bagi setiap kendaraan bermotor sebelum diproduksi, dirakit atau diimpor. Pengujian
berkala kendaraan bermotor diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diwajibkan bagi setiap kendaraan
wajib uji secara berkala setiap 6(enam) bulan, dan pengujian berkala ini dilaksanakan
berdasarkan hasil dari sertifikat uji tipe.
Pelaksanaan pengujian berkala ini diharuskan bagi kendaraan wajib uji
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang
Kendaraan dan Pengemudi Pasal-148, yaitu meliputi jenis kendaraan mobil barang,
mobil bus, kendaraan khusus, dan angkutan umum. Bagi kendaraan tidak umum
(mobil pribadi) dan sepeda motor belum diwajibkan, hal ini tertuang dalam ketetapan
Pasal-149 Peraturan Pemerintah tersebut di atas.
Penguji
Penyelia
Pengalaman
Tugas minimal
2 tahun
Penguji
Pelaksana
Lanjutan
Diklat PKB
Lanjutan-3
Pengalaman
Tugas minimal
2 tahun
Penguji
Pelaksana
Penguji
Pelaksana
Pemula
Diklat PKB
Lanjutan-2
Pengalaman
Tugas minimal
2 tahun
Diklat PKB
Lanjutan-1
Pengalaman
Tugas minimal
2 tahun
Diklat Dasar
PKB (3 bulan)
KEPALA UNIT
PELAKSANA
TEKNIS
Sub
Bagian
Tata Usaha
Seksi
Fasilitas,
Sarana
dan
Prasarana
Seksi
PKB
Khusus
Pulogadung
Seksi
PKB
Kendaraan
Khusus
Cilincing
Seksi
PKB
Wilayah I
Ujung
Menteng
Seksi
PKB
Wilayah II
Jagakarsa
Seksi
PKB
Wilayah III
Kedaung
Angke
Sub Kelompok
Jabatan Fungsional
Wilayah Uji
Jakarta Timur.
Jumlah pegawai UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta yang tersebar di
seluruh wilayah pengujian adalah 200 orang, dengan rincian seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 3. Data Pegawai UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta (2009)
Unit Kerja
Pejabat
1
1
1
1
1
1
1
1
8
2
23
19
12
20
17
93
7
9
4
5
4
29
0
2
2
2
2
8
Sub
Jumlah
Penguji
2
30
30
18
27
23
130
Staf
7
4
13
14
13
6
5
62
Jumlah
1
8
7
44
45
32
34
29
200
KEPALA PUSAT
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SEKSI
PELAYANAN
SEKSI
PRASARANA
DAN SARANA
SUBKELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
b) Kartu induk : merupakan kartu untuk mencatat spesifikasi teknis dan hasil
uji setiap kendaraan pada setiap periode uji dilaksanakan.
c) Buku uji : merupakan buku inventaris pemilik kendaraan yang berisi
tentang spesifikasi teknis dan pengesahan laik jalan.
Adapun prosedur pelayanan bagi masyarakat pemakai jasa pengujian
berkala kendaraan bermotor, antara lain :
1) Pemilik kendaraan atau kuasanya mengajukan permohonan pendaftaran uji di
Loket-I, dengan membawa persyaratan buku uji dan STNK. Bila memenuhi
syarat akan dapat tanda bukti daftar uji dan surat perintah bayar retribusi.
2) Pemilik/kuasanya membayar retribusi uji di Loket-II, dan memperoleh tanda
bukti bayar retribusi uji (cash register).
3) Pemilik/kuasanya mengajukan penetapan pelayanan teknis pengujian di LoketIII, yang meliputi penetapan waktu, tempat, dan uji teknis.
4) Pemilik/kuasanya/pengemudi membawa kendaraan ke lokasi pengujian dan
menunjukkan identitas pemilik/surat kuasa dan tanda bukti penetapan uji,
kemudian memperoleh Surat Perintah Uji (SPU) dari Loket-III sebagai
pengantar untuk melaksanakan uji teknis kendaraan.
5) Pelaksanaan Uji Teknis di Lajur Uji Mekanis.
6) Setelah uji teknis, pengemudi memperoleh tanda bukti selesai uji teknis,
sebagai pengantar untuk memperoleh penetapan hasil uji pada Loket-IV.
7) Bagi kendaraan yang lulus uji diberikan pengesahan pada buku uji, diberikan
tanda/pelat uji bersegel, dan tanda/cat samping.
8) Bagi kendaraan yang tidak lulus uji diberikan Surat Keterangan Tidak Lulus
Uji, dan diberikan kesempatan untuk uji ulang atau uji banding tanpa dipungut
biaya. Surat Keterangan Tidak Lulus Uji ini berlaku sah di jalan untuk
Daftar
Uji Ulang
Loket-1
DAFTAR
UJI
Perbaikan
Kendaraan
Loket-2
BAYAR
UJI
Loket-3
PENETAPAN
UJI
ADMINISTRASI.
UJI
Loket-4
PENETAPAN
HASIL UJI
6
Surat Ket.
tidak lulus uji
L/T
Pengesahan
Laik Jalan
4
masuk
Parkir
Kend..
IDENTIFIKASI
UJI
TEKNIS
8
UJI
VISUAL
keluar
Peneliti akan menyajikan 40% dari jumlah penguji yang bertugas pada PKB
Pulogadung (30 orang) yaitu sekitar 12 (dua belas) informan yang diharapkan dapat
membantu dalam mengungkapkan fakta-fakta dan informasi yang akan dijadikan bahan
penulisan tesis ini, dengan dasar pertimbangan pengambilan/penentuan informan dari 3
jenjang jabatan fungsional penguji seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini
(sebagai catatan : saat ini, UPT PKB belum memiliki penguji penyelia).
Sudah
Belum
Fungsional
Fungsional
1. Informan Pokok
Jumlah
1
2. Informan Kunci
a. Penguji Penyelia
c. Penguji Pelaksana
12
TOTAL
Sumber : Penelitian 2009-2010
Dilihat dari formasi Informan yang terpilih dalam penelitian ini, peneliti
mencoba menyajikan hasil penelitian seobjektif mungkin, mengingat latar belakang
peneliti pernah bertugas di lingkungan UPT PKB hampir selama 10(sepuluh) tahun sejak
tahun 1996 sampai dengan 2006 sehingga sudah sangat paham akan lingkungan lokasi
studi dan mengenal baik (berkawan sampai dengan saat ini) dengan para Informan. Hal
ini lah yang memudahkan peneliti dalam melakukan proses observasi dan wawancara,
serta mencari bahan-bahan untuk analisis transkrip dan tekstual yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penguji kendaraan bermotor. Seluruh Informan
merasa tidak berkeberatan apabila nama dan identitas lengkap (bahkan photo profilnya)
dicantumkan,
Wawancara terhadap para Informan dilakukan di ruang kantor atau di meja
kerjanya sambil melaksanakan tugasnya, ada juga yang dilakukan sambil bekerja di lajur
uji mekanis, sekaligus pengamatan langsung terhadap jalannya proses uji berkala
kendaraan bermotor dengan menggunakan alat uji mekanis. Proses wawancara dengan
satu Informan kadang kala berlangsung sampai dengan 4(empat) kali pertemuan, sewaktu
wawancara yang kedua, ketiga dan keempat peneliti lakukan dalam suasana (hari) yang
berbeda dan tidak jarang peneliti memberikan pertanyaan yang sama kepada Informan
namun tetap dalam suasana yang berbeda. Bahkan wawancara dengan Informan pokok
sampai 12(dua belas) kali pertemuan. Pertemuan sebanyak ini dipergunakan oleh peneliti
untuk melakukan proses wawancara, diskusi teman sejawat, cross-check data hasil
observasi, dan permintaan data/bahan transkrip dan tekstual.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap para Informan tersebut dilengkapi
dengan data-data dan photo-photo selama proses interaksi berlangsung sebagai bahan
penunjang hasil penelitian. Kemudian hasil penelitian dikaji lebih lanjut dengan telaah
pustaka dan konfirmasi intersubjektif yang telah dilakukan, meskipun analisis dilakukan
terus selama proses penelitian berlangsung. Sebelum menyajikan hasil penelitian terlebih
dahulu peneliti menyampaikan profil lengkap data para Informan penelitian sebagai
berikut :
1. Informan Pokok
Gambar. 11
Informan Pokok
Nama
NIP/NRK
: 470053820/100140
Pangkat/Gol. Ruang
: Pangkat/Gol.Ruang Penata/(III)c
Jabatan Fungsional
Jabatan Stuktural
Riwayat Tugas
a) Mulai bertugas di UPT PKB sejak 1993 menjadi Pembantu Penguji PKB
Ujung Menteng sampai dengan tahun 1996.
b) Tahun 1996-2003 menjadi Penguji PKB Ujung Menteng.
c) Sejak tahun 2004 bertugas menjadi Penguji di PKB Pulogadung.
d) Menjadi Penandatangan Pengganti Buku Uji jenis Mobil Baru.
e) Menjadi Penandatangan Pengganti Buku Uji jenis Kajen-IV.
f) Menjadi Koordinator Lapangan
g) Menjadi Penandatangan Buku Uji mobil baru.
h) Sejak bulan Maret 2010 ditetapkan menjadi Plh. Kasi PKB Pulogadung.
2. Informan Kunci
Di bawah ini akan ditampilkan identitas nama-nama dan profil dari informan
kunci sebagai berikut :
Gambar. 12
Informan Kunci
Pertama
a. Nama
: Bostang Tampubolon
NIP/NRK
: 470039442/53354
Pangkat/Gol.
: Penata Muda Tingkat I / (III)b
Jabatan
: Penguji Pelaksana Lanjutan
Tugas
: Koordinator Lapangan Seksi PKB Pulogadung
Perincian
:
1) Pengaturan sirkulasi proses pengujian dan kendaraan uji.
2) Mengkoordinasikan penguji dalam melaksanakan tugas-tugas pengujian.
3) Melakukan verifikasi terhadap kendaraan yang akan diuji.
4) Menerima dan membuat laporan hasil uji.
Gambar. 13
Informan Kunci
Kedua
b. Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas
:
:
:
:
:
Sudirman B Irianto
120110638/120590
Penata Muda Tingkat I / (III)b
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penandatangan Buku Uji berkala pertama Seksi PKB
Pulogadung, merangkap sebagai Korwil DPD IPKBI DKI
Jakarta
Perincian
:
Tugas
1) Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
2) Menetapkan masa berlaku uji.
3) Mengisi dan menandatangani Buku uji.
Gambar. 14
Informan Kunci
Ketiga
c. Nama
: Djoko Thomas, ST
NIP/NRK
: 120142072/123134
Pangkat/Gol.
: Penata Muda Tingkat I / (III)b
Ruang
: Penguji Pelaksana Lanjutan
Jabatan
Fungsional
Tugas
: Penandatangan buku uji berkala pertama (baru) Seksi PKB
Perincian
: Pulogadung
Tugas
1)
Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
2) Menetapkan masa berlaku uji.
3) Mengisi dan menandatangani Buku uji.
Gambar. 15
Informan Kunci
Keempat
d. Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas
:
:
:
:
:
Henky Suhendra
470045404/64353
Penata Muda Tingkat I / (III)b
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penandatangan buku uji berkala kendaraan mobil bus Seksi
PKB Pulogadung, merangkap sebagai Koordinator Teknis
Peralatan Uji dan juga sebagai Sekretaris I DPD IPKBI DKI
Jakarta
Perincian
:
Tugas
1)
Melakukan koordinasi pelaksanaan uji teknis.
2) Melakukan koordinasi perawatan alat uji.
3) Melakukan koordinasi kalibrasi alat uji.
4) Membuat laporan kondisi alat uji secara rutin.
5) Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
6) Menetapkan masa berlaku uji.
7) Mengisi dan menandatangani Buku uji.
Gambar 16.
Informan Kunci
Kelima
e. Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas
:
:
:
:
:
Perincian
:
Tugas
1) Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
2) Menetapkan masa berlaku uji.
3) Mengisi dan menandatangani Buku uji.
f.
Gambar. 17
Informan Kunci
Keenam
Nama
: Widodo
NIP/NRK
: 120110951/120621
Pangkat/Gol.
: Penata Muda Tingkat I / (III)b
Ruang
Jabatan
: Penguji Pelaksana Lanjutan
Fungsional
Tugas
: Penandatangan buku uji berkala Kajen-IV Seksi PKB
Pulogadung
Perincian
:
Tugas
1)
Melakukan analisis dan penetapan hasil uji.
2) Menetapkan masa berlaku uji.
3) Mengisi dan menandatangani Buku uji.
Gambar. 18
Informan Kunci
Ketujuh
g. Nama
: Jumat Aribowo
NIP/NRK
: 120110202/11774
: Penata Muda Tingkat I / (III)b
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
: Penguji Pelaksana Lanjutan
Fungsional
Tugas
: Koordinator Lajur Mekanis Seksi PKB Pulogadung
Perincian
:
Tugas
1)
Mengkoordinasikan pelaksanaan uji teknis di lajur mekanis.
2) Menandatangani SPUK sebelum dikirim ke bagian penulisan buku uji dan
kartu induk.
3) Menerima dan membuat laporan hasil uji teknis di lajur mekanis.
Gambar. 19
Informan Kunci
Kedelapan
h. Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas
:
:
:
:
:
Perincian
:
Tugas
1)
Mengumpulkan dan membuat analisis data hasil uji teknis.
2) Melakukan perhitungan dan kondisi teknis kendaraan uji berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik kendaraan.
3) Menghitung dan menetapkan daya angkut orang dan barang, Muatan Sumbu
Terberat (MST) dan Jumlah Berat Diizinkan (JBI).
4) Menetapkan kelas jalan yang dilalui.
5) Mengirimkan data hasil uji ke bagian penulisan buku uji dan kartu induk.
6) Memasukan data hasil uji ke dalam database SIM Komputer.
Gambar. 20
Informan Kunci
Kesembilan
i.
Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas
:
:
:
:
:
:
Perincian
Tugas
1)
Melaksanakan pra-uji dan identifikasi fisik kendaraan.
2) Menyiapkan, menghidupkan dan memastikan unjuk kerja alat uji.
3) Mengukur dimensi kendaraan uji.
4) Melakukan pemeriksaan visual fisik kendaraan uji.
5) Menguji kendaraan dengan alat uji sesuai ambang batas yang ditetapkan.
6) Menganalisis data hasil uji teknis.
7) Melakukan perawatan dan setting alat uji secara harian, mingguan, bulanan,
serta membantu kegiatan kalibrasi alat uji.
Gambar. 21
Informan Kunci
Kesepuluh
j.
Nama
NIP/NRK
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
Fungsional
Tugas
:
:
:
:
:
Zulkifli
470061240 / 119388
Pengatur / (II)c
Penguji Pelaksana
Penguji Mekanis Seksi PKB Pulogadung, merangkap sebagai
Sekretaris Korwil PKB Pulogadung DPD IPKBI DKI Jakarta
Perincian
:
Tugas
1)
Melaksanakan pra-uji dan identifikasi fisik kendaraan.
2) Menyiapkan, menghidupkan dan memastikan unjuk kerja alat uji.
3) Mengukur dimensi kendaraan uji.
4)
5)
6)
7)
Gambar. 22
Informan Kunci
Kesebelas
k. Nama
: Sutjipto
NIP/NRK
: 470060991/119791
: Pengatur Tingkat I / (II)d
Pangkat/Gol.
Ruang
Jabatan
: Penguji Pelaksana Pemula
Fungsional
Tugas
: Penguji Mekanis Seksi PKB Pulogadung
Perincian
:
Tugas
1)
Melaksanakan pra-uji dan identifikasi fisik kendaraan.
2) Menyiapkan, menghidupkan dan memastikan unjuk kerja alat uji.
3) Mengukur dimensi kendaraan uji.
4) Melakukan pemeriksaan visual fisik kendaraan uji.
5) Menguji kendaraan dengan alat uji sesuai ambang batas yang ditetapkan.
6) Menganalisis data hasil uji teknis.
7) Membantu perawatan alat uji secara harian, mingguan, dan bulanan.
uraian
Uraian Tugas
Penguji PKB
Pulogadung
Pelayanan
Pengujian
Uji Berkala
Pertama
Uji Berkala
Periodik
Administrasi
Pengujian
Tugas
Tambahan
Terhadap :
-Mobil baru
-Mobil modifikasi
-Mutasi dr daerah
-CBU Ex-impor
Terhadap :
-Bus besar
-Bus sedang
-Kajen-IV
-Numpang uji
-Mutasi uji
Ke daerah lain
-Uji di tempat
(pemilik kend)
-Uji petik laik jalan
-Uji petik emisi
pelaksanaan
tugasnya
penguji
kendaraan
bermotor
mempergunakan peralatan kerja terdiri dari peralatan pokok berupa alat uji tekni,
dan peralatan tambahan berupa sistem informasi manajemen (SIM) komputer
pengujian dan alat kerja (palu, senter dan meteran). Alat uji teknis berupa
serangkaian alat uji yang dipasang (berderet) dalam lajur uji mekanis untuk
memeriksa, mengukur dan menguji kendaraan wajib uji berdasarkan persyaratan
teknis dan ambang batas laik jalan kendaraan bermotor yang telah ditetapkan
menurut peraturan.
Dalam proses pengujian kendaraan bermotor, para penguji merupakan
satu tim kesatuan tugas yang tidak saling terpisahkan sesuai tugasnya masingmasing dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Perhubungan tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor dan ketentuan Persyaratan Teknis dan
Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor sebagai berikut :
1) Ketentuan Persyaratan Teknis Laik Jalan :
a) Persyaratan landasan kendaraan bermotor :
(1) Rangka landasan
: mampu menahan beban/getaran/goncangan/karat.
(2) Motor penggerak
: rasio daya/berat, kendali, tanki.
(3) Sistem pembuangan : manifold, muffler, knalpot.
(4) Penerus daya
: sistem transmisi, kopling.
(5) Sistem kemudi
: dapat digerakkan secara wajar.
(6) Sistem roda
: sumbu, pelek, ban kondisi baik.
(7) Sistem suspensi
: peredam getaran/kejutan.
(8) Sistem rem
: perlambatan semua roda, pedal.
(9) Lampu-lampu
: utama, penunjuk, rem, posisi.
(10) Komp. pendukung
: spion, wiper, klakson, spakbor, dll
berbahan bakar
bensin/bahan bakar gas dipergunakan alat uji emisi kandungan gas hidrokarbon
(HC) dan gas karbonmonoksida (CO) atau HC-CO Tester.
2) Alat uji akurasi speedometer kendaraan (Speedometer Tester).
3) Alat uji kebisingan suara (Noise Tester).
4) Alat uji kekuatan intensitas cahaya dan deviasi arah/fokus lampu utama
kendaraan (Head Light Tester).
5) Alat uji kincup roda depan kendaraan (Side Slip Tester).
6) A
l
a
t
u
kur berat sumbu kendaraan (Axle Load Meter).
7) Alat uji rem utama kendaraan (Brake Tester).
8) Alat uji deteksi sistem roda-roda kendaraan (Joint Play Detector) atau
mempergunakan lift hidrolik untuk mengangkat kendaraan (Pit-lift).
S
Lajur Mekanis-II (Alat Uji Merek Kiyasaka)
Gamb
Selain
mempergunakan
peralatan
uji
tersebut
di
atas,
dalam
Kel.alat 1
Kel.alat 2
Kel.alat 3
Kel.alat 4
C-Ter
C-Con1
C-Con2
C-Con3
C-Con4
C-Net
SIM-Komputer Administrasi Uji
Komputer
Pendaftaran Uji
Loket-I
Komputer
Pembayaran Uji
Loket-II
Komputer
Penetapan Uji
Loket-III
Komputer
Hasil Uji
Loket-IV
Komputer
Kartu
Induk
C-Adm
Komputer
Administrasi
Uji
Komputer
Nomor Uji
Loket Khusus
Komputer
Pelayanan
Check Identitas
SERVER
(database)
Perhubungan
Darat
Nomor
SK.1076/KP.108/DRJD/2005
tentang
Kompetensi Penguji Kendaraan Bermotor, yang akan diuraikan lebih lanjut dalam
analisis tekstual penelitian ini.
Penguji kendaraan bermotor PKB Pulogadung yang berjumlah 31(tiga
puluh satu) orang telah seluruhnya mengikuti pendidikan dan latihan penguji
kendaraan bermotor (Diklat PKB) yang diselenggarakan oleh Ditjend Perhubungan
Darat, sehingga telah memiliki kompetensi sesuai dengan kualifikasinya. Akan
tetapi dalam pelaksanaan jabatan fungsionalnya mereka ada yang belum ditetapkan
menjadi tenaga fungsional sekitar 15(lima belas) orang penguji, bahkan dari hasil
pengamatan peneliti terdapat kejanggalan yang tidak sesuai dengan jenjang jabatan
fungsionalnya, diantaranya :
1) Pimpinan setempatnya sendiri, yaitu pemangku jabatan Pelaksana harian (Plh.)
Kepala Seksi PKB Pulogadung yang dijabat oleh Sdr. Dedi Supriadi, SH, MTr,
kendaraan
Tingkat-I/(II)/d],
Sdr.
Hariagam
[seorang
CPNS
dengan
rinci
dan
telah
dilaksanakan
berdasarkan
ketentuan
peraturan
b. Kompensasi
Kompensasi yang diterima oleh para penguji kendaraan bermotor antara
lain berupa baji bulanan dan tunjangan-tunjangan lain. Gaji bulanan adalah sesuai
dengan sistem penggajian pegawai (PNS) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada
umumnya,
yaitu
berdasarkan
jenjang
pangkat/golongan
ruang
status
kepegawaiannya yang diterima pada setiap awal bulan. Gaji bulanan terdiri dari
gaji pokok, tunjangan isteri dan anak, tunjangan beras, dan tunjangan khusus
lainnya. Selain gaji bulanan juga telah diberikan tunjangan jabatan fungsional.
Penguji yang bertugas di PKB Pulogadung belum seluruhnya mendapatkan
tunjangan ini, bagi Penguji yang belum mendapatkan penetapan kompetensi dari
Dirjen Perhubungan Darat masih belum mendapakan tunjangan jabatan fungsional.
Dari jumlah 31 Penguji di PKB Pulogadung, baru sekitar 16 orang penguji saja
yang telah mendapatkan tunjangan fungsional ini.
Selain dari pada itu, Penguji PKB Pulogadung telah seluruhnya
menikmati fasilitas kompensasi lain berupa Tunjangan Kinerja Daerah (TKD).
Tetapi belum seluruhnya menerima pemberian tambahan TKD bagi pegawai yang
menduduki jabatan fungsional dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. TKD ini
diterima pada minggu ke-3 setiap bulannya, setelah di-input ke sistem e-TKD
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Besarnya
TKD yang diterima tergantung dari tingkat kehadiran dalam melaksanakan tugas,
serta berdasarkan hasil penilaian kinerja dari atasan langsungnya. Secara rutin
setiap awal bulan, operator inputing komputer mengirimkan data hasil absensi dan
kinerja bulan yang lalu para pegawai kepada e-TKD berdasarkan dokumen
Rekapitulasi Absensi dan Kinerja Pegawai yang telah disahkan oleh operator,
diverifikasi oleh Kepala Subbagian Tata Usaha UPT PKB dan difinalisasi oleh
Kepala UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta. Jadi para penguji kendaraan
bermotor menerima pemberian kompensasi TKD pada bulan berjalan berdasarkan
hasil evaluasi kehadiran dan nilai kinerja bulan yang lalu.
Secara umum kompensasi tersebut di atas dapat digambarkan pada bagan
berikut ini :
Gaji pokok
Tunj. isteri
& anak
Tunjangan
beras
Tunjangan
Khusus
(Jabatan
Fungsional)
TKD
Tambahan
TKD Jabatan
Fungsional
Gaji
Insentif
KOMPEN
SASI
Tunjangan
Promosi
Kenaikan
Jabatan
Fungsional
Penghargaan
Mesin Absensi
(Handkey)
Komputer
Inputing
(Data Absensi &
Kinerja)
Laporan
Kehadiran PNS
(individual)
e-TKD
BPKD
Pemprov
DKI
KINERJA
Nilai BHU
Rekapitulasi
Kehadiran
PNS
KOMPEN
SASI
(TKD)
PRODUKTIVITAS
U
Nilai BPU
Nilai Kinerja
(NK) Pegawai
Perorangan
Rekapitulasi
Nilai Kinerja
PNS
(Penguji)
Rekapitulasi
Absensi &
Kinerja
Pegawai
INPUTING DATA
Keterangan :
TKD : Tunjangan Kinerja Daerah
BHU : Bidang Hasil Utama
BPU : Bidang Perilaku Utama
kompensasi
TKD oleh
c. Produktivitas
Dalam pelaksanaan proses pengujian kendaraan bermotor di PKB
Pulogadung, tingkat produktivitas Penguji Kendaraan Bermotor dipengaruhi oleh
faktor masukan (input), proses dan keluaran (output) pengujian kendaraan
bermotor. Faktor masukan berupa daya dukung sarana dan prasarana pengujian,
bahan penunjang, beban tugas, kompetensi penguji itu sendiri dan manajemen tata
kerjanya. Faktor proses pengujian kendaraan bermotor berupa prosedur uji teknis,
validasi hasil uji teknis dan keteraturan proses uji. Serta faktor keluaran berupa
kuantitas dan kualitas hasil uji. Keterkaitan faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas Penguji Kendaraan Bemotor tersebut dapat diurakan dalam gambar
di bawah ini.
Daya dukung
Sarana Uji
Daya dukung
Prasarana Uji
Bahan
Penunjang
Beban
Tugas
Proses
Pengujian
Kompetensi
Penguji
Organisasi
Kerja
Prosedur,
Validasi &
Kelancaran proses
Hasil
Uji
Kuantitas
&
Kualitas
PRODUKTIVITAS
PENGUJI
Daya
dukung
sarana
pengujian
kendaraan
bermotor
terhadap
produktivitas penguji dipengaruhi oleh unsur kelancaran operasi alat uji teknis,
kelancaran proses administrasi pengujian, dan tingkat operasi dari sistem informasi
manajemen (SIM) komputer pengujian. Sedangkan daya dukung prasarana
pengujian kendaraan terhadap produktivitas penguji dipengaruhi unsur kegiatan
pemeliharaan alat uji teknis, bahan penunjang dan dukungan ketersediaan dan
kelangsungan energi listrik untuk pengoperasian seluruh alat uji teknis. Kegiatan
pemeliharaan alat uji yang biasa dilakukan di PKB Pulogadung antara lain berupa
pelaksanaan perawatan/pemeliharaan rutin, perbaikan dan penggantian suku
cadang,
serta
kalibrasi
alat
uji
agar
hasil
ujinya
valid
(dapat
PKB Dinas
Perhubungan Provinsi DKI Jakarta. Selain dari pada itu perlu adanya suatu
organisasi dan tata kerja yang mendukung pelaksanaan jabatan fungsional penguji.
Produktivitas penguji kendaraan bermotor juga tergantung pada unsur
proses pengujian kendaraan bermotor, yaitu didukung oleh adanya keteraturan dan
ketertiban pelaksanaan prosedur uji teknis, validasi hasil uji teknis, pengaturan
kelancaran seluruh proses pengujian (mulai dari administrasi, uji teknis, kelancaran
arus kendaraan uji).
Kuantitas hasil uji adalah banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang
telah dinyatakan lulus uji oleh penguji kendaraan bermotor, sehingga produktivitas
penguji kendaraan bermotor dapat dinyatakan dalam perbandingan antara jumlah
kendaraan lulus uji dengan salah satu unsur masukan produktivitas dari unsur
tenaga kerja, yaitu tenaga penguji kendaraan bermotor yang melaksanakan proses
pengujian dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan kualitas hasil uji berupa tingkat
kelaikan jalan kendaraan bermotor yang telah ditetapkan oleh penguji berdasarkan
prosedur dan standar kelaikan jalan kendaraan bermotor.
Berdasarkan hasil observasi mengenai produktivitas di atas menunjukkan
bahwa sejak diberlakukannya pemberian insentif berupa pembebasan biaya
retribusi uji kepada kendaraan wajib uji jenis angkutan umum (mobil bus dan
kajen-IV) maka tingkat ketaatan pemilik kendaraan dalam melaksanakan uji
menurun, hal ini tergambar dari semakin menurunnya kendaraan uji sehari-hari
atau dengan kata lain semakin meningkatnya kendaraan yang tidak aktif uji.
Tingkat ketidakaktifan uji tertinggi dari jenis mobil bus dalam kota, disusul oleh
mobil bus AKAP (antar kota antar provinsi), Kajen-IV Kancil dan mobil bus
pariwisata. Sedangkan Kajen-IV Bajaj bensin dan Kancil cukup aktif uji atau
senantiasa patuh melaksanakan kewajiban uji secara berkala setiap enam bulan
sekali. Tingginya jumlah kendaraan yang tidak aktif uji ini disebabkan antara lain
masih rendahnya kesadaran pemilik kendaraan uji untuk melakukan kewajiban uji
secara berkala, usia kendaraan dan biaya perawatan kendaraan yang tinggi.
Sebagai tambahan perlu diinformasikan bahwa produktivitas penguji
sangat dipengaruhi oleh tingkat operasi (kinerja) peralatan pengujian kendaraan
bermotor, setelah dilakukan pengamatan lebih mendalam diperoleh analisis bahwa
alat uji yang dimiliki PKB Pulogadung sering mengalami kerusakan. Bahkan
selama proses pengamatan penelitian yang cukup lama diperoleh fakta adanya alat
uji teknis mengalami kerusakan permanen yaitu sistem komputer (C-Net) uji teknis
di lajur mekanis-I (merek Cartec, 1996). Sedangkan alat uji teknis di lajur
mekanis-II (merek Kiyasaka, 2003) sering tidak dipergunakan karena sering tidak
bisa menghasilkan output hasil uji yang valid. Hal ini menunjukkan sangat kurang
dalam penanganan perbaikan dan ketersediaan suku cadang alat uji teknis di PKB
Pulogadung. Kerusakan alat uji teknis ini sangat mempengaruhi proses dan hasil
pengujian kendaraan bermotor, pelaksanaan uji sering tidak mempergunakan alat
uji dan tentu hasil ujinya tidak sebagaimana mestinya.
d. Kinerja
Kinerja penguji kendaraan bermotor merupakan hasil/prestasi kerja
penguji dalam rangka mencapai sasaran strategis yaitu untuk memenuhi aspek
teknis kelaikan jalan kendaraan bermotor dan pengendalian aspek keselamatan lalu
lintas pada umumnya, sehingga kinerja ini dapat dilihat dari ukuran produktivitas
penguji, kualitas hasil uji, ketepatan waktu uji, dan kelancaran proses uji. Bila
kinerja penguji ini meningkat tentulah ada rasa kepuasan dari sisi pemakai jasa uji
yaitu pemilik/pengguna kendaraan. Dari hasil observasi di lapangan diperoleh
gambaran bahwa waktu pengujian kendaraan rata-rata selama 90 menit pada
kondisi normal, yaitu bila antrean kendaraan (siklus) normal, identifikasi fisik
tidak sulit, kolom pengesahan buku uji belum habis, dan syarat administrasi
lengkap.
Dalam rangka mengukur tingkat kinerja penguji maka perlu dilakukan
penilaian atas hasil kerjanya. Penilaian kinerja penguji kendaraan bermotor yang
telah dilaksanakan selama ini secara rutin di kantor PKB Pulogadung antara lain
pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil,
yaitu dengan menilai komponen kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan. Penilaian DP3 ini
dilakukan atasan langsung pada setiap awal tahun untuk menilai hasil kerja selama
setahun sebelumnya. Sistem penilaiannya dengan menilai antara rentang 1-100,
berdasarkan nilai pegawai tahun lalu untuk kepentingan pegawai dalam rangka
promosi atau kenaikan jabatan/pangkat.
Selain penilaian kinerja tahunan dengan model DP3 tersebut di atas, juga
dilakukan penilaian kinerja setiap bulan dalam rangka pemberian kompensasi
Tunjangan Kinerja Daerah (TKD). TKD adalah tunjangan yang diberikan kepada
PNS (termasuk Penguji kendaraan bermotor) Provinsi DKI Jakarta yang dikaitkan
dengan penilaian kehadiran dan kinerja. Penentuan pemberian TKD yaitu
perkalian antara Nilai Kinerja (NK) dengan nilai kehadiran (%KH) dan besaran
bruto TKD berdasarkan jenjang pangkat/golongan ruang pegawai, hasil perkalian
ketiga faktor tersebut akan menghasilkan nilai tunjangan TKD yang diterima
pegawai (take home pay). Nilai kinerja di sini adalah tingkat atau nilai tampilan
kerja menyeluruh yang dicapai oleh seorang penguji kendaraan bermotor.
Sedangkan penilaian kinerja adalah proses penilaian terhadap tingkat atau tampilan
kerja penguji kendaraan bermotor yang didasarkan pada Bidang Hasil Utama
(BHU) dan nilai Bidang Perilaku Utama (BPU). BHU adalah penjabaran dari
tugas dan fungsi serta sasaran kantor dan pegawai yang akan dicapai selama
periode penilaian, sedangkan BPU adalah perilaku positif yang dominan setiap
penguji kendaraan bermotor.
Dari hasil observasi tentang kinerja penguji kendaraan bermotor tersebut
diperoleh gambaran bahwa masih rendahnya produktivitas penguji dan kualitas
hasil uji berpengaruh terhadap rendahnya kinerja penguji kendaraan bermotor pada
PKB Pulogadung. Walaupun dari sisi lain, diperoleh hasil pengamatan yang
menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian kinerja sudah dilaksanakan secara rutin
setiap bulan dalam rangka penentuan pemberian kompensasi Tunjangan Kinerja
Daerah (TKD),
dilaksanakan dengan baik karena hal itu dibutuhkan untuk persyaratan kenaikan
pangkat pegawai atau untuk keperluan promosi jabatan, khususnya bagi penguji
kendaraan bermotor penilaian kinerja model DP3 juga dijadikan syarat untuk
kenaikan jenjang jabatan fungsionalnya jika penetapan angka kredit (PAK) telah
mencukupi.
Tunjangan Kinerja Daerah (TKD), tetapi masih terdapat 15(lima belas) orang
penguji yang belum mendapatkan kompensasi tambahan TKD (berupa tunjangan
fungsional).
c. Dari realitas tingginya tingkat ketidakaktifan uji kendaraan bermotor dan
rendahnya tingkat operasi alat uji teknis ini serta belum diterapkannya struktur
jabatan fungsional dalam manajemen organisasi PKB tentu berakibat pada masih
rendahnya produktivitas penguji kendaraan bermotor. Dan hal ini mengindikasikan
bahwa kantor UPT PKB dan penguji belum melakukan upaya maksimal dalam
peningkatan produktivitas penguji kendaraan bermotor.
d. Masih rendahnya produktivitas penguji dan kualitas hasil uji berpengaruh terhadap
kinerja penguji kendaraan bermotor. Walaupun penilaian kinerja sudah
dilaksanakan secara rutin setiap bulan dalam rangka penentuan pemberian
kompensasi Tunjangan Kinerja Daerah (TKD).
2. Wawancara
a. Hasil Wawancara dengan Informan Pokok
Yaitu pemangku jabatan Plh. Kepala Seksi PKB Pulogadung Sdr. Dedi Supriadi,
SH, MTr adalah sebagai berikut :
Pertanyaan dan jawaban tentang analisis pekerjaan :
1) T: Sebagai seorang penguji, apakah saudara mengetahui tanggung
jawab pekerjaan Saudara?
J : Ya, saya paham akan tanggung jawab sebagai seorang Kasi
sementara, saat ini sedang dilakukan perbaikan kualitas SDM
penguji dan lagi konsentrasi sama peningkatan pelayanan
pengujian.
2) T: Apakah saudara mengetahui wewenang pekerjaan Saudara?
J : Walau saya Kasi sementara, saya harus dapat bisa
mengkoordinasikan dan mengarahkan pelaksanaan pengujian
sesuai ketentuan, dan bertanggungjawab penuh tentang penetapan
kelaikan jalan. Serta membuat laporan pelaksanaan tugas kepada
pimpinan, yaitu Kepala UPT PKB.
3) T: Tugas-tugas pokok apa saja yang Saudara lakukan sehari-hari
sebagai seorang penguji?
J : Karena saya sudah jadi pimpinan mereka, jadi saya sudah tidak
4) T:
J:
5) T:
J:
6) T:
J:
7) T:
J:
8) T:
J:
9) T:
J:
J:
3) T:
J:
4) T:
J:
5) T:
J:
6) T:
J:
terima?
Se inget saya sih, itu tergantung pada absensi dan nilai kinerjanya.
Sebagai seorang penguji, Apakah Saudara sudah mendapatkan
tunjangan jabatan fungsional?
Karena saya belum ditetapkan fungsional, jadi saya belum terima
tambahan tunjangan fungsional.
Apakah tunjangan yang Saudara terima itu sudah sesuai dengan
beban tugas Saudara sebagai penguji?
Ya. Lumayan lah ada Tunda (TKD) itu sebagai kompensasi atas
beban tugas dan tanggung jawab yang berat. Tapi saya merasa rugi
juga, karena saya belum fungsional, mestinya saya dapat tambahan
2jutaan lagi. Haha..
Uraikan pandangan Saudara tentang keadaan kompensasi?
Menurut pandangan saya, kompensasi adalah imbalan yang
diterima oleh pegawai atas prestasi yang dicapai dari hasil
pelaksanaan tugasnya. Kompensasi yang diterima bisa dalam
bentuk gaji dan tunjangan, tunjangan yang diterima oleh PNS
antara lain ada tunjangan beras, tunjangan isteri dan anak,
tunjangan jabatan, tunjangan kinerja dan tunjangan fungsional.
Juga kompensasi bisa dalam bentuk lain seperti asuransi
kesehatan, cuti, uang pensiun, serta kepercayaan dari pimpinan
untuk promosi suatu jabatan.
Apakah tunjangan yang telah diberikan itu sudah dapat
meningkatkan kinerja Saudara?
Tentu saja dengan adanya perhatian dari Pemprov itu dapat
membuat semangat lagi kerja harus lebih baik lagi.
5) T:
J:
6) T:
J:
7) T:
J:
8) T:
J:
9) T:
J:
2) T:
J:
3) T:
J:
4) T:
J:
5) T:
J:
TB
ZU
SU
2) T:
J:
BT
SB
mobil baru.
Saya penguji teknis di lapangan, yang memeriksa dan mengukur
dimensi kendaraan yang uji pertama.
Penguji lajur mekanis.
Saya bertugas di lajur mekanis.
Apakah saudara mengetahui wewenang pekerjaan Saudara?
JA
FA
TB
ZU
SU
5) T:
J:
BT
6) T:
J:
BT
Segala tugas di PKB ini sudah sangat jelas karena sudah ada
pedomannya, uraian tugas-tugas sudah jelas, persyaratan
pendidikan dan pengalaman kerja, wewenang dan tanggungjawab
tugas penguji sesuai dengan jenjangnya. Terus ada evaluasi yaitu
penghitungan angka kredit dari pencapaian tugas.
SB Analisis pekerjaan penguji di PKB ini sudah ada pedoman yang
cukup jelas, mulai dari uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan
termasuk evaluasi dari hasil tugas dengan penilaian angka kredit
dari masing-masing penguji yang di dokumentasikan, selanjutnya
dikirimkan ke Dirjen Hubdat untuk ditetapkan di sana. Dalam
pelaksanaannya pernah dilakukan rapat terkait yang membahas
tatacara penilaian tugas penguji.
JT Tugas-tugas penguji berdasarkan uraian pekerjaan yang telah ada
ketentuannya.
HS PKB pernah melaksanakan analisis pekerjaan yaitu dalam rangka
penilaian pencapaian angka kredit penguji, untuk keperluan
pengesahan jabatan fungsional. Sebelumnya dilakukan rapat
dengan mengundang pihak Dirjedn Hubdat, unsur BKD DKI,
kepegawaian Dishub, Pimpinan UPT PKB dan seluruh PKB
Wilayah. Tindak lanjut nya dilakukan penilaian pencapaian angka
kredit (di tulis dalam formulir).
HR Karena tempat duduk pak HR dan pak HS berdekatan, akhirnya
pak HR ikutan berdiskusi, dan memberikan jawaban :
Ada yang janggal tuh pak. Ada CPNS yang sudah menjadi
penguji, mereka sih tidak salah setelah lulus diklat dan dapat
sertifikat kompetensi penguji pelaksana pemula, kemudian dapat
surat tugas di PKB. Semestinya CPNS belum dapat menjadi
penguji, di sini mereka baru bertugas 2 bulan. Semestinya
memiliki pengalaman tugas di PKB 2 tahun terlebih dahulu dan
sudah PNS baru diangkat menjadi penguji. Itu salah siapa?
Akhir oleh pak HS di panggil lah salah satu PNS yang masih
CPNS, yaitu Sdr. Hariagam. Kemudian dia ditanya oleh pak HR,
dan Sdr. Hariagam mengakui nya sebagai berikut : itu bukan
salah saya pak, saya dapat surat tugas di PKB, ya saya bertugas
aja, saya juga tahu itu..sebenarnya tak boleh karena saya masih
CPNS.
WD Ya, saya pernah dianalisis tugas saya pada saat untuk
pengangkatan fungsional saya, dengan dinilai dalam angka kredit.
JA Analisis pekerjaan apa an tuh? Malah pak JA ini balik nanya,
setelah dijelaskan maksud dari analisis pekerjaan baru pak JA ini
menjawab :
Ya tugas-tugas di PKB sangat jelas pedomannya, apalagi dengan
adanya jabatan fungsional penguji, setiap jenjang penguji sudah
jelas syarat pendidikan, pengalaman tugas di PKB dan golongan
pegawainya disesuaikan dengan kompetensinya.
FA Analisis pekerjaan para penguji di PKB, yaitu mulai dari uraian
TB
ZU
SU
7) T:
J:
BT
SB
Ya, sudah
Sudah, dalam rangka angka kredit penguji tadi, pihak Hubdat lah
yang menetapkannya.
JT Itu sudah
HS Ya sudah dilaksanakan, karena di PKB dan Dishub ini belum ada
tim penilai yang berkompeten, maka yang menetapkan job analisis
adalah pihak Dirjend Hubdat.
HR Sudah.
WD Ya pak sampun (maklum aja pak WD ini wong Jawa tulen).
JA Ya, sudah dilaksanakan pak.
FA Sudah.
TB Ya, sudah.
ZU Ya sudah dilaksanakan analisis pekerjaan penguji di sini.
SU Terhadap saya sih belum pak, karena saya orang baru 2 bulan di
sini.
8) T: Bagaimana evaluasi pekerjaan yang dilakukan terhadap Saudara?
J:
BT Ya, itu evaluasi pekerjaan penguji dalam rangka pengusulan
fungsional.
SB Evaluasi tugas-tugas para penguji dinilai dari hasil pelaksanaan
tugas pokok, tugas-tugas tambahan lain yang dapat mendukung
pekerjaan yang semuanya ada dalam isian penilaian DUPAK.
JT Yang di evaluasi antara lain tentang pendidikan, diklat yang
pernah diikuti, pencapaian pemastian kelaikan jalan, terus yang
berkenaan dengan pernah melakukan perawatan alat uji, serta
kegiatan pengembangan profesi yang pernah di lakukan oleh
masing-masing penguji.
HS Evaluasi tugas penguji itu semua apa yang tercantum dalam
Dupak, Seperti unsur utama antara lain yang dinilai adalah
Pendidikan, pemastian kelaikan jalan, dan pengembangan profesi,
lalu unsur penunjang yang dinilai, yaitu pernah ndak ikut seminar
FA
TB
ZU
SU
tidak dipotong.
HR Itu tuh tergantung dari status pangkat/golongan kepegawaiannya,
katanya sih ada pengelompokkan dalam pemberian tunjangan,
makin tinggi golongannya makin besar tunjangannya, tunjangan
golongan II/a dan II/b sama, terus golongan II/c dan II/d sama,
lebih besar lagi tunjangan golongan III/a dan III/b. Kemudian ada
potongan dari absen dan input nilai kinerja.
WD Katanya TKD itu dipengaruhi oleh tingkat kehadiran dan kinerja.
JA Faktor yang mempengaruhi besarnya TKD adalah dari unsur
peniliaan kinerja oleh atasan dan faktor kehadiran.
FA Faktor yang mempengaruhi besarnya TKD adalah dari tingkat
golongannya, golongan II/c dan II/d tentu lebih rendah dari
golongan IIIa dan III/b, golongan II/a dan II/b pasti lebih rendah
dari golongan II/c dan II/d. masing-masing golongan itu berbedabeda, Selanjutnya yang mempengaruhi dalam penerimaan TKD
setiap bulannya adalah tergantung dengan hasil penilaian kinerja
kita dan tingkat kehadirannya yang terekam dari mesin absensi ke
komputer Balaikan secara online setiap saat.
TB (penjelasan dari pak FA itu, penulis tanya lebih lanjut kepada pak
TB tentang pembagian golongan pegawai). Pak TB menjelaskan
lebih lanjut sbb :
Memang benar ada pengklasifikasi golongan pegawai, kelompok
pertama golongan IIa dan IIb, terus golongan IIc dan IId, naik lagi
ke golongan IIIa dan IIIb terus ke kelompok IIIc dan IIIB, makin
tinggi golongan ya makin tinggi TKD yang diterimanya.
(Kemudian pak TB ini menguraikan lebih lanjut tentang faktor
yang mempengaruhi penerimaan TKD perorangan).
Tunda yang diterima oleh masing-masing pegawai dipengaruhi
oleh faktor kehadiran dan hasil penilaian kinerja setiap bulan. Pada
awal bulan kedua faktor itu mesti di-input ke komputer BKD DKI
Jakarta (e-TKD Pemprov). Jika pegawai sering tidak masuk dan
penilaian kinerja oleh atasan lebih rendah dari 100% tentu saja,
TKD yang diterima akan berkurang.
ZU TKD dipengaruhi oleh faktor kehadiran dan kinerja nya.
SU TKD untuk saya, masih standar CPNS pak.
3) T: Sebagai seorang penguji, Apakah Saudara sudah mendapatkan
tunjangan jabatan fungsional?
J:
BT Karena saya sudah funsional maka dalam TKD saya ada tambahan
lagi dari tunjangan fungsional penguji saya.
SB Sudah Pak.
JT Saya sudah ditetapkan penguji fungsional, jadi ada tambahan
tunjangan fungsional.
HS Ya,saya sudah terima tunjangan jabatan fungsional saya sebagai
penguji pelaksana lanjutan.
HR Saya belum Pak. Saya jadi iri sama penguji yang fungsional yang
ada tambahan tunjangan 2 jutaan.
WD Sudah.
JA Saya belum fungsional pak jadi belum terima tunjangan
fungsional.
FA
TB
ZU
SU
4) T:
J:
BT
SB
JT
HS
Ya.
Sudah sesuai dengan tanggungjawab.
Sudah lah.
Ya sudah. Tunjangan fungsional itu sebagai tambahan atas kerja
dan beban tugas, kan hari Sabtu aja kita masuk kerja. Pantas lah
ada tambahan tunjangan.
HR Pemprov DKI sudah bagus memberikan tunjangan selain gaji. Ada
kemajuan dari Bang Foke (Maksudnya dari Pak Gubernur Fauzi
Bowo). Jadi pegawai DKI lebih bagus di banding dengan pegawai
pemda lain. Walau saya belum dapat 2 juta tapi bersyukurlah saya
telah terima TKD.
WD Ya, sesuai dengan beban tugas dan tanggungjawab seorang
penguji.
JA Ya sesuai.
FA Ya.
TB Tunda itu sebagai tambahan agar lebih meningkatkan kinerja kita.
ZU Ya sudah sesuai dengan beban tugas sehari-hari.
SU Ya.
5) T: Uraikan pandangan Saudara tentang keadaan kompensasi?
J:
BT Menurut saya, kompensasi merupakan perhatian dari pihak kantor
kepada para pegawainya, yang diberikan dalam rangka agar para
pegawainya lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas,
bentuknya bisa dalam bentuk uang, yaitu tambahan di luar gaji
bisa juga dalam bentuk perhatian yang lebih seperti promosi
jabatan dan penghargaan lain. Kita sebagai PNS ada gaji pensiun,
itu juga bisa dinamakan kompensasi. Kompensasi juga dapat dapat
diartikan sebagai bentuk perhatian dari atasan kepada
bawahannya, jika ada bawahan atau staf yang bekerja lebih rajin
dan lebih produktif maka kepada pegawai tersebut biasanya
mendapatkan kompensasi yang lebih baik dari pegawai lainnya
yang biasa-biasa saja. Itulah hal yang bisa saya sampaikan.
SB Kompensasi menurut saya adalah pemberian tunjangan-tunjangan
lain di luar gaji yang diberikan kepada seluruh pegawai agar lebih
rajin bekerja dan kinerjanya naik, bisa juga diberikan kepada
sebagian pegawai saja yang telah mencapai target tertentu, atau di
atas prestasi kerjanya lebih bagus dari pegawai lain.
JT Kompensasi yang diberikan kepada para penguji lebih baik bila
dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Sekarang ini, sejak
awal 2010 Pemprov DKI telah memberikan tunjangan kinerja
kepada seluruh pegawainya, di samping itu kepada kita-kita sudah
TB
ZU
SU
6) T:
J:
BT
SB
JT
HS
Tentu saja saya harus lebih giat bekerja, walau saya sudah tua.
Tunjangan itu agar kinerja kita meningkat.
Ya, pemberian Tunda oleh DKI agar kinerja disini meningkat.
Tambahan Tunda dari Pemprov agar ada peningkatan kinerja para
aparatnya.
HR Ya bagus lah agar pada semangat bekerja.
WD Ya, semoga demikian.
JA Ya, agar pegawai DKI lebih sejahtera dan pada naik SDM nya.
FA Pemberian TKD dimaksudkan agar ada peningkatan kinerja.
TB TKD adalah untuk meningkatkan kinerja para penguji.
ZU Ya, tentu saja dengan pemberian tambahan Tunda dari DKI agar
lebih meningkat kinerjanya.
SU Ya. Untuk peningkatan kinerja pegawai DKI Jakarta.
Pertanyaan dan jawaban tentang produktivitas :
1) T: Apa alat uji mekanis itu selalu optimal digunakan dalam rangka
WD
JA
FA
TB
ZU
SU
3) T:
J:
BT
Alat kerja lain yang dipergunakan oleh penguji antara lain palu,
meteran dan senter.
Selain alat uji yang ada di lajur uji, ada alat lain pak, itu tuh ada di
belakang seperti genset untuk membantu apabila listrik PLN-nya
mati, dan juga ada kompresor untuk menggerakan sistem hidrolik
alat uji speedo dan brake tester. Selain itu ada C-Net, C-Con dan
C-ter yang ada di lajur, juga ada juga display monitor untuk
memudahkan melihat hasil uji kendaraan. Di samping itu ada alat
bantu standar yang selalu ditenteng-tenteng penguji dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari, yaitu palu, senter dan meteran.
Alat yang membatu kita ya seluruh sistem komputer uji di sini,
mulai dari komputer di loket-loket, komputer di lajur uji, dan
komputer untuk bagian administrasi pengujian, yang saya
pergunakan untuk meng-input data hasil uji teknis. Dan juga
sistem server komputer yang dikelola bagian Binfas (maksudnya :
Seksi Fasilitas, Sarana dan Prasarana Pengujian).
Seperti saya yang menguji kendaraan baru di lapangan, tentu
membutuhkan meteran untuk mengukur dimensi kendaraan uji,
apakah sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam uji tipe-nya,
kalau uji di kolong tentu membutuhkan alat bantu lain seperti
senter dan palu untuk ketok-ketok komponen bagian kolong
kendaraan, untuk memeriksa sistem kemudi, sistem rem dan
sistem trasmisi. Bagi penguji yang didalam tentu membutuhkan
alat bantu komputer untuk meng-input data-data administrasi dan
teknis kendaraan, agar proses uji berjalan cepat dan baik.
Selain alat uji mekanis, yang membantu yaitu peralatan komputer,
juga saya mempergunakan alat bantu seperti palu, senter dan
meteran.
Dalam melaksanakan tugas uji, selain alat uji mekanis itu, saya
ada alat seperti palu, senter dan meteran untuk ukur dimensi
kendaraan.
Apa beban tugas (jumlah kendaraan uji) sehari-hari ini sesuai
dengan jumlah penguji di tempat Saudara bekerja?
SU
4) T:
J:
BT
SB
JT
HS
HR
Lancar.
Selalu lancar.
Lancar.
Lancar.
Lancar.
WD Lancar.
JA Lancar dan berjalan baik.
FA Lancar.
TB Lancar.
ZU Lancar.
SU Lancar.
5) T: Apa prosedur uji di tempat saudara telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku?
J:
BT Proses pengujian kendaraan bermotor dilaksanakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SB Ya, prosedur uji dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
JT Ya, proses dan prosedur uji telah dilaksanakan sesuai pedoman
yang telah di tetapkan.
HS Prosedur uji telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
HR Ya, prosedur uji di PKB telah dilaksanakan berdasarkan peraturan
yang berlaku.
WD Ya, telah sesuai dengan peraturan.
JA Prosedur uji telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada.
FA Ya, prosedur uji telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
TB Ya, prosedur pengujian telah sesuai sesuai ketantuan yang berlaku.
ZU Prosedur uji di PKB Pulogadung telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlakuk.
SU Ya. Sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.
6) T: Upaya apa yang dilakukan kantor Saudara dalam rangka
meningkatkan produktivitas kerja saudara?
J:
BT Untuk meningkatkat produktivitas pengujian dilakukan perbaikan
sistem pelayanan uji, proses agar berjalan lancar dan baik, serta
sesuai standar yang telah ditetapkan, alat uji kita jaga agar
beroperasi dengan lancar. Selain dari pada itu dilakukan upaya
peningkatan kualitas SDM para penguji agar semakin trampil,
punya pengetahuan luas dan profesional.
SB Upaya yang dilakukan agar produktivitas penguji meningkat
adalah perbaikan sistem pelayanan uji, peningkatan kualitas SDM
dan kelancaran seluruh proses pengujian.
JT Upaya yang dilakukan oleh UPT PKB dalam peningkatan
produktivitas penguji antara lain menjaga ketersediaan bahanbahan penunjang, pemeliharaan alat uji agar dapat beroperasi
dengan baik dan lancar, memperlancar proses dan prosedur
pengujian dengan penggunaan sistem komputer, dsb-nya.
HS
J:
BT
JA
FA
TB
ZU
SU
FA
TB
ZU
SU
3) T:
J:
BT
Faktor kinerja yang dinilai adalah faktor hasil utama yaitu dari
hasil pelaksanaan tugas-tugas masing-masing pegawai dan faktor
perilaku utama yaitu kebenaran menyampaikan informasi dan
pembuatan laporan kepada atasan langsung.
SB Faktor kinerja yang dinilai adalah dari BHU dan BPU itu yang
tercantum dalam form penilaian kinerja pegawai.
JT Ya, tahu dari hasil penilaian BHU dan BPU.
HS Ya, saya tahu dalam formulir penilaian kinerja yang dibuat, ada
faktor bidang hasil utama (BHU) dan faktor bidang perilaku utama
(BPU), masing-masing faktor itu ada rinciannya, BHU dinilai dari
hasil pelaksanaan masing-masing uraian tugas, dan BPU dari nilai
perilaku pegawai sehari-hari.
HR Ya, dari faktor kinerja BHU dan BPU.
WD Ya, faktor kinerja yang dinilai adalah dari nilai Bidang Hasil
Utama dan nilai Bidang Perilaku Utama.
JA Ya, saya tahu bahwa dalam formulir isian Penilaian Kinerja
Pegawa ada dua faktor penilaian, yaitu dari BHU dan BPU.
FA Ya, tahu dari hasil BHU dan BPU. Semua dinilai dalam prosentasi
hasil nilai kinerja.
Materi kinerja BHU terdiri atas faktor ketepatan waktu
menyelesaikan tugas, kebenaran hasil pelaksanaan tugas dan
ketepatan/kebenaran membuat laporan hasil pelaksanaan tugas.
Sedangkan materi kinerja BPU berasal dari faktor kebenaran
menyampaikan data dan informasi, kemampuan kerjasama dalam
tim kerja, dan faktor kepemimpinan.
Materi-materi kinerja Bidang Hasil Utama berasal dari formulir
Penilaian Kinerja BHU yaitu dari rata-rata nilai pencapaian target
pelaksanaan tugas, yaitu dari rincian pekerjaan tugas secara
akumulatif dalam satu bulan.
TB Ya, saya tahu, dalam penilaian kinerja ada dua formulir penilaian,
yang pertama adalah formulir Penilaian Kinerja BHU, tentang
nilai rata-rata hasil kinerja dari masing-masing uraian tugas.
Kemudian ada formulir penilian kinerja yang terdiri atas dua
faktor penilaian, yaitu dari nilai prosentase dari materi kinerja
Bidang Hasil Utama (BHU) dan dari nilai prosentase dari materi
kinerja BHU.
ZU Ya, ada dua faktor penilaian yaitu dari hasil kerja dan dari nilai
perilaku kerja yang dinilai oleh atasan.
SU Ya,saya tahu dari formulir penilaian kinerja, ada dua faktor yaitu
BHU atau nilai Bidang Hasil Utama ini dari uraian pekerjaan yang
dilakukan pegawai, dan BPU atau Bidang Perilaku Utama
pegawai.
4) T: Apakah penilaian kinerja itu sudah cukup memadai untuk
yang
bermacam-macam
terhadap
analisis
pekerjaan
penguji.
Pelaksanaan analisis pekerjaan terhadap para penguji dilakukan oleh tim terkait,
yaitu dari unsur UPT PKB, Dinas Perhubungan, Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) Provinsi DKI Jakarta dan Dirjend Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan dalam rangka penetapan pencapaian angka kredit untuk keperluan
pengangkatan penguji menjadi tenaga fungsional pengujian kendaraan bermotor.
Dalam analisis pekerjaan penguji dilakukan pendataan identitas penguji, hasil
pelaksanaan tugas penguji
b. Kompensasi
Berdasarkan jawaban dari para informan dapat memberikan kesimpulan
bahwa para penguji kendaraan bermotor telah diberikan kompensasi selain gaji
bulanan yaitu dalam bentuk Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) dari Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, yang diterima pada minggu ketiga setiap bulannya. Besar
kecil
pemberian
kompensasi
itu
tergantung
pada
pangkat/golongan
kepegawaiannya.
Bagi
pegawai/penguji
golongan
II/a
dan
II/b
jumlah
tunjangannya lebih kecil dari pada golongan II/c dan II/d, dan pegawai/penguji
golongan II/c dan II/d lebih kecil tunjangannya dari pada golongan III/a dan III/b.
Ketentuan tentang jabatan fungsional penguji juga bersesuaian dengan
pangkat/golongan kepegawaiannya, jenjang jabatan penguji golongan II/a dan II/b
disebut dengan penguji pelaksana pemula, penguji golongan II/c dan II/d disebut
dengan penguji pelaksana, dan penguji golongan III/a dan III/b disebut dengan
penguji pelaksana lanjutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian tunjangan
kepada penguji tergantung dari jenjang jabatan penguji.
Selain tergantung dari jenjang jabatan penguji, pemberian kompensasi
juga tergantung dari tingkat kehadiran dan nilai kinerja penguji, pada jenjang
jabatan penguji yang sama maka penguji yang rajin dan kinerjanya bagus akan
memperoleh tunjangan yang lebih besar dari pada penguji yang sering tidak masuk
kerja dan kinerjanya kurang bagus. Jadi, pemberian kompensasi di sini dikaitkan
dengan kinerja penguji kendaraan.
Di samping tunjangan kinerja, bagi penguji yang sudah mendapat
penetapan jabatan fungsional telah diberikan tunjangan jabatan fungsional penguji
kendaraan bermotor, walaupun belum seluruh penguji mendapatkannya. Pihak
UPT PKB melalui Dinas Perhubungan dan BKD Provinsi DKI Jakarta sudah
mengusulkan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK), jika DUPAK ini
sudah mendapat penetapan/pengesahan dari Dirjen Perhubungan Darat, akan
dijadikan dasar bagi penetapan jabatan fungsional penguji. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kompensasi sudah diberikan kepada para penguji kendaraan
bermotor sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawabnya.
c. Produktivitas
Berdasarkan jawaban dari para informan dapat memberikan kesimpulan
bahwa produktivitas penguji tergantung oleh faktor kondisi sarana dan prasarana
uji, ketersediaan bahan-bahan penunjang, beban tugas uji, kompetensi penguji,
kelancaran proses uji, dan manajemen kantor UPT PKB Dishub Provinsi DKI
Jakarta. Sarana dan prasarana pengujian kendaraan bermotor antara lain terdiri atas
alat uji mekanis, sistem informasi manajemen komputer pengujian, dan alat bantu
kerja berupa palu, senter dan meteran. Sistem perawatan, perbaikan dan daya
dukung suku cadang alat uji dan komputer menentukan tingkat operasi alat uji
mekanis dan SIM-komputer. Bahan-bahan penunjang terdiri atas buku uji, plat uji,
kartu induk dan formulir-formulir uji lainnya. Beban tugas penguji merupakan
beban tugas pokok, tugas tambahan dan banyaknya jumlah kendaraan bermotor
yang diuji berkala oleh para petugas penguji. Sedangkan kompetensi penguji
merupakan keahlian dan ketrampilan penguji sesuai dengan kualifikasi teknisnya.
Selanjutnya dari hasil wawancara tersebut tergambar bahwa telah
dilakukan berbagai upaya oleh kantor UPT PKB, organisasi profesi penguji yaitu
Ikatan Penguji Kendaraan Bermotor (IPKBI) DKI Jakarta dan oleh para penguji itu
sendiri dalam rangka peningkatan produktivitas penguji kendaraan bermotor.
Upaya yang dilakukan oleh kantor UPT PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta dalam
peningkatan produktivitas penguji antara lain menjaga tingkat operasional alat uji
mekanis, menjaga kelancaran pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor sesuai
dengan persyaratan teknis dan ketentuan ambang batas laik jalan, menjaga
ketersediaan bahan bahan penunjang pengujian, dan menjaga tertib administrasi
dan teknis pengujian. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh penguji dan organisai
profesi penguji antara lain peningkatan kualitas SDM penguji melalui peningkatan
serta
d. Kinerja
Kinerja penguji dimonitor dan dinilai setiap bulan oleh atasan
langsungnya yaitu Kepala Seksi PKB Pulogadung. Hal-hal yang dinilai antara lain
faktor Bidang Hasil Utama (BHU) dan Bidang Perilaku Utama (BPU), dan
dijelaskan lebih rinci oleh informan pokok dan oleh 2(dua) orang informan kunci
sebagai berikut :
Sdr. Dedi Supriadi (informan kunci) mengatakan :
Faktor kinerja yang dinilai yaitu nilai dari uraian tugas masing-masing
pegawai atau nilai hasil utama (BHU maksudnya), terus ada faktor kepribadian
atau perilaku (atau BPU). Ada rumusnya yaitu 70%BHU dan 30%BPU itu
sama dengan nilai kinerja.
Sedangkan informan kunci Sdr. Henky Suhendra menjelaskan bahwa :
Ya, saya tahu dalam formulir penilaian kinerja yang dibuat, ada faktor bidang
hasil utama (BHU) dan faktor bidang perilaku utama (BPU), masing-masing
faktor itu ada rinciannya, BHU dinilai dari hasil pelaksanaan masing-masing
uraian tugas, dan BPU dari nilai perilaku pegawai sehari-hari.
Dan dijelaskan lebih lanjut oleh Sdr Fatchuri sebagai berikut :
Ya, tahu dari hasil BHU dan BPU. Semua dinilai dalam prosentase hasil nilai
kinerja. Materi kinerja BHU terdiri atas faktor ketepatan waktu menyelesaikan
tugas, kebenaran hasil pelaksanaan tugas dan ketepatan/kebenaran membuat
laporan hasil pelaksanaan tugas. Sedangkan materi kinerja BPU berasal dari
faktor kebenaran menyampaikan data dan informasi, kemampuan kerjasama
dalam tim kerja, dan faktor kepemimpinan. Materi-materi kinerja Bidang Hasil
Utama berasal dari formulir Penilaian Kinerja BHU yaitu dari rata-rata nilai
pencapaian target pelaksanaan tugas, yaitu dari rincian pekerjaan tugas secara
akumulatif dalam satu bulan.
Serta ditegaskan lagi oleh Sdr Fatchuri dengan mengatakan bahwa :
Selain data kehadiran saya maka kinerja saya dinilai atasan setiap bulan
sebagai bahan masukan untuk perhitungan pemberian TKD oleh Balaikota.
Dalam form penilaian kinerja ada dua unsur yang dinilai yaitu BHU dan BPU.
Nilai BHU berisi hasil nilai (dalam %) terhadap uraian tugas pokok masingmasing pegawai, sedangkan nilai BPU merupakan nilai dari perilaku pegawai
dalam bertugas. Hasil penilaian kinerja dan nilai kehadiran di-input ke dalam
komputer, via internet untuk dikirimkan ke e-TKD BKD. Selain itu kita juga
dinilai dengan DP3 setiap akhir tahun.
Tentang penilaian DP3 ini hampir semua informan mengatakan hal yang
sama bahwa penilaian DP3 dilakukan setiap tahun, dan DP3 ini akan dipergunakan
untuk keperluan kenaikan golongan pegawai, serta untuk penetapan dan promosi
jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor. Dari analisis di atas selanjutnya
dapat disimpulkan bahwa telah dilakukan berbagai upaya dalam rangka
peningkatan produktivitas penguji dan juga telah dilakukan penilaian kinerja dalam
rangka analisis pekerjaan penguji, monitor kinerja penguji dan sebagai bahan
masukan untuk penentuan pemberian kompensasi/tunjangan kinerja kepada
penguji kendaranan.
b. Para penguji kendaraan bermotor telah diberikan kompensasi selain gaji bulanan
yaitu dalam bentuk Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) oleh Pemerintah Provinsi
DK Jakarta, walaupun baru sebagian penguji yang mendapatkan tunjangan jabatan
fungsional akan tetapi telah diusulkan UPT PKB agar seluruh penguji
mendapatkan kompensasi yang sama.
c. Penguji kendaraan bermotor dan organisasi profesi dan Kantor UPT PKB telah
berupaya untuk meningkatan produktivitas dalam rangka meningkatkan kinerja
penguji kendaraan bermotor.
d. Penilaian kinerja terhadap penguji kendaraan bermotor sudah dilaksanakan dengan
baik setiap bulan dalam rangka analisis pekerjaan, monitoring produktivitas
penguji serta untuk penentuan besarnya pemberian kompensasi tunjangan kinerja
kepada para penguji kendaraan bermotor.
3. Transkrip
a. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
1) Pedoman Pelaksanaan Tugas Seksi PKB Pulogadung
Dalam dokumen ini diuraikan mengenai tugas pokok dan fungsi Seksi
PKB Pulogadung, fasilitas yang dimiliki, jenis-jenis kendaraan yang diuji,
pembagian dan uraian tugas masing-masing pegawai, serta daftar nama-nama
penguji kendaraan bermotor PKB Pulogadung yang dilengkapi dengan nomor
induk pegawai (NIP/NRK), Pangkat/Golongan Ruang, status Jabatan
Fungsionalnya, nomor Sertifikat Kompetensi, dan tempat dan tanggal lahir,
secara rinci dapat dilihat pada lampiran penelitian ini. Sebagai contoh, di
bawah ini disampaikan tentang pembagian tugas masing-masing penguji PKB
Pulogadung,
Tugas
Plh. Kepala Seksi
Koordinator Lapangan
Koordinator
Lajur Mekanis
Penandatangan
Hasil Uji
Penguji Administrasi
Penguji Mekanis
Nama Pegawai
Dedi Supriyadi, SH, MTr
Bostang Tampubolon
Jumat Aribowo
Jabatan Fungsional
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Henky Suhendra
Herens Roni Tuju
Tedja Sulaksana
Sudirman BI
Chairul Syafei
Djoko Thomas, ST
Djahroni
Viator Sihombing
Udin
Fatchuri, ST, MTr
Moses Hutapea
Y. Karyadi
Cecep Nata Permana
Harangan Aruan
Tiyana Brotoadi
Zulkifli
Andri D. Dantara
Asep Sofyansyah
Cintoko Fajar P.
Suseno Wardoyo
Syahrial Raydi
Hasanuddin
Sutjipto
Hariagam
Nurmiati
Gading Kusuma
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana Lanjutan
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana
Pelaksana Pemula/CPNS
Pelaksana Pemula/CPNS
Pelaksana Pemula/CPNS
Pelaksana Pemula/CPNS
Pelaksana Pemula/CPNS
Jam
Tempat
Jam
Tempat
b. Kompensasi
1) Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai Negeri Sipil,
Anggota Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indonesia, Pejabat
Negara dan Pensiunnya, Isian Formulir 1721-A2 Tahun 2009
Dalam bukti pemotongan pajak penghasilan (PPh) Ps 21 ini kepada
PNS Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, terdapat catatan mengenai
rincian penghasilan bulanan berupa gaji pokok, tunjangan isteri, tunjangan
anak, tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan struktural, tunjangan beras,
dan tunjangan khusus. Di samping itu terdapat potongan dari penerimaan gaji
bulanan yaitu untuk biaya pensiun dan iuran pensiun. Dari data tersebut di atas
dapat dikatakan bahwa para penguji kendaraan bermotor telah memperoleh
fasilitas kompensasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2) Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta kepada Kepala
Bagian Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 5678/-
1.811.111 tanggal 4 Juni 2009 hal 85(delapan puluh lima) berkas Usulan
Promosi Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor
Dalam surat ini berisikan tentang daftar usulan promosi jabatan
fungsional penguji kendaraan bermotor di lingkungan Dinas Perhubungan
Provinsi DKI Jakarta sebanyak 85(delapan puluh lima) orang terdiri atas
Penguji Penyelia 4 orang, Penguji Pelaksana Lanjutan 69 orang, Penguji
Pelaksana 2 orang, dan Penguji Pelaksana Pemula 10 orang, dengan lampiran
copy berkas-berkas SK Pangkat Terakhir, Ijazah Terakhir, Karpeg, DP3 tahun
terakhir, dan sertifikat kompetensi penguji.
3) Surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta kepada Kepala
Bagian Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 6831/1.811.111 tanggal 30 Juni 2009 hal Permohonan Pengangkatan Kembali
dalam Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor
Dalam surat ini berisikan tentang daftar usulan nama-nama penguji
kendaraan bermotor yang diusulkan kembali jabatan fungsionalnya karena
yang bersangkutan telah ditugaskan kembali memangku jabatan sebagai
penguji kendaraan bermotor di lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi DKI
Jakarta sesuai dengan jenjang kompetensi yang dimilikinya terdiri atas Penguji
Penyelia 1 orang, Penguji Pelaksana Lanjutan 3 orang, dan Penguji Pelaksana 2
orang, dengan persyaratan copy berkas SK Pangkat Terakhir, Ijazah Terakhir,
Karpeg, DP3 2(dua) tahun terakhir, sertifikat kompetensi penguji kendaraan
bermotor, SK Kadis Perhubungan Provinsi DKI Jakarta tentang Penempatan
sebagai Penguji Kendaraan Bermotor, dan SK Jabatan Fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor.
surat
ini
berisikan
hal-hal
yang
menyangkut
dasar
bagian dari tanggung jawab untuk memberikan kompensasi yang lebih baik kepada
para penguji kendaraan bermotor.
c. Produktivitas
1) Laporan Tahunan
Sumber data mengenai produktivitas penguji kendaraan bermotor
Seksi PKB Pulogadung berasal dari data-data laporan tahunan 2009, dari datadata tersebut diperoleh gambaran sebagai berikut :
a) Laporan Kondisi Alat Uji Teknis
Alat uji yang dimiliki Seksi PKB Pulogadung sering mengalami
kerusakan teknis, terutama alat uji pada lajur mekanis-I merek Cartec.
Peralatan yang mengalami kerusakan permanen adalah sistem komputer
lajur uji yaitu C-Net, C-Con dan komputernya, ditambah lagi dengan
kerusakan alat uji teknis lain yaitu alat uji emisi gas buang HC-CO Tester,
Speedometer Tester, Sideslip Tester, Axle load meter dan Joint Play
Detector (Pit Lift) sejak bulan Juli hingga Oktober 2009.
Kerusakan teknis juga dialami oleh hampir sebagian besar alat uji
pada lajur mekanis-II merek Kiyasaka pada bulan Oktober 2009 dan alat uji
Speedometer Tester dari bulan Agustus-Oktober 2009. Kondisi alat uji
teknis ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Jul
V
X
X
X
X
V
V
V
X
V
X
X
Agt
V
X
X
X
X
V
V
X
X
V
X
X
Lajur Uji
: Mekanis-II
Merek Alat : Kiyasaka
Tahun Ops. : 2003
Nama Alat Uji
Jul
Agt
1. Smoke tester
V
v
2. HC-CO tester
V
v
3. Noise tester
V
v
4. Headlight tester
V
v
5. Sideslip tester
V
v
6. Axle load
V
v
7. Brake tester
V
v
8. Speedometer
V
X
9. Pit lift (JPD)
V
v
Catatan : X = Alat uji dalam kondisi rusak
Sep
V
X
X
X
X
V
V
X
X
V
X
X
Sep
v
v
v
v
v
v
v
X
v
Okt
v
v
X
X
X
v
v
X
v
v
v
X
Okt
X
X
v
v
X
X
X
X
X
Nop
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v
X
Nop
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Des
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v
X
Des
V
V
V
V
V
V
V
V
V
dapat dikatakan bahwa alat uji teknis ini kurang mendukung produktivitas
penguji.
Nop
821
2.000
2.821
2.300
517
Des
517
3.000
3.517
3.080
437
Rata2
Nop
10.040
10.000
25.040
10.974
14.066
Des
14.066
10.000
29.066
12.235
16.831
Rata2
2.833
11.343
Okt
1.511
Nop
1.457
Des
1.672
Rata2
Mobil Bus
130
173
MPU
157
468
TOTAL
1.883
2.235
Jml hari kerja
25
25
Rata-rata/hari
75
89
Jenis : Uji Berkala Periodik (unit)
Deskripsi
Jul
Agt
Mobil Bus
2.074
1.916
Rata-rata/hari
83
77
Kajen-IV
2.503
2.205
Rata-rata/hari
100
88
TOTAL
4.577
4.121
Jml hari kerja
25
25
Rata-rata/hari
183
165
169
155
1.563
21
74
Sep
1.789
85
2.107
100
3.896
21
185
104
137
1.752
27
65
263
164
1.884
24
79
165
161
1.998
25
80
Okt
1.704
63
2.241
83
3.945
27
148
Nop
1.832
76
2.125
89
3.957
24
165
Des
1.898
76
2.551
102
4.449
25
178
1.886
77
Rata2
4.158
171
Jumlah
Penguji
23
7
Sudah
Fungsional
Belum
Fungsional
11
2
-
12
5
-
TOTAL
30
Prosentase
13
17
43.3%
56.7%
mendapatkan tunjangan
Okt
1.752
Nop
1.884
Des
1.998
1.747
99.71
5
0.29
1.881
99.84
3
0.16
1.997
99.95
1
0,05
Okt
3.945
Nop
3.957
Des
4.449
3.651
92.55
294
7.45
3.631
91.76
326
8.24
4.139
93.03
310
6.97
Rata2
99.76
0.24
Rata
91.92
8.08
Des
1.997
4.139
6.136
Rata2
Des
30
25
163
4.890
Rata2
Des
1.2548
Rata2
1.2767
106.54
102.23
bulan
bulan
sebelumnya.
Dalam tabel di atas terlihat rata-rata index produktivitas penguji Seksi
PKB Pulogadung pada Semester II Tahun 2009 adalah sebesar 1.2767, dari
besaran index ini dapat dikatakan bahwa jumlah penguji PKB Pulogadung telah
memadai bahkan sudah melebihi dari beban tugas pengujian kendaraan
bermotor sehari-hari. Sedangkan rata-rata tingkat produktivitas tenaga penguji
kendaraan bermotor Seksi PKB Pulogadung pada Semester II Tahun 2009
sekitar 102,23%.
2) Laporan Bulanan
a) Kondisi Alat Uji
Tabel 12. Kondisi Alat Uji Mekanis PKB Pulogadung Tahun 2010
Lajur Uji
: Mekanis-I
Merek Alat : Cartec
Tahun Ops. : 1996
Nama Alat Uji
1. Smoke tester
2. HC-CO tester
3. C-Ter
4. C-Con (4 pcs)
5. Speedometer
6. Noise tester
7. Headlight tester
8. Sideslip tester
9. Axle load
10. Brake tester
11. Pit-lift (JPD)
Jan
V
V
X
X
V
V
V
V
V
V
V
Feb
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v
Mar
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v
Apl
v
v
X
X
v
v
v
v
v
v
v
12. Komputer
X
X
Lajur Uji
: Mekanis-II
Merek Alat : Kiyasaka
Tahun Ops. : 2003
Nama Alat Uji
Jan
Feb
1. Smoke tester
v
v
2. HC-CO tester
v
v
3. Noise tester
v
v
4. Headlight tester
v
v
5. Sideslip tester
v
v
6. Axle load
v
v
7. Brake tester
v
v
8. Speedometer
v
v
9. Pit lift (JPD)
v
v
Catatan : X = Alat uji dalam kondisi rusak
Mar
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Apl
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Rata2
4.130
Rata2
11.742
Sisa
5.276
9.834
11.532
14.864
Mar
2.087
225
438
2.750
26
106
Apl
2.032
124
225
2.381
25
95
Rata2
Mar
1.861
72
2.369
91
4.230
26
163
Apl
1.584
63
2.102
84
3.686
25
147
Rata2
2.179
88
3.975
161
Jumlah
Penguji
18
8
5
Sudah
Fungsional
Belum
Fungsional
10
6
-
8
2
5
TOTAL
31
Prosentase
16
51.61%
15
48.39%
Apl
2.381
2.376
99.79
5
0.21
Apl
3.686
3.489
94.66
197
5.34
Rata2
99.80
Rata2
93.79
f) Produktivitas Penguji
Tabel 17. Produktivitas Penguji PKB Pulogadung Tahun 2010
(a) KELUARAN : Jumlah Kendaraan Bermotor yang Lulus Uji (Unit/bulan)
Deskripsi
Jan
Feb
Mar
Apl
Uji Pertama
1.840
1.743
2.750
2.381
Uji Periodik
4.241
3.744
4.230
3.686
Total
6.081
5.487
6.980
6.067
(b) MASUKAN : Man Power Penguji (jam.orang/bulan)
Deskripsi
Jan
Feb
Mar
Apl
Jml Penguji
27
27
26
31
Jml Hari Kerja
25
23
26
25
Jml Jam Kerja
160
149
170
163
Man Power
4.320
4.023
4.420
5.053
(c) Produktivitas Penguji
Deskripsi
Jan
Feb
Mar
Apl
Indek Produktivitras 1.4076 1.3639 1.5792 1.2006
Produktivitas (%)
112.2
96.9
115.8
76.0
Catatan : Jumlah jam kerja hari Senin s/d Jumat = 7 jam
Jumlah jam kerja hari Sabtu
= 4 jam
Indek Produktivitas : (c) = (a)/(b)
Rata2
6.153
Rata2
4.454
Rata2
1.3878
100.2
Jam
Tempat
Sehingga dapat dikatakan bahwa kantor UPT PKB dan para tenaga pengujinya
belum berupaya secara intensif dan berkelanjutan dalam meningkatkan
produktivitas penguji kendaraan bermotor.
d. Kinerja
1) Print-out e-TKD : Laporan Kehadiran PNS (Individual)
Pada transkrip ini memperlihatkan rekapitulasi kehadiran dari seorang penguji
kendaraan bermotor
tentang :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Formulir penilaian kinerja BHU dapat dilihat pada lampiran penelitian ini,
yang berisikan mengenai hasil nilai kinerja dari setiap rincian tugas pokok yang
dilaksanakan oleh setiap penguji kendaraan bermotor.
Dari data-data transkrip tentang kinerja penguji di atas dapat dianalisis
bahwa penentuan kinerja penguji kendaraan bermotor didasarkan pada tingkat
kehadiran dan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian pekerjaan (job
description) masing-masing penguji. Selain dari pada itu pada kantor UPT PKB
telah dilakukan proses penilaian kinerja terhadap para penguji kendaraan bermotor
yang dilaksanakan setiap bulan oleh atasan langsungnya.
Berdasarkan analisis transkrip maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Telah melaksanakan analisis pekerjaan dalam rangka implementasi jabatan
fungsional penguji kendaranan bermotor, walaupun dijumpai 5(lima) orang
penguji yang status kepegawaiannya masih CPNS, namun mereka baru bertugas di
PKB setelah selesai dilaksanakannya evaluasi pekerjaan.
b. Kompensasi telah diberikan kepada penguji kendaraan bermotor. Di dalam struktur
gaji bulanan, selain gaji pokok juga terdapat tunjangan-tunjangan lainnya,
kemudian telah diberikan tunjangan kinerja dan tunjangan jabatan fungsional.
Walaupun masih terdapat penguji yang belum mendapatkan tunjangan fungsional,
tetapi telah dilakukan langkah-langkah untuk mengangkat seluruh penguji agar
ditetapkan menjadi tenaga fungsional dan diberikan tunjangan fungsional penguji
kendaraan bermotor.
c. Kantor UPT PKB dan para tenaga pengujinya belum berupaya secara intensif dan
berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas penguji.
d. Kinerja penguji kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan tingkat kehadiran dan
hasil pencapaian tugas sesuai dengan uraian pekerjaan (job description) masing-
masing penguji. Selain dari pada itu kantor UPT PKB telah melaksanakan
penilaian kinerja terhadap para penguji kendaraan bermotor yang dilaksanakan
setiap bulan oleh atasan langsungnya.
4. Tekstual
a. Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
1) Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.1076/
KP.108/DRJD/2005 tentang Kompetensi Penguji Kendaraan Bemotor.
Dalam Keputusan Dirjen Hubdat ini, diatur mengenai jenjang jabatan,
pangkat dan persyaratannya, wewenang penguji, kewenangan dan tatacara
penerbitan surat keputusan kompetensi, sertifikat kompetensi dan tanda
kualifikasi teknis, sanksi dan pengawasan terhadap penguji kendaraan
bermotor, sebagai berikut :
a) Pasal 3
Jenjang jabatan/pangkat Penguji Kendaraan Bermotor, terdiri dari :
(1) Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana Pemula, dengan pangkat
pengatur muda, golongan ruang (II/a).
(2) Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana, dengan pangkat pengatur muda
tingkat I - golongan ruang (IIb), pengatur - golongan ruang (II/c) dan
pengatur tingkat I golongan ruang (II/d).
(3) Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana Lanjutan, dengan pangkat
piata muda golongan ruang (III/a), dan piata muda tingkat I golongan ruang (III/b).
Penguji Kendaraan Bermotor Penyelia, dengan pangkat pangkat peata gol. ruang (III/c) dan peata tingkat I gol. ruang (III/d)
b) Pasal 5
Persyaratan Penguji Kendaraan Bermotor sebagai berikut :
(1) Untuk dapat diangkat menjadi Penguji Kendaraan Bermotor Pemula
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(a) memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan
Mesin/Otomotif atau yang sederajat dalam bidang kendaraan
bermotor atau untuk yang memiliki ijazah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Jurusan Listrik dan Sekolah Menengah Umum
(SMU) Jurusan Paspal/IPA, dengan syarat wajib memiliki
ijazah/sertifikat kursus otomotif atau memiliki ijazah D-II PKB;
(b) memiliki pangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a atau Pengatur
Muda Tingkat I golongan ruang II/b;
(c) memiliki pengalaman/masa kerja di bidang pengujian kendaraan
bermotor sekurang-kurangnya 2(dua) tahun kecuali memiliki ijazah
D-II PKB;
(d) memiliki SIM sekurang-kurangnya golongan B-1;
(e) telah mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan latihan dasar
penguji kendaraan bermotor kecuali memiliki ijazah D-II PKB;
(f) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1(satu) tahun terakhir;
(g) sehat jasmani dan rohani.
(2) Untuk dapat diangkat menjadi Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(a) memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan
Mesin/Otomotif atau yang sederajat dalam bidang kendaraan
bermotor atau untuk yang memiliki ijazah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Jurusan Listrik dan Sekolah Menengah Umum
(SMU) Jurusan Paspal/IPA, dengan syarat wajib memiliki
ijazah/sertifikat kursus otomotif atau memiliki ijazah D-II PKB;
(b) memiliki pangkat Pengatur, golongan ruang II/c atau Pengatur
Tingkat I golongan ruang II/d;
(c) memiliki pengalaman/masa kerja di bidang pengujian kendaraan
bermotor sekurang-kurangnya 2(dua) tahun kecuali memiliki ijazah
D-II PKB;
(d) memiliki SIM sekurang-kurangnya golongan B-1;
(e) telah mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan latihan dasar
penguji kendaraan bermotor kecuali memiliki ijazah D-II PKB;
(f) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1(satu) tahun terakhir;
(g) sehat jasmani dan rohani.
(3) Untuk dapat diangkat menjadi Penguji Kendaraan Bermotor Pelaksana
Lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(a) memiliki ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan
Mesin/Otomotif atau yang sederajat dalam bidang kendaraan
bermotor atau untuk yang memiliki ijazah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Jurusan Listrik dan Sekolah Menengah Umum
(SMU) Jurusan Paspal/IPA, dengan syarat wajib memiliki
ijazah/sertifikat kursus otomotif atau memiliki ijazah D-II PKB;
(b) memiliki pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a atau Penata
Muda Tingkat I golongan ruang III/b;
(c) memiliki pengalaman/masa kerja di bidang pengujian kendaraan
bermotor sekurang-kurangnya 2(dua) tahun kecuali memiliki ijazah
D-II PKB;
(d) memiliki SIM sekurang-kurangnya golongan B-1;
(e) telah mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan latihan dasar
penguji kendaraan bermotor kecuali memiliki ijazah D-II PKB;
(f) setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1(satu) tahun terakhir;
Bersama
Menteri
Perhubungan
dan
Kepala
Badan
kendaraan
bermotor,
dalam
BAB
PENGANGKATAN,
a) Pasal 2
Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh
dalam Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor, diberikan
tunjangan Penguji Kendaraan Bermotor setiap bulan.
b) Pasal 3
Besarnya tunjangan Penguji Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Presiden ini.
c) Pasal 4
Tunjangan Penguji Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3, diberikan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007.
d) Lampiran Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2006 adalah :
Tabel 18. Tunjangan Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor
JABATAN
FUNGSIONAL
Penguji
Kendaraan
Bermotor
JABATAN
Penguji Penyelia
Penguji Pelaksana Lanjutan
Penguji Pelaksana
Penguji Pelaksana Pemula
BESARNYA
TUNJANGAN
Rp.440.000,00
Rp.330.000,00
Rp.225.000,00
Rp.200.000,00
Tabel 19. Besaran TKD dan Tambahan TKD bagi Pegawai yang
Menduduki Jabatan Fungsional Tertentu
Gol.Ruang
Besaran
Besaran
Jumlah Besaran
Pegawai
TKD
Tambahan TKD
TKD*)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
IV/b
4.700.000,2.000.000,6.700.000,IV/a
4.450.000,2.000.000,6.450.000,III/c III/d
4.200.000,2.000.000,6.200.000,III/a III/b
3.950.000,2.000.000,5.950.000,II/c II/d
3.150.000,2.000.000,5.150.000,II//a II/b
2.900.000,2.000.000,4.900.000,Catatan :
*) adalah besaran TKD bruto yang diterima pegawai sebelum dipotong
dengan prosentase kehadiran dan nilai kinerja.
Sumber : Lampiran III dan IIIa Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Nomor 41 Tahun 2010.
3) Peraturan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Gubernur Nomor 215 Tahun
2009 tentang Tunjangan Kinerja Daerah, dan Peraturan Sekretaris
Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan
d)
e)
f)
g)
kecilnya
kompensasi
yang
diterima
tergantung
pada
jenjang
Kepala Pusat
Subbagian Tata Usaha
Seksi Pelayanan
Seksi Prasarana dan Sarana
Subkelompok Jabatan Fungsional.
Pada Pasal 4 ayat (3) dinyatakan bahwa untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya, maka dibentuk Satuan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor
Jagakarsa, Kedaung Angke, Ujung Menteng, Pulogadung, dan Cilincing. Setiap
Satuan Pelayanan tersebut dipimpin oleh seorang penanggung jawab yang
bukan pejabat struktural, akan tetapi dipimpin oleh Ketua Subkelompok
Jabatan Fungsional.
Peraturan Gubernur yang baru ini belum dapat diimplementasikan sampai
dengan saat ini, jadi masih belum adanya perubahan baik yang berkenaan
dengan nama, susunan organisasi dan tata kerjanya. Hal ini tentulah akan
berpengaruh terhadap produktivitas penguji kendaraan bermotor.
2) Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 286 Tahun 1998 tentang
Perbaikan dan Peningkatan Pelayanan Umum kepada Masyarakat
Dalam instruksi ini disampaikan perintah untuk segera mengambil
langkah nyata dan menyelenggarakan program perbaikan dan peningkatan
pelayanan umum kepada unit kerja yang secara langsung melayani masyarakat
sebagai pelaksanaan Pemerintah DKI Jakarta sebagai daerah percontohan,
dengan berpedoman kepada Pedoman Pelayanan Umum Kepada Masyarakat,
sebagaimana dimaksud dalam lampiran instruksi ini, yaitu :
Butir C. Hakekat Pelayanan Umum
a) Meningkatkan mutu dan produktivitas dari suatu pelaksanaan tugas dan
fungsi pelayanan umum.
b) Mendorong upaya mengefektifkan pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan
umum agar lebih berdayaguna dan berhasil guna.
c) Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Butir D. Azas Pelayanan Umum
Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu rangkaian terpadu yang bersifat
sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau. Karena itu
harus mengandung unsur-unsur dasar sebagai berikut :
a) Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan umum harus
jelas dan diketahui oleh masing-masing pihak.
b) Pengaturan bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kon disi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi
dan efektivitas.
c) Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat
member keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hokum yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Butir E. Kriteria dan Sendi-Sendi Pelayanan
Pelayanan umum harus diatur dalam suatu tatalaksana yang mengandung
sendi-sendi :
a) Kesederhanaan, dalam arti prosedur/tata cara pelayanan umum
diselenggarakan secara mudah, lancer, cepat, tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan.
b) Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian,
mengenai :
c) Keamanan, dalam arti proses serta hasil pelayanan umum dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian
hukum.
d) Keterbukaan, dalam arti prosedur/tata cara, persyaratan, satuan
kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu
penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah
diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak
diminta.
e) Efisiensi, dalam arti :
persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan
langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan memperhatikan
keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang
diberikan.
Mencegah adanya pengulangan pemenuhan kelengkapan persyaratan,
dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan
persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
f) Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan
secara wajar dengan memperhatikan :
nilai barang dan atau jasa pelayanan umum dan tidak menuntut biaya
yang tinggi di luar kewajaran,
kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar secara umum,
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g) Keadilan yang merata, dalam arti cakupan/jangkauan pelayanan umum
harus diusahakan seluas mungkin dengan ditribusi yang merata dan
diperlakukan secara adil.
h) Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan data-data tekstual tentang produktivitas di atas maka dapat
disimpulkan bahwa dalam upaya meningkatkan produktivitas penguji maka telah
ditetapkan struktur organisasi yang berbasis kepada jabatan fungsional penguji,
dimana tiap-tiap PKB Wilayah dipimpin oleh seorang pemangku jabatan
fungsional. Selain dari pada itu telah ada pedoman dan perintah dari pimpinan
dengan
perubahan
struktur
organisasi
PKB
dan
PKB, Subbag Kepegawaian Sekdis Perhubungan, BKD Provinsi DKI Jakarta serta
Dirjend Perhubungan Darat. Pendapat informan ini diperkuat lagi dengan hasil analisis
transkrip dan tekstual yang menyatakan bahwa telah dilaksanakan suatu analisis pekerjaan
sesuai dengan ketentuan dan pedoman implementasi jabatan fungsional penguji kendaraan
bermotor.
Dari hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa kompensasi belum diberikan
kepada seluruh penguji karena masih terdapat 15(lima belas) orang yang belum
mendapatkan tunjangan jabatan fungsional, namun hal itu bertentangan dengan pendapat
para informan dan dokumen-dokumen transkrip yang menyatakan bahwa kompensasi
telah diberikan kepada penguji kendaraan bermotor, mengingat selain gaji pokok juga
telah diberikan tunjangan-tunjangan lainnya, seperti tunjangan kinerja dan tunjangan
fungsional. Walaupun masih terdapat penguji yang belum mendapatkan tunjangan
fungsional, akan tetapi telah dilakukan langkah-langkah untuk mengangkat seluruh
penguji menjadi tenaga fungsional dan agar diberikan tunjangan fungsional berdasarkan
ketentuan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 215 Tahun 2009 tentang
Tunjangan
Kinerja
Daerah.
Tunjangan
kinerja
diberikan
berdasarkan
jenjang
jabatan/pangkat dan tingkat kinerja penguji dalam melaksanakan tugas pokoknya masingmasing.
Dalam proses pengujian kendaraan bermotor menunjukkan bahwa produktivitas
penguji masih rendah. Fakta ini diperoleh dari hasil observasi penulis di lapangan dan
diperkuat lagi dengan hasil analisis transkrip, walaupun menurut informan yang
menyatakan bahwa telah dilakukan berbagai upaya oleh kantor UPT PKB, organisasi
profesi dan oleh penguji secara bersama-sama, namun hasilnya belum terealisasi dengan
baik karena kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum terimplementasi hingga
saat ini.
Walaupun dari sisi lain, menurut pendapat para informan yang menyatakan
bahwa penilaian kinerja sudah dilaksanakan, tetapi hal itu tetap saja tidak berpengaruh
terhadap kinerja penguji kendaraan bermotor yang masih rendah. Berdasarkan ketentuan
yang berlaku, dan hal ini tercantum dalam dokumen transkrip menyatakan bahwa
penilaian kinerja telah dilaksanakan setiap bulan terhadap seluruh pegawai termasuk
penguji kendaraan bermotor, karena sesuai dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta
tentang pemberian tunjangan kinerja daerah (TKD) yang tercantum dalam dokumen
tekstual penelitian ini. Pemberian tunjangan tergantung pada jenjang pangkat/golongan
pegawai, dan besar kecilnya tunjangan yang diterima tergantung pada tingkat kehadiran
dan kinerja pegawai masing-masing.
Dari pembahasan tersebut diatas selanjutnya didapatkan hasil sesuai dengan
hipotesis penelitian, sebagai berikut :
1. Analisis pekerjaan jabatan fungsional penguji telah dilaksanakan di lingkungan UPT
PKB Dishub Provinsi DKI Jakarta, dan hal ini berpengaruh terhadap kinerja penguji
kendaraan bermotor.
2. Kompensasi telah diberikan kepada penguji kendaraan bermotor, karena di dalam
struktur gaji bulanan, selain gaji pokok juga terdapat tunjangan-tunjangan lainnya,
kemudian telah diberikan tunjangan kinerja dan tunjangan jabatan fungsional.
Walaupun masih terdapat penguji yang belum mendapatkan tunjangan fungsional,
tetapi telah dilakukan langkah-langkah untuk mengangkat seluruh penguji agar
ditetapkan menjadi tenaga fungsional. Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
untuk memberikan kompensasi ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja aparatnya.
3. Kantor UPT PKB dan para pengujinya belum melakukan upaya secara intensif dan
terus menerus dalam peningkatan produktivitas penguji sehingga hasilnya belum dapat
dirasakan, hal ini berpengaruh terhadap masih rendahnya kinerja penguji kendaraan
bermotor.
4. Proses penilaian kinerja terhadap penguji kendaraan bermotor telah dilaksanakan
setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam rangka implementasi
analisis pekerjaan jabatan fungsional penguji dan sebagai dasar penentuan besarnya
pemberian kompensasi serta monitoring tingkat produktivitas penguji kendaraan
bermotor.