ABSTRACT
Tuberkulosis (TB) has long been known as an infection diseases, and has been reported to increased.
The INH dan Rifampisin are two different drugs that are known tobe the most active drugs, therefore both
drugs are being used as never ending drugs in curing the TB. Utilization of both INH and rifampisin in a
combination to cure the TB patients, however could increase the possibility of hepar lession risk. This
research was aimed to firstly, knowing whether cimetidine could prevent increase of SGOT and SGPT levels
of rats (Rattus norvegicus) given by both drugs INH and rifampisin, and secondly what was the minimum
dose of cimetidine that able to prevent the increase of SGOT and SGPT levels. A Completely Random Design
(CRD) was applied in this research, 24 male rats (Rattus norvegicus) of the wistar variety were divided into
4 different groups. The first group, was only given the INH and rifampisin orally at the doses of 50 mg/Kg
body weight/day, the next groups groups II, III, and IV were also given those two drugs at the same dose, but
the cimetidine was also given at 112,5 , 225, and 450 mg/Kg body weight/day for the 28 days. Consequently
the SGOT and SGPT levels were measured twice pre and post treatments. The data obtained were analysied
by the paired t test, a one way ANOVA, Post Hoc Tukeys HSD, Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test. This
research result showed that the cimetidine that given following the INH and rifampisin could prevent the
increase of SGOT and SGPT levels. The highest dose of 450 mg/Kg body weight/day that given orally showed
highly significant different from other (p<0,00) in preventing the SGOT and SGPT of treated animals.
Key words: isoniazid, rifampisin, cimetidine, SGOT, SGPT
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan salah satu
masalah kesehatan. Salah satu penyakit
infeksi
yang
masih
menjadi
masalah
merupakan
penyakit
adalah
Tuberkulosis
adalah
penyakit
disebabkan
(TB).
infeksi
oleh
kuman
Tuberkulosis
kronik
yang
Mycobacterium
tuberculosis1.
Insidensi
dunia meninggal
setiap
TB
saat
ini
merupakan
masalah
utama
kesehatan
AIDS
Deficiency
TB
(Acquired
resisten2.
Immune
Lingkungan
hidup
dan
97
dan
rifampisin
dibandingkan
dengan
tersebut,
WHO
telah
pada
tahun
1993,
mengembangkan
strategi
obat
strategi
hepatoprotektor, walaupun
penanggulangan
yang
secara
4
TB
bertujuan
penyakit,
mencegah
yang
diduga
mempunyai
sifat
obat tersebut
mencegah
kekambuhan,
dari
antagonis
reseptor
H2
adalah
lambung12.
menurunkan
sekresi
asam
isoniazid,
pirazinamid
streptomisin
rifampisin,
etambutol,
untuk terapi
awal, dengan
dua
yang
terapi
alternatif .
obat
sebagai
dan
paling
aktif
sehingga
6
Penggunaan
dan
dapat
rifampisin
kombinasi
pada
isoniazid
pengobatan
TB
98
masing-masing
50
mg/KgBB/hari,
serta
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan 24 ekor
Wistar.
Tikus
yang
digunakan
harus
menggunakan
Rancangan Acak
atau
(CRD).
Completely
Lengkap (RAL)
Randomized
Design
uji
Mann-Whitney
One
uji
way
(jika
ANOVA
data
tidak
perlakuan
perlakuan
hewan
coba.
Masing-masing
(kontrol
negatif)
diberi
50
mg/KgBB/hari,
serta
Kelompok I
47
64,67
p=0,005*
Kelompok II
60,67
75,167
p=0,002*
Kelompok III
52,5
64,33
p=0,006*
masing-masing
Kelompok IV
47,5
26,67
p=0,015*
50
mg/KgBB/hari,
serta
99
80
70
60
50
40
30
20
10
0
I
II
III
IV
Kelompok Perlakuan
Gambar 1. Rerata kadar SGPT pre dan post test pada masing-masing kelompok.
INH
hepar
dilihat
dari
peningkatan
kadar
dibandingkan
dengan
lebih
SGPT
rendahnya
post
kelompok
test
kontrol
dan
rifampisin
menunjukkan
50
setidaknya
mg/kgBB/hari
terdapat
dua
Mann-Whitney
post test.
Analisis
data
dilanjutkan
untuk
untuk
mengetahui
pada
100
kerusakan
Perbandingan
rerata
kadar
SGOT
50
hepar
tikus
mg/kgBB/hari,
putih
ditandai
(Rattus
dengan
kelompok
perlakuan
berserta
hasil
uji
yang
Kelompok I
74,67
93,83
p=0,005*
Kelompok II
82,167
104,167
p=0,029*
Kelompok III
65,33
62,67
p=0,660
Kelompok IV
73,5
46,83
p=0,000*
INH
dan
rifampisin
50
Analisis data dilanjutkan dengan OneWay ANOVA terhadap selisih kadar SGOT
pre test dan post test untuk mengetahui dosis
120
100
80
60
40
20
0
I
II
III
IV
Kelompok Perlakuan
Gambar 2. Rerata kadar SGOT pre dan post test pada masing-masing kelompok.
mencegah
50
mg/kgBB/hari
dapat
menyebabkan
kerusakan
(Rattus
kerusakan
hepar
tikus
putih
101
dengan
terdapat
mg/KgBB/hari
demikian
setidaknya
dengan
Tukeys
HSD.
Hasil
terjadi
penurunan
kadar
selain
penghambatan
simetidin
yang
diberi
INH
dan
rifampisin
50
terhadap
efek
P-450,
sitokrom
peningkatan
kadar
SGPT
Hasil
lebih
dengan
rendah
dibandingkan
ini
sesuai
dengan
penelitian
disebabkan
Efek
related
450
proses
INH
merupakan
dan
rifampisin.
katalis
pada
13
dapat
hepatotoxicity,
meningkatkan
yang
toksisitas
dapat
terhadap
diubah menjadi
102
Hasil
penelitian
menunjukkan
tinggi
bermakna
dosis
simetidin
yang
diberikan
SGPT,
namun
secara
simetidin
yang
paling
statistik
kadar
ini
dosis
paling
kelompok
tinggi
dibandingkan
Rifampisin 50
8
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
16,17
eritrosit
KESIMPULAN
kerusakan hepar
18, 19
dan
rifampisin.
Dosis
mg/KgBB/hari
mg/KgBB/hari
450
mg/KgBB/hari
bermakna
450
paling
simetidin
dalam
103
13.
DAFTAR PUSTAKA
1.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
104