Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum

Fisika Dasar
Nama
NPM
Fakultas/ Jurusan
Kelompok
Nama & Nomor Praktikum
Minggu Praktikum
Tanggal Praktikum

: Rachmad Mochammad Suryantoro


: 1406607666
: Teknik/ Mesin
:4
: Disipasi Kalor Hotwire (KR-01)
: Minggu 1
: 10 Oktober 2014

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD)

Universitas Indonesia

Depok
Disipasi Kalor Hot Wire
I.

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menggunakan hotwire sebagai sensor
kecepatan aliran udara.

II.

PERALATAN PRAKTIKUM
Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Amperemeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

LANDASAN TEORI
Single normal probe merupakan suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe
seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat
baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik
yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya
energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe
tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir. Hal itu dapat dijelaskan melalui perumusan
berikut ini.
P=v it
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan
nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah
perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan
sebagai :
Overheat ratio =
Rw/Ra
Keterangan :
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
III.

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference
velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap

percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan


berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
IV.

yang didapat

PROSEDUR PERCOBAAN
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah
halaman ini.
1. Eksperimen R-Lab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol RLAB pada
halaman web di bawah ini. http://sitrampil.ui.ac.id/elaboratory/course/view.php?id=79
2. Mengaktifkan Web cam. (klik icon video pada halaman web r-Lab)
3. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan meng-klik pilihan drop
down pada icon atur kecepatan aliran.
4. Mengidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada icon

menghidupkan power supply kipas.


5. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon

ukur.
6. Mengulang langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s

Gambar 4.1. Susunan Peralatan

V.HASIL DAN EVALUASI


A. Data Pengamatan
1. Kecepatan 0 cm/s
Waktu

Kec.
V-HW I-HW
Angin
1
0
2.113
54.5
2
0
2.112
54.5
3
0
2.112
54.4
4
0
2.112
54.2
5
0
2.112
54.1
6
0
2.112
54.0
7
0
2.112
53.9
8
0
2.112
53.9
9
0
2.112
53.9
10
0
2.112
53.9
Tabel 5.1 Data Saat Kecepatan Angin 0 m/s

Grafik 5.1 Grafik Saat Kecepatan Angin 0 m/s

2.Kecepatan 70 cm/s
Waktu
1
2
3
4
5
6
7

Kec. Angin
70
70
70
70
70
70
70

V-HW
2.075
2.076
2.076
2.076
2.077
2.075
2.076

I-HW
54.4
54.2
54.1
54.1
54.2
54.3
54.5

8
70
2.074
54.9
9
70
2.075
55.0
10
70
2.076
54.1
Tabel 5.2 Data Saat Kecepatan 70 m/s

Grafik 5.2 Grafik Saat Kecepatan Angin 70 m/s

3.Kecepatan 110 cm/s


Waktu Kec. Angin V-HW I-HW
1
110
2.058
55.6
2
110
2.058
55.6
3
110
2.058
55.4
4
110
2.057
55.2
5
110
2.058
54.0
6
110
2.057
54.8
7
110
2.058
54.6
8
110
2.058
54.4
9
110
2.058
54.3
10
110
2.058
54.3
Tabel 5.3 Data Saat Kecepatan 110 m/s
Grafik 5.3 grafik saat kecepatan angin 110 m/s

4.Kecepatan 150 cm/s


Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1
150
2.050
54.7
2
150
2.050
54.7
3
150
2.051
54.8
4
150
2.052
54.9
5
150
2.050
55.0
6
150
2.051
55.1
7
150
2.050
55.3
8
150
2.052
55.4
9
150
2.050
55.6
10
150
2.051
55.9
Tabel 5.4 Data Saat Kecepatan 150 m/s
Grafik 5.4 Grafik Saat Kecepatan Angin 150 m/s

5.Kecepatan 190 cm/s


Waktu Kec. Angin V-HW I-HW
1
190
2.046
55.9
2
190
2.046
55.9
3
190
2.046
55.8
4
190
2.045
55.8
5
190
2.046
55.7
6
190
2.046
55.5
7
190
2.046
55.4
8
190
2.045
55.3
9
190
2.045
55.1
10
190
2.045
55.0
Tabel 5.5 Data Saat Kecepatan 190 m/s
Grafik 5.5 Grafik Saat Kecepatan Angin 190 m/s

6.Kecepatan 230 cm/s


Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1
230
2.042
55.4
2
230
2.042
55.2
3
230
2.043
54.9
4
230
2.043
54.6
5
230
2.043
54.6
6
230
2.043
54.5
7
230
2.043
54.5
8
230
2.042
54.7
9
230
2.043
54.9
10
230
2.042
55.3
Tabel 5.6 Data Saat Kecepatan 230 m/s
Grafik 5.6 grafik Saat Kecepatan Angin 230 m/s

B.Pengolahan Data

Untuk mengetahui hubungan tegangan hot wire dengan kecepatan angin, maka kita
harus mencari tegangan rata-rata pada setiap kecepatan.
Kecepata Teganga
n (m/s)
n (V)
0
2,1121
70
2,0756
110
2,0578
150
2,0507
190
2,0456
230
2,0426
Tabel 5.7 Tegangan Rata-Rata Setiap Kecepatan Angin

Grafik 5.7 Hubungan Tegangan Hot Wire dengan Kecepatan Aliran Angin

xi
V
(cm/s
)

No.

Yi

xi

yi

Xiyi

V (volt)

V
(cm/s)

V
(volt)

V (m/s) (volt)

2,1121

70

2,0756

4900

110

2,0578

12100

150

2,0507

22500

190

2,0456

36100

230

2,0426

52900

750 12,3844

4,4610
4,3082
4,2345
4,2058
4,1845

4,1722
128500 25,5662

0
145,29
226,36
307,6
388,664
469,798
1537,712

sehingga persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hot wire-nya adalah :
Y= bx+a
Y = 0.04x + 2.1
B. Analisis
Analisis Disipasi Kalor Hotwire ini mencakupi analisis percobaan, hasil, dan
grafik. Pada bagian analisis percobaan, akan dijelaskan mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi hasil atau data pengamatan. Pada bagian analisis hasil, akan dianalisis
data-data pengamatan dan telah diolah pada pengolahan data yang merupakan hasil
dari percobaan, apakah data-data tersebut telah sesuai dengan teori teori yang telah
dipelajari sebelumnya dan akan dianalisis pula kesalahan-kesalahan yang terjadi
selama pratikum.
1. Analisis Percobaan
Praktikan melakukan percobaan R-Lab dimana praktikum dilakukan online
atau remote. Salah satu kelemahan dari percobaan dengan sistem R-Lab adalah
praktikan tidak mengetahui kondisi lingkungan di sekitar percobaan. Perbedaan waktu
dalam melakukan percobaan hal tersebut mempengaruhi hasil percobaan. Keakuratan
data berkurang karena percobaan dilakukan pada sistem (lingkungan) berbeda. Untuk
melakukan percobaan hanya disediakan satu server untuk setiap jenis percobaan yang
artinya hanya ada satu user yang dapat mengakses percobaan tersebut. Hal ini
menyebabkan praktikan harus bergantian karena R-Lab selalu dalam status sedang
digunakan. Selain itu, hal-hal seperti putusnya koneksi internet saat berlangsungnya
percobaan sangat mempengaruhi hasil percobaan.
Saat melakukan suatu percobaan, ada beberapa gejala fisis yang memengaruhi
data pengamatan hasil percobaan. Gejala-gejala fisis tersebut adalah: Perubahan kondisi

lingkungan setiap kali percobaan dilangsungkan pada waktu yang berbeda. R-Lab
membuat praktikan tidak dapat menentukan kondisi seperti apa yang dapat
menghasilkan data pengamatan yang tepat ataupun akurat. Dengan menggunakan Rlab, praktikan diberi kebebasan untuk melakukan percobaan kapan saja, baik saat suhu
lingkungan tinggi maupun saat dimana suhu lingkungan saat itu rendah Praktikan juga
tidak mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan percobaan.
2. Analisis Hasil
Pada percobaan Disipasi Kalor Hot Wire ini dilakukan 6 kali percobaan
dengan kecepatan aliran fan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana
pengaruh waktu terhadap tegangan pada hotwire pada kecepatan angin tertentu dan
bagaimana pengaruh waktu terhadap tegangan rata. Percobaan ini digunakan untuk
menganalisis hubungan antara kecepatan aliran udara dengan arus listrik. Ketika udara
dihembuskan, maka nilai resistansi kawat akan berubah sehingga mengubah besarnya
nilai arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara mengalir, maka perubahan nilai
arus listrik yang mengalir berubah dan nilai resistansi menjadi semakin besar. Hal ini
menunjukan bahwa kecepatan udara berbanding lurus dengan arus listrik.
3. Analisis Grafik
Grafik tegangan terhadap waktu menunjukkan hubungan antara tegangan dan
waktu yang diberikan pada kecepatan angin yang berbeda-beda sesuai dengan prosedur
percobaan. Pada grafik ini, waktu berfungsi sebagai variabel X dan tegangan
didefinisikan sebagai variabel Y menunjukkan bahwa kecepatan angin yang diberikan
oleh fan tetap, sehingga semakin lama angin bertiup maka energi kalor menjadi lebih
kecil. Jadi nilai dari tegangan listrik akan menjadi lebih kecil seiring dengan
penambahan waktu yang ada. Penurunan ini terjadi karena ada disipasi dari kalor
hotwire yang terjadi pada kecepatan angin tertentu. Hal ini juga terjadi pada grafik
kedua hubungan kecepatan aliran angin dengan tegangan, terdapat suatu perbandingan
antara tegangan dengan kecepatan aliran angin.
C. Tugas Akhir
a. Persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hot wire adalah :
P=VI
W = V I T
F V = V I T
b. Kita dapat menggunakan kawat Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin.
V.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil melalui percobaan ini didasarkan pada tujuan adalah
sebagai berikut :
1. Hot wire dapat digunakan sebagai sensor kecepatan aliran udara dengan cara
menggunakan kawat sebagai sensor. Cara kerjanya dengan masing-masing
ujung hotwire dihubungkan ke sebuah sumber tegangan agar energi listrik
mengalir pada hotwire tersebut. Energi listrik ini akan didisipasi oleh hotwire
menjadi kalor yang kemudian digunakan untuk mempertahankan suhu sensor
agar konstan guna menghitung kecepatan angin.

2. Grafik menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik antara nilai tegangan


dengan kecepatan angin. Hal ini disebabkan karena semakin besar angin yang
diberikan, maka gradian temperature yang melewati probe pun juga semakin
besar sehingga menyebabkan kehilangan kalor yang lebih besar.
3. Energi listrik yang dihasilkan oleh tegangan, arus, dan perubahan suhu yang
terjadi mengakibatkan energi kalor pada hotwire.
VI.

REFERENSI
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice
Hall, NJ, 2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended

Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

VII.

Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Waktu
1
2
3
4

LAMPIRAN

Kec.
Angin
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kec
Angin
150
150
150
150

V-HW
2.113
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
V-HW
2.050
2.050
2.051
2.052

I-HW
54.5
54.5
54.4
54.2
54.1
54.0
54.9
54.9
54.9
54.9
I-HW
54.7
54.7
54.8
54.9

5
6
7
8
9
10

150
150
150
150
150
150

Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Waktu

2.050
2.051
2.050
2.052
2.050
2.051

55.0
55.1
55.3
55.4
55.6
55.9

Kec. Angin V-HW I-HW


70
2.075
54.4
70
2.076
54.2
70
2.076
54.1
70
2.076
54.1
70
2.077
54.2
70
2.075
54.3
70
2.076
54.5
70
2.074
54.9
70
2.075
55.0
70
2.076
54.1
Kec.
Angin
V-HW
I-HW
190
2.046
55.9
190
2.046
55.9
190
2.046
55.8
190
2.045
55.8
190
2.046
55.7
190
2.046
55.5
190
2.046
55.4
190
2.045
55.3
190
2.045
55.1
190
2.045
55.0

Kec. Angin V-HW


110
2.058
110
2.058
110
2.058
110
2.057
110
2.058
110
2.057
110
2.058
110
2.058
110
2.058
110
2.058
Kec
V-HW

IHW
55.6
55.6
55.4
55.2
54.0
54.8
54.6
54.4
54.3
54.3
I-HW

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Angin
230
230
230
230
230
230
230
230
230
230

2.042
2.042
2.043
2.043
2.043
2.043
2.043
2.042
2.043
2.042

55.4
55.2
54.9
54.6
54.6
54.5
54.5
54.7
54.9
55.3

Anda mungkin juga menyukai