DEFINISI PEMETAAN GU
Definisi Pemetaan Gua adalah gambaran perspektif gua yang diproyeksikan keatas bidang datar
yang bersifat selektif dan dapat dipertanggung jawabkan secara visual dan matematis dengan
menggunakan skala tertentu.
Kompas Suunto
Klinometer
Digunakan untuk mengukur beda tinggi elevasi lorong gua/ kemiringan lorong gua pada tiap stasiun
pemetaan.
Klinometer Suunto
Topofil
Topofil mempunyai fungsi yang sama dengan Pita Ukur, tapi topofil bekerja berdasarkan roda yang
berputar dan menggerakkan angkaangka dalam satuan centimeter. Sedangkan berputarnya roda
topofil dikarenakan benang yang dililitkan pada roda tersebut dan ditarik kemudian roda akan
menggerakkan angkaangka penunjuk.
Konstruksi Topofil
Pita Ukur
Pita ukur digunakan untuk mengukur panjang lorong gua, biasanya terbuat dari plat baja tipis atau
terbuat dari serat kaca (Fiber Glass).
Roll Meter
Alat Tulis Menulis
Berupa Kertas anti air (Kodaktris) atau bisa menggunakan transparant paper, pensil/ballpoint maker,
papan pengalas (agar tidak menulitkan kita pada saat menulis), penghapus. Kesemuanya digunakan
untuk mencatat asil pengukuran didalam gua, sketsa gua, diskripsi gua dan halhal lain yang perlu
didata.
V. TINGKAT KEAKURATAN/ GRADE PEMETAAN
Grade Pemetaan gua adalah tingkat keakuratan atau ketelitian peta. Yang sering digunakan adalah
tingkat ketelitian menurut BCRA (British Cave Research Association) yang membagi beberapa
tingkatan yaitu :
1. Grade 1
Gambar/Sketsa Kasar tanpa skala yang benar dan dibuat diluar gua dengan dasar ingatan dari
sipembuat terhadap loronglorong yang digambar.
2. Grade 2
Peta dibuat dalam gua tanpa skala yang benar dan tanpa menggunakan alat ukur apapun, hanya
bedasarkan perkiraan.
3. Grade 3
Sketsa dibuat dalam goa dengan menggunakan bantuan Kompas dan Tali yang ditandai tiap-tiap
meternya memiliki ketelitian pengukuran satuan 2,5 posisi stasiun per 5 m, dilakukan jika
waktu sangat terbatas, penggunaan Klinometer sangat dianjurkan.
4. Grade 4
Pengukuran telah menggunakan kompas serta Meteran atau Topofil. Dapat digunakan jika
diperlukan, untuk menggambarkan survey tidak sampai ke Grade 5, tetapi lebih akurat dari
Grade 3.
5. Grade 5
Pengukuran Dengan Kompas Prismatic dan Klinometer dengan kesalahan ukur 0,5, pita ukur
Fiber Glass dengan kesalahan ukur < dari 10 cm. Instrument dikalibrasikan terlebih dahulu,
Centre Line dianjurkan disurvey menggunakan Leap Frog Methode.
6. Grade 6
Pada dasarnya sama dengan Grade 5 akan tetapi pada Grade ini Kompas dan Klinometernya
menggunakan Tripod sehingga pada waktu melakukan pengukuran posisi alat tidak bergerak.
7. Grade X
Pada Grade ini menggunakan Pesawat Ukur Theodolit dan Pita Ukur Metallic. Akan tetapi grade
ini sangat jarang digunakan dikarenakan peralatan yang kurang efisien jika menggunakan
Theodolit dalam pemetaan gua karena kondisi lorong gua yang memiliki macam macam variasi
bentukan lorong sehingga alat ini juga cukup riskan jika digunakan didalam gua terutapa pada
loronglorong yang sempit.
Selain membuat macammacam tingkat ketelitian (Grade) peta gua, BCRA juga membuat klasifikasi
perincian survey, yaitu :
Class A : Semua detail lorong dibuat diluar kepala
Class B : Detail lorong diestimasi dan dicatat dalam gua
Class C : Detail lorong diukur pada tiap stasiun survey
Class D : Detail lorong diukur pada tiap stasiun survey dan diantara stasiun survey.
VI.
Top to Bottom, Pengukuran dimulai dari Etrance gua dan berakhir pada ujung lorong gua
atau akhir dari lorong gua tersebut.
Bottom to Top, adalah kebalikan dari Top to Bottom yaitu pengukuran dimulai dari ujung lorong
sampai pada entrance gua.
cara malakukan pengukuran pada chamber untuk mempermudah kinerja tim dan menghasilkan
data yang akurat.
Adapun caracara tersebut yaitu :
Polygon Tertutup
Polygon Terbuka
Offset Methode
Orang Pertama : Sebagai pembaca alat ukur seperti Kompas, Klinometer, dan Meteran/Roll
Meter.
Orang Kedua : Sebagai Pointer/ target yang dimana orang ini membawa ujung meteran dan
memegang titik/ point (biasanya berupa Senter/ Headlamp) yang nantinya menjadi sasaran
bidikan Kompas dan Klinometer yang dipegang oleh orang pertama. Orang pertama dan orang
kedua diharuskan memiliki tinggi badan yang sama guna mengurangi kesalahan pada
pengukuran elevasi lorong gua.
Orang Ketiga : Sebagai pencatan data pengukuran.
Orang Keempat : Sebagai Diskriptor, Pembuat sketsa lorong (Plan Section, Extended Section
dan Cross Section).
Orang Kelima : Sebagai Leader yang menentukan titik stasiun dan pemasang lintasan pada gua
vertical.
Pekerjaan yang cukup sulit adalah menjadi diskriptor karena efesiensi waktu, segala detail data
dan rekaman data terletak pada posisi ini. Seorang diskriptor yang berpengalaman dapat
mengetahui apabila terjadi dalam pembacaan kompas dan klinometer. Oleh karena itu yang
ditugaskan menjadi seorang diskriptor adalah orang yang mampu merekam dan menuangkan situasi
gua yang disurvey dalamworksheet dengan jelas dan lengkap sehingga tidak menyulitkan
anggota tim yang lain pada saat penggambaran peta gua.
5. Pengambilan Data Lapangan
Dalam pengambilan data dilapangan kita cukup mengisi table data yang telah kita siapkan
sebelumnya.
Adanya Medan Magnet atau benda lain yang mengandung unsur magnet yang ada didekat
Compasmen Seperti : Headlamp yang menggunakan magnet pada bagian belakangnya, Jam
Tangan, Carabiner dan unsur logam lainnya)
Kesalahan pada saat mengimput data Klinometer, biasanya penempatan positif dan
negatifnya
Kesalahan Pembacaan Klinometer (pada klino Suunto terdapat dua satuan yang dapat
digunakan yaitu Derajat dan Persen)
Kesalahan Pengimputan angka pada kolom (biasanya terjadi pengimputan data terbalik,
data klinometer diimput dikolom Kompas sedangkan kompas diimput kedalam kolom
klinometer)
Posisi stasiun yang bergeser
Penggunaan satuan, biasanya pada pembacaan ukuran jarak sering terjadi perubahan
pembacaan satuan seperti meter berubah menjadi centimeter akan tetapi tidak diberikan
keterangan pada saat terjadi perubahan pembacaan.
Tidak Melakukan kalibrasi alat ukur sebelum melakukan pemetaan
1. Arah Utara Magnetic/ North Magnetic ( NM ) G Ditunjukkan oleh Utara Jarum Kompas
2. Arah Utara Sebenarnya/ True North ( TN ) G Sesuai dengan sumbu bumi
3. Arah Utara Pete/ Grid North ( GN ) G Sesuai dengan Sumbu Y Arah utara pada peta gua tidak
harus selalu dibagian atas kertas akan tetapi dapat disesuaikan dengan efesiensi penggunaan
kertas.
3. Penggambaran Peta
Dalam peta gua biasanya ada beberapa jenis peta gua yang digambar seperti Peta Gua Tampak
Atas/ Plan Section, Peta Gua Tampak Samping/ Extended Section dan sebagainya. Adapun
dalam penggambarannya sebagai berikut :
Penggambaran Plan Section
Dalam Penggambaran Plan Section atau Peta Gua tampak Atas kita lakukan dengan cara sebagai berikut
:
A. Penetuan Titik Koordinat Center Line
Mulanya kita tentukan dulu Center Line, Center Line adalah letak/ posisi tiap stasiun pemetaan sesuai
dilapangan. Dalam penentuan stasiun kita menggunakan Diagram/Koordinat Polar atau Koordinat
Cartesius.
Koordinat Polar
Penggunaan Diagram Polar sangat sederhana dan cepat hanya saja apabila terjadi kesalahan adalah
kesalahan akumulatif, kesalahan akan bertambah besar dengan bertambahnya stasiun. Dalam ploting
Center Line pada ini kita membutuhkan busur derajat atau protactor dengan penggaris. Pada
penggunaan diagram ini kita tentukan dulu arah utaranya. Dalam penentuan titik stasiun ditentukan
oleh besar sudut kompas yang ada didata, dengan acuan 0 adalah utara yang telah kita buat
sebelumnya. Disarankan untuk menggunakan millimeter block atau kertas grafik untuk meminimalisir
kesalahan.
Nama Gua
Letak Administratif Gua
Waktu Pembuatan/Pemetaan (Tanggal, Bulan Dan Tahun)
Tinggi Elevasi Mulut gua dari Permukaan Laut
Panjang Gua dan Kedalaman Gua
Lagenda
Skala Peta
Utara Peta