Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

VOLUME MOLAL PARSIAL

Nama

: Ahmad Budianto

NIM

: 121810301063

Kelompok : 4
Asisten

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kita telah mengenal dua materi dalam kehidupan sehari-hari yaitu materi murni dan
materi campuran. Materi murni jarang sekali ditemukan di alam dan di lingkungan sekitar
kita. Kebanyakan dari materi-materi tersebut tersusun atas campuran-campuran dari suatu
zat. Campuran ada yang homogen dan ada pula yang heterogen. Kesetimbangan kimia juga
mengenal adanya campuran biner, yaitu suatu campuran yang terdiri dari dua macam zat
(Keenan, 1990).
Kita juga telah mengenal tekanan parsial gas dalam campuran gas, yaitu kontribusi
satu komponen dalam campuran gas terhadap tekanan totalnya, dalam campuran cair-cair
atau larutan-larutan tentunya juga ada sifat-sifat parsial lain. Sifat-sifat ini yang membantu
kita dalam menjelaskan bagaimana komposisi dari suatu campuran dan bisa pula
digunakan untuk menganalisis sifat-sifatnya. Sifat parsial lain yang paling mudah
digambarkan adalah volume molar gas. Mempelajari volume molar gas secara lebih lanjut,
nantinya kita akan mampu menentukan seberapa banyak zat A atau zat B yang ada dalam
suatu campuran. Oleh karena itu untuk mengetahuinya maka dilakukan percobaan Volum
Molal Parsial ini (Keenan, 1990).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan percobaan volume molal parsial ini yaitu untuk menentukan
volume molal parsial komponen dalam larutan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Material Safety and Data Sheet


2.1.1. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom O. Air memiliki massa
molar sebesar 18,0153 gram/mol dengan titik leleh 0 oC dan titik didih 100 oC serta massa
jenis 0,998 gram/cm3 ( cairan pada 20 oC), 0,92 gram/cm3 ( padatan ). Air juga memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya seperti garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Nama lain dari air adalah
dihidrogen monoksida atau hidrogen hidroksida. (Sciencelab, 2014).
2.1.1.

Natrium Klorida
Natium Klorida (NaCl) mempunyai massa molar 58,44 gram/mol. Kerapatan atau

massa jenisnya adalah 2,16 gram/cm3.NaCl memiliki titik leleh 801oC dan titik didih
1465oC. Garam natrium klorida memiliki kelarutan dalam air sebesar 35,9 gram/100 mL
air pada suhu 25oC. Natrium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang
memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Garam dapur tidak berbahaya bila tertelan namun
jika dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dalam waktu
yang lama. Jika terkena kulit yang teriritasi akan menimbulkan rasa perih. Jika terkena
mata dapat menimbulkan iritasi ringan. Pertolongan yang harus dilakukan membilas mata
dan kulit yang terkena garam dapur selama kurang lebih 15 menit. Jika terjadi iritasi atau
gejala yang lebih parah segera hubungi petugas medis. Penyimpanan seharusnya dilakukan
di tempat yang sejuk, kering, dan tertutup (Sciencelab, 2014).
2.2. Dasar Teori
Molal atau

molalitas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam satu

kilogram pelarut. Molalitas merupakan perbandingan antara mol zat terlarut dengan massa
pelarutnya dalam satuan kilogram sehingga jika terdapat satu molal larutan maka larutan
tersebut mengandung satu mol zat terlarut per satu kilogram pelarut (Brady, 1990).
Secara matematik, volume molal parsial didefinisikan sebagai
(

....(1)

Dimana adalah volume molal parsial dari komponen ke-i yang berarti merupakan
kenaikan dalam besaran termodinamik V yang diamati bila satu mol senyawa i
ditambahkan ke suatu sistem yang besar sehingga komposisinya tetap konstan.

Persamaan (1) di atas dapat ditulis sebagai

jika temperatur dan tekanan

konstan , dan dapat diintegrasikan menjadi


...... (2)

Berdasarkan persamaan (2) suatu komponen n1, n2,..., ni ditambahkan ke dalam suatu
larutan yang komposisinya tetap sehingga komposisi relatif dari tiap-tiap jenis tetap
konstan. Hal ini mengakibatkan besaran molal ini tetap sama dan integrasi diambil pada
banyaknya mol (Dogra, 1990).
Termodinamik molal parsial memiliki tiga sifat utama antara lain :
a.

Volume molal parsial dari komponen-komponen dalam larutan (juga

disebut sebagai panas differensial larutan)


b.

Entalpi molal parsial, dan

c.

Energi bebas molal parsial (potensial kimia).

Sifat-sifat tersebut di atas dapat ditentukan dengan menggunakan metode grafik,


hubungan analitik yang menunjukkan V dan ni, dan menggunakan suatu fungsi yang
disebut besaran molal nyata yang ditentukan sebagai:

Atau

. (3)

Dimana adalah volume molal untuk komponen murni.


Jika digunakan dua macam zat misalkan NaCl dan air, dan etanol dan air maka
persamaan (3) di atas dapat ditulis menjadi:

Dimana

.... (4)

adalah jumlah mol air dan

adalah jumlah mol zat terlarut (NaCl atau

etanol).

Dimana

... (5)
adalah massa pelarut, dalam hal ini adalah air, dan

sehingga

(6)
untuk

pada 1 mol. Sedangkan harga

pada variasi

. (7)

mol adalah

Setelah didapatkan semua harga


semua harga ini dapat diplot terhadap
adalah (

dalam masing-masing variasi mol, maka


mol. Kemiringan yang didapatkan dari grafik ini

) dan dapat digunakan untuk menentukan harga volume molal parsial ( )

berdasarkan persamaan berikut:

(Atkins, 1994).

) ..... (8)

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.

Alat dan Bahan

3.1.1. Alat
-

Labu ukur 50 mL

Pipet volume

Botol semprot

Ball pipet

Piknometer

Termometer

Beaker glass

3.1.2. Bahan
- Aquades
- NaCl
3.2. Diagram Kerja
NaCl 3,0 M
- diencerkan menggunakan pelarut air dengan konsentrasi 1,5 ; 0,75 ;
0,375 ; 0,1875 M
- dimasukkan ke dalam beaker glass
Hasil
Piknometer Kosong
- ditimbang dan dicatat massa serta temperaturnya
- diisi penuh dengan aquades (W0) dan dicatat massa serta
temperaturnya
- diisi penuh dengan larutan NaCl dengan konsentrasi 1,5 ; 0,75 ; 0,375
dan 0,1875 M (W) dan dicatat massa serta temperaturnya
- dihitung densitas larutan
Hasil

- dilakukan triplo

Anda mungkin juga menyukai