Konsep Dasar Evaluasi Kelompok 2
Konsep Dasar Evaluasi Kelompok 2
Kelompok
: 2
Nama Kelompok :
1. Banu Rambang
(06121411008)
(06121411016)
3. Rina Permatasari
(06121411001)
4. Vivi Septiani
(06121411029)
Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi berasal dari Bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
1.1 Pengukuran
Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan dalam bahasa
Arabnya adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau
atas dasar ukuran tertentu. Misalnya mengukur suhu badan dengan ukuran berupa
thermometer, hasilnya: 360o C, 380o C, 390o C dan seterusnya. Contoh lain: dari 100 butir
yang diajuakan dalam tes, Ahmad menjawab dengan benar sebanyak 80 butir soal. Dari
contoh tersebut dapat kita dipahami bahwa pengukuran itu sifatnya kuantitatif. Pengukuran
yang bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran yang
dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai panjang lengan, panjang kaki, lebar bahu,
ukuran pinggan dan sebagainya.
2) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, misalnya pengukuran untuk menguji
daya tahan per baja terhadap tekanan berat, pengukuran untuk menguji daya tahan lampu
pijar, dan sebagainya.
3) Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu, misalnya
mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang
dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran jenis
ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan.
1.2 Penilaian
Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil
keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang teguh pada ukuran baik
atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya
adalah kualitatif. Dalam contoh di atas tadi, seseorang yang suhu badannya 36C termasuk
orang yang normal kesehatannya, dengan demikian orang tersebut dapat ditentukan sehat
badannya. Dari 100 butir soal, 80 butir dijawab dengan betul oleh Ahmad, dengan demikan
dapat ditentukan Ahmad termasuk anak yang pandai.
1.3 Evaluasi
Di atas telah dikemukakan bahwa pengukuran itu adalah bersifat kuantitatif; hasil
pengukuran itu berwujud keterangan yang berupa angka-angka atau bilangan-bilangan.
Adapun evaluasi adalah bersifat kualitatif; evaluasi pada dasarnya adalah merupakan
penafsiran atau interpretasi yang sering bersumber pada data yang bersifat kuantitatif.
Dikatakan sering bersumber pada data yang bersifat kuantitatif, sebab sebagaimana
dikemukakan oleh Prof.Dr, Masroen, M.A (1979), tidak semua penafsiran itu bersumber dari
keterangan-keterangan yang bersifat kuantitatif. Sebagai contoh dapat dikemukakan disini,
misalnya keterangan-keterangan mengenai hal-hal yang disukai siswa, informasi yang datang
dari orang tua siswa, pengalaman-pengalaman masa lalu, dan lain-lain, yang kesemuanya itu
tidak bersifat kuantitaif melainkan kualitatif.
Lebih lanjut Masroen menegaskan bahwa penilaian (setidak-tidaknya dalam bidang
psikologi dan pendidikan) mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan istilah pengukuran,
sebab pengukuran itu sebenarnya hanyalah merupakan suatu langkah atau tindakan yang
kiranya perlu diambil dalam rangka pelaksanaan evaluasi. Dikatakan kiranya perlu diambil
sebab tidak semua penilaian itu harus senantiasa didahului oleh tindakan pengukuran secara
lebih nyata. Sebagai contoh, misalnya untuk dapat menetukan keberhasilan pengajaran
pendidikan agama islam, ada cara lain yang dapat ditempuh guna mengetahui apakah para
siswa telah dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diberikan
kepada mereka di sekolah.
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri
mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa
terhadap diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa
untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Mereka
akan merasa malu jika kelemahan dan kekurangan yang dimiliki diketahui oleh teman mereka
sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar
mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya. Oleh karena itu, untuk
mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi antara lain:
a.
b.
Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera meniginformasikan hasil
evaluasi kepada siswa.
c.
d.
often considered to be the final step in overall process, demikian diungkapkan Miller (1985).
Secara singkat evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses mengumpulkan informasi untuk
mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat
mendorong pendidik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dan mendorong
peserta didik dapat belajar lebih baik.
2.
evaluasi pendidikan:
1) Keterpaduan
Evaluasi harus memegang prinsip keterpaduan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan
intruksional pengajaran (tujuan pembelajaran), materi pembelajaran, dan metode
pembelajaran.
2) Keterlibatan peserta didik
Prinsip bahwa evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik merupakan
suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif.
3) Koherensi
Suatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah
dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur.
4) Pedagogis
Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya tool penilai dari aspek
pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil
evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
5) Akuntabel
Sudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan
pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan
lainnya.
3.
dalam jangka waktu tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan kemajuan belajar
peserta didik itu pada umumnya tertuang dalam bentuk Buku Laporan Kemajuan Belajar
Siswa, yang lebih dikenal dengan istilan Rapor (untuk peserta didik pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah), atau Kartu Hasil Studi (KHS), bagi peserta didik di
lembaga pendidikan tinggi, yang selanjutnya disampaikan kepada orang tua peserta didik
tersebut pada setiap catur wulan atau akhir semester.
2) Memberikan Bahan-bahan Keterangan (Data)
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap dan akurat.
Dalam hubungan ini, nilai-nilai hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi, adalah merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan
keputusan pendidikan dan lembaga pendidikan apakah seorang peserta didik dapat
dinyatakan tamat belajar, dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus ataukah tidak
lulus, dan sebagainya.
3) Memberikan Gambaran
Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran
tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar peserta didik setelah dilakukannya evaluasi
hasil belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan untuk berbagai
jenis mata pelajaran misalnya, akan dapat tergambar bahwa dalam mata pelajaran
tertentu (misalnya Bahasa Arab, matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) pada
umumnya kemampuan peserta didik masih sangat memprihatinkan. Sebaliknya, untuk
mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Ilmu Pengetahuan Sosial misalnya, hasil
belajar siswa pada umumnya sangat menggembirakan. Gambaran tentang kualitas hasil
belajar peserta didik juga diperoleh berdasar data yang berupa Nilai Ebtanas Murni
(NEM), Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan lain-lain.
b)
2) Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:
a)
b)
Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan
pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya
masing-masing.
c)
DAFTAR PUSTAKA
(http://blog.tp.ac.id/pengertian-pengukuran-penilaian-pengujian-evaluasi-dan-
2008.
Pengukuran,
Penilaian,
dan
Evaluasi.
Online.
Ahmad.
2010.
Pengertian
Evaluasi
dan
Etika.
Online.
2012.
Pengertian
Evaluasi.
(http://www.tuanguru.com/2012/07/pengertian-evaluasi.html
diunduh
Online.
tanggal
26
Agustus 2014)
Syafir.
2012.
Pengertian
Pengukuran,
Asesmen,
dan
Evaluasi.
Online.
(http://www.syafir.com/2012/09/14/pengertian-pengukuran-asesmen-dan-evaluasi
diunduh tanggal 26 Agustus 2014)
Trio,
Nugraha.
2010.
Pengertian
Evaluasi.
Online.
2009.
Definisi
Evaluasi.
(http://wakhinuddin.wordress.com.2009/03/definisi-evaluasi/
diunduh
Online.
tanggal
26
Agustus 2014)
Winafgani, Muhamad. 2009. Fungsi Evaluasi Pendidikan. Online. (http://muhamadwinafgani.blogspot.com/2009/03/fungsi-evaluasi-pendidikan.html diunduh tanggal 26
Agustus 2014)