Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BLOK 7
MODUL 1
Tutor 1
Anggota
: Rafika Maulina
1311411012
1311411013
1311411017
Rima Yulianti
1311411020
1311411022
Siti Rahmah
1311411025
1311411027
1311419003
1311419006
1311419007
Yanetry Adriani
1311419012
MODUL 1
KEKEBALAN TUBUH
Skenario 1 :
Benjolan Di Submandibula
Amir (25 tahun) sakit gigi sakit sejak 3 hari lalu dan tenggorokannya terasa sakit.
Amir takut karena timbulnya benjolan sebesar telur puyuh dibagian dasar mulut sebelah kiri
dan terasa sakit bila ditekan. Sore harinya segera Amir pergi ke dokter gigi.
Dokter gigi menjelaskan bahwa gigi 36 gangren, sedangkan benjolan di dasar mulut
dengan konsistensi kenyal karena adanya pembesaran kelenjar lymphe sebagai reaksi
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Hal ini tidak boleh dianggap remeh karena jika tidak
ditangani dengan baik dapat mempengaruhi organ-organ lain termasuk organ yang berperan
dalam pembentukan kekebalan.
Bagaimana saudara menjelaskan masalah sistem kekebalan tubuh ini?
I.
Klarifikasi Terminologi
1. Gangren Kematian jaringan akibat kurangnya suplai darah
Keadaan gigi dimana jaringan pulpa sudah mulai mati sebagai
sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat lagi menahan
rangsangan.
2. Kelenjar lymphe Kelenjar yang berfungsi membunuh benda asing yang
masuk ke tubuh dengan cara fagositosis.
3. Sistem kekebalan tubuh Mekanisme yang melindungi tubuh dari benda
asing.
4. Infeksi Masuknya agen infeksi ke dalam tubuh.
2. Pada gigi gangren terjadi infeksi oleh bakteri yang menyebabkan kelenjar
lymphe bereaksi untuk membentuk sel.
3. - Fagositosis
- Peningkatan suhu tubuh
- Pembentukan antibodi
9. - Membran mukosa
- Kelenjar saliva
- Jaringan limfoid
- Tonsila palatina dan lingualis
10. - HIV
- Alergi > keadaan yang abnormal, bersifat khusus, berkontak, alergan, dapat
diturunkan, dapat berakibat fatal bila tidak segera diobati, dan dapat
menyebabkan gangguan emosi
- Penyakit autoimun, yaitu kegagalan daya diskriminasi endogen
IV. Skema
Amir (25 tahun)
Gigi gangren
V.
Respon dan
mekanisme
Sistem imun
pada
rongga mulut
Kekebalan aktif
dan
kekebalan pasif
Kelainan pada
sistem imun
2.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang komponen dan organ yang
berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
3.
4.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang respon dan mekanisme sistem
kekebalan tubuh.
5.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kekebalan aktif dan kekebalan
pasif pada sistem kekebalan tubuh.
6.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sistem kekebalan tubuh pada
rongga mulut.
7.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang kelainan pada sistem kekebalan
tubuh.
IgG ibu melindungi janin dan bayi baru lahir sampai sistem kekebalan bayi bisa
menghasilkan antibodi sendiri.
Ig A adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh
terhadp masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir,
yaitu hidung, mata, paru-paru dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh
(pada saluran pencernaan, hidung, mata, paru-paru, ASI).
Ig E adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi segera).
IgE penting dalam melawan infeksi parasit (misalnya river
blindness dan skistosomiasis), yang banyak ditemukan di negara berkembang.
Ig D adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam
darah. Fungsinya belum sepenuhnya dimengerti.
seperti penisilin. Dalam banyak kasus, ada lebih dari satu alergen yang merangsang
reaksi alergi. Sementara itu gejala alergi sering merupakan masalah ringan, dan
bantuan medis sangat disarankan untuk mendiagnosis dasar penyebabnya.
Anafilaksis: Anafilaksis adalah bentuk alergi yang serius dan ekstrim. Dalam kondisi
ini, alergen seperti makanan, obat-obatan, atau gigitan serangga, bertindak bisa
memicu dan menyebabkan serangkaian gejala fisik yang tidak menyenangkan
seseorang. Ruam gatal, tenggorokan bengkak, dan penurunan tekanan darah, adalah
beberapa gejala umum anafilaksis. Anafilaksis dapat menyebabkan situasi darurat,
jika tidak didiagnosis dan diobati pada waktunya.
Asma: Asma adalah gangguan paru-paru kronis, yang disebabkan karena peradangan
pada saluran udara. Alergen, iritasi atau bahkan stimulan seperti aktivitas fisik dapat
memicu peradangan dan menyebabkan berbagai ketidaknyamanan dalam diri
seseorang. Gejala-gejala asma meliputi batuk, sesak napas, sesak dada, dll
Penyakit autoimun: Penyakit autoimun adalah kelompok gangguan sistem kekebalan
tubuh, dimana sel-sel sistem kekebalan tubuh salah menafsirkan sinyal, dan mulai
menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Penyakit autoimun menyebabkan bahaya bagi
kesehatan yang serius. Penyakit autoimun bisa dianggap sebagai kategori yang sama
sekali berbeda dengan gangguan kekebalan tubuh.
Chediak-Higashi Syndrome: Sindrom Chediak-Higashi adalah autosomal resesif
gangguan langka yang disebabkan oleh mutasi pada Lyst (lisosomal Trafficking
Regulator) gen. Sindrom ini mempengaruhi semua organ utama tubuh, dan
menghentikan fungsinya. Hal ini merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh dan
membuatnya tidak efektif lagi terhadap mikro-organisme dan bakteri lainnya. Mereka
yang menderita penyakit ini ditandai melalui infeksi yang terjadi secara berulang.
Transplantasi sumsum tulang merupakan pilihan pengobatan yang paling efektif dan
sukses untuk pasien sindrom Chediak-Higashi. Vitamin juga bisa diresepkan untuk
membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, namun jika kondisi pasien tidak
terlalu parah.
Common Immunodeficiency Variable: adalah ketika tingkat atau jumlah antibodi
rendah dalam tubuh. Gangguan ini kebanyakan ditemukan pada orang dewasa. Hal ini
isa terjadi setelah kelahiran, namun gejalanya tak akan terlihat sampai seseorang
memasuki usia dua puluhan. Gejala termasuk infeksi bakteri dari telinga, sinus,
bronkus, dan paru-paru. Bengkak nyeri sendi pada lutut, pergelangan kaki, siku atau
pergelangan tangan adalah gejala umum dari kondisi ini. Beberapa pasien mungkin
melaporkan mengalami pembesaran kelenjar getah bening atau limpa.
Hay Fever: atau demam Hay sangat mirip dengan alergi, dan disebabkan oleh
partikulat udara seperti serbuk sari, spora jamur, atau bahkan bulu binatang. Hal ini
juga disebut dengan alergi rhinitis dan kini telah mempengaruhi jutaan orang. Gejala
kondisi demam hay meliputi, hidung meler, mata berair, bersin-bersin dll, yang sangat
mirip dengan flu. Gejala akan timbul selama Anda kontak dengan alergen.
Hives: Hives adalah respon kulit terhadap wabah alergen. Alergen dalam hal ini
adalah makanan atau kontak dengan tanaman tertentu. Hives berkembang pada
permukaan kulit, sebagai reaksi terhadap alergen. Penyakit ini menimbulkan rasagatal, dan berbentuk bulat, atau mendatar. Terlepas dari kulit gatal, gejala lainnya
termasuk pembengkakan bibir, lidah, dan wajah.
HTLV: Human T-cell lymphotropic viruses (retroviruses) dan HTLV-II, adalah
masalah serius yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini adalah
yang paling umum dialami oleh kalangan pengguna narkoba dan orang-orang dengan
kehidupan seks bebas. Orang dengan ulkus kelamin dan riwayat sifilis juga rentan
terhadap HTLV. Modus penularan HTLV adalah melalui hubungan seksual, transfusi
darah, atau selama kehamilan.
Hyper-IgE Syndrome: Hyperimmunoglobulin E syndrome atau sindrom Job adalah
sekelompok
gangguan
kekebalan
tubuh.
Kondisi
ini
ditandai
oleh
infeksi staphylococcus berulang disertai dengan ruam kulit yang mirip dengan eksim.
Ini adalah kelainan genetik, di mana ia dapat menjadi dominan atau resesif bila
diturunkan.
Hyper-IgM Syndrome: Hyper IgM adalah penyakit penurunan imunitas langka.
Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh gagal untuk menghasilkan dua jenis
antibodi yaitu IgA dan IgG. Penyebab penyakit ini adalah gen di T-sel yang rusak.
Karena kecacatan ini, sel B tidak mendapatkan sinyal untuk menghasilkan antibodi
IgA dan IgG, dan dengan demikian akan terus memproduksi antibodi IgM.
Penurunan imunitas primer (Primary Immune Deficiency): penyakit penurunan
imunitas primer ini adalah sekelompok penyakit sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh kelainan genetik. Dalam hal ini, orang yang dilahirkan dengan sistem
kekebalan tubuh yang rusak. Gejala-gejala dan efek penyakit ini sama dengan AIDS,
tapi tidak seperti AIDS, karena penyebabnya tidak diperoleh seperti AIDS.
Selective IgA Deficiency: Ini adalah penurunan imun khusus, di mana sistem
kekebalan tubuh gagal menghasilkan antibodi tipe IgA. Antibodi ini bertugas
melindungi tubuh terhadap infeksi pada selaput lendir yang melapisi mulut dan
saluran pencernaan. Jelas, tanpa adanya antibodi ini, tubuh akan terkena beberapa
infeksi pada selaput lendir.
Alergi Kulit: alergi kulit mirip dengan alergi lain, di mana hanya merespon
imunologi yang melalui kulit. Respon Alergi kulit ini diperburuk oleh sistem
kekebalan tubuh terhadap zat berbahaya tertentu. Bentuk Alergi kulit ditandai dengan
warna merah, gatal kulit di mana yang mengalami lesi.
X-Linked agammaglobulinemia: adalah bentuk kelainan genetik, di mana
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi terhambat. Sistem kekebalan tubuh tidak
cukup memproduksi antibodi untuk memerangi infeksi. Tentu saja pada akhirnya
tubuh menjadi bulan-bulanan sejumlah besar infeksi.
5. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang muncul karena tubuh organisme membentuk
antibodi sendiri akibat infeksi antigen tertentu. Kekebalan aktif terbagi 2, yaitu:
Kekebalan aktif alami : contohnya adalah kekebalan yang didapatkan setelah
seseorang mengalami penyakit cacar.
Kekebalan aktif dapatan : contohnya adalah kekebalan yang didapatkan setelah
seseorang diberikan vaksin polio yang berasal virus polio yang telah dilemahkan.
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang dimasukkan ke
dalam tubuh.
Kekebalan pasif alami : contohnya adalah antibodi yang didapatkan oleh janin
melalui plasenta sang ibu.
Kekebalan pasif buatan : contohnya adalah antibodi siap pakai yang dimasukkan
ke dalam tubuh.
6. Membran mukosa
Barier protektif mukosa mulut terlihat berlapis-lapis terdiri atas air liur pada
permukaannya, lapisan keratin, lapisan granular, membrane basal, dan komponen
seluler serta humoral yang berasal dari pembuluh darah. Komposisi jaringan lunak
mulut merupakan mukosa yang terdiri dari skuamosa yang karena bentuknya, berguna
Didalam rongga mulut terdapat tonsil palatel, lingual dan faringeal yang banyak
mengandung sel B dan sel T.
7. Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh
Apabila
tubuh
mendapatkan
serangan
dari
benda
asing
maupun
infeksi
mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan
tubuh akan berperan dalam melindungi tubuh dari bahaya akibat serangan tersebut.
Ada beberapa macam imunitas yang dibedakan berdasarkan cara mempertahankan
dan berdasarkan cara memperolehnya. Berdasarkan cara mempertahankan diri dari
penyakit, imunitas dibedakan menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas
spesifik. Adapun berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi kekebalan
aktif dan kekebalan pasif. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis kekebalan satu persatu
dan proses pembentukan antibodi. Gambar 11.1 di bawah ini akan memperjelas
tentang lapisan pertahanan yang dilakukan oleh tubuh.
1. Imunitas Nonspesifik
Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah dilakukan
sejak dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam.
Tubuh dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan
identitas organisme penyerang. Imunitas nonspesifik didapat melalui tiga cara berikut.
a. Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Organ Tubuh
Tubuh memiliki daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit berupa
mikroorganisme, yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Saluran
pencernaan setiap hari dilewati oleh berbagai macam makanan dan air yang diminum.
Makanan tersebut tidak selalu terbebas dari kuman penyakit baik berupa jamur
maupun bakteri sehingga terinfeksi melalui saluran pencernaan kemungkinannya
tinggi.
b. Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)
Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ
dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan
pertahanan dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi
mengeluarkan senyawa kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan
menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini akan
menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi
menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih hangat. Apabila kulit mengalami luka
akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar, nyeri, bengkak, dan
meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah robek maka
mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin. Bradikinin dan histamin ini akan
merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin melebar dan bersifat
permeabel. Kenaikan permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari
darah ke cairan luar sel. Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel.
Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak
hingga menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan
monosit berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi
fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel darah putih yang lain.
c. Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung
Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya adalah
komplemen. Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu,
komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel
dan membran
plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan
serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya
cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur.
2. Imunitas Spesifik
Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen
merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang
munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi). Mikrobia yang sering menginfeksi tubuh
juga mempunyai antigen. Selain itu, antigen ini juga dapat berasal dari sel asing atau sel
kanker. Tubuh kita seringkali dapat membentuk sistem imun (kekebalan) dengan
sendirinya. Setelah mempunyai kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut
walaupun tubuh telah terinfeksi beberapa kali. Sebagai contoh campak atau cacar air,
penyakit ini biasanya hanya menjangkiti manusia sekali dalam seumur hidupnya. Hal
ini karena tubuh telah membentuk kekebalan primer. Kekebalan primer diperoleh dari
B limfosit dan T limfosit. Adapun imunitas spesifik dapat di peroleh melalui
pembentukan antibodi. Antibodi merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel
darah putih.
DAFTAR PUSTAKA