Anda di halaman 1dari 2

STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN

PENAMBAHAN GARAM DAPUR


(STUDI KASUS TANAH DAERAH SUWUNG)

PROPOSAL TESIS

Oleh :

I KADEK ADY DARWIYASA


1491561025

MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

BAB I
1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu material yang memegang peranan penting

dalam konstruksi atau pondasi, sehingga diperlukan sifat-sifat teknis yang


memadai. Dalam kenyataannya sering dijumpai sifat tanah yang tidak memadai,
misalnya kompresibilitas, permeabilitas, maupun plastisitasnya. Das (1994)
menyatakan

tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang sangat

dipengaruhi oleh kadar air dan mempunyai sifat cukup kompleks. Kadar air
mempengaruhi sifat kembang susut dan kohesinya. Sudjianto (2006), lempung
yang memiliki fluktusi kembang susut tinggi disebut lempung ekspansif. Tanah
ekspansif ini sering menimbulkan kerusakan pada bangunan seperti retaknya
dinding, terangkatnya pondasi, jalan bergelombang dan sebagainya.
Usaha-usaha untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis tanah lempung telah
banyak dilakukan dengan cara seperti: cara fisis, mekanis dan kimiawi. Menurut
(Suryolelono, 1999) cara fisis dilakukan dengan mencampur tanah lempung
dengan tanah bergradasi atau menambah serat fiber, cara mekanis yaitu memberi
perkuatan bahan sintetis yang terbuat dari bahan polimerisasi minyak bumi pada
tanah lempung, dan cara kimiawi dengan menambah semen, kapur, abu terbang
dan abu sekam padiserta bahan kimia lainnya.
Dalam penelitian ini, dilakukan, usaha stabilitasi kimiawi lempung dengan
penambahan garam dapur (NaCl) sebagai stabilizing agent untuk mengurangi
tekanan pengembangan lempung ekspansif. Sampel tanah lempung diambil di
daerah Suwung, yang sebagian besar merupakan tanah rawa bekas hutan bakau.
Dengan demikian,

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengaruh penambahan garam dapur (NaCl) terhadap daya dukung tanah lempung.

Anda mungkin juga menyukai