Di susun oleh :
A.Zaini
Angga herlangga
Almaidah
Ardianti
Endang wahyuningsih
Erfendi
M.Noval wijaya
Marlina soviani
Mitha susmita
Sari istianingsih
Selimin
Wahyudi ramadhan
komunikasi terapeutik,
dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat
melakukan intervensi keperawatan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi
proses penyembuhan pasien. Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman
bersama antara perawat-klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien.
Maksud komunikasi adalah untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Oleh karenanya seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien
dapat dipenuhi. Di dalam komunikasi terapeutik ini harus ada unsure kepercayaan.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan
bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan
komunikasi professional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien
Beberapa pendapat mengenai komunikasi terapeutik diantaranya:
1.
Northouse
(1998)
mendefinisikan
komunikasi
terapeutik
sebagai
3.
4.
5.
6.
(Mulyana,
2000)Komunikasi
terapeutik
adalah
komunikasi
yang
(Indrawati,
2003
48).Komunikasi
terapeutik
termasuk
komunikasi
dalam
dirinya,
ia
tidak
mampu
menerima
keberadaan
3. Peningkatan
fungsi
dan
kemampuan
untuk
memuaskan
kebutuhan
sertamencapai tujuan yang reistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau
tujuan terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya. Taylor, Lilis dan La
Mone (1997) mengemukakan bahwa individu yang merasa kenyataan dirinya
mendekati ideal dirimempunyai harga diri yang tinggi sedangkan individu
yang merasa kenyataan hidupnya jauh dari ideal dirinya akan merasa rendah
diri.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuAn yang reistis. Klien yang mengalami gangguan
identitas
personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga
diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat
membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas.
terapeutik
meningkatkan
pemahaman
dan
membantu
2.
Perawat
harus
menghargai
keunikan
klien,
menghargai
perbedaan
Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga
hargadininya dan harga diri klien.
4.
saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci dan komunikasi
terapeutik.
5.
6.
Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan
saling menghargai.
7.
8.
9.
Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran
2.
2)
3)
4)
5)
6)
Humor
Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
sering digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat,
pembuatan memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain. Prinsip-prinsip
komunikasi tertulis terdiri dari :
1) Lengkap
2) Ringkas
3) Pertimbangan
4) Konkrit
5) Jelas
6) Sopan
7) Benar
2)
3)
4)
3.
5)
6)
7)
8)
Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien harus bisa diterima
dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan
bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
2.
Empati (Empathy)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif
dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan.
3.
Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat
memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien
bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.
ini
memberi
kesempatan
klien
untuk
mengungkapkan
2)
Mengoreksi.
Kerugiannya adalah:
Mengulang terlalu sering tema yang sama
f. Memfokuskan
Membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan yang penting
serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik, lebih
jelas, dan berfokus pada realitas.
Contoh:
Klien : Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang perhatian pada
pasiennya.
Perawat : Apakah Saudara sudah minum obat?
g. Membagi persepsi
Meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan pikirkan.
Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan memberi informasi.
Contoh: Anda tertawa, tetapi saya rasa Anda marah kepada saya.
h. Identifikasi Tema
Mengidentifikasi latar belakang masalah yang dialami klien yang
muncul selama percakapan. Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan
mengeksplorasi masalah yang penting.
Misalnya: Saya lihat dari semua keterangAn yang Anda jelaskan, Anda
telah disakiti. Apakah ini latar belakang masalahnya?
i. Diam (Silence)
Cara yang sukar biasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan.
Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan memotivasi klien untuk
bicara. Pada klien yang menarik diri, teknik diam berarti perawat menerima
klien.
Misalnya:
Klien : Saya jengkel kepada suami saya.
Perawat : Diam (memberi kesempatan klien)
Klien : Suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alasAn yang jelas, kalau
saya tanya pasti marah.
j. Informing
Teknik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan
kesehatan bagi lien, misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas
yang dialami klien.
Klien : Suster, kenapa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya sudah
minum obat, kira-kira kenapa ya Suster?
Perawat : Baik saya jelaskan, panas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi, dehidrasi
atau karena metabolisme tubuh yang meningkat.
k. Saran
Memberi alternative ide untuk pemecahan masalah. Dapat dipakai pada
fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
Misalnya : Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan
sesak nafas, salah satunya karena merokok. Kami berharap Anda dapat
mengurangi atau berhenti merokok.
tersebut seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan
belajar.
Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan oleh
siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi
dapat mengerjakan sesuatu. Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi
karena belajar saja misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi
dapat berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses belajar, tetapi karena proses
kematangan.
Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu
mempunyai cirri-ciri, yaitu :
Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan
karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relativ lama.
Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari,
bukan karena kebetulan.
Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka konsep pendidikan kesehatan
juga merupakan proses belajar pada individu, kelompok masyarakat dari tidak tahu
tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi sendiri
masalah-masalah kesehatan menjadi mampu mengatasi sendiri, dan lain sebagainya.
Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan dan diagram Hirarki Kebutuhan
dari Maslow maka pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai usaha atau
kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan
kemapuan (perilaku-Nya), untuk mencapai kesehatan secara optimal.
Di samping konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli pendidikan
kesehatan juga telah mencoba untuk membuat batasan tentang pendidikan kesehatan
yang berbeda-beda, sesuai dengan konsep mereka masing-masing tentang pendidikan.
Batasan-batasan yang sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart,
Green, tim ahli WHO dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA