Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sesuai dengan Kepmen No. 545/KMK.04/2000 tertanggal 22 Desember 2000 disebutkan bahwa tujuan
pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka
memberikan kepastian hukum, keadilan dan pembinaan kepada WP dan tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan Wajib Pajak dilakukan dalam beberapa hal, yaitu:
1. SPT menunjukkan kelebihan pembayaran pajak, termasuk yang telah diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pajak.
2. SPT Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan rugi fiskal.
3. SPT tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan.
4. SPT yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Dirjen Pajak.
5. Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban tersebut pada angka 3 tidak dipenuhi.
Sedangkan pemeriksaan untuk tujuan lain dilakukan dalam hal:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2. Pemeriksaan Kriteria Seleksi, adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap WP Badan atau Orang
Pribadi yang terpilih berdasarkan skor risiko tingkat kepatuhan secara komputerisasi.
3. Pemeriksaan Khusus yaitu pemeriksaan dilakukan terhadap WP sehubungan dengan adanya data,
informasi, laporan atau pengduan yang berkaitan dengan WP tersebut.
4. Pemeriksaan WP Lokasi yaitu pemeriksaan dilakukan terhadap cabang, perwakilan, pabrik dan atau
tempat usaha yang pada umumnya berbeda lokasinya dengan WP domisili. Pemeriksaan ini dilakukan
dalam hal :
a. SPT Tahunan PPh 21 atau SPT Masa PPN Lebih Bayar
b. SPT poin 1 tidak dimasukkan 2 tahun berturut-turut atau 3 bulan berturut-turut.
c. Adanya permintaan dari unit pelaksana pemeriksa.
5. Pemeriksaan Tahun Berjalan yaitu pemeriksaan untuk jenis-jenis pajak tertentu atau seluruh jenis
pajak terhadap WP domisili atau WP lokasi yang umumnya masa pajak sampai dengan Oktober.
6. Pemeriksaan Bukti Permulaan yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti
permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan. Bukti Permulaan
adalah keadaan dan atau bukti-bukti, baik berupa keterangan, tulisan, perbuatan atau benda-benda
yang dapat memberikan petunjuk bahwa suatu tindak pidana sedang atau telah terjadi, dilakukan oleh
Wajib Pajak yang dapat menimbulkan kerugian pada negara
7. Pemeriksaan Terintegrasi yaitu pemeriksaan dilakukan secara terkoordinasi dari dua atau lebih unit
pelaksana peme-riksaan pajak terhadap beberapa WP yang memiliki hubungan kepemilikan,
pengusaan, pengelolaan usaha, dan atau hubungan finansial.
8. Pemeriksaan Tujuan Penagihan Pajak yaitu pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data
mengenai harta WP atau penanggung pajak yang dapat merupakan objek sita sehubungan dengan
adanya tunggakan pajak
9. Pemeriksaan terhadap WP Pindah Lokasi. Pemeriksaan dilakukan antara lain untuk melihat
kepatuhan WP pada KPP lama atau adanya perubahan status.
10. Pemeriksaan Ulang. Pemeriksaan ini antara lain disebabkan terdapatnya data baru yang semula belum
terungkap yang dapat mengakibatkan penambahan jumlah pajak terhutang.
11. Pemeriksaan Pajak dan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Pemeriksaan
dilakukan terhadap WP dengan kriteria tertentu.
12. Pemeriksaan WP pada KPP WP Besar. Pemeriksaan dapat dilakukan setiap tahun dengan ruang
lingkup pemeriksaan PL, PSL, dan PSK.
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan
dengan jenis Pemeriksaan Lapangan atau
Pemeriksaan Kantor.
o
ii.
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban
perpajakan dilakukan dengan jenis
Pemeriksaan Lapangan atau Pemeriksaan
Kantor.
ii.
iii.
iv.
v.
b)
program
Rincian Kegiatan
i.
Rincian Kegiatan
vi.
vii.
kepatuhan
pemenuhan
kewajiban
perpajakan sekurang-
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
penugasan Pemeriksaan;
identitas WP;
pembukuan atau pencatatan WP;
pemenuhan kewajiban perpajakan;
data/informasi yang tersedia;
buku dan dokumen yang dipinjam;
materi yang diperiksa;
uraian hasil Pemeriksaan;
ikhtisar hasil Pemeriksaan;
penghitungan pajak terutang; dan
simpulan dan usul Pemeriksa Pajak.
LHP disusun dan ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. LHP ditandatangani oleh Kepala
UP2 untuk mengetahui apakah Pos-pos yang diperiksa telah sesuai dengan Rencana Pemeriksaan
dan perubahannya, serta dasar hukum koreksi telah sesuai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan.
E. NORMA PEMERIKSAAN
Ada empat (4) norma yang berkaitan di dalam pemeriksaan pajak, yaitu:
1. Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak dalam Pelaksanaan Pemeriksaan
Lapangan, antara lain :
a. Pemeriksa pajak harus memiliki tanda pengenal dan dilengkapi dengan surat perintah
pemeriksaan.
b. Pemeriksa wajib memberitahukan secara tertulis tentang akan dilakukannya pemeriksaan.
c. Pemeriksa wajib memperlihatkan tanda pengenal dan surat perintah tersebut di atas. Pemeriksa
wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
d. Hasil pemeriksaan dituangkan ke dalam kertas kerja pemeriksaan (KKP).
e. Pemeriksa pajak wajib membuat Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) berdasarkan KKP. Laporan
Pemeriksaan Pajak (LPP) adalah laporan tentang hasil pemeriksaan yang disusun oleh pemeriksa
pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
2. Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak dalam Rangka Pemeriksaan Kantor,
antara lain :
a. Pemeriksa pajak dengan menggunakan surat panggilan yang ditanda-tangani oleh pejabat yang
berwenang.
b. Pemeriksa wajib memberitahukan maksud dan tujuan pemeriksaan.
c. Hasil pemeriksaan dituangkan ke dalam KKP.
d. Pemeriksa wajib membuat LPP berdasarkan KKP.
e. Pemeriksa wajib memberitahukan secara tertulis mengenai hasil pemeriksaan.
f. Pemeriksa wajib memberi petunjuk mengenai penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan.
3. Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Wajib Pajak, antara lain :
a. WP berhak meminta kepada pemeriksa untuk memperlihatkan tanda pengenal dan surat perintah
pemeriksaan.
b. Berhak meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan.
c. WP wajib memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan.
d. WP wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan dsb.
e. WP berhak meminta rincian yang berkenaan dengan hal-hal yang berbeda antara hasil
pemeriksaan dengan SPT.
f. WP atau kuasanya wajib menandatangani surat pernyataan persetujuan apabila WP menyetujui
seluruh hasil pemeriksaan.
4. Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pemeriksaan, antara lain :
a. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh seorang atau lebih pemeriksa pajak.
b. Pemeriksaan dilaksanakan di Kantor Ditjen Pajak, di kantor WP, di kantor lainnya dsb atau di
tempat lain yang ditentukan oleh Ditjen Pajak.
c. Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja, apabila dipandang perlu dapat dilanjutkan di luar jam
kerja.
d. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam KKP.
e. Laporan pemeriksaan pajak disusun berdasarkan KKP.
f. Hasil pemeriksaan lapangan yang seluruhnya disetujui WP atau kuasanya, dibuatkan surat
pernyataan tentang persetujuan dan ditanda-tangani oleh WP.
g. Berdasarkan laporan pemeriksaan pajak, diterbitkan surat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak,
kecuali pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan penyidikan.
d. Arus utang-piutang. Untuk utang akan diuji kaitannya dengan pembelian kredit. Rumusnya
adalah saldo akhir utang + pelunasan utang saldo awal utang = pembelian kredit. Sedangkan
untuk piutang akan diuji kaitannya dengan penjualan kredit. Rumusnya adalah saldo akhir
piutang + penerimaan piutang saldo awal piutang = penjualan kredit
5. Pengujian atas Mutasi Setelah Tanggal Neraca
Penekanan terhadap posutang-piutang
6. Pemanfaatan Informasi dari Pihak Ketiga
a. Hasil pemeriksaan pajak WP lain
b. Data dari berbagai instansi pemerintah, BUMN/BUMD
c. Pihak ketiga lainnya : WP lain dan pengaduan masyarakat
7. Pengujian Fisik
a. Barang dagang (stock opname)
b. Kas (cash opname)
c. Inventaris/aktiva tetap (untuk mendeteksi apakah ada pencatatan fiktif/ganda, terutama untuk
perusahaan group)
8. Peninjauan ke Tempat-tempat Produksi, Penyimpanan, dan Penjualan
Untuk mengetahui proses produksi, uji atas metode penilaian persediaan barang dagang, dan
mengetahui arus barang
9. Rekonsiliasi
Adalah upaya mencocokkan angka-angka dari 2 (dua) atau lebih sumber yang terpisah mengenai hal
yang sama. Contoh :
a. Penjualan (antara pencatatan pembukuan penjualan dengan SPT Masa PPN)
b. Biaya karyawan (antara pencatatan pembukuan (audit report) dengan SPT Tahunan PPh Pasal 21)
c. Rekonsiliasi bank (antara saldo rekening koran dengan buku kas/bank perusahaan)
10. Konfirmasi
a. Upaya mendapatkan keterangan dari pihak ketiga untuk meyakinkan kebenaran atau keabsahan
data atau informasi dari WP yang diperiksa melalui korespondensi (surat, facsimile atau bukti
tertulis lain).
b. Melakukan pemeriksaan keterkaitan terhadap pihak ketiga yang berhubungan dengan WP yang
sedang
11. Sampling
a. Pengujian sebagian bukti-bukti yang dipilih berdasarkan metode tertentu (statistical & non
statitistical sampling) dan representative (mewakili)
b. Perencanaan. Dalam penentuan sampel harus dilihat hubungan antar sampel yang akan dipilih
dengan tujuan pemeriksaan
c. Seleksi. Sampel yang dipilih harus dapat mewakili populasi
d. Tujuan. Untuk menghemat waktu & tenaga dalam menentukan sampai sejauh mana
penyimpangan/deviasi dapat ditolerir
e. Pemakaian teknik sampling, dapat ditentukan oleh pemeriksa
12. Pemeriksaan WP yang pembukuannya menggunakan sistem komputer
a. Tanpa menggunakan computer (audit around the computer)
Contoh : pemeriksaan dokumen konvensional untuk faktur pajak dibandingkan dengan output
komputer
Pemeriksaan Kantor
Wajib Pajak wajib:
5.
2.
3.
4.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pemeriksaan Kantor
Pemeriksa Pajak berwenang:
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan dalam jangka waktu
Pemeriksaan yang meliputi:
1. jangka waktu pengujian; da
2. jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan pelaporan.
1. Jangka waktu pengujian
Pemeriksaan Lapangan
Jangka waktu pengujiannya paling lama 6 (enam) bulan,
yang dihitung sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan
Lapangan disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, pegawai,
atau anggota keluarga yang telah dewasa dari WP, sampai
dengan tanggal SPHP disampaikan kepada WP, wakil,
kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa
dari WP.
Pemeriksaan Kantor
Jangka waktu pengujiannya paling lama 4 (empat)
bulan, yang dihitung sejak tanggal WP, wakil, kuasa
dari WP pegawai, atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari WP datang memenuhi Surat Panggilan
Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor sampai
dengan tanggal SPHP disampaikan kepada WP, wakil,
kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari WP.
1.
2.
3.
4.
8.
7.
Jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan pelaporannya paling lama 2 (dua)
bulan, yang dihitung sejak tanggal SPHP disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, pegawai,
atau anggota yang telah dewasa dari WP sampai dengan tanggal LHP. (Pasal 15 ayat
(4) PMK-17/PMK.03/2013)
K. PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun berdasarkan KKP. (Pasal 58 ayat (1) PMK17/PMK.03/2013). Bagian-bagian yang tidak terpisahkan dari LHP, antara lain:
1. Risalah pembahasan,
2. Risalah Tim QA Pemeriksaan, dan/atau
3. Berita acara PAHP.
LHP digunakan oleh Pemeriksa Pajak sebagai dasar untuk membuat nota penghitungan.
Nota penghitungan digunakan sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat
Tagihan Pajak.
Pajak yang terutang dalam surat ketetapan pajak dihitung sesuai dengan PAHP, kecuali:
1. WP Tidak Hadir dalam PAHP tetapi Menyampaikan Lembar Pernyataan Persetujuan
Hasil Pemeriksaan
2. WP Tidak Hadir dalam PAHP tetapi Menyampaikan Surat Sanggahan
3. WP Tidak Hadir dalam PAHP dan Tidak Menyampaikan Tanggapan Tertulis atas SPHP,