PENDAHULUAN
Proses awal dari suatu perancangan mekanisme suatu mesin, perlu dilakukan
analisa terlebih dahulu terhadap mekanisme pergerakan kecepatan dan percepatan
tiap-tiap komponen dari suatu mesin. Komponen mesin terdiri dari sejumlah benda
bergerak dan tidak bergerak yang diletakkan diantara sumber-sumber tenaga dan
kerja yang harus dilakukan untuk tujuan penyesuaian antara keduanya. Ilmu yang
mempelajari gerakan relatif suatu elemen mesin meliputi lintasan, kecepatan, dan
percepatan disebut kinematika.
Mekanisme engkol peluncur adalah mekanisme kinematika yang merupakan
rangkaian batang penghubung empat batang yang memiliki gerakan
kombinasi translasi dan rotasi. Kombinasi dari kedua gerakan tersebut dapat
dianalisa dengan penyelesaian secara grafis dan analitis.Penentuan kecepatan
dengan analisa secara grafis dapat dilakukan dengan metode pusat sesaat,
penguraian vektor-vektor kecepatan kedalam komponen-komponennya, dan
kecepatan relatif. Sedangkan penentuan percepatan dapat dilakukan dengan
metode
percepatan relatif. Penggunaan grafis sangat terbatas pada penggambaran
secara visual dan tidak dapat digunakan untuk menentukan kecepatan dan
percepatan dengan cepat pada berbagai kedudukan, Martin (1985).Untuk
mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan dengan metode trigonometri (ilmu
ukur segitiga) dan bilangan kompleks. Keuntungan kedua metode tersebut
dapat menggunakan bantuan komputer untuk menentukan kecepatan dan
percepatan mekanisme berbagai kedudukan dengan cepat. Mustafa (2008)
telah melakukan penelitian tentang perubahan posisi dan kecepatan
mekanisme engkol peluncur. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara
teoritis perbandingan kedua metode tersebut untuk penentuan kecepatan
dan Penentuan Kecepatan dan Percepatan Mekanisme Engkol Peluncur Pada
Komponen Mesin (Naharuddin) 270percepatan pada mekanisme engkol
peluncur.
Mekanisme Engkol Peluncur
Salah satu mekanisme yang paling umum digunakan adalah sistem rangkaian
batang penghubung empat batang. Mekanisme engkol peluncur merupakan
suatu sistem rangkaian batang penghubung empat batang yang sangat luas
penggunaannya. Contoh yang umum dari penggunaannya ditemukan dalam
1.Gambar
1.Mekanisme Engkol Peluncur Mekanisme engkol peluncur merupakan elemen
pokok pada sistem kerja motor bahan bakar bensin atau solar. Mekanisme
ini adalah suatu sistem
yang berfungsi untuk menghisap dan menekan bahan bakar bensin ke
dalam silinder guna mendapatkan temperatur tinggi pada gas bah an bakar
kemudian meledak di atas permukaan piston (torak), dimana ledakan inilah
yang mendorong piston (torak) sekaligus
merubah gerak vertikal menjadi gerak berputar pada batang poros engkol
menjadi tenaga pembangkit untuk memenuhi kebutuhan.
Kecepatan dan Percepatan
Mekanisme engkol peluncur adalah sebuah sistem terdiri dari batang-batang
penghubung kaku yang memungkinkan
bergerak relatif satu sama lain. Jika batang penghubung 2 adalah
penggerak, maka batang penghubung 4 adalah anggota yang
digerakkan.Gerakan dipindahkan dari penggerak ke torak melalui batang
penghubung 3, yang merupakan batang kaku. Melihat gerakan-gerakan yang
terjadi pada mekanisme engkol peluncur tersebut, maka gerakan yang
ditimbulkan adalah kombinasi dari translasi dan rotasi.Gerakan kombinasi
tersebut menimbulkan kecepatan linier, kecepatan sudut, kecepatan relatif,
percepatan linier, percepatan sudut, dan percepatan relatif.
Metode Trigonometri
Menurut Holowenko (1992)
kecepatan dan percepatan pada mekanisme engkol peluncur dapat
diselesaikan dengan analisa matematis dengan ilmu ukur segitiga
(trigonometri).
Pada gambar 2, penghubung 2 berada pada sudut dari sumbu x, panjang
engkol dinyatakan dengan , panjang batang hubung dinyatakan dengan dan
membentuk sudut
dengan sumbu x.
Daerah
Kecepatan
Percepatan
1
0 90
meningkat
menurun
2
90
menurun
meningkat
3
180
meningkat
menurun
4
270
menurun
meningkat
Peneliti sebelumnya, Mustafa (2008) telah melakukan penelitian terhadap
kecepatan pada mekanisme engkol peluncur dengan metode bilangan kompleks
diperoleh kondisi kecepatan berdasakan tabel 1 di atas. Pada penelitian ini,
bukan hanya menganalisa kondisi kecepatan pada setiap kondisi (kuadran)
tetapi juga menganalisa percepatan setiap kondisi dan persentase perbedaan
dengan menggunakan kedua metode tersebut.
Tabel 2. Persentase perbedaan nilai kecepatan dan
percepatan trigonometri dengan bilangan kompleks
No Batang 2(m)
Batang 3(m) Persentase
Persentase
Kecepatan(%)
percepatan(%)
1
0,05
0,3
8,25
0,50
2
0,075
0,3
12,76
2,34
3
0,10
0,3
17,78
19,91
Jurnal Mekanikal, Vol. 3 No. 2: Juli 2012: 268-278 ISSN 2086-3403
275 Berdasarkan tabel 2 di atas memperlihatkan persentase perbedaan nilai
perhitungan antara metode analisa trigonometri dengan analisa bilangan
kompleks bahwa semakin besar perbedaan panjang batang 2 dengan
panjang batang 3 nilai persentase kecepatan dan percepatan semakin kecil.
Menurut Holowenko (1992), perbandingan panjang batang 2 dan panjang
batang 3 pada mekanisme engkol peluncur adalah 1 : 4, atau berdasarkan
tabel 2 adalah batang 2 dengan panjang 0.075 m dan batang 3 dengan
panjang 0,3 m. Kedua metode tersebut diperoleh perbedaan perhitungan
persentase kecepatan 12,76 % dan persentase percepatan 2, 34 %.
KESIMPULAN
1. Penentuan percepatan dengan analisa trigonometri dapat digunakan jika
kecepatan poros engkol konstan.
2. Semakin besar panjang poros engkol terhadap panjang batang 3 yang
konstan, maka kecepatan dan percepatan torak pada titik B cenderung
meningkat.
3. Semakin kecil perbedaan panjang poros engkol dengan panjang batang
penghubung 3,maka nilai persentase perbedaan kecepatan dan percepatan
pada titik B antara metode trigonometri dan bilangan kompleks semakin
besar. 4. Kedua metode ini dapat mengevaluasi seluruh kondisi batang
seiring dengan perubahan posisi
sudut poros engkol s ecara cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Holowenko, A.R, 1992, Dinamika
AB
(m/s
2
)
VB
(m/s)
AB
(m/s
2
)
1 0 360.00 0.38 -47.10 0.00 0.00 -3327.62 0.00 -3327.62
2 15 356.29 0.37 -45.59 2157.08 -4.54 -3151.76 -3.74 -3147.74
3 30 352.82 0.36 -41.11 4189.07 -8.61 -2651.44 -7.20 -2638.20
4 45 349.82 0.35 -33.84 5970.15 -11.79 -1903.85 -10.15 -1882.38
5 60 347.50 0.33 -24.12 7373.48 -13.80 -1022.55 -12.37 -998.28
6 75 346.03 0.31 -12.56 8278.35 -14.56 -135.22 -13.73 -112.64
7 90 345.52 0.29 0.00 8591.86 -14.13 644.39 -14.13 665.52
8 105 346.03 0.27 12.56 8278.35 -12.74 1242.78 -13.57 1265.36
9 120 347.50 0.26 24.12 7373.48 -10.67 1639.54 -12.10 1663.81
10 135 349.82 0.24 33.84 5970.15 -8.20 1860.91 -9.83 1882.38
11 150 352.82 0.23 41.11 4189.07 -5.52 1959.44 -6.93 1972.68
12 165 356.29 0.23 45.59 2157.08 -2.77 1991.01 -3.58 1995.02
13 180 360.00 0.23 47.10 0.00 0.00 1996.57 0.00 1996.57
14 195 3.71 0.23 45.59 -2157.08 2.77 1991.01 3.58 1995.02
15 210 7.18 0.23 41.11 -4189.07 5.52 1959.44 6.93 1972.68
16 225 10.18 0.24 33.84 -5970.15 8.20 1860.91 9.83 1882.38
17 240 12.50 0.26 24.12 -7373.48 10.67 1639.54 12.10 1663.81
18 255 13.97 0.27 12.56 -8278.35 12.74 1242.78 13.57 1265.36
19 270 14.48 0.29 0.00 -8591.86 14.13 644.39 14.13 665.52
20 285 13.97 0.31 -12.56 -8278.35 14.56 -135.22 13.73 -112.64
21 300 12.50 0.33 -24.12 -7373.48 13.80 -1022.55 12.37 -998.28
22 315 10.18 0.35 -33.84 -5970.15 11.79 -1903.85 10.15 -1882.38
23 330 7.18 0.36 -41.11 -4189.07 8.61 -2651.44 7.20 -2638.20
24 345 3.71 0.37 -45.59 -2157.08 4.54 -3151.76 3.74 -3147.74
25 360 0.00 0.38 -47.10 0.00 0.00 -3327.62 0.00 -3327.62
Penentuan Kecepatan dan Percepatan Mekanisme Engkol Peluncur Pada
Komponen Mesin (Naharuddin)
278
Lampiran 3.
Panjang batang 2 (r
2) = 0.10 m
Panjang batang 3 (r
3) = 0,30 m
No
3
r1
3 Bil. Kompleks Trigonometri
(m) (rad/s) (rad/s
2
)
VB
(m/s)
AB
(m/s
2
)
VB
(m/s)
AB
(m/s
2
)
1 0 360.00 0.40 -62.80 0.00 0.00 -4732.61 0.00 -4732.61
2 15 355.05 0.40 -60.89 2729.77 -6.45 -4465.89 -5.02 -4453.15
3 30 350.41 0.38 -55.16 5318.76 -12.18 -3707.93 -9.66 -3665.50
4 45 346.37 0.36 -45.69 7624.04 -16.55 -2579.47 -13.60 -2509.84
5 60 343.22 0.34 -32.80 9485.87 -19.16 -1262.17 -16.56 -1183.15
6 75 341.22 0.31 -17.17 10719.55 -19.86 33.05 -18.34 105.97
7 90 340.53 0.28 0.00 11154.86 -18.84 1115.49 -18.84 1183.15
8 105 341.22 0.26 17.17 10719.55 -16.54 1870.38 -18.06 1943.31
9 120 343.22 0.24 32.80 9485.87 -13.48 2287.29 -16.07 2366.30
10 135 346.37 0.22 45.69 7624.04 -10.09 2440.22 -13.04 2509.84
11 150 350.41 0.21 55.16 5318.76 -6.66 2439.91 -9.18 2482.34
12 165 355.05 0.20 60.89 2729.77 -3.30 2391.14 -4.73 2403.87
13 180 360.00 0.20 62.80 0.00 0.00 2366.30 0.00 2366.30
14 195 4.95 0.20 60.89 -2729.77 3.30 2391.14 4.73 2403.87
15 210 9.59 0.21 55.16 -5318.76 6.66 2439.91 9.18 2482.34
16 225 13.63 0.22 45.69 -7624.04 10.09 2440.22 13.04 2509.84
17 240 16.78 0.24 32.80 -9485.87 13.48 2287.29 16.07 2366.30
18 255 18.78 0.26 17.17 -10719.55 16.54 1870.38 18.06 1943.31
19 270 19.47 0.28 0.00 -11154.86 18.84 1115.49 18.84 1183.15
20 285 18.78 0.31 -17.17 -10719.55 19.86 33.05 18.34 105.97
21
22
23
24
25
300
315
330
345
360