Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT TROFOBLAS

GESTASIONAL (PTG)
ANGGI PURNAMASARI
0961050019

DEFINISI..

Penyakit Trofoblas Gestasional adalah


kumpulan proliferasi seluler yang berasal dari villi
trofoblas plasenta dimana seluruh vili korialisnya
mengalami perubahan hidrofobik.

Faktor
Ovum

Infeksi virus
dan kromosom
yang belum
jelas

Etiologi

Kekurangan
protein
(nabati)

Sosialekonomi
yang rendah

PATOFISIOLOGI
Disini kehamilan tidak berkembang menjadi
janin yang sempurna, melainkan berkembang
menjadi keadaan patologik berupa degenerasi
hidrofik dari korion yang menyerupai
gelembung yang disebut mola hidatidosa.
Sebagian villi berubah menjadi gelembunggelembung berisi cairan jernih merupakan kistakista kecil seperti anggur dan mengisi cavum
uteri.

Teori terjadinya Penyakit Trofoblast :


Teori missed
abortion

Teori
neoplasma

Mudigah mati pada kehamilan 3-5


minggu (missed abortion) karena itu
terjadi gangguan peredaran darah
sehingga terjadi penimbunan cairan
dalam jaringan mesenkim dari villi dan
akhirnya terbentuk gelembunggelembung.
Menyatakan bahwa yang abnormal
adalah sel-sel trofoblast dan juga
fungsinya dimana terjadi resorbsi
cairan yang berlebihan ke dalam villi
sehingga timbul gelembung. Hal ini
menyebabkan gangguan peredaran
darah dan kematian mudigah.

KLASIFIKASI
Mola Hidatidosa Sempurna
kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak
ditemukan janin.

Temuan histologik ditandai oleh adanya, antara


lain :
Degenerasi hidrofobik dan pembengkakan stroma villi
Tidak adanya pembuluh darah di villi yang membengkak
Proliferasi epitel trofoblast dengan derajat bervariasi
Gambaran sitogenetiknya pada umumnya berupa 46XX.

Mola Parsial
Apabila perubahan hidatidosa bersifat fokal dan kurang
berkembang, dan mungkin tampak sebagai jaringan
janin.
Pada pemeriksaan histopatologik tampak :
Villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu
berproliferasi, sedangkan di tempat lain masih tampak
villi yang normal
Mempunyai karotipe triploid
Jenis mola ini umumnya jarang menjadi ganas

Manifestasi Klinis
Amenorrhea
dan tanda
kehamilan

Perdarahan
pervaginam

DIAGNOSIS
Anamnesis
Ada kehamilan disertai gejala dan tanda
kehamilan muda yang berlebihan, perdarahan
pervaginam berulang cenderung berwarna
coklat dan kadang bergelembung seperti busa.
Pemeriksaan Fisik

Palpasi : uterus membesar tidak sesuai dengan


tuanya kehamilan, teraba lembek, tidak teraba
bagian-bagian janin dan ballotement dan
gerakan janin.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut
jantung janin.
Pemeriksaan Dalam : memastikan besarnya
uterus, uterus terasa lembek, terdapat
perdarahan dalam kanalis servikalis.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan kadar HCG diukur secara
kuantitatif di urin dan darah. Didapatkan
peningkatan kadar HCG diatas kehamilan
normal.
Radiologi
USG : ditemukan gambaran honey comb
apperance dan snow storm atau gambaran
seperti badai salju.

Histopatologi
Ditemukan proliferasi trofoblast dengan
berbagai tingkatan hiperplasia dan displasia.
Villi khorialis terisi cairan, membengkak dan
hanya terdapat sedikit pembuluh darah.

Diagnosis pasti dengan ditemukan


adanya gelembung mola.

PENATALAKSANAAN
Terapi mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap, yaitu :
Perbaiki keadaan umum
Pengeluaran jaringan mola
Profilaksis dengan sitostatika
Pemeriksaan tindak lanjut

Perbaiki keadaan umum


Yang termasuk usaha ini misalnya pemberian
transfusi darah untuk memperbaiki syok atau
anemia dan menghilangkan atau mengurangi
penyulit.
Pengeluaran jaringan mola
Ada dua cara : a) kuretase
b) histerektomi

a. Kuretase
Setelah keadaan umum diperbaiki dilakukan kuretase.
Untuk memperbaiki kontraksi diberikan uterotonika.
Tindakan kuret cukup dilakukan satu kali saja, asal
bersih. Kuret kedua hanya dilakukan bila ada indikasi
yaitu jika kuret yang pertama tidak bersih dan
menimbulkan gejala.
b. Histerektomi
Tindakan ini dilakukan pada wanita yang telah cukup
umur dan cukup punya anak. Batasan yang dipakai
adalah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga, uterus
yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih.

Terapi profilaksis dengan sitostika


Terapi profilaksis diberikan pada kasus mola
dengan resiko tinggi akan terjadi keganasan
misalnya umur tua dan paritas tinggi yang
menolak untuk dilakukan histerektomi atau
kasus mola dengan hasil histopatologi yang
mencurigakan. Biasanya diberikan
methotrexate.

Pengawasan Lanjut
Ibu dianjurkan untuk tidak hamil
Mematuhi jadwal periksa ulang selam 2-3 tahun,
yaitu setiap minggu pada Trimester I, setiap 2
minggu pada Trimester kedua, setiap bulan pada
6 bulan berikutnya, setiap 2 bulan pada tahun
berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan

Setiap pemeriksaan :
a. Gejala klinis : KU, perdarahan
b. Pemeriksaan dalam : keadaan serviks, uterus
bertambah kecil atau tidak
c. Laboratorium : Reaksi biologis dan imunologis
: 1x seminggu sampai hasil negatif, 1x per 2
minggu selama trimester selanjutnya, 1x
sebulan dalam 6 bulan selanjutnya. Jika hasil
reaksi titer masih (+) maka dicurigai keganasan
d. Sitostatika profilaksis : Metoreksat 3 x 5mg
selama 5 hari

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Cuninngham. F.G. dkk. Mola Hidatidosa Penyakit Trofoblastik


Gestasional Obstetri Williams. Edisi 21. Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran.
EGG Jakarta. 2009. Hal 930-38.
Mansjoer, A. Dkk. Mola Hidatidosa. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta.
2007. Hal 265-67.
Martaadisoebrata. D, & Sumapraja, S. Penyakit Serta Kelainan Plasenta &
Selaput Janin. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka SARWONO
PRAWIROHARDJO. Jakarta. 2008. Hal 341-48.
Martaadisoebrata. D, buku pedoman pengelolaan penyakit trofoblas
gestasional. Penerbit buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 2008. Hal 7-41.
Mochtar. R. Penyakit Trofoblas. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 2008. Hal 238-243.
Sastrawinata, S.R. Mola Hidatidosa. Obstetri Patologik. Bagian Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Padjajaran. Elstar Offset. Bandung.
2005. Hal 38-42.

Anda mungkin juga menyukai