Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun wanita
dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan
tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering terkena dari
pada pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-15%. Untuk
menyatakan adanya ISK
Infeksi Saluran Kemih Infeksi adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi
ISK dimasyarakat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun
mempunyai angka prevalensi 3,2%. Sedangkan pada usia sama atau 65
tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISk sebesar 20%. ( Muttaqin,
2008 )
Infeksi
perkemihan
saluran
yang
kemih
merupakan
menyebabkan
terjadinya
suatu
gangguan
infeksi
karena
system
bakteri
bernama Escherichia coli (E. coli) yang sering ditemukan dalam tinja
manusia dan dapat hidup di kolon. Selain karena infeksi bakteri, penyebab
lain yang dapat mempengaruhi terjadinya ISK ini karena sering menahan
untuk melakukan kencing, kurang minum, metabolisme tubuh yang
menurun sehingga bakteri mudah menyerang tubuh yang metabolismenya
turun. Dalam hal makanan pun ada yang dapat menyebabkan terjadinya
penyakit infeksi saluran kemih ini yaitu dengan mengkonsumsi kopi serta
1
susu secara berlebihan yang menjadi penyebabnya karena air seni yang
melewati saluran kemih mengandung asam urat yang membuat terjadinya
batu ginjal di saluran kemih, dan satu lagi yaitu karena terlalu berlebihan
mengkonsumsi vitamin C dengan dosis yang tinggi. ( Suharyanto, 2009 )
Berdasarkan data WHO (World Health Organization), 2012,
jumlah penderita infeksi saluran kemih di dunia mencapai 8,3 juta orang,
angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 9,7 juta orang pada
tahun 2007. Di dunia, penyakit infeksi saluran kemih termasuk 6 besar
penyebab kematian, diperkirakan 10,000 orang meninggal setiap tahunnya
karena infeksi saluran kemih. Tingginya angka ini banyak disebabkan oleh
kurangnya kebersihan diri. ( WHO, 2012)
Tabel 1.1. Data kasus Infeksi Saluran Kemih di RSUP NTB.2010- 2012.
Jumlah kasus
Laki-laki
(orang)
1.
2010
110
43
2.
2011
96
49
3.
2012
102
50
Jumlah
308
142
(Sumber : Rekam Medik RSUP NTB, 2014)
No.
Tahun
Perempuan
67
37
52
156
pertahanan
tubuh
menurun
atau
karena
menahan,
1.2
Rumusan Masalah
Bila penderita ISK tidak di obati dan di berikan perawatan dengan
baik, maka dapat menimbulkan komplikasi dan sering kali memerlukan
pertolongan darurat dan perawatan di rumah sakit yang lama. Tingginya
angka prevalensi penyakit ISK dan belum optimal perawatan dalam
menerapkan peran fungsinya secara profesional baik dalam memberikan
informasi atau penyuluhan secara berkesinambungan mengakibatkan angka
kematian dan kesakitan pada kasus ISK terus meningkat. ( Suharyanto,
2009)
Berdasarkan upaya tersebut maka penulis dapat merumuskan
masalah Bagaimana cara melaksanakan asuhan keperawatan yang baik dan
benar dengan gangguan sistem perkemihan pada kasus infeksi saluran kemih
di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB?
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
gangguan sistem perkemihan dengan kasus infeksi saluran kemih
melalui pendekatan dan penerapan proses keperawatan secara benar
tepat dan sesuai standar keperawatan secara profesional.
1.3.2
Tujuan Khusus
Di harapkan penulis mampu:
1. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada kasus infeksi
saluran kemih dengan penerapan proses keperawatan secara benar
dan tepat sesuai standar keperawatan professional.
Manfaaat Penulisan
1.4.1 Institusi pendidikan
Merupakan bahan evaluasi pendidikan untuk meningkatkan
mutu pendidikan asuhan keperawatan pada gangguan sistem
perkemihan dengan kasus infeksi saluran kemih. Sebagai bahan
acuan di bidang pengetahuan dan pengembangan riset.
mutu
pelayanan
dan
pengawasan
kesehatan
pengetahuan untuk
Wawancara
Mengumpulkan data dengan cara melakukan anamnesa
langsung kepada klien (auto anamnesa) dan wawancara dengan
keluarga atau orang lain yang mengetahui informasi tentang klien
allo anamnesa. ( Nursalam, 2008 )
1.5.2
Observasi
Observasi ini di lakukan dengan pemeriksaan fisik dan
pengamatan langsung pada keadaan umum klien, pemeriksaan fisik
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan pancaindera dengan cara
mempelajari status klien, dokumen perawatan medik dan dokumen
yang sah. ( Nursalam, 2008 )
1.5.4
Studi Kepustakaan
Dalam kepustakaan ini penulis menggunakan literatur atau
sumber buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang telah
dibahas. (Nursalam, 2008)
1.6
Sistematika Penulisan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari :
PENDAHULUAN
1.6.1
BAB 1 : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
pengumpulan data, dan sistimatika penulisan.
TINJAUAN PUSTAKA
1.6.2
etiologi,
patofisiologi,
tanda
dan
gejala,
dan
pemeriksaan penunjang.
2. Konsep Asuhan Keperawatan
Yaitu membahas dan menguraikan tentang kasus yang
di jadikan sebagai latihan atau ilustrasi yang terdiri dari:
a.
Pengkajian
b. Diagnosa keperawatan
c. Rencana asuhan keperawatan
d. Tindakan asuhan keperawatan
e. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
10
merupakan
saluran
retroperitoneum
yang
11
12
13
dengan ginjal kiri karna tertekan ke bawah oleh hati. Pada orang
dewasa ginjal panjangnya 12- 13 cm, tebalnya 6 cm dan beratnya
120-150 gram,
Ginjal melakukan fungsi vital sebagai pengaturan volume dan
komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan
mengekskresikan solute dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal
di lakukan dengan filtrasi plasma darah melalui glomerulus di
ikuti dengan reabsobsi sejumlah solute dan air dalam jumlah yang
tepat di sepanjang tubulus ginjal, kelebihan solute dan air akan di
ekskresikan ke luar tubuh sbagai air kemih sebagai system
pengumpul.
14
tonjolan
korteks
kedalam
medulla
dan
15
16
17
18
berperan
dalam
homeostasis
19
agar
tidak mengganggu
kehidupan
atau
di
murnikan
dengan
hanya
tiga
jaringan lain.
Menurut Syaifuddin, 2011 Cara spesifik yang di lakukan
ginjal untuk membantu homeostatis meliputi:
a. Fungsi regulasi
1) Ginjal mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian
besar elektrolit CES termasuk elektrolit- elektrolit
yang penting untuk ekstibilitas muskulus.
20
yang
penting
untuk
mempertahankan
osmolaritas
(konsentrasi
zat
21
renin-
angiotensin
aldosteron
untuk
pemeliharaan
jangka
panjang
sebaiknya
memiliki
banyak
fungsi
homeostatik.
2.1.3. Etiologi
Menurut (Liamidar, 2002) Etiologi infeksi saluran kemih meliputi:
1) Jenis jenis mikro organism yang menyebabkan ISK,antara lain :
a. Escherichia Coli:90% penyebab ISK uncomplicated (simple)
22
23
24
25
2.1.5. Pathway
Klainan
kongenital
Obstruksi &
gangguan
Mikroorganisme
kateterisasi
Kelainan
anatomi
Reflek pengaliran
tidak lancar
Ureter sempit
Urine statis di
vesika urinaria
Uretra
Fungsi katub
uretrovesikule
r
Kurangnya
pengetahuan
Peny. Kronis,
DM, Peny. Ginjal
Infeksi (ginjal)
Penimbunan
cairan & kuman
obstruksi
Aliran balik
Jaringan parut
Perkembangan
kuman meningkat
Reflek
renointestin
ISK
Respon
peradangan
Rasa sakit & panas
pada simpisis, Dysuria
Nyeri akut
Distensi, nyeri
pinggang
Mual
Terjadi peradanagn
pada mukosa
Kandung kemih tidak
kuat menampung urine
Cemas
Muntah
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Urgency
Gangguan pola
Eliminasi Urine
Gambar 2.3 Pathway Infeksi saluran kemih, ( Suharyanto, 2009 )
26
27
28
29
2.1.8. Komplikasi
Menurut ( Suharyanto, 2009) Komplikasi yang dapat terjadi pada
infeksi saluran kemih meliputi :
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux
urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau
ke dua ginjal.
2. Gagal ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang
atau tidak di obati dengan tuntas sehingga menyebabkan
kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.
3. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
Peradangan ginjal akibat infeksi. Di tandai denganpembentukan
sejumlah bercak kecil ber nanah atau abses yang lebih besar yang
di sebabkan oleh infeksi yang menjalar ke jaringan ginjal melalui
aliran darah.
4. Kolik renal
Nyeri hebat yang biasanya di daerah antara iga dan panggul, yang
menjalar sepanjang abdomen dan dapat berakhir pada area genital
dan paha bagian dalam.
2.1.9. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik menurut (Suharyanto, 2009 ) meliputi :
1. Labolatorium
30
31
ditujukan
untuk
peningkatan
menggunakan
obat
secara
benar,
dan
cara
menghindari
dan
mengurangi
faktor
32
33
Tujuan
observasi
keadaan
ini
adalah
untuk
ruangan lancar.
h. Menjaga kebersihan klien tempat tidur dan sekitar ruangan
sehingga pasien merasa segar dan nyaman.
34
35
penderita,
antara
lain
batu
saluran
kemih,
hiperparatiroidisme, penyakit inflamasi khusus, gout, keadaankeadaan yang mengakibatkan, imobilisasi lama dan dehidrasi
(Carpenito 2005).
36
e.
kelainan
pada
system
respirasi
maupun
klien
infeksi
saluran
kemih,
dapat
37
4) Aktivitas bekerja
Gangguan pada aktivitas bekerja dikarenakan
nyeri pada perut bagian bawah.
5) Istirshat tidur
Gangguan pola istirahat tidur karna rasa nyeri
dan tidak nyaman disekitar perut bagian bawah.
6) Berpakaian
Tidak ada masalah dalam aktivitas memakai
pakaian.
7) Suhu tubuh
Pada keadaan lanjut terdapat peningkatan suhu
tubuh harus dicurigai adanya infeksi.
8) Personal hygiene
Gangguan
kebersihan
diri
karna
ketidak
gelisah,
kurang
istirahat,
38
11) Komunikasi
Tidak ada gangguan pada pola komunikasi.
12) Ibadah
Mengkaji hubungan klien sebagai hamba dengan
tuhannya, biasanya ada perasaan kurang khusu karna
rasa nyeri.
13) Rekreasi
Respon sensitive karna nyeri, gelisah, kurang bisa
istirahat.
14) Belajar
Di saat sakit adakah ke inginan untuk belajar belajar.
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada infeksi saluran kemih antara
lain Perlu di kaji tentang kesadaran klien, kecemasan,
kegelisahan kelemahan suara bicara, denyut nadi,suhu
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi yaitu :
1) Keadaan umum : Sedang
2) Kesadaran : Composmetis
3) Vital sign : 120 130 mengalami
4) Nadi : 80 90 mengalami
39
a)
tampak
simetris,
warna
b)
Wajah
Inspeksi
Palpasi
c)
Mata
Inspeksi
d)
Hidung
Inspeksi
Palpasi
e)
Telinga
Inspeksi
40
f)
g)
Leher
Inspeksi : biasanya pada infeksi salura kemih tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid,
bendungan vena jugularis, dan struma
Palpasi : biasanya tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid dan bendungan vena
jugularis.
h)
Dada
Inspeksi : biasanya pada infeksi saluran kemih
bentuk dada simetris, tidak
terdapat
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
41
Palpasi
Perkusi
Ekstrimitas
Inspeksi
k)
Palpasi
: tidak edema
Perkusi
Integumen
Inspeksi
Palpasi
data
adalah
kemampuan
mengaitkan
data
dan
42
Problem
Nyeri Akut
2. Tampak
meringis
3. Kesadaran
compass
metis
DS:
1. pada
saat
berkemih
air
kencingnya
keluar sedikitsedikit
Terjadi
peradanagn pada
mukosa
Kandung kemih
tidak kuat
menampung urine
Gangguan
pola eliminasi
urin
43
No
Symptom
2. Pada
saat
berkemih
air
kencingnya
langsung keluar
tapi
terputusputus
Etiologi
Problem
Urgency
DO:
1. Klien
lemah
tampak
2. Klien
tampak
kesulitan
saat
berkemih
3
DS:
1. Nafsu
makan
klien berkurang
Reflek
renointestin
Mual
2. Klien
mengatakan
merasa mual
perubahan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
Muntah
DO:
1. BB berkurang
2. Makanan yang
di sediakan di
rumah
sakit
hanya dapat di
habiskan 1/2 dari
porsi yang di
sediakan
3. Biasanya
mukosa mulut
kering
4
DS:
Kurangnya
1. Biasanya klien pengetahuan
merasa cemas
dengan
kondisinya
DO:
1. Biasanya klien
Cemas
44
No
Symptom
tampak gelisah
Etiologi
Problem
2. Biasanya klien
tampak
tidak
tenang berada
di rumah sakit
DS:
Kurangan
ilmu Kurang
1. Biasanyaklien
pengetahuan
pengetahuan
mengatakan
tentang
tidak tau tentang penyakiynya
penyakitnya
saat ini.
DO:
1. Biasanya klien
tmpak bingung
2. Biasanya klien
tmpak
tidak
mengerti
tentang penyakit
yang
di
deritanya saat
ini.
3. Biasanya klien
menanyakan
tentang
penyakitnya
saat ini
Diagnosa keperawatan menurut (Donges, 2000)
2. Rumusan diagnose keperawatan
a. Rumusan diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan
dengan infasi bakteri pada mukosa kandungan kemih (sistitis)
mengakibatka nyeri panggul atau nyeri supra pubik.
b. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
45
Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan
aktivitas
keperawatan
perlu
di
tetapkan
untuk
mengurangi,
Tujuan dan
kriteria hasil
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama..x24
jam diharapkan
nyeri
dapat
teratasi dengan
keriteria hasil:
Rencana
keperawatan
Rasional
1. Kaji
Tingkat, 1. Penting
untuk
frekuensi, episode
menentukan
nyeri pada area
intervensi yang cocok
panggul, apakah
dan meng evaluasi ke
bersifat unilateral
efektivan dari terapi
atu bilateral.
yang di lakukan
2. Ajarkan
teknik 2. Untuk menghilangkan
relaksasi,
ketegangan
dan
perubahan posisi
meningkatkan
relaksasi otot
1. Pasien
mengatakan
bahwa nyeri
berkurang
saat istirahat
2. aktivitas
atau
46
No
Diagnosa
keperawa
tan
Tujuan dan
kriteria hasil
berkemih,
klien
tidak
meringis
3. Penurunan
kebutuhan
terhadap
analgetik
Rencana
keperawatan
Rasional
akut yaitu tekanan
darah meningkat, nadi
meningkat
5. Kolaborasi
5. Untuk menurunkan
Beri
analgetik
atau mengontrol rasa
dan
evaluasi
nyeri
eveknya selama
30 menitn, 1
a.
jam dan tiga jam
untuk
menentukan
responyeri
(aspirin,
oxycodone,
meperidine)
6. Perawat
atau 6. Mencegah timbulnya
pemeliharaan
nyeri
a. Lakukan
rendaman
duduk
atau
kompres
hangat
pada perut
3x sehari
b. Istirahatk
an pasien
selama
perawata
Perubaha
n Nutrisi
kurrang
dari
kebutuha
n tubuh
Kebutuhan
nutrisi
klien
terpenuhi
dengan kriteria
hasil:
1. Nafsu makan
baik
2. Berat badan
stabil
47
No
Diagnosa
keperawa
tan
Tujuan dan
kriteria hasil
3. Makan
3x
sehari dengan
porsi yang di
sediakan di
rumah sakit
dapat
di
habiskan
Rencana
keperawatan
dalam
hangat
keadaan
Rasional
makan klien
Ganggua
n
pola
eliminasi
urin
berhubun
gan
dengan
trauma
mekanik
Pola eliminasi
kembali normal
frekuensi
dan
urgensi dengan
kriteria hasil:
1. Klien tidak
mengalami
disuria
2. Frekuensi
dan urgensi
eliminasi
normal
48
No
Diagnosa
keperawa
tan
Tujuan dan
kriteria hasil
Rencana
keperawatan
a. Laporan
perubahan
gejala
Rasional
dan
mengetahui
kambuhnya infeksi
6. Mendapatkan bahan
b. Tampung urin
kultur urin untuk
untuk
pemeriksaan adanya
pemeriksaan
bakteri
c. Bagi
pasien 7. Mencegah
wanita,
kontaminasi
dari
anjurkan untuk
genital
membersihkan
area genitalia 8. Mencegah stasis urin
dan
rectal
termedia
setelah
pertumbuhan bakteri:
berkemih,
kontaminasi
dan
defikasi, dan
iritasi genital
intercourse:
dari depan ke
belakang
d. Kosongkan
kndung kemih
setiap 4 jam,
gunakan
tampol
atau
popok dan
ganti setiap 34 jam, gunakan
pakaian dalam
yang terbuiat
dari
katum,
hindari celana
ketat.
4
Cemas
berhubun
gan
dengan
kurang
pengetah
uan
tentang
1. Memberikan dukungn
emosional dan dorongn
pada klien untuk berbagi
memungkinkan
klien
untuk meng klarifikasi
rasa
takutnya
dan
member
kesempatan
pada perawat untuk
49
No
Diagnosa
keperawa
tan
kondisi
Tujuan dan
kriteria hasil
Rencana
keperawatan
pemahama
n tentang
kondisi,
pemeriksaa 2. Perbaiki
konsep
n dignostik
yang
salah
dan
Berikan informasi
rencana
tentang
terapeutik
2. Keluhan
1) Sifat penyakit
berkurang
2) Tujuan tindakan
tentang
yang
di
cemas atau
programkan
gugup
3. Ekspresi
wajah
rileks
Rasional
memberikan
umpan
positif dan penenang
2.Faktor
penunjang
ansietas yang dapat di
ubah termasuk ketidak
lengkapan dan ketidak
akurat informasi.yang
akurat dan kesalahan
konsep dapat membantu
menghilangkan
rasa
takut dan mengurangi
ansietas.
3. Pemeriksaan
3. Banyak
klien
diagnostic
memerlukan
termasuk:
dukungn
spiritual
a. Tujuan
untuk meningkatkan
b. Depskripsi
kemampuan kopong
singkat tentang
prosedur
c. Pemeriksaan
setelah
perawatan
d. Beri informasi
selama episode
nyeri
4. Pertahankan
4. Penelitian
instruksi
dan
menunjukan bahwa
penjelasan singkat
anggota
keluarga
dan sederhana.
yang terlibat dalam
perawatan
mengakibatkan
peningkatan
kerja
sama
klien
dan
penyelesaian positif
pada pengalamn
5. Berikan informasi 5. Strategi keperawatan
lebih detail bila
akan
berada
nyeri terkontrol.
tergantung
pada
tingkatan ansietas
50
No
Diagnosa
keperawa
tan
Kurang
pengetah
uan
bd
kurangny
a
informasi
Tujuan dan
kriteria hasil
Rencana
keperawatan
Rasional
Setelah
1. Kaji ulang proses 1. Memberikan dasar
dilakukan
penyakit,
pengetahuan di mana
tindakan
pengalaman
pasien
dapat
keperawatan
pasien
membuat
pilihan
selama.x24
informasi terapi
jam diharapkan
pengetahuan
2. Dorong
2. Membantu
pasien
klien bertambah
menyatakan rasa
mengalami perasaan
dengan keriteria
takut
atau
dapat
merupakan
hasil:
perasaan
dan
rehabilitas vital
perhatian
1.Menyatakan
pemahaman
3. Anjurkan
3. Dapat menyebabkan
proses
menghindari
iritasi prostat dengan
penyakit
makanan
masalah
kongesti,
atau
berbumbu, kopi
peningkatan
tibaprognosis
alcohol,pemasuka
tiba aliran urin dapat
n cairan cepat
menyebabkan
2.Mengidentifik
(terutama alcohol)
distensi
kandung
asi tanda dan
kemih
gejala proses
penyakit
4. Kaji ulang tanda 4. Intervensi
cepat
atau
gejala
dapat
mencegah
3.Melakukan
memerlukan
komplikasi
lebih
perubahan
evaluasi
medi,
serius
pola
hidup
contoh urin keruh
atau perilaku
dan berbau
yang perlu
5. Diskusikan
5. Menurunkan resiko
perlunya
terapi tak tepat,
pemberitahuan
contoh penggunaan
pada
perawat
kongenstan
kesehatan
lain
antikolinergik
dan
tentang diagnosa.
anti
depresen
meningkatkan
retensi urin
51
2.2.4
Implementasi Keperawatan
Implementasi / tindakan merupakan langkah keempat dalam tahap
proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan
(tindakan keperawatan) yang telah di rencanakan dalam rencana tindakan
keperawatan.
Jenis tindakan keperawatan yang tercantum dalam langkah atau
tahap pelaksanaan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan keperawatan
mandiri atau dikenal dengan tindakan independent dan tindakan kolaborasi
atau dikenal dengan tindakan interdependent.
1. Tindakan mandiri adalah aktifitas keperawatan yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau
perintah dari petugas kesehatan lain.
2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang di dasarkan hasil keputusan
bersama seperti dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya.
(Hidayat, 2007).
2.2.5
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Ada 2 jenis evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat yaitu :
1. Evaluasi formatif
2. Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan
intervensi dengan respon segera.
52
3. Evaluasi sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status
pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan
pada tahap perencanaan.
Di samping itu, evaluasi juga sebagai alat ukur suatu tujuan
yang mempunyai kriteria tertentu yang membuktikan apakah tujuan
itu tercapai, tercapai sebagian atau tidak tercapai. (Hidayat, 2007).
2.2.6
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan adalah kegiatan pendokumentasian
keperawatan
mencakup
rencana
sistematis
kegiatan
kontrak
53
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1
Biodata
1. Identitas Klien
Nama
: Ny S
Umur
:56 Tahun
Jenis kelamin
:Perempuan
Agama
:Islam
Suku
:Sasak
Pendidikan
:SD
Status Perkawinan
:Sudah menikah
Alamat
Tanggal Masuk RS
Jam Masuk RS
:14.30 wita
:Kenanga
No. RM
:102704
Tanggal Pengkajian
Jam Pengkajian
:08.40 wita
:TnK
Umur
:33
Jenis Kelamin
:Laki-laki
Pendidikan
: Sarjana
Pekerjaan
:Dosen
Agama
:Islam
Suku
:Sasak
Alamat
54
3.1.2
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nyeri seperti terbakar
2. Riwayat Penyakit Saat ini
Klien datang ke RSUP NTB hari sabtu 21 juni 2014 jam
14.30 wita, klien rujukan PKM jane prie di antar oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri saat berkemih sejak 5
hari yang lalu, klien mengatakan badannya terasa panas, di
pkm sudah di berikan terapi inj ketorolak kemudian pada
saat pengkajian klien mengeluh nyeri dan panas seperti
terbakar saat berkemih, nyeri di rasakan di daerah
kemaluan, klien mengatakan air kencingnya keluar sedikitsedikit setiap klien berkemihklien mengeluh tidak ada nafsu
makan, Pada saat di IGD RSUP NTB Klien langsung di
berikan RL 15 tpm, Cefotaxim inj 1 gr/12 jam, Ranitidin inj
1amp/12 jam, keadaan umum klien lemah, kesadaran
Composmetis dengan GCS (E4 V5 M6), TTV klien TD:
110/70 mmHg, N: 88x/menit, S: 37,90C, RR: 22x/menit,
setelah mendapat tindakan dan obat-obatan di IGD, klien di
pindahkan ke ruang kenanga kelas 1, kamar no: 227 untuk
mendapatkan perawatan selanjutnya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit
yang sama pada tahun 2004 kemudian di rawat di RSUP
NTB selama 6 hari sampai sembuh sampai klien pulang
namun sakit yang di rasakannya saat ini lebih sakit dari
pada yang dulu klien rasakan.
4. Riwayat Penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain
yang pernah mengalami penyakit yang sama seperti yang di
alaminya saat ini.
55
3.1.3
saat
bernafas,
frekuensi
1/
2
porsi dari
BB
53kg.
Minum
7-8
dengan
konsistensi
lembek,
dengan
bau
khas,
warna
56
langsung
keluar
tetapi
air
dan
klien
gangguan
tidak
pernah
istirahat
tidur.
Dengan pola tidur malam dari jam 22.0005.00 wita, klien tidur siang pukul 14.0015.30 wita.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan
istirahat tidur, klien dapat tidur 7-8
jam/hari, dengan pola tidur dari jam
22.00-05.00 wita, dan siang klien dapat
tidur sekitar 1-2 jam.
57
nyaman
tinggal
bersama
keluarganya.
Saat sakit : klien mengatakan tidak nyaman dengan
keadaannya yang sekarang, terutama nyeri
dan rasa panas seperti terbakar yang di
rasakan
di
daerah
kemaluan
setiap
berkemih.
P: Nyeri pada saat berkemih
Q: Nyeri di rasakan seperti terbakar
R: Nyeri di rasakan di daerah kemaluan
S: Skala nyeri 4 (sakala 0-5)
T: Nyeri di rasakan hilang timbul
7. Pola personal hygiene
Sebelum sakit : klien mengatakan klien mandi 2 kali/hari
dengan
menggunakan
sabun
dan
58
hari
besar
dengan
59
dan
menonton
TV
untuk
mendapatkan informasi
Saat sakit : klien mengatakan hanya berbaring di tempat
tidur
14. Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit : klien mengatakan selalu melaksanakan
ibadah shalat 5 waktu di masjid atau di
rumah
Saat sakit : klien mengatakan selama sakit klien dapat
menjalankan sahalat 5 waktu dengan cara
tidur dan ber doa di tempat tidur.
3.1.4
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmetis
3. GCS : E4 V5 M6
4. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,90C
Respirasi : 20x/menit
60
simetris,
tidak
ada
oedema
pada
periorbital
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada wajah
3) Mata
Inspeksi : bola mata simetris, konjungtiva anemis,
sclera agak keruh, tidak terdapat oedema
periorbital
4) Hidung
Inspeksi : simetris, tidak tampak adanya secret,
tidak ada lesi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada hidung
5) Mulut
Inspeksi : mulut bersih, mukosa mulut kering, tidak
ada sariawan, tidak ada lesi
6) Leher
Inspeksi : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
dan tidak tampak pembesaran vena
jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba
benjolan
61
b. Pemeriksaan dada
Inspeksi : dada tampak simetris, tidak terdapat tarikan
dinding dada pada saat bernafas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada
Perkusi : terdengar suara pekak
Auskultasi : tidak terdengar suara ronchi maupun
wheezing, suara nafas Bronkovaskuler
dengan frekuensi 20x/menit
c. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi :tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada area simpisis pubis,
tidak
teraba
adanya
massa,terdapat
obstruksi sumbatan
Perkusi : tidak terdapat distensi
Auskultasi : terdengar peristaltic usus 12x/menit
d. Pemeriksaan genetalia
Inspeksi : Tidak terpasang kateter, tidak ada lesi, tidak
ada peradangan di area genetalia
e. Pemeriksaan ekstreminitas
Ekstreminitas atas : tidak ada oedema pada tangan kiri
dan
kanan,
tidak
ada
lesi,
62
f. Pemeriksaan integument
1) Kulit
Inspeksi : warna kulit sao matang, kulit tampak
kriput, tidak ada oedema, tidak ada lesi
Palpasi : turgor kulit baik kembali dalam waktu 3
detik, tidak terdapat oedema
2) Kuku
Inspeksi : warna kuku merah muda, kuku pendek
dan bersih.
3.1.5
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan urin
Tabel 2.1 Hasil Labolatorium
Tgl Pemeriksaan : 21 juni 2014
Nama pemeriksaan
a. kimia
Berat jenis
Ph
Darah
b. sedimen
bakteri
Leukosit
Eritrosit
Epitel
c.Pemeriksaan
kultur urin
Bakteri
Hasil
Nilai normal
1,010
6,5
+2
1,003-1,030
4,5-8
Negatif
+
5-10/lpb
3-5/lpb
3-5/lpb
Negative
E. Coli
Positif
2. Pemeriksaan darah
Tabel 3.2 Hasil Labolatorium
Tgl Pemeriksaan : 27 juni 2014
Jenis
Hasil
pemeriksaan
HGB
12.2
RBC
453
Nilai normal
Satuan
L:13.0-18.0
g/dl
P:11.5-16.5
L:4.5-5.5
63
HCT
39,1
MCV
MCH
RDW-SD
RDW-CV
86,3
28,1
38,6
12,6
P:4.0-5.0
L:40.0-50.0
P:37.0-45.0
82.0-92.0
27.0-31.0
35.0-45.0
11.5-14.5
WBC
PLT
RDW
MPV
P-LCR
PCT
4.8
224
11.4
10.3
23.2
0.23
4.0-11.0
150-400
9.0-13.0
72.-11.0
15.0-25.0
0.150-0.400
GDS
Kreatinin
125
0.8
<160
L:0.9-13
P:0.6-1.1
10-50
<40
<41
Ureum
SGOT
SGPT
32
21
24
10^6/ul
10^3/ul
FI
Pg
%
10^3/ul
Fl
Fl
%
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
3. Pemeriksaan USG
Hasil Pemeriksaan Tgl 27 juni 2014
Pada hasil pemeriksaan USG Tidak terdapat batu saluran
kemih.
3.1.6
64
Analisa Data
Nama
: NyHjS
Umur
:67 tahun
Ruangan: Kenanga
Symptom
Ds:
Etiologi
Infeksi saluran
a. Klien
nyeri
mengatakan
dan
panas
kemih
Respon
peradangan
mengatakan
nyeri di rasakan di
daerah kemaluan
panas pada
P:
suprapubik,
nyeri
seperti
terbakar
Disuria
Q: nyeri di rasakan
seperti terbakar
R: nyeri di rasakan
di
daerah
kemaluan
S: skala nyeri 4
dari(0-5)
T: nyeri di rasakan
hilang timbu
Do:
a. K/U: lemah
b. klien
tampak
meringis
c. klien
tampak
tidak rileks
Problem
Nyeri Akut
65
No
Symptom
Etiologi
d. klien
Problem
tampak
tidak nyaman
e. kesadaran
composmetis
f. GCS: E4,V5,M6
g. TD:
110/70
mmHg
h. Nadi: 84x/meni
2
Ds:
Infeksi saluran
a. Klien
mengeluh
badannya
Hipertermi
kemih
terasa
panas
Hipotalamus
Do:
a.
K/U: lemah
b.
Tampak
Menekan
kulit
termoreguler
kemerahan
c.
Tampak
klien
gelisah
d.
Klien
tampak
tidaknyaman
e.
3
Suhu : 37,90C
Ds:
a.
Infeksi saluran
Klien
mengatakan
kemih
kencingnya
keluar
sedikit-
Klien
saat
mengatakan
berkemih
kencingnya
pola eliminasi
urin
Respon
peradangan
sedikit
b.
Gangguan
Terjadi
66
No
Symptom
Etiologi
Problem
Kandung kemih
Do:
tidak kuat
a.
b.
Klien
tampak
kesulitan
urin
untuk
berkemih
c.
menampung
Urgensi
d.
karna
berkemih
tidak
lancer
e.
BAK
7-8x/hari
dengan
warna
kemerahan
f.
Hasil
Lab:
Bj:1010,Ph:6.5,Dara
h:+2,
Bakteri:+,Bakteri E.
Coli
g.
BB sebelum sakit 55
kg
Ds:
ISK bawah
a. Klien
tidak
mengatakan
ada
nfsu
kurang personal
nutrisi kurang
hygiene
dari kebutuhan
makan
b. Klien
Perubahan
tubuh
mengatakan
Infeksi uretra
67
No
Symptom
Etiologi
c. BB sebelum sakit
Problem
Distensi,nyeri
55kg
pinggang
Do:
a.
K/U : Lemah
Reflek
b.
BB saat sakit 53 kg
c.
renointesin
Anoreksia
yang
di
1/
2
porsi
porsi dari
yang
di
sediakan
d.
Terpasang infuse RL
15
tts/menit
di
tangan kiri
e.
Mukosa
mulut
kering
3.2.2
Nadi:84x/menit,
Suhu:37,90C,
RR:20x/menit,
68
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
1/
2
69
:NyHjS
No. RM
: 102704
Ruangan
:kenanga
2) Ajarkan
teknik
relaksasi,
perubahan posisi
2) Untuk
menghilangkan
ketegangan dan
meningkatkan
relaksasi otot
2. aktivitas
atau
berkemih,
klien tidak
meringis
3) Berikan kompres
hangat
pada
daerah yang nyeri
3) Akan
meningkatkan
sirkulasi
pada
otot
dan
mengurangi
ketegangan
4) Karena
respon
otonomi
pada
nyeri akut yaitu
tekanan
darah
meningkat, nadi
meningkat
5) Kolaborasi
Dalam pemberian
analgetik
dan
evaluasi
hasil
selama 30 menit,/
1 jam dan tiga
jam
untuk
menentukan
5) Untuk
menurunkan atau
mengontrol rasa
nyeri
3. Penurunan
kebutuhan
terhadap
analgetik
70
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan panas
klien dapat teratasi
dengan
kriteria
hasil:
1. Klien tidak
mengeluh
panas lagi
2. Tampak
suhu tubuh
kembali
normal
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan
pola
eliminasi urin dapat
kembali
normal
dengan
kriteria
hasil:
6) Perawat
atau
pemeliharaan
a. Lakukan
rendaman
duduk
atau
kompres
hangat
pada
perut 3x sehari
Istirahatkan
pasien selama
perawata
1) Observasi tandatanda vital
6) Mencegah
timbulnya nyeri
2) Anjurkan kompres
hangat
2) Membantu
menurunkan suhu
tubuh
3) Kaji
keluhan
utama klien
3) Untuk
mengetahui
perubahan pasien
4) Kolaborasi dalam
pemberian
obat
oral paracetamol
500 mg
1) Kaji rasa panas,
frekuensi, urgensi,
bau busuk urin,
urin
bercampur
darah, nanah dan
lender
4) Membantu proses
penyembuhan
2) Amati,
nilai,
laporan
ulangi
pemeriksaan urin:
2) Menentukan
penanganan jika
hasil lab.> dari
1) Untuk
mengetahui
keadaan pasien
dan
rencana
tindakan lanjut
1) Menandakan
adanya
infeksi
yang
mengakibatkan
iritasi kandungan
kemih
71
pada
atau
4) Menambah
pengetahuan pada
pasien
a. Laporan
perubahan
gejala
a. Untuk mengetahui
efktif dan tidak
efektifnya
pengobatan
dan
mengetahui
kambuhnya infeksi
b. Tampung urin
untuk
pemeriksaan
b. Mendapatkan
bahan kultur urin
untuk pemeriksaan
adanya bakteri
c. Bagi
pasien
wanita,
anjurkan untuk
membersihkan
area genitalia
dan
rectal
setelah
berkemih,
defikasi,
dan
intercourse:
dari depan ke
belakang
c. Mencegah
kontaminasi
genital
d. Kosongkan
kndung kemih
setiap 4 jam,
d. Mencegah stasis
urin
termedia
pertumbuhan
dari
72
Rasional
gunakan tampol
atau popok dan
ganti setiap 3-4
jam, gunakan
pakaian dalam
yang terbuiat
dari
katum,
hindari celana
ketat.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan
Kebutuhan nutrisi
klien
terpenuhi
dengan
kriteria
hasil:
3. Makan 3x
sehari
dengan
porsi yang
di sediakan
di
rumah
sakit dapat
di habiskan
dan
5) Kolaborasi dalam
pemberian inj anti
biotik (cefotaxim
1 gr/24 jam)
5) Pengobatan
infeksi
akan
mengalami gejal
dengan
menghambat
sintesis bakteri
1) Salah
satu
penyebab intake
dan output tidak
seimbang adalah
mual muntah
2) Berikan makanan
sedikit tapi sering
2) Membantu
mencegah
distensi gastr dan
ketidak nyamanan
serta
meningkatkan
pemasukan
3) Berikan makanan
dalam
keadaan
hangat
3) Meningkatkan
nafsu
makan
klien
5) Timbang
berat
badan setelah 2
hari
5) Untuk mengawasi
penurunan
BB
ketidak efektifan
program diet
1. Nafsu
makan baik
2. Berat badan
stabil
bakteri:
kontaminasi
iritasi genital
73
:NyHjS
No. RM
: 102704
Ruangan
:kenanga
No
Dx
1.
Implementasi Keperawatan
Respon Hasil
1) Mengkaji
keadaan
umum dan keluhan
klien
1) Keadaan
umum
lemah,
kesadaran
composmetis, GCS
(E4 V5 M6) klien
mengeluh nyeri saat
berkemih
11.40 wita
2) Mengobservasi
dan
mencatat tanda-tanda
vital
11.50 wita
3) Mengkaji
tingkat
frekuensi, perhatikan
lokasi, intensitas dan
penyebaran
nyeri
dengan (PQRST)
12.05 wita
4) Menganjurkan
penggunaan
tehnik
relaksasi (nafas dalam
atau perubahan posisi)
4) Klien
tampak
melakukan
Tarik
nafas dalam saat
nyeri muncul
74
12.10 wita
12.20 wita
26-06-2014
12.23 wita
2.
12.30 wita
12.35 wita
5) Klien mengatakan
akan
mengikuti
ajuran dari perawat
6) Kolaborasi
dalam
pemberian
obat
dengan tim dokter inj
(ketorolak 1 ampl/12
jam)
1) Mengkaji
keluhan
klien
6) Klien mengatakan
nyeri masih terasa,
terapi
ketorolak
1amp/12 jam
3) Memberikan kompres
hangat
di
bagian
blakang leher dan
ketiak
3) Klien di kompres
dengan air hangat,
tampak
lebih
nyaman
4) Klien mengatakan
badannya
masih
panas
1) Klien mengatakan
nyeri panas saat
berkemih,
air
kencing keluarnya
sedikit, warna urin
agak kemerahan
2) Mengawasi
pemasukan
pengeluaran
1) Klien mengatakan
badannya
terasa
panas
12.40 wita
13.00 wita
26-06-2014
11.40 wita
11.45 wita
11.52 wita
3.
dan
3) Memotivasi
klien
untuk meningkatkan
pemasukan
cairan
3) Klien
mengatakansudah
minum yang banyak
75
7-8 gelas/hari
4) Mengkaji
keluhan
pada saat berkemih
4) Klien
mengeluh
nyeri dan panas saat
berkemih
5) memberikan
Pendidikan
tentang
penyakit yang sedang
di alami pada pasien
5) Klien mendengarkan
dan menyimak
6) Kolaborasi
dalam
pemberian
obat
(cefotaxim 1 gr/24
jam)
1) Mengkaji adanya mual
dan muntah
6) Klien mengatakan
masih tersendat saat
berkemih
13.30 wita
2) Menganjurkan klien
untuk makan sedikit
tapi sering
2) Klien
tampak
1/
menghabiskan
2
Porsi
yang
di
sediakan di rumah
sakit
13.34 wita
3) Menganjurkan
makanan
dalam
keadaan hangat
3) Keluarga
klien
tampak memberikan
klien makanan yang
hangat
13.40 wita
4) Tampak di bersihkan
pada
saat
klien
muntah dan klien
mengatakan merasa
nyaman
13.41 wita
5) Menimbang
berat
badan setelah dua hari
5) BB sebelum sakit
55kg, setelah sakit
53kg
6) Klien mengatakan
masih tidak ada
nafsu makan
12.00 wita
12.10 wita
26-06-2014
13. 20 wita
4.
6) Kolaborasi
dalam
pemberian
obat
(Ranitidin 1 ampl/12
jam)
1) Klien mengatakan
merasa mual tetapi
hilang timbul, klien
juga mengeluh tidak
ada nafsu makan
76
27-06-2014
14.00 wita
1) Mengkaji
keadaan
umum dan keluhan
klien
1) Keadaan
umum
lemah,
kesadaran
composmetis GCS
(E4 V5 M6) klien
mengatakan masih
terasa nyeri saat
berkemih
14.10 wita
2) Mengobservasi
dan
mencatat tanda-tanda
vital
14. 20 wita
3) Mengkaji
tingkat
frekuensi, perhatikan
lokasi, intensitas dan
penyebaran
nyeri
dengan (PQRST)
14.30 wita
4) Menganjurkan
penggunaan
tehnik
relaksasi (nafas dalam
atau perubahan posisi)
pada saat nyeri timbul
4) Klien mengatakan
tetap
melakukan
teknik
relaksasi
seperti
yang
di
ajarkan apabila nyeri
timbul
14.40 wita
5) Menciptakan
lingkungan
tenang dan
pengunjung
5) Klien di rawat di
ruang sruni kelas 1
no
277
dengan
pengunjung 2 orang
14.50 wita
nyang
batasi
6) Memberikan
obat
dengan tim dokter
15.
dalam pemberian inj
(ketorolak 1 ampl/ 12
jam)
6) Klien mengatakan
nyeri
mulai
berkurang
77
27-06-2014
14.25 wita
1) Mengkaji
klien
keluhan
1) Klien mengatakan
badannya
sudah
tidak terlalu panas
lagi
14. 45 wita
14.50 wita
3) Menganjurkan
kompres hangat
3) Klien di kompres
dengan air hangat,
tampak klien lebih
baik
4) Memberikan obat
Oral paracetamol 500
mg
4) Klien mengatakan
badannya
tidak
terlalu panas
1) Klien mengatakan
nyeri dan rasa panas
saat berkemih sudah
berkurang dan warna
urin sudah hamper
jernih
2) Mengawasi
pemasukan
pengeluaran
14.55 wita
15.00 wita
27-06-2014
16.10 wita
16.20 wita
dan
16.30 wita
3) Menganjurkan klien
untuk meningkatkan
pemasukan
cairan
(minum air putih yang
banyak)
3) klien
mengatakan
tetap minum air
yang banyak
16.45 wita
4) Mengkaji keluhan
pada saat berkemih
4) Klien mengatakan
nyeri dan rasa panas
saat berkemih sudah
berkurang
5) Klien mengatakan
pada saat kencing
tidak
tersendatsendat
5) Kolaborasi
dalam
pemberian obat inj
(cefotaxim 1 gr /24
jam)
78
27-06-2014
16.55 wita
1) Mengkaji kemampuan
klien untuk memenuhi
nutrisinya
1) Klien mengatakan
nafsu
makannya
sudah agak baik,
klien menghabiskan
1/
2 piringnasi berserta
lauk pauk yang di
berikan
oleh
keluarganya
17.20 wita
2) Menganjurkan klien
untuk makan sedikit
tapi sering
2) Klien mengatakan
akan
mengikuti
anjuran dari perawat
17.35 wita
3) Menganjurkan
makanan
dalam
keadaan hangat
3) Keluarga
klien
koperatif
dan
mengikuti anjuran
dari perawat
17.50 wita
4) Menimbang
berat
badan setelah dua hari
4) BB sebelum sakit
:55kg, BBsaat sakit:
54kg
17.55 wita
5) Kolaborasi
dalam
pemberian obat inj
(Ranitidin 1 ampl/12
jam)
1) Mengkaji
keadaan
umum dan keluhan
klien
5)
23.20 wita
2) Mengobservasi
dan
mencatat tanda-tanda
vital
23.30 wita
3) Mengkaji
tingkat
frekuensi, perhatikan
lokasi, intensitas dan
penyebaran
nyeri
dengan (PQRST)
3) Klien mengatakan
nyerinya
sudah
mulai menghilang,
klien tampak lebih
nyaman dan lebih
baik
23.40 wita
4) Menciptakan
lingkungan
4) Lingkungan di skitar
klien tampak tenang
28-06-2014
23.10 wita
nyang
Klien mengatakan
akan berusaha agar
tetap makan banyak
1) Keadaan
umum
baik,
klien
mengatakan sudah
tidak
merasakan
nyeri saat berkemih
79
tenang dan
pengunjung
batasi
dank lien
nyaman
tampak
23. 50
5) Memberikan
obat
dengan tim dokter
dalam pemberian inj (
Ketorolak 1 ampl/12
jam)
1) Meng observasi tandatanda vital
5) Klien mengatakan
nyeri terkontrol klien
mendapatkan terapi
ketorolak 1amp/ 12
jam)
1) TD: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
S: 37,50C
RR: 20x/menit
2) Mengkaji
klien
keluhan
2) Klien mengatakan
lebih baik, badan
nya sudah tidak
terasa panas lagi
3) Kolaborasi
dalam
pemberian obat oral
Paracetamol 500 mg
3) Klien mengatakan
badannya
tidak
panas lagi
1) Klien mengatakan
sudah
tidak
merasakan
panas
lagi saat berkemih,
warna urin jernih
05.20 wita
2) Menganjurkan klien
untuk tetap minum air
putih yang banyak
2) Klien mengatakan
akan
mengikuti
anjuran dari perawat
05.30 wita
3) Menganjurkan klien
untuk tidak menahan
kencing
3) Klien mengatakan
akan
mengikuti
anjuran dari perawat
dan bertrimakasih
4) Kolaborasi
dalam
pemberian obat (
Cefotaxim 1 gr/24
jam)
1) Mengkaji adanya mual
dan muntah
4) Klien mengatakan
pada saat kencing
tidak tersendat lagi
2) Mengkaji kemampuan
2) Klien
28-06-2014
23.15 wita
23.25wita
28-06-2014
05.10 wita
28-06-2014
06.10 wita
06.25 wita
1) Klien mengatakan
tidak
mual
dan
muntah
mengatakan
80
nafsu
makannya
sudah baik, klien
menghabiskan
1
piring nasi lengkap
dengan lauk pauk
yang di berikan oleh
keluarga setiap kali
makan
06.40 wita
3) Menganjurkan kepada
keluarga klien untuk
tetap
memberikan
makanan yang masih
hangat dan makanan
yang di sukai
3) Keluarga
klien
koperatif
dan
mengatakan
akan
mengikuti anjuran
dari perawat
06.55 wita
4) Menimbang
badan
4) BB: 55kg
berat
81
:NyHjS
No. RM
: 102704
Ruangan
:kenanga
28-06-2014
08.00 wita
No.
Dx
1
Paraf
82
28-06-2014
08.00 wita
28-06-2014
08.00 wita
83
BAB 4
PEMBAHASAN
84
85
selain
menggunakan
pertimbangan-
86
87
88
89
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari bab 1 sampai dengan bab 4 yang membahas tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis infeksi saluran
kemih, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan
tahap proses keperawatan sebagai brikut:
5.1.1
Pengkajian
Secara umum proses pengkajian sudah dapat di
laksanakan sebagaimana konsep teori. Hasil pengkajian di lihat
dari tanda-tanda yang di peroleh dari gambaran kasus nyata
hampir sama dengan konsep yang ada pada teori. Namun
demikian secara keseluruhan proses pengkajian masih di
temukan adanya beberapa perbedaan, hal ini di sebabkan
karena respond an mekanisme koping individu berbeda-beda.
5.1.2
Diagnosa keperawatan
Dalam
merumuskan
diagnose
keperawatan
Perencanaan
Pada tahap ini penulis telah menyusun rencana sesuai
dengan konsep yang ada, namun ada beberapa hal yang belum
penulis rencanakan sebagai teori, hal ini di karenakan
keterbatasan waktu, fasilitas dan kemampuan yang di miliki
penulis. Dalam perencanaan tindakan keperawatan secara
90
umum sudah di rumuskan sesuai dengan landasan dari masingmasing diagnosa. Penulis berusaha menuliskan rencanarencana keperawatan berdasarkan literatur atau buku-buku
sesuai diagnosa tersebut yang sudah di sesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada pada klien.
5.1.4
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang di lakukan
oleh penulis pada kasus NyS di sesuaikan dengan rencana
keperawatan yang telah di susun. Adapun hambatan yang
penulis rasakan dalam usaha untuk memberikan asuhan
keperawatan pada NyS adalah keterbatasan waktu dan
kemampuan penulis sehingga tidak dapat memonitor/ meng
observasi secara terus menerus tindakan keperawatan yang di
berikan dan respon hasil yang di tunjukan klien sebagai reaksi
terhdap tindakan keperawatan yang telah di berikan.
5.1.5
Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap penilaian dan
rangkaian proses keperawatan yang telah di lakukan dengan
mencatat setiap respon atau hasil dan adanya perubahan klien
setelah di berikan tindakan keperawatan. Dalam evaluasi
penulis menemukan semua diagnose keperawatan sudah
teratasi
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang di uraikan di atas, penulis dapat mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
5.2.1
Profesi keperawatan
Dapaat di jadikan sebagai bahan untuk pendekatan dalam
memberikan motivasi pada penderita infeksi saluran kemih.
91
5.2.2
Institusi pendidikan
Dapat di jadikan sebagai bahan pembangunan pengetahuan
yang berkaitan dengan infeksi saluran kemih melalui kajiankajian penelitian
5.2.3
5.2.4
kelangsungan
hidup
dan
mencegah