RUANG LINGKUP
Tata cara ini meliputi persyaratan umum serta
syarat teknis perencanaan dan pelaksanaan
s.kayu untuk bangunan gedung atau struktur
bangunan lain yang mempunyai kesamaan
karakter dg struktur bangunan gedung.
KADAR AIR
Kandungan air yang terdapat dalam
kayu,biasanya dinyatakan dalam persen dari
berat kayu kering oven.
Kadar air kayu atau bahan berkayu dapat
dinyatakan berdasarkan berat kayu kering
oven atau berat kayu basah.
JENIS KAYU
1. Kayu keras(daun lebar)
Kelompok kayu yang berasal dari gol. Berbiji
tertutup(angiospermal)yg pada umumnya
berdaun lebar dg ciri2 kayu memiliki pori2 dan
pembuluh serta struktur anatomi yg kompleks.
2. Kayu lunak(daun jarum)
Kelompok kayu yg berasal dari gol.berbiji terbuka
(gimuospermal) yang pada umumnya berdaun
jarum dg ciri2 kayu terdiri dari trakeida
longitudinal dg struktur anatomi yg relatif lebih
sederhana.
STRUKTUR KAYU
Kayu gubal : bagian terluar dari kayu yg
berbatasan dg kulit dan merupakan bagian
batang yg masih hidup berisi zat makanan
cadangan biasanya berwarna terang.
PENAMPANG KAYU
MATA KAYU
CACAT KAYU
Mata kayu: salah satu cacat pada kayu
gergajian yang merupakan tempat
munculnya cabang atau ranting yg
berbentuk bulat atau lonjong.
PERSYARATAN-PERSYARATAN
dlm s.kayu hrs dipenuhi syarat-syarat
sbb:
Modulus
Elastisitas
lentur
(Ew)
Kuat
lentur Fb
Kuat tarik
// serat
Ft
Kuat
tekan //
serat Fc
Kuat
geser Fv
Kuat
tekan tgk
lurus
serat Fc+
E26
25000
66
60
46
6.6
24
E25
24000
62
58
45
6.5
23
E24
23000
59
56
45
6.4
22
E23
22000
56
53
43
6.2
21
E22
21000
54
50
41
6.1
20
E21
20000
56
47
40
5.9
19
E20
19000
47
44
39
5.8
18
E19
18000
44
42
37
5.6
17
E18
17000
42
39
35
5.4
16
E17
16000
38
36
34
5.4
15
E16
15000
35
33
33
5.2
14
KUAT ACUAN
berdasarkan pemilahan secara visual
Dasar: dilakukan berdasarkan atas pengukuran
berat jenis.
Kuat acuan untuk kayu berserat lurus tanpa
cacat.
1. Kerapatan pada kondisi basah (berat dan
volume diukur pada kondisi basah,ttp kadar
airnya <30%) dihitung dg mengikuti prosedur
baku.Gunakan satuan kg/munt
Gm: -----------------------{1000(1+m/100)}
*Mata kayu
-terletak di muka
lebar
-terletak di muka
sempit
*Retak
*Pingul
*Arah serat
*Saluran damar
*Gubal
*Lubang serangga
*Cacat lain
Kelas mutu A
Kelas mutu B
Kelas mutu C
lebar kayu
lebar kayu
lebar kayu
tebal kayu
1/6 tebal/lebar
kayu
1:9
2/5 tebal kayu
Diperkenankan
Idem mutu A
tebal kayu
tebal/lebar kayu
Tdk diperkenankan
Tdk diperkenenkan
1:6
tebal kayu
diperkenankan
Idem mutu A
PERENCANAAN STRUKTUR
Meliputi untuk:
1. Kayu struktural
2. Glulam (kayu laminasi struktural)
3. Produk-produk panel
4. Tiang pancang
5. Dll.komponen struktur lainnya.
BEBAN NOMINAL
1. D: beban mati yang diakibatkan oleh berat
konstruksi permanen,termasuk dinding,
lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan
peralatan layan tetap.
2. L: beban hidup yang ditimbulkan oleh
penggunaan gedung, termasuk pengaruh
kejut, ttetapi tidak termasuk beban
lingkungan seperti angin, hujan dll.
Keterangan
L: 1 untuk garasi parkir, daerah yang digunakan
untuk pertemuan umum& semua daerah dimana
beban hidup>5 Kpa.
Beban lainnya:
. Beban yang ditimbulkan oleh fluida(F):1,3F
. Beban yang ditimbulkan oleh tanah(S):1,6S
.Beban yang ditimbulkan oleh genangan air(P):1,2P
. Beban yang ditimbulkan oleh temperatur(T):1,2T
DASAR PERENCANAAN
Perencanaan keadaan batas :
Beban Rencana < keadaan batas dari komponen
struktur dan sambungan
Analisis struktur:
Dengan methode analisis struktur elastis yang
memperhitungkan: keseimbangan,
stabilitas,kompatibilitas geometris&sifat material
jangka pendek maupun jangka panjang.
TAHANAN RENCANA
Tahanan rencana= R
Ru R
Ru: beban terfaktor..(Mu,Vu dll)
R: tahanan terkoreksi
: faktor waktu (tergantung dari macam kombinasi
beban yang dipilih)
: faktor tahanan (tergantung dari jenis gaya)
Faktor Tahanan
()
JENIS
SIMBOL
NILAI
Tekan
Lentur
Stabilitas
Tarik
Geser/Puntir
Sambungan
c
b
s
t
v
z
0,90
0,85
0,85
0,80
0,75
0,65
FAKTOR WAKTU()
CATATAN: UNTUK SAMBUNGAN, = 1 JIKA L DARI KEJUT.
KOMBINASI PENBEBANAN
FAKTOR WAKTU ()
1,4 D
0,6
1,0
1,0
1,0
LUAS
LUAS BRUTO (A)=
jumlah luas seluruh elemen penyusun komponen
srtuktur kayu tersebut, yang diukur tegak lurus
terhadap sumbu komponen struktur.
LUAS NETO(An)=
Luas bruto dikurangi dengan jumlah material kayu
yang hilang karena adanya lubang bor, baut,
paku, coakan, takik, dll.
TAHANAN TERKOREKSI
Menurut SNI Tata Cara Perencanaan Konstruksi
Kayu Indonesia.
R= R C C C ..Cn.
R= tahanan terkoreksi
R = tahanan acuan
Ci = faktor-faktor koreksi
FAKTOR-FAKTOR KOREKSI
1. Faktor koreksi untuk masa layan
2. Faktor koreksi untuk konfigurasi komponen
struktur
3. Faktor koreksi untuk kayu struktural dan kayu
laminasi struktural
4. Faktor koreksi tambahan untuk panel srtuktural
5. Faktor koreksi tambahan untuk tiang dan
pancang kayu
6. Faktor koreksi tambahan untuk sambungan
struktural
TAHANAN TARIK
Tahanan tarik terkoreksi komponen struktur
tarik konsentris, T ditentukan pada
penampang tarik kritis,
T= Ft An
Dengan:
Ft= kuat tarik sejajar serat terkoreksi
An= luas penampang neto
Dengan:
P: gaya tekan terfaktor
: faktor waktu (lihat tabel)
c: 0,90 faktor tahanan tekan sejajar serat
P: tahanan tekan terkoreksi
Dengan:
P= tahanan tekan terkoreksi
Cp= faktor kestabilan kolom
A= penampang bruto
Fc= kuat tekan terkoreksi
Fc= C . . . . .Cn Fc
C , C = faktor koreksi(selain Cp)
Fc= kuat tekan acuan
JENIS-JENIS SAMBUNGAN
Dibedakan menjadi:
a. Sambungan satu irisan (menyambung 2
batang kayu)
b. Sambungan dua irisan (menyambung 3
batang kayu)
Atau:
Sambungan desak, tarik atau momen
Harga murah,
Konstruksi lebih kaku,
Tdk perlu tenaga ahli,
Pekerjaan dapat dikerjakan dg cepat,
Perlemahan kayu oleh paku-paku sangat
kecil.
Zu z Z
Dengan:
Zu= tahanan perlu sambungan
= faktor waktu ( unt tahanan tarik alat
pengencang=1)
CATATAN
Re = Fem/Fes
p = kedalaman penetrasi efektif batang alat
pengencang pada komponen pemegang (lihat
gambar)
KD = 2,2
untuk D 4,3 mm
= 0,38D+0,56 untuk 4,3 mm<D<6,4 mm
= 3,0
untuk D 6,4 mm
D = diameter paku
Berat
jenis
0,40
Fe
21,21
(Mpa)
0,45
0,50
0,55
0,60
0,65
0,70
26,35
31,98
38,11
44,73
51,83
59,40
D3,6
689
3,6<D4,7
620
4,7<D5,9
552
5,9<D7,1
483
7,1<D8,3
414
D>8,3
310
UKURAN PAKU
Nama paku
Diameter paku
(mm)
Panjang paku
(mm)
2BWG12
2,8
51
18
2,5BWG11
3,1
63
20
3BWG10
3,4
76
22
3,5BWG9
3,8
89
23
4BWG8
4,2
102
24
4,5BWG6
5,2
114
22
4. Sambungan diafragma,
faktor koreksi ini hanya berlaku unt
sambungan rangka kayu unt plywood , nilai 1
Kedalaman penetrasi:
Serat ujung
SAMBUNGAN BAUT
Alat sambung baut difungsikan untuk
mendukung beban tegak lurus sumbu
panjangnya.
Kekuatan samb baut ditentukan oleh:
1. Kuat tumpu kayu
2. Tegangan lentur baut
3. Angka kelangsingan (nilai banding antara
panjang baut pada kayu utama dg diameter
baut)
TAHANAN LATERAL
Tahanan lateral baut dihhitung dg persamaan:
Zu = z Z
Dengan:
Zu= tahanan perlu sambungan
= faktor waktu sesuai tabel
z = faktor tahanan sambungan=0,65
Z = tahanan terkoreksi sambungan, diperoleh dari hasil
perkalian antara tahanan acuan sambungan dg faktor2
koreksi
lanjutan
b.Tampang dua
lanjutan
catatan
1. Im adalah panjang pasak pada komponen utama pada
suatu sambungan atau panjang total pasak pada
komponen sekunder pada suatu sambungan.
2. Diperlukan spasi yang lebih besar unt sambungan
yang menggunakan ring.
3. Unt alat pengencang sejenis pasak, spasi tegak lurus
arah serat antar alat-alat pengencang terluar pada
suatu sambungan tdk boleh >127 mm, kecuali bila
digunakan pelat penyambung khusus atau bila ada
ketentuan mengenai perubahan dimensi kayu.
FAKTOR KOREKSI
PADA BAUT
1. FAKTOR AKSI KELOMPOK (Cg)
alasan: untuk memperhitungkan
ketakseragaman gaya yang bekerja pada
baut, krn masing-masing baut mendukung
beban lateral yang tidak sama,karena:
a. Jarak antar alat sambung baut yang kurang
panjang shg menyebabkan kuat tumpu kayu
tidak terjadi secara maksimal.
b. Distribusi gaya tidak merata.
lanjutan