Anda di halaman 1dari 6

DASAR DASAR INSTALASI LISTRIK

Standarisasi dan Persyaratan


Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman antara lain mengenai
1. Ukuran , bentuk dan mutu barang.
2. Cara menggambar dan cara kerja
Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang
dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.
- Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya
standarisasi, mesin-mesin dn alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien,
sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.
- Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan.
Peraturan umum untuk instalasi cahaya dan tenaga.
1. Semua alat hubung dan perlangkapan pembagi pesawat listrik, motor listrik, hantaran dari
alat-alat harus memenuhi peraturan dan pemeriksaan yang berlaku untuk itu.
2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada yang ditetapkan.
3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih tinggi dari 300 volt
terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika instalasi
tersebut tidak lebih dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak lebih dari 12 titik hubung,
untuk pemasangan yang baru tidak lebih dari 10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku
untuk penerangan reklame, pesta dan yang bersifat istimewa seperti pada toko.
5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada bagian fasenya.
Instalasi Rumah Tinggal
Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat gambar-gambar
rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang jika
spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pihak bangunan / pemesan.
Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus
dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya material yang digunakan,
waktu penyerahannya dan sebagainya.

Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya
biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis,
saluran-saluran listriknya karena lebih penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya
rapi harus dipilih tebal garis yang tepat.
Menurut ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu :
Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan dipasang, serta
rencana penyambungan dengan jaringan PLN.
A) Gambar Instalasinya meliputi :
- Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana peralatan,
misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung bagi.
- Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya antara lampu
dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.
- Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubung
bagi yang bersangkutan.
- Data teknis penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang

perencanaan letak saklar,lampu dan stop kontak


B) Diagram instalasi garis tunggal meliputi :
- Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai ukuran/daya nominal
setiap komponen.
- Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembaginya.
- Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.
- System pentanahannya.

diagram garis tunggal


C) Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya :
- Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.
- Cara pemasangan alat-alat listriknya
- Cara pemasangan kabelnya.
- Cara kerja instalasi kontrolnya kalau ada.

Pengawasan dan tanggung jawab.


Pengawasan pemasangan instalasi listrik dan tanggung jawab pelaksana dan pelaksanaan
pekerjaan diatur dalam pasal 910 antara lain ditentukan sebagai berikut.
1. Setiap pemasangan listrik harus mendapat ijin dari instansi yang berwenang, umumnya
dari cabang PLN setempat.
2. Penaggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu pengetahuan dalam
pekerjaan instalasi listrik danmemiliki ijin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli dan
berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan perlistrikan, berpengalaman dlaam
pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.

4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang yang


berpengalaman tentang listrik.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara tertulis kepada
bagan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan diuji.
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum diserahkan
kepada pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus kerja penuh selama
waktu yang cukup lama, semua peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya selama batas
waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan pemasangan ia bertanggung
jawab atas kecelakaan tersebut.
Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik meliputi :
1. Tanda-tanda.
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya.
4. Polaritasnya.
5. Pentanahannya.
6. Tahanan isolasi.
7. Continuenitas rangkaian.

Anda mungkin juga menyukai