
(2) Kemampuan bekerja sama dalam tim kerja
Indikator 90 - 100% :

(a) Senantiasa berusaha untuk membangun dan menjalin kerja sama


dengan pihak lain baik di dalam maupun di luar organisasi.
(b) Sangat menghargai peran pihak lain baik berupa gagasan, informasi
maupun kontribusi sumberdaya lainnya dalam pelaksanaan setiap
pekerjaan.
(c) Selalu berusaha dan berkeinginan untuk saling menukar gagasan dan
informasi dengan pihak lain.
Indikator 70 - 89% :
(a) Berusaha untuk membangun dan menjalin kerja sama dengan pihak
lain baik di dalam maupun di luar organisasi.
(b) Mampu menghargai peran pihak lain baik berupa gagasan, informasi
maupun kontribusi sumberdaya lainnya dalam pelaksanaan setiap
pekerjaan.
(c) Sering tukar menukar ide dan informasi dengan pihak lain di dalam
maupun di luar organisasi.
Indikator 50 - 69% :
(a) Tidak konsisten dalam upaya membangun dan menjalin kerja sama
dengan pihak lain baik di dalam maupun di luar organisasi.
(b) Kurang menghargai peran pihak lain.
(c) Kadang-kadang enggan untuk melakukan tukar menukar ide dan
informasi dengan pihak lain.
Indikator 0 - 49% :
(a) Tidak menaruh perhatian terhadap perlunya membangun dan
menjalin kerja sama dengan pihak lain baik di dalam maupun di luar
organisasi.
(b) Tidak menghargai peran pihak lain.
(c) Tidak punya keinginan untuk membagi informasi dan melakukan
tukar menukar ide dan informasi dengan pihak lain.
(3) Kepemimpinan
Indikator 90 - 100% :
(a) Selalu mencapai target kerja tim secara keseluruhan
(b) Tim kerja yang dipimpin dikenal sebagai tim kerja yang solid yang
selalu siap menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan secara
efektif dan efisien.
(c) Memiliki ketegasan dalam mengambil keputusan dan berwibawa
dalam pandangan bawahannya.
(d) Menjalankan sistem penghargaan dan hukuman yang transparan dan
dapat memuaskan semua pihak.
Indikator 70 - 89% :
(a) Sering mencapai target kerja tim secara keseluruhan.
(b) Tim kerja yang dipimpin dikenal sebagai tim kerja yang mampu
menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan secara efektif dan
efisien.
(c) Memiliki visi dan misi yan jelas.
(d) Dapat mengambil keputusan yang penting.
(e) Dapat menerapkan sistem penghargaan dan hukuman tanpa
dipengaruhi.
Indikator 50 - 69% :
(a) Jarang mencapai target kerja tim.
(b) Tim kerja dipimpin kurang dikenal oleh tim lainnya.

(c) Visi dan misi tidak mampu diwujudkan dengan baik.


(d) Kurang dapat mengambil keputusan.
(e) Kurang dapat menerapkan sistem penghargaan dan hukuman.
Indikator 0 - 49% :
(a) Tidak mampu mencapai target kerja tim secara keseluruhan.
(b) Tim kerja yang dipimpin dikenal sebagai tim kerja yang kurang
efektif.
(c) Tidak memiliki visi dan misi yang jelas.
(d) Tidak dapat mengambil keputusan dengan baik.
(e) Tidak dapat menerapkan sistem penghargaan dan hukuman.
Berdasarkan data-data tekstual tentang kompensasi dan kinerja di atas
maka dapat dianalisis sebagai berikut :
1) Kompensasi telah diberikan kepada para penguji kendaraan bermotor.
2) Besar

kecilnya

kompensasi

yang

diterima

tergantung

pada

jenjang

jabatan/pangkat dan tingkat kinerja penguji dalam melaksanakan tugas


pokoknya masing-masing.
3) UPT PKB telah memiliki pedoman penilaian kinerja sebagai acuan dalam
pelaksanaan analisis pekerjaan, monitoring produktivitas dan penentuan
pemberian kompensasi kepada para penguji kendaraan bermotor.
c. Produktivitas
1) Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2010 tanggal
4 Januari 2010 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengujian Kendaraan Bermotor
Dalam Peraturan Gubernur ini dilakukan perubahan nama organisasi UPT
Balai PKB menjadi Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor (Pusat PKB), adapun
susunan organisasinya berubah menjadi :
a)
b)
c)
d)
e)

Kepala Pusat
Subbagian Tata Usaha
Seksi Pelayanan
Seksi Prasarana dan Sarana
Subkelompok Jabatan Fungsional.

Pada Pasal 4 ayat (3) dinyatakan bahwa untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya, maka dibentuk Satuan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor
Jagakarsa, Kedaung Angke, Ujung Menteng, Pulogadung, dan Cilincing. Setiap
Satuan Pelayanan tersebut dipimpin oleh seorang penanggung jawab yang
bukan pejabat struktural, akan tetapi dipimpin oleh Ketua Subkelompok
Jabatan Fungsional.
Peraturan Gubernur yang baru ini belum dapat diimplementasikan sampai
dengan saat ini, jadi masih belum adanya perubahan baik yang berkenaan
dengan nama, susunan organisasi dan tata kerjanya. Hal ini tentulah akan
berpengaruh terhadap produktivitas penguji kendaraan bermotor.
2) Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 286 Tahun 1998 tentang
Perbaikan dan Peningkatan Pelayanan Umum kepada Masyarakat
Dalam instruksi ini disampaikan perintah untuk segera mengambil
langkah nyata dan menyelenggarakan program perbaikan dan peningkatan
pelayanan umum kepada unit kerja yang secara langsung melayani masyarakat
sebagai pelaksanaan Pemerintah DKI Jakarta sebagai daerah percontohan,
dengan berpedoman kepada Pedoman Pelayanan Umum Kepada Masyarakat,
sebagaimana dimaksud dalam lampiran instruksi ini, yaitu :
Butir C. Hakekat Pelayanan Umum
a) Meningkatkan mutu dan produktivitas dari suatu pelaksanaan tugas dan
fungsi pelayanan umum.
b) Mendorong upaya mengefektifkan pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan
umum agar lebih berdayaguna dan berhasil guna.
c) Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Butir D. Azas Pelayanan Umum
Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu rangkaian terpadu yang bersifat
sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau. Karena itu
harus mengandung unsur-unsur dasar sebagai berikut :
a) Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus
jelas dan diketahui oleh masing-masing pihak.
b) Pengaturan bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kon disi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi
dan efektivitas.

c) Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat
member keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hokum yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Butir E. Kriteria dan Sendi-Sendi Pelayanan
Pelayanan umum harus diatur dalam suatu tatalaksana yang mengandung
sendi-sendi :
a) Kesederhanaan, dalam arti prosedur/tata cara pelayanan umum
diselenggarakan secara mudah, lancer, cepat, tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan.
b) Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian,
mengenai :
c) Keamanan, dalam arti proses serta hasil pelayanan umum dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian
hukum.
d) Keterbukaan, dalam arti prosedur/tata cara, persyaratan, satuan
kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu
penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah
diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak
diminta.
e) Efisiensi, dalam arti :
persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan
langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan memperhatikan
keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang
diberikan.
Mencegah adanya pengulangan pemenuhan kelengkapan persyaratan,
dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan
persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
f) Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan
secara wajar dengan memperhatikan :
nilai barang dan atau jasa pelayanan umum dan tidak menuntut biaya
yang tinggi di luar kewajaran,
kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar secara umum,
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g) Keadilan yang merata, dalam arti cakupan/jangkauan pelayanan umum
harus diusahakan seluas mungkin dengan ditribusi yang merata dan
diperlakukan secara adil.
h) Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan data-data tekstual tentang produktivitas di atas maka dapat
disimpulkan bahwa dalam upaya meningkatkan produktivitas penguji maka telah
ditetapkan struktur organisasi yang berbasis kepada jabatan fungsional penguji,
dimana tiap-tiap PKB Wilayah dipimpin oleh seorang pemangku jabatan
fungsional. Selain dari pada itu telah ada pedoman dan perintah dari pimpinan

Pemprov DKI Jakarta agar dilakukan upaya untuk meningkatkan produktivitas


penguji kendaraan bermotor namun produktivitas penguji masih rendah mengingat
belum terimplementasikannya kebijakan Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang
berhubungan

dengan

perubahan

struktur

organisasi

PKB

dan

perbaikan/peningkatan pelayanan umum.


Dari analisis tekstual di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. UPT PKB telah memiliki pedoman pelaksanaan analisis pekerjaan penguji sebagai
panduan dalam implementasi jabatan fungsional penguji kendaraan bemotor.
b. Kompensasi telah diberikan kepada para penguji kendaraan bermotor berdasarkan
jenjang jabatan/pangkat dan tingkat kinerja penguji dalam melaksanakan tugas
pokoknya masing-masing.
c. Upaya-upaya peningkatan produktivitas penguji belum terealisasi dengan baik
mengingat kebijakan Pemerintah Provinsi belum terimplementasi hingga saat ini.
d. UPT PKB telah memiliki pedoman penilaian kinerja sebagai acuan dalam
pelaksanaan analisis pekerjaan, monitoring produktivitas dan penentuan pemberian
kompensasi kepada para penguji kendaraan bermotor.

D. Analisis dan Pembahasan


Berdasarkan analisis observasi didapat hasil penelitian bahwa analisis pekerjaan
(job analysis) penguji yang terkait dengan implementasi jabatan fungsional penguji
kendaraan bermotor belum dilaksanakan dengan baik di lingkungan kantor UPT PKB
Dishub Provinsi DKI Jakarta, kenyataan ini bertolak belakang dengan pendapat sebagian
besar informan (penguji) yang mengatakan bahwa analisis pekerjaan (job analysis)
penguji sudah dilaksanakan dengan baik dalam rangka peningkatan kinerja penguji
kendaraan bemotor, yang diselenggarakan oleh tim terkait yang terdiri atas unsur UPT

PKB, Subbag Kepegawaian Sekdis Perhubungan, BKD Provinsi DKI Jakarta serta
Dirjend Perhubungan Darat. Pendapat informan ini diperkuat lagi dengan hasil analisis
transkrip dan tekstual yang menyatakan bahwa telah dilaksanakan suatu analisis pekerjaan
sesuai dengan ketentuan dan pedoman implementasi jabatan fungsional penguji kendaraan
bermotor.
Dari hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa kompensasi belum diberikan
kepada seluruh penguji karena masih terdapat 15(lima belas) orang yang belum
mendapatkan tunjangan jabatan fungsional, namun hal itu bertentangan dengan pendapat
para informan dan dokumen-dokumen transkrip yang menyatakan bahwa kompensasi
telah diberikan kepada penguji kendaraan bermotor, mengingat selain gaji pokok juga
telah diberikan tunjangan-tunjangan lainnya, seperti tunjangan kinerja dan tunjangan
fungsional. Walaupun masih terdapat penguji yang belum mendapatkan tunjangan
fungsional, akan tetapi telah dilakukan langkah-langkah untuk mengangkat seluruh
penguji menjadi tenaga fungsional dan agar diberikan tunjangan fungsional berdasarkan
ketentuan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 215 Tahun 2009 tentang
Tunjangan

Kinerja

Daerah.

Tunjangan

kinerja

diberikan

berdasarkan

jenjang

jabatan/pangkat dan tingkat kinerja penguji dalam melaksanakan tugas pokoknya masingmasing.
Dalam proses pengujian kendaraan bermotor menunjukkan bahwa produktivitas
penguji masih rendah. Fakta ini diperoleh dari hasil observasi penulis di lapangan dan
diperkuat lagi dengan hasil analisis transkrip, walaupun menurut informan yang
menyatakan bahwa telah dilakukan berbagai upaya oleh kantor UPT PKB, organisasi
profesi dan oleh penguji secara bersama-sama, namun hasilnya belum terealisasi dengan
baik karena kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum terimplementasi hingga
saat ini.

Mengingat produktivitas penguji dan kualitas hasil uji berpengaruh terhadap


kinerja penguji kendaraan bermotor maka berdasarkan hasil observasi dan analisis
transkrip memberikan hasil penelitian bahwa kinerja penguji kendaraan bermotor masih
rendah.

Walaupun dari sisi lain, menurut pendapat para informan yang menyatakan

bahwa penilaian kinerja sudah dilaksanakan, tetapi hal itu tetap saja tidak berpengaruh
terhadap kinerja penguji kendaraan bermotor yang masih rendah. Berdasarkan ketentuan
yang berlaku, dan hal ini tercantum dalam dokumen transkrip menyatakan bahwa
penilaian kinerja telah dilaksanakan setiap bulan terhadap seluruh pegawai termasuk
penguji kendaraan bermotor, karena sesuai dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta
tentang pemberian tunjangan kinerja daerah (TKD) yang tercantum dalam dokumen
tekstual penelitian ini. Pemberian tunjangan tergantung pada jenjang pangkat/golongan
pegawai, dan besar kecilnya tunjangan yang diterima tergantung pada tingkat kehadiran
dan kinerja pegawai masing-masing.
Dari pembahasan tersebut diatas selanjutnya didapatkan hasil sesuai dengan
hipotesis penelitian, sebagai berikut :
1. Analisis pekerjaan jabatan fungsional penguji telah dilaksanakan di lingkungan UPT
PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta, dan hal ini berpengaruh terhadap kinerja penguji
kendaraan bermotor.
2. Kompensasi telah diberikan kepada penguji kendaraan bermotor, karena di dalam
struktur gaji bulanan, selain gaji pokok juga terdapat tunjangan-tunjangan lainnya,
kemudian telah diberikan tunjangan kinerja dan tunjangan jabatan fungsional.
Walaupun masih terdapat penguji yang belum mendapatkan tunjangan fungsional,
tetapi telah dilakukan langkah-langkah untuk mengangkat seluruh penguji agar
ditetapkan menjadi tenaga fungsional. Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
untuk memberikan kompensasi ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja aparatnya.

3. Kantor UPT PKB dan para pengujinya belum melakukan upaya secara intensif dan
terus menerus dalam peningkatan produktivitas penguji sehingga hasilnya belum dapat
dirasakan, hal ini berpengaruh terhadap masih rendahnya kinerja penguji kendaraan
bermotor.
4. Proses penilaian kinerja terhadap penguji kendaraan bermotor telah dilaksanakan
setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam rangka implementasi
analisis pekerjaan jabatan fungsional penguji dan sebagai dasar penentuan besarnya
pemberian kompensasi serta monitoring tingkat produktivitas penguji kendaraan
bermotor.

Anda mungkin juga menyukai