TUJUAN
1. Menentukan tetapan faraday dengan menggunakan voltameter tembaga.
2. Menghitung massa endapan tembaga
3. Mengetahui proses reaksi redoks
4. Menghitung massa ekuivalen tembaga
II.
DASAR TEORI
Pada percobaan Voltameter Tembaga ini, akan memncari ketetapan Faraday dengan
konsep elektrolisis. Hal ini erat kaitannya dengan ilmu kimia, dimana akan banyak
berhubungan dengan elektrokimia dan reaksi reaksinya. Voltmeter adalah Merupakan alat
untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini yang akan
berperan penting dalam elektrokimia ini. Elektrokimia adalah kajian mengenai proses
perubahan antara Tenaga Kimia dan Tenaga Elektrik. elektrokoagulasi, elektrokatalis,
elektrodialisis elektrorefining dan elektrolisis. Alat yang digunakan untuk mengukur besar
tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan
tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau
plastik. Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda.
Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter). Tembaga memiliki berat
jenis 8,93 gram/cm3, titik cairnya : 1083 0C, mampu tariknya : 200 360 N/mm2,
perpanjangan/regangan/ : 35 50 %, penyusutan dingin : 2%. Metal/logam dapat bertindak
sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada
strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.
Sesuai dengan namanya, metode elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada
reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi, yang berlangsung pada
elektroda yang sama/berbeda dalam suatu sistim elektrokimia. Sistem elektrokimia meliputi
sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan listrik karena
terjadinya reaksi spontan di dalamnya di sebut sel galvani. Sedangkan sel elektrokimia di
mana reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya di sebut sel elektrolisis. Peralatan dasar dari sel
elektrokimia adalah dua elektroda -umumnya konduktor logam- yang dicelupkan ke dalam
elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan maupun cairan) dan sumber arus. Karena
didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama yang berperan dalam metode ini adalah
elektron yang di pasok dari suatu sumber listrik. Sesuai dengan reaksi yang berlangsung,
elektroda dalam suatu sistem elektrokimia dapat dibedakan menjadi katoda, yakni elektroda
di mana reaksi reduksi (reaksi katodik) berlangsung dan anoda di mana reaksi oksidasi
(reaksi anodik) berlangsung.
Aplikasi metode elektrokimia untuk lingkungan dan laboratorium pada umumnya
didasarkan pada proses elektrolisis, yakni terjadinya reaksi kimia dalam suatu sistem
elektrokimia akibat pemberian arus listrik dari suatu sumber luar. Proses ini merupakan
kebalikan dari proses Galvani, di mana reaksi kimia yang berlangsung dalam suatu sistem
elektrokimia dimanfaatkan untuk menghasilkan arus listrik, misalnya dalam sel bahan bakar
(fuel-cell). Aplikasi lainnya dari metode elektrokimia selain pemurnian logam dan
elektroplating adalah elektroanalitik, Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik
searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion
positif akan bergerak ke elektrode negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan bergerak kearah
elektrode positif. Pergerakan-pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi
listrik. Kondisi demikian ini disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan terkontak
dengan elektrode maka reaksi kimia akan terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan
pada anoda akan mengalami oksidasi.
Sifat hantaran listrik zat cair dapat dibedakan
1. Isolator, misal : air murni, minyak, dll.
2. Larutan ion, misal :
a. mengalami perubahan kimia, misal : asam-basa, garam.
b. tidak mengalami perubahan kimia, misal : air raksa, logam cair.
Elektrolisis ialah proses penguraian elektrolit kepada unsur juzuknya apabila arus
elektrik mengalir melaluinya.Arus elektrik boleh dialirkan melalui elektrolit dengan
menggunakan dua elektroda. Elektroda yang disambungakan kepada terminal positif yang
dinamakan anoda, manakala elektroda yang disambungkan kepada terminal negatif
dinamakan katoda.Semasa elektrolisis berlaku, ion negatif akan bergerak ke anoda.Oleh itu
ion ini dikenali sebagai kation. Ion positif pula akan bergerak ke katoda yang mana ion ini
dikenali sebagai kation. Istilah elektrolisis diperkenalkan oleh Michael Faraday [1791 1867]. 'Lisis' bermaksud memecah dalam bahasa Yunani. Jadi, elektrolisis bermaksud
pemecahan oleh arus elektrik. Proses Elektrolisis adalah keadaan di mana apabila elektrolit
mengkonduksikan elektrik, perubahan kimia berlaku dan elektrolit terurai kepada unsurnya di
elektroda.
PRINSIP PERHITUNGAN ELEKTROLISIS:
Hukum Faraday I
"Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding dengan kuat
arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut".
Rumus:
m = e . i . t / 96.500
q=i.t
m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (amper)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
Hukum Faraday II
"Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda
(terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama banyaknya
akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut."
Rumus:
m1 : m2 = e1 : e2
m = massa zat (garam)
IV.
CARA KERJA
2. Susunlah
rangkaian seperti pada gambar dan gunakan anoda dan katoda dalam
percobaan.
3. Periksakan terlebih dahulu kepada pembimbing.
4. Hubungkan arus dan atur R dan V sehingga amperemeter menunjuk 4A.
5. Putuskan arus dan lepaskan katoda. Pasang katoda yang telah ditimbang tepat pada
tempat katoda percobaan dan alirkan arus. Bila terjadi perubahan besar pada arus,
cepat atur kembali dan jagalah agar arus supaya tetap 4 A selama 20 menit lalu
putuskan arus tersebut.
6. Ambil katoda, timbang katoda.
7. Bersihkan/siram dengan air kran kemudian bilas dengan alkohol, lalu dibakar hingga
alkohol habis hingga alcohol menguap dan katoda kering.
8. Ulangi percobaan diatas untuk arus 5 A selama 5 menit.
V.
DATA PENGAMATAN
Percobaan I dengan arus 2,2 A dalam waktu 20 menit
No.
Percobaan (g)
Percobaan (g)
1.
120,0
120,2
2.
120,2
120,4
3.
120,2
120,3
4.
120,0
120,2
5.
120,0
120,3
VI.
Percobaan (g)
Percobaan (g)
1.
120,0
120,2
2.
120,0
120,1
3.
120,1
120,2
4.
120,0
120,3
5.
120,0
120,2
ANALISA/PENGOLAHAN DATA
6.1 Perhitungan
Diketahui : CuSO4 (aq) Cu2+(aq) + SO42- (aq)
Pada katoda : Cu2+ + 2e- Cu(s)
1 mol Cu = 2 mol e- valensi Cu = 2
Ar Cu = 63,5 g/mol
F = 96.500 C/mol
e=
Ar Cu
63,5
=
31,75
Valensi Cu
2
Percobaan I
= 20 menit
= 1200 sekon
M.F
e.t
0,2 . 96500
31,75 . 1200
19300
38100
= 0,5065 A
Perhitungan berat ekuivalen elektrokimia
Menghitung Z dengan rumus:
M Z Q
Q I t
M
I t
Z(praktek)
M
I t
0,2
2,2.1200
= 0,75 x 10-4
Z(perhitungan) =
M
I t
0,2
0,5065 x 1200
= 3,29 x 10-4
M (g)
t (s)
I praktek
I perhitungan
(A)
(A)
Z praktek
Z perhitungan
1.
0,2
1200
2,2
0,5065
0,75 x 10-4
3,29 x 10-4
2.
0,2
1200
2,2
0,5065
0,75 x 10-4
3,29x 10-4
3.
0,1
1200
2,2
0.2532
0,38 x 10-4
1,6 x 10-4
4.
0,2
1200
2,2
0,5065
0,75 x 10-4
3,29x 10-4
5.
0,3
1200
2,2
0,7598
1,14 x 10-4
4,9 x 10-4
Percobaan II
= 5 menit
= 300 sekon
M.F
e.t
0,2 . 96500
31,75 . 300
19300
9525
= 2,03 A
M
I t
Z(praktek)
M
I t
0,2
2,2 x300
= 3,03 x 10-4
Z(perhitungan) =
=
M
I. t
0,2
2,03 x 300
= 3,3 x 10-4
Dengan cara yang sama diperoleh:
No.
M (g)
t (s)
I praktek
I perhitungan
(A)
(A)
Z praktek
Z perhitungan
1.
0,2
300
2,2
2,03
3,03 x 10-4
3,3 x 10-4
2.
0,1
300
2,2
1,01
1,5 x 10-4
1,6 x 10-4
3.
0,1
300
2,2
1,01
1,5 x 10-4
1,6 x 10-4
4.
0,3
300
2,2
3,04
4,5 x 10-4
4,9 x 10-4
5.
0,2
300
2,2
2,03
3,03 x 10-4
6.2 Ralat
Percobaan I
Untuk I berdasarkan perhitungan
I
(I - I )
(I - I )2
0,5065
0,5065
0,5065
0,5065
0,2532
0,5065
-0,2533
0,0642
0,5065
0,5065
0,7598
0,5065
0,2533
0,0642
= 0,1284
I I
=
=
nn 1
0,1284
55 1
0,00642
I = 0,0801
I I = (0,5065 0,0801) A
Ralat Nisbi =
0,0801
x 100 % = 16 %
0,5065
(M - M )
(M - M )2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,1
0,2
-0,1
0,01
0,2
0,2
0,3
0,2
0,1
0,01
= 0,02
3,3 x 10-4
M M
M =
nn 1
0,02
55 1
0,02
20
M = 0,032
M M = (0,2 0,032) A
Ralat Nisbi =
0,032
x 100 % = 16 %
0,2
(Z - Z )
(Z - Z )2
0,75 x 10-4
0,75 x 10-4
0,75 x 10-4
0,75 x 10-4
0,37 x 10-4
0,75 x 10-4
-0,38 x 10-4
0,14 x 10-8
0,75 x 10-4
0,75 x 10-4
1,14 x 10-4
0,75 x 10-4
0,39 x 10-4
0,15 x 10-8
= 0,29 x 10-8
Z Z
Z =
nn 1
0,29 x 10-8
55 1
0,015x108
Z = 0,12 x 10-4
-4
-4
Z Z = (0,75 x 10 0,12 x 10 ) A
Ralat Nisbi =
0,12 x10 4
x 100 % = 16 %
0,75 x10 4
(Z - Z )
(Z - Z )2
3,3 x 10-4
3,3x10-4
3,3 x 10-4
3,3x10-4
1,6 x 10-4
3,3x10-4
-1,7x10-4
2,89x10-8
3,3 x 10-4
3,3x10-4
4,9 x 10-4
3,3x10-4
1,6x10-4
2,56x10-8
= 5,45x10-8
Z Z
nn 1
Z =
5,45x10-8
55 1
Z = 0,27x10-4
Z Z = (3,3x10-4 0) A
Ralat Nisbi =
0,27x10 -4
x 100 % = 8,18 %
3,3 x10 4
(I - I )
(I - I )2
2,03
1,8
0,23
0,053
1,01
1,8
-0,79
0,624
1,01
1,8
-0,79
0,624
3,04
1,8
1,24
1,538
2,03
1,8
0,23
0,053
= 1,35
I I
=
=
nn 1
1,35
20
I = 0,06
I I = (1,8 0,06) A
Ralat Nisbi =
0,06
x 100% = 3,76 %
1,8
(M - M )
(M - M )2
0,2
0,18
0,02
0,0004
0,1
0,18
-0,08
0,0064
0,1
0,18
-0,08
0,0064
0,3
0,18
0,12
0,0144
0,2
0,18
0,02
0,0004
= 0,028
M M
nn 1
M =
=
0,028
20
M = 0,037
M M = ( 0,18 0,037 ) A
Ralat Nisbi =
0,037
x 100 % = 20,78 %
0,18
(Z - Z )
(Z - Z )2
3,03 x 10-4
2,7 x 10-4
0,33 x 10-4
0,1 x 10-8
1,5 x 10-4
2,7 x 10-4
-1,2 x 10-4
1,4 x 10-8
1,5 x 10-4
2,7 x 10-4
-1,2 x 10-4
1,4 x 10-8
4,5 x 10-4
2,7 x 10-4
1,8 x 10-4
3,2 x 10-8
3,03 x 10-4
2,7 x 10-4
0,33 x 10-4
0,1 x 10-8
= 6,2 x 10-8
Z Z
nn 1
Z =
6,2 x10 8
55 1
Z = 0,3 x 10-4
-4
-4
Z Z = (2,7 x 10 0,3 x 10 ) A
0,3 x10 4
Ralat Nisbi =
x 100 % = 11,11 %
2,7 x10 4
Kebenaran Praktikum = 100% - 11,11 % = 88,89 %
Untuk Z yang menggunakan I perhitungan
Z
(Z - Z )
(Z - Z )2
3,3 x 10-4
3,0x10-4
0,3x10-4
0,09x10-8
1,6 x 10-4
3,0x10-4
-1,4x10-4
1,96x10-8
1,6 x 10-4
3,0x10-4
1,4x10-4
1,96x10-8
4,9 x 10-4
3,0x10-4
1,9x10-4
3,61x10-8
3,3 x 10-4
3,0x10-4
0,3x10-4
0,09x10-8
= 7,71x10-8
Z Z
Z =
nn 1
7,71x10-8
55 1
Z = 0,38x10-4
-4
-4
Z Z = ( 3,0 x 10 0,38x10 ) A
Ralat Nisbi =
0,38 x10 4
x 100 % = 0,11 %
3,3 x10 4
VII.
PEMBAHASAN
Pada percobaan voltameter tembaga ini, memiliki tujuan untuk menentukan
tetapan faraday dengan menggunakan tembaga. Adapun tembaga yang digunakan adalah
tembaga yang memiliki muatan positif (katoda) dan tembaga yang bermuatan negatif
(anoda). Dimana percobaan dilakukan sebanyak 2 kali dengan 5 kali pengulangan untuk
mencari nilai yang lebih akurat waktu yang berbeda. Adapun dalam percobaan ini yang
perlu diketahui adalah massa dari tembaga sebelum dan sesudah dialiri arus listrik.
Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan arus listrik sebesar
2,2 A, karena arus listrik konstan pada arus tersebut dan waktu percobaan adalah 20
menit. Setelah percobaan dilakukan
katoda sebelum percobaan seperti pada data pengamatan. Hal ini di karenakan elektron elektron pada anoda lepas dan ditangkap oleh katoda sehingga berat katoda bertambah
sesuai reaksi :
anoda
: Cu Cu2+ + 2e
katoda : Cu2+ + 2e Cu
Dari data pengamatan percobaan pertama dapat pula dihitung arus yang
mengalir melalui rangkaian lebih besar dari arus yang terbaca pada amperemeter. Setelah
diketahui kuat arus yang melalui rangkaian diperoleh ekuivalen elektrokimia tembaga
sebesar 3,3 x 10-4. Hal ini terjadi karena arus yang ditunjukkan pada amperemeter dapat
dibaca padsa 2,2 A. adapun tegangan yang digunakan adalah sebesar 2 Volt. Pada
percobaan pertama ini diperoleh data yang berbeda. Bahwa besarnya kuat arus dan
ekuivalen elektrokimia tergantung pada besarnya massa tembaga. Pada massa tembaga
0,2 g dipeoleh arus sebesar 0,5065 A, ekuivalen praktek 0,75 x 10-4 dan ekuivalen hasil
perhitungan sebesar 3,29 x 10-4. Sedangkan pada massa tembaga sebesar 0.1 gram
diperoleh arus 0.2532 A, ekuivalen praktek 0,38 x 10-4 dan ekuivalen hasil
perhitungannya adalah 1,6 x 10-4. Dan pada massa tembaga 0,3 gram diketahui arusnya
sebesar 0,7598 A, ekuivalen praktek 1,14 x 10-4 dan ekuivalen hasil perhitungannya
adalah 4,9 x 10-4. Dari sini dapat diketahi pbahwa adanya perbedaan antara ekuivalen
hasil percobaan dengan hasil perhitungan. Pada ekuivalen hasil perhitungan diketahui
memiliki nilai lebih besar dari ekuivalen hasil perhitungan. Karena pada ekuivalen praktik
menggunakan arus sebesar 2,2 A, sedangkan pada ekuivalen hasil perhitungan arus yang
digunakan adalah hasil perhitungan yang dikaitkan dengan hukum faraday I. Pada hasil
perhitungan diperoleh nilai arus yang lebih kecil dari arus yang digunakan saat
praktikum. Sehingga saat dimasukkan kedalam rumus ekuivalen dihasilkan ekuivalen
hasil perhitungan lebih besar dari ekuivalen hasil praktikum.
Dari data tersebut didapatkan ralat kebenaran praktikum, yaitu pada arus
diperoleh ralat kebenaran sebesar 84 %, sedangkan hasil ralat kebenaran dari massanya
adalah 84 % dan pada ralat kebenaran ekuivalen perhitungan dan praktikum adalah 91,81
% dan 96,23 %. Dari ralat yang diketahui tersebut dapat kita ketahui adanya kesalahan
dan kekurang telitian para praktikan dalam melakukan percobaan dan bisa pula terjadi
karena adanya faktor lain, seperti adanya kerusakan pada alat-alat yang digunakan dalam
praktikum.
Pada percobaan yang kedua, sama seperti percobaan yang pertama. Tetapi
waktu yang digunakan dalam percobaan adalah 5 menit. Sehingga hasil yang diperoleh
baik dalam praktikum maupun perhitungan tidaklah sama. Dari hasil praktikum pada
massa tembaga 0,2 g diperoleh ekuivalen sebesar 3,03 x 10-4, pada massa 0,1 gram
diperoleh ekuivalen 1,5 x 10-4 dan pada massa 0,3 gram diperoleh 4,5 x 10-4. Sedangkan
dari hasil perhitungan diperoleh pada massa 0,1 gram arusnya adalah 1,01 A,
ekuivalennya 1,6 x 10-4. Pada massa 0,2 grm tembaga didapatkan arus 2,03 A,
ekuivalennya 3,3 x 10-4 , sedangkan massa tembaga 0,3 gram diperoleh arus 3,04 A dan
ekuivalennya 4,9 x 10-4.
Dari data tersebut didapatkan ralat kebenaran praktikum, yaitu pada arus
diperoleh ralat kebenaran sebesar
massanya adalah 79,22 % dan pada ralat kebenaran ekuivalen perhitungan dan praktikum
adalah 88,89 % dan 99,88 %. Dari ralat yang diketahui tersebut dapat kita ketahui adanya
kesalahan dan kekurang telitian para praktikan dalam melakukan percobaan dan bisa pula
terjadi karena adanya faktor lain, seperti adanya kerusakan pada alat-alat yang digunakan
dalam praktikum.
VIII.
KESIMPULAN
1. Memiliki tujuan untuk menentukan tetapan faraday dengan menggunakan tembaga.
2. Setelah percobaan dilakukan diperoleh massa katoda lebih besar dari massa katoda
sebelum percobaan. Hal ini di karenakan elektron - elektron pada anoda lepas dan
ditangkap oleh katoda sehingga berat katoda bertambah sesuai reaksi :
anoda
: Cu Cu2+ + 2e
katoda : Cu2+ + 2e Cu
3. Pada ekuivalen hasil perhitungan diketahui memiliki nilai lebih besar dari ekuivalen
hasil perhitungan.
4. Pada ekuivalen hasil perhitungan arus yang digunakan adalah hasil perhitungan yang
dikaitkan dengan hukum faraday I.
5. Pada hasil perhitungan diperoleh nilai arus yang lebih kecil dari arus yang digunakan
saat praktikum. Sehingga saat dimasukkan kedalam rumus ekuivalen dihasilkan
ekuivalen hasil perhitungan lebih besar dari ekuivalen hasil praktikum.
6. Dari data percobaan I didapatkan ralat kebenaran praktikum, yaitu pada arus diperoleh
ralat kebenaran sebesar 84 %, sedangkan pada ralat kebenaran ekuivalen perhitungan
dan praktikum adalah 91,81 % dan 96,23 %.diperoleh arus 3,04 A dan ekuivalennya
4,9 x 10-4.
7. Dari data percobaan II didapatkan ralat kebenaran praktikum, yaitu pada arus
diperoleh ralat kebenaran sebesar 96,23 %, sedangkan hasil ralat kebenaran ekuivalen
perhitungan dan praktikum adalah 88,89 % dan 99,88 %.
8. Dari ralat yang diketahui tersebut dapat kita ketahui adanya kesalahan dan kekurang
telitian para praktikan dalam melakukan percobaan dan bisa pula terjadi karena
adanya faktor lain, seperti adanya kerusakan pada alat-alat yang digunakan dalam
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Nama
: Ana Malia
NIM
: 1108105017
Kelompok
:V
Hari/Tanggal Praktikum
Dosen
Asisten Dosen
: Ni Luh Widyasari
(0908205001)
(0908205002)
Desi Delimasari
(0908205018)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2012