PENDAHULUAN
I.3 Etiologi
Penyebab terjadinya hernia : 1-5
1. Kongenital.
a. Hernia kongenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat-tempat
tertentu.
b. Hernia kongenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai
defek pada tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan
(0-1 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut
karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan,
batuk,menangis)
2. Aquisital
Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek
bawaan tetapi disebabkan oleh faktor lain yang dialami manusia selama
hidupnya, antara lain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi.
Misalnya pada seseorang yang sering mengejan, batuk dan menangis.
b. Lemahnya dinding rongga abdomen.
c. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
d. Konstitusi tubuh.
Orang kurus cenderung terkena hernia karena jaringan ikatnya yang
sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena
banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja
jaringan ikat penyokong.
e. Banyaknya preperitoneal fat yang banyak terjadi pada orang gemuk.
f. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
g. Sikatrik
h. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
Hernia reponibel
Apabila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar apabila dalam
posisi berdiri atau mengedan, lalu masuk lagi apabila berbaring
atau didorong masuk perut. Dapat direposisi tanpa operasi. Pada
pasien tidak terdapat keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
Hernia ireponibel
Apabila isi hernia tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga
abdomen. Biasanya diakibatkan karena adanya perlengketan isi
pada peritoneum kantong hernia (Hernia Akreta). Memiliki risiko
lebih
besar
untuk
terjadi
inkarserata
dan
strangulata.
Hernia inkarserata
Hernia ireponibel dimana sudah disertai tanda-tanda ileus mekanis
yang disebabkan karena isi kantong hernia terjepit oleh cincin
hernia sehingga isi kantong tidak dapat kembali ke dalam rongga
perut. Tanda-tanda ileus diantaranya nyeri, mual, muntah, distensi
dan obstipasi.
Hernia strangulata
Hernia ireponibel dimana sudah terjadi gangguan vaskularisasi
viscera yang terperangkap dalam kantong hernia. Aliran darah
normal terganggu dan juga pergerakan otot serta mungkin dapat
menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan berupa
iskemia hingga nekrosis. Timbul gejala ileus yaitu perut kembung,
muntah, obstipasi, nyeri yang lebih hebat dan kontinu, daerah
benjolan menjadi merah, hangat, indurasi dan pasien menjadi
gelisah.
Hernia eksterna
Hernia yang penonjolannya dapat dilihat dari luar karena
menonjolnya ke arah luar, misalnya :
-
Hernia femoralis
Hernia umbilicalis
Hernia epigastrika
Hernia lumbalis
Hernia obturatoria
5
Hernia semilunaris
Hernia perinealis
Hernia ischiadica
Hernia interna
Jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya ke cavum
thoraks, bursa omentalis, atau masuk ke dalam recessus dalam
cavum abdomen.
Pada cavum abdominalis :
-
Hernia mesentrika
3. Berdasarkan lokasi :
Hernia Inguinalis
Hernia yang terletak di dalam kanalis inguinalis diantara lapisan
otot. Jenis ini merupakan yang tersering.
Hernia Femoralis
Hernia yang terjadi melalui kanalis femoralis
Hernia Umbilicalis
Hernia Epigastrika
Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis
diatas penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus
abdominalis bagian lateral.
Kanalis inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan
Dasar
Atap
Berisi :
Funiculus spermaticus
N. Ilioinguinal
N. Iliofemoral
Pintu canalis :
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus
internus turut kendur, tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis
berjalan lebih vertikal. Sebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis
8
10
saja dan tidak sampai pada scrotum. Kantung hernia terdiri dari peritoneum dan
fascia transversalis. Pada pemeriksaan ditemukan adanya tonjolan bulat.1
(MEDIALIS)
(LATERALIS)
Jika dapat dimasukan, kemudian pasien Jika dapat dimasukan, kemudian pasien
disuruh valsava dengan tangan di cincin disuruh valsava dengan tangan di cincin
eksternus teraba tekanan pada sisi medial dan eksternus teraba tekanan pada ujung jari, jalan
hernia timbul lagi (Finger Test)
II.6.4 Diagnosis
Finger test
12
II.6.5 Penatalaksanaan
a. Pengobatan konservatif
Reposisi dan pemakaian penyangga untuk mempertahankan hernia
yang telah direposisi. Reposisi secara bimanual, tangan kiri memegang isi
hernia membentuk corong, sedangkan tangan kanan mendorongnya ke
arah cincin dengan sedikit tekanan perlahan sampai terjadi reposisi.
Reposisi hernia inguinalis strangulata hanya dilakukan pada anak-anak.
Dilakukan dengan cara menidurkan anak dengan pemberian sedative dan
kompres es diatas hernia. Apabila berhasil, anak disiapkan untuk reposisi
di hari berikutnya, apabila tidak dalam waktu 6 jam harus dilakukan
operasi segera.
1
:
sedativ
e parenteral, 2: sikap tredelenburg, 3: cairan parenteral, 4: kompres es di lipat
paha pada hernia
b. Pengobatan operatif
Pada keadaan strangulasi / inkarserata dilakukan operasi cyto namun
keadaan umum diperbaiki terlebih dahulu.
Tujuan :
-
13
Berdasarkan
operasi
hernia
(teknik
Bassini,
McVay
dan
7,8
14
Rekonstuksi
didinding
posterior
dengan
menjahit
fascia
15
infeksi atau
penolakan. Akan tetapi pengalaman yang luas dengan mesh hernia telah
mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer. Teknik
ini dapat dilakukan dengan anastesi lokal, regional atau general.
menggunakan
salah
satu
pendekatan
transabdominal
peritoneum. Sedangkan
masuk
ke cavum
langsung yang
16
BAB II
LAPORAN KASUS
II.1
II. 2
IDENTITAS PASIEN
No. Register
: 278421
Ruangan
: Poli Bedah
Nama
: I Nyoman Krinit
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 65 tahun
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Hindu
Suku
: Bali
Pekerjaan
: Petani
Alamat
Tanggal pemeriksaan
: 4 Nopember 2014
ANAMNESA.
Keluhan utama :
Kontrol luka post herniotomi
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi pada perut kanan bawah
setelah dilakukan operasi pada. Luka jahitan terawat baik, nyeri (+), Pus ().
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien datang ke RS Tabanan pada tanggal 30 Oktober 2014 mengeluh
benjolan pada lipatan paha kanan. Benjolan dikatakan timbul sejak 2
minggu SMRS. Benjolan dikatakan hilang timbul. pertama kali
saat
bekerja bangunan dan bisa hilang sendiri. 2 hari SMRS pasien merasa
benjolan turun ke skrotum dan masih dapat di masukan kembali. Pasien
datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan keluhan kemeng dibenjolan
skrotum, benjolan tersebut masih bisa kembali ketempat semula. Mual,
muntah, dan pusing disangkal
17
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: TD
: 120/80 mmHg
: 90 x/mnt
: 22 x/mnt
: 37 OC.
Kepala
Bentuk
Rambut
Mata
pupil
Telinga
(-)
Hidung
),
Mulut
kering(-)
Thorax
a. Jantung
18
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
b. Paru paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
c. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: timpani (+)
d. Skrotum
Inspeksi
Palpasi
Finger test
: hernia lateralis
e. Ekstremitas
Atas
(-
Bawah
Peradangan di Skrotum
Hasil
Nilai Rujukan
19
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
13.3g/dl L
14.0-18.0 g/dl
Leukosit
11.0 ribu
4.0-10 ribu
Eritrosit
4.15 juta
4.0-6.2 juta
Hematokrit
34.6 % L
40-58 %
Trombosit
188 ribu L
200-400 ribu
MCV
83.4 mikro m3
80-90 mikro m3
MCH
32 pg
27-34 pg
38.4 g/dl H
32-36 g/dl
RDW
11.4 %
10-16 %
MPV
6.5 mikro m3 L
7-11 mikro m3
Limfosit
2.2
1.7-3.5
Monosit
0.5
0.2-0.6
Granulosit
8.3 H
2.5-7
Limfosit %
19.8% L
25-35 %
Monosit %
4.6 %
4-6 %
Granulosit %
75.6
50-80 %
PCT
0.122 L
0.2-0.5
PDW
13.1
10-18
MCHC
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu
109 mg/dl
60-110 mg/dl
Ureum
17.8 mg/dl
10-50 mg/dl
Creatinin
0.94 mg/dl
0.62-1.1 mg/dl
SGOT
13 IU/L
0-50 IU/L
SGPT
6 IU/L
0-50 IU/L
NON REAKTIF
NON REAKTIF
SEROLOGI
HbsAg
20
1I.7 PENATALAKSANAAN
-
Infus RL
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. S (Subjective)
Pasien bernama Tn. J datang ke IGD RSUD Ambarawa pada tanggal 30
Oktober 2013 dengan keluhan utama terdapat benjolan di skrotum kanan
yang dapat dimasukan kembali dan keluhan tambahan merasa kemeng di
daerah skrotum kanan. Keluhan ini dirasakan 2 hari SMRS. Pasien mengaku
sebelumnya memiliki benjolan di lipat paha kanan 1 tahun yang lalu dan
sekarang turun ke skrotum. Benjolan keluar pertama kali
saat bekerja
bangunan.
Tidak ada mual, muntah, perut kembung, demam, serta BAB normal
menunjukkan belum adanya hernia inkarserata atau strangulate yang
akan menimbulkan gejala obstruksi dan nekrosis.
21
III.2. O (Objective)
Berdasarkan hasil pemeriksaan status lokalis pasien pada regio
inguinal dekstra:
III.3. A (Assessment)
Hernia inguinalis reponible dekstra
III.4. P (Planning)
Infuse RL 20 tpm
-
Operatif
Pasien dikonsulkan ke dokter spesialis bedah untuk dilakukan
tindakan operatif yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
1.
R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit
H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-
356
5.
2005.
9.
24