Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ENDOKRIN

Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sistem Endokrin


Dosen Pengampu : Ns.Imran,S.Kep

Di susun oleh :

A.Zaini

Ade nurul ismi

Angga herlangga

Almaidah

Ardianti

Endang wahyuningsih

Erfendi

M.Noval wijaya

Marlina soviani

Mitha susmita

Sari istianingsih

Selimin

Wahyudi ramadhan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER SEMESTER 3


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2013

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan

komunikasi terapeutik,

dalam hal ini komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat
melakukan intervensi keperawatan harus mampu memberikan khasiat therapi bagi
proses penyembuhan pasien. Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman
bersama antara perawat-klien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien.
Maksud komunikasi adalah untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Oleh karenanya seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien
dapat dipenuhi. Di dalam komunikasi terapeutik ini harus ada unsure kepercayaan.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan
bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan
komunikasi professional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien
Beberapa pendapat mengenai komunikasi terapeutik diantaranya:
1.

Northouse

(1998)

mendefinisikan

komunikasi

terapeutik

sebagai

kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi


terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain.
2.

Stuart G.W (1998) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik merupakan


hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini
perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka
memperbaiki pengalaman emosional klien.

3.

S.Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan terapeutik adalah hubungan


kerjasama yang ditandai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan
pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik.

4.

Kalthner, dkk (1995) mengatakan bahwa komunikasi terapeutik terjadi


dengan tujuan menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang
professional dengan menggunakan pendekatan personal berdasarkan perasaan
dan emosi.

5.

(Heri Purwanto, 1994)Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi


interpersonal, artinya komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal dan nonverbal.

6.

(Mulyana,

2000)Komunikasi

terapeutik

adalah

komunikasi

yang

direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk


kesembuhan pasien.
7.

(Indrawati,

2003

48).Komunikasi

terapeutik

termasuk

komunikasi

interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat


dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi in adalah adanya saling
membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke
dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu
dan pasien menerima bantuan
8.

(Indrawati, 2003 : 48)Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa


dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan
tindakan profesional.

B. Tujuan Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien
kearah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang
meliputi :
1. Realisi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri. Memulai
komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalm diri klien. Klien
yang menderita penyakit kronis ataupun terminal umumnya mengalami
perubahan

dalam

dirinya,

ia

tidak

mampu

menerima

keberadaan

dirinya,mengalami gambaran diri, penurunan harga diri, merasa tidak berarti


dan padaakhirnya merasa putus asa dan depresi.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial
dansaling bergantung dengan orang lain. Melalui komunikasi terapeutik, orang
belajar bagaimana menerima danditerima orang lain. Dengan komunikasi yang
terbuka, jujur dan menerima klien apa adanya, perawat akan dapat
meningkatkan kemampuan klien dalammembina hubungan saling percaya
(Hibdon, 200). Rogers (1974) dalam Abraham dan Shanley (1997)
mengemukakah bahwa hubungan mendalam yang digunakan dalam proses
interaksi antara perawat dan klien merupakan area untuk mengekspresikan
kebutuhan, memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan koping.

3. Peningkatan

fungsi

dan

kemampuan

untuk

memuaskan

kebutuhan

sertamencapai tujuan yang reistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau
tujuan terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya. Taylor, Lilis dan La
Mone (1997) mengemukakan bahwa individu yang merasa kenyataan dirinya
mendekati ideal dirimempunyai harga diri yang tinggi sedangkan individu
yang merasa kenyataan hidupnya jauh dari ideal dirinya akan merasa rendah
diri.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuAn yang reistis. Klien yang mengalami gangguan

identitas

personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga
diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat
membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas.

C. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik


Komunikasi

terapeutik

meningkatkan

pemahaman

dan

membantu

terbentuknya hubungan yang konstruktif meningkatkan pemahaman dan


membantu terbentuknya hubungan yang konstruktif diantar perawat klien. Tidak
seperti komunikasi sosial, komunikasi ini mempunyai tujuan untuk membantu
klien mencapai suatu tujuan dalam asuhan keperawatan. Oleh karena itu sangat
penting bagi perawat untuk memahami prinsip dasar komunikasi terapeutik
berikut ini :
1.

Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling


menguntungkan, didasarkan pada prinsip humanity of nurses and clients.

2.

Perawat

harus

menghargai

keunikan

klien,

menghargai

perbedaan

karakter,memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan


latar belakang keluarga, budaya, dan keunikan setiap individu.
3.

Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga
hargadininya dan harga diri klien.

4.

Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya


(trust)harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan
danmemberikan alternatif pemecahan masalah (Stuart,1998). Hubungan

saling percaya antara perawat dan klien adalah kunci dan komunikasi
terapeutik.
5.

Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya


sendiri serta nilai yang dianut.

6.

Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan
saling menghargai.

7.

Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.

8.

Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun


mental. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien
memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah
lakunya. Sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah
masalahyang dihadapi.

9.

Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk


mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan
maupun fungsi.

D. Jenis Komunikasi Terapeutik


Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003), komunikasi
terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik.
1.

Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran

informasi secara verbal

terutama pembicaraan dengan tatap muka.


Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata-kata
adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau
perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek,
observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang
tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal
dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara
langsung. Komunikasi Verbal yang efektif harus:
1)

Jelas dan ringkas

2.

2)

Perbendaharaan Kata (Mudah dipahami)

3)

Arti denotatif dan konotatif

4)

Selaan dan kesempatan berbicara

5)

Waktu dan Relevansi

6)

Humor

Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
sering digunakan dalam bisnis, seperti komunikasi melalui surat menyurat,
pembuatan memo, laporan, iklan di surat kabar dan lain- lain. Prinsip-prinsip
komunikasi tertulis terdiri dari :
1) Lengkap
2) Ringkas
3) Pertimbangan
4) Konkrit
5) Jelas
6) Sopan
7) Benar

Fungsi komunikasi tertulis adalah:


1. Sebagai tanda bukti tertulis yang otentik, misalnya; persetujuan operasi.
2. Alat pengingat/berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang
telahdiarsipkan.
3. Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali
kembali untuk mengetahui perkembangan masa lampau.
4. Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.
5. Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat
perintah,surat pengangkatan.

Keuntungan Komunikasi tertulis adalah:


1)

Adanya dokumen tertulis

2)

Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman

3)

Dapat meyampaikan ide yang rumit

4)

Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan

3.

5)

menyebarkan informasi kepada khalayak ramai

6)

Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan.

7)

Membentuk dasar kontrak atau perjanjian

8)

Untuk penelitian dan bukti di pengadilan kerugian Komunikasi tertulis

Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan
kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan
pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan klien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi
asuhan

keperawatan, karena isyarat non verbal menambah arti terhadap

pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan


kebutuhan asuhan keperawatan. Morris (1977) dalam Liliweni (2004)
membagi pesan non verbal sebagai berikut:
1.) Kinesik
Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam
bentuk bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Perhatikan bahwa dalam
pengalihaninformasi mengenai kesehatan, para penyuluh tidak saja
menggunakan kata-kata secara verbal tetapi juga memperkuat pesanpesan itu dengan bahasa isyarat untuk mengatakan suatu penyakit yang
berbahaya, obat yang mujarab, cara memakai kondom, cara mengaduk
obat, dan lain-lain.
2.) Proksemik
Proksemik yaitn bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh ruang
dan jarak antara individu dengan orang lain waktu berkomunikasi atau
antara individudengan objek.
3.) Haptik
Haptik seringkali disebut zero proxemics, artinya tidak ada lagi
jarak di antara dua orang waktu berkomunikasi. Atas dasar itu maka ada
ahli komunikasi nonverbal yang mengatakan haptik itu sama dengan
menepuk-nepuk, meraba-raba, memegang, mengelus dan mencubit.
Haptik mengkomunikasikan relasi anda dengan seseorang.
4.) Paralinguistik

Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia


bermanfaat kalaukita hendak menginterprestasikan simbol verbal.
5.) Artifak
Artifak dalam komunikasi komunikasi non verbal dengan berbagai
benda material disekitar kita.
6.) Logo dan Warna Kreasi

perancang untuk menciptakan logo dalam

penyuluhan merupakan karya komunikasi bisnis.


7.) Tampilan Fisik Tubuh
Acapkali anda mempunyai kesan tertentu terhadap tampilan fisik
tubuh dari lawan bicara anda. Kita sering menilai seseorang mulai dari
warna kulitnya,tipe tubuh (atletis, kurus, ceking, bungkuk, gemuk,
gendut, dan lain-lain). Tipe tubuh itu merupakan cap atau warna yang kita
berikan kepada orang itu. Salah satu keutamaan pesan atau informasi
kesehatan adalah persuasif, artinya bagaimana kita merancang pesan
sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi orang lain agar mereka
dapat mengetahui informasi, menikmati informasi, memutuskan untuk
membeli atau menolak produk bisnis yang disebarluaskan oleh sumber
informasi. (Liliweri, 2007:108).
E. Karakteristik Komunikasi Teraupetik
Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaitu
sebagai berikut: (Arwani, 2003 : 54).
1.

Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien harus bisa diterima
dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan
bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.

2.

Empati (Empathy)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif
dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan.

3.

Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat
memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien
bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.

F. Teknik Komunikasi Terapeutik


a. Mendengar (Listening)
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat
mengetahui perasaan klien, member kesempatan lebih banyak pada klien
untuk bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap kritis
dan korektif bila apa yang disampaikan klien perlu diluruskan. Tujuan teknik
ini adalah memberi rasa aman klien dalam mengungkapkan perasaannya dan
menjaga kestabilan emosi/psikologis klien.
b. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
Teknik

ini

memberi

kesempatan

klien

untuk

mengungkapkan

perasaannya sesuai kehendak klien tanpa membatasi, contoh:


Apa yang sedang Saudara pikirkan?, Apa yang akan kita bicarakan hari
ini?.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat
memberi dorongan dengan cara mendengar atau mengatakan saya mengerti
yang saudara katakan.
c. Mengulang (Restarting)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk
menguatkan ungkapan klien dan member indikasi perawat mengikuti
pembicaraan klien. Misalnya: Ooh..jadi Saudara tadi malam tidak bisa tidur
karena.....
d. Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien
berhenti karena malu mengemukakan informasi, informasi yang diperoleh
tidak lengkap atau mengemukakannya berpindah-pindah. Contoh: dapatkah
Anda menjelaskan kembali tentang....?.
Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide, perasaan, dan persepsi perawatklien.
e. Refleksi
Refleksi merupakan reaksi perawat-klien selama berlangsungnya
komunikasi. Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)

Refleksi isi, bertujuan memvalidasi apa yang didengar. Klarifikasi ide


yang diekspresikan klien dengan pengertian perawat.

2)

Refleksi perasaan, yang bertujuan member respon pada perasaan klien


terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima
perasaannya.

Teknik refleksi ini berguna untuk:

Mengetahui dan menerima ide dan perasaan.

Mengoreksi.

Memberi keterangan lebih jelas

Kerugiannya adalah:
Mengulang terlalu sering tema yang sama

Dapat menimbulkan marah, iritasi, dan frustasi

f. Memfokuskan
Membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan yang penting
serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik, lebih
jelas, dan berfokus pada realitas.
Contoh:
Klien : Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang perhatian pada
pasiennya.
Perawat : Apakah Saudara sudah minum obat?
g. Membagi persepsi
Meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan pikirkan.
Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan memberi informasi.
Contoh: Anda tertawa, tetapi saya rasa Anda marah kepada saya.
h. Identifikasi Tema
Mengidentifikasi latar belakang masalah yang dialami klien yang
muncul selama percakapan. Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan
mengeksplorasi masalah yang penting.
Misalnya: Saya lihat dari semua keterangAn yang Anda jelaskan, Anda
telah disakiti. Apakah ini latar belakang masalahnya?
i. Diam (Silence)
Cara yang sukar biasanya dilakukan setelah mengajukan pertanyaan.
Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan memotivasi klien untuk
bicara. Pada klien yang menarik diri, teknik diam berarti perawat menerima
klien.

Misalnya:
Klien : Saya jengkel kepada suami saya.
Perawat : Diam (memberi kesempatan klien)
Klien : Suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alasAn yang jelas, kalau
saya tanya pasti marah.
j. Informing
Teknik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan
kesehatan bagi lien, misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas
yang dialami klien.
Klien : Suster, kenapa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya sudah
minum obat, kira-kira kenapa ya Suster?
Perawat : Baik saya jelaskan, panas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi, dehidrasi
atau karena metabolisme tubuh yang meningkat.
k. Saran
Memberi alternative ide untuk pemecahan masalah. Dapat dipakai pada
fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
Misalnya : Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan
sesak nafas, salah satunya karena merokok. Kami berharap Anda dapat
mengurangi atau berhenti merokok.

C. Konsep Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam
bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik
praktis atau praktik pendididikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah
pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar. Hal ini berarti di dalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah
yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat.
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk
social di dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat
selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa,
lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan

tersebut seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan
belajar.
Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan oleh
siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi
dapat mengerjakan sesuatu. Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi
karena belajar saja misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi
dapat berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses belajar, tetapi karena proses
kematangan.
Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu
mempunyai cirri-ciri, yaitu :

Bahwa belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri


individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun
potensial.

Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan
karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relativ lama.

Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari,
bukan karena kebetulan.

Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka konsep pendidikan kesehatan
juga merupakan proses belajar pada individu, kelompok masyarakat dari tidak tahu
tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi sendiri
masalah-masalah kesehatan menjadi mampu mengatasi sendiri, dan lain sebagainya.
Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan dan diagram Hirarki Kebutuhan
dari Maslow maka pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai usaha atau
kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan
kemapuan (perilaku-Nya), untuk mencapai kesehatan secara optimal.
Di samping konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli pendidikan
kesehatan juga telah mencoba untuk membuat batasan tentang pendidikan kesehatan
yang berbeda-beda, sesuai dengan konsep mereka masing-masing tentang pendidikan.
Batasan-batasan yang sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart,
Green, tim ahli WHO dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Hery. 1994. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC


Hubungan Terapeutik Perawat - Klien , Budiana Keliat ,S.Kep.
Potter & Perry (2005). Fundamental keperawatan, Edisi 5 . Jakarta : EGC
http://catatancalonperawat.blogspot.com/2011/02/sikap-perawat-dalamkomunikasi.html
http://www.scribd.com/doc/45819001/Pengertian-Komunikasi-Terapeutik#download

Anda mungkin juga menyukai