Anda di halaman 1dari 7

Proses Pembentukan Urin pada Ginjal

By admin | August 10, 2014


0 Comment
Proses Pembentukan Urine pada Ginjal Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada
manusia. Ginjal berfungsi untuk mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen, seperti urea, dan ammonia. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk
mengeluarkan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, seperti vitamin C yang terlalu banyak
dalam tubuh, mempertahankan tekanan osmosis ekstraseluler, dan mempertahankan
keseimbangan asam dan basa.

Proses Pembentukan Urin pada Ginjal


Darah yang memasuki ginjal melalui arteri renalis membawa berbagai substansi, yaitu air,
glukosa, protein, sel-sel darah dan garam-garam yang masih diperlukan tubuh. Tekanan darah
menyebabkan cairan darah dapat menembus dinding kapiler dan memasuki kapsula Bowman
sambil membawa molekul-molekul tersebut. Di dalam ginjal terjadi serangkaian proses yaitu
penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi) dan pengeluaran zat yang sudah tidak
diperlukan lagi oleh tubuh kita. (augmentasi) Di dalam glomerulus terjadi proses penyaringan
(filtrasi), Cairan darah yang mengandung air, gula, garam dan urea mengalami penyaringan,

sementara sel-sel darah dan molekul protein tidak dapat lolos karena molekulnya berukuran
besar, jadi tersaring sempurna di dalam glomerulus. Filtrat ini kemudian masuk ke dalam
kapsula Bowman sebagai filtrat glomerulus. Pengerutan dan pengembangan arteriol yang
menuju dan meninggalkan glomerulus serta tekanan darah dari jantung ikut membantu proses
penyaringan ini. Filtrat glomerulus ini disebut urine primer . Filtrat glomerulus ini masih
mengandung glukosa, garam, air, urea, dan asam amino. Filtrat ini dibawa ke tubulus kontorti
yang dikelilingi oleh kapiler darah . Di dalam tubulus kontorti terjadi proses penyerapan
kembali (reabsorpsi) zat-zat yang masih berguna,yaitu glukosa, garam-garam yang masih
berguna dan air. Kemudian zat-zat tersebut masuk ke kapiler darah yang ada di sekeliling
tubulus. Setelah reabsorbsi, maka kadar urea meningkat, dan terbentuklah filtrat tubulus.
Filtrat tubulus ini disebut urine sekunder. Urine sekunder masih mengalami penambahan
urea dan garam-garam yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh, dan kemudian
terbentuklah urine yang sesungguhnya, yang masuk ke dalam tubulus kolekta lalu masuk ke
dalam tubulus pengumpul lalu masuk ke pelvis Dari pelvis renalis urine akan menuju ke
ureter lalu ditampung di dalam kantung air seni. Bila kantung ini penuh, maka urine akan
dikeluarkan melalui saluran uretra. Urine mengandung 95% air dan 5% garam-garam,
amonia, urea, asam urat, dan kreatinin. Jumlah urine yang keluar dari tubuh tidak tergantung
sepenuhnya dari jumlah air yang diminum, tetapi juga tergantung dari garam-garam yang
harus dikeluarkan dari tubuh agar tekanan osmosis darah tetap.
Proses pembentukan urine di dalam ginjal melalui tiga tahapan sebagai berikut:

1) Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam
kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium sehingga memudahkan proses
penyaringan. Selain itu, di glomerulus juga terjadi pengikatan sel-sel darah, keping darah, dan
sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil proses infiltrasi ini berupa
urine primer (filtrate glomerulus) yang komposisinya mirip dengan darah, tetapi tidak
mengandung protein. Di dalam urine primer dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium,
kalium, ion-ion, dan garam-garam lainnya.

2) Reabsorpsi (penyerapan kembali)


Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi setelah
urine primer hasil proses infiltrasi mengalir dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Bahanbahan yang diserap dalam proses reabsorpsi ini adalah bahan-bahan yang masih berguna,
antara lain glukosa, asam amino, dan sejumlah besar ion-ion anorganik. Selain itu, air yang
terdapat dalam urine primer juga mengalami reabsorpsi melalui proses osmosis, sedangkan
reabsorpsi bahan-bahan lainnya berlangsung secara transpor aktif.
Proses penyerapan air juga terjadi di dalam tubulus distal. Kemudian, bahan-bahan yang telah
diserap kembali oleh tubulus proksimal dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh
kapiler yang ada di sekeliling tubulus. Proses reabsorpsi ini juga terjadi di lengkung Henle,
khususnya ion natrium.
Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder yang memiliki komposisi zat-zat penyusun
yang sangat berbeda dengan urine primer. Dalam urine sekunder tidak ditemukan zat-zat
yang masih dibutuhkan tubuh dan kadar urine meningkat dibandingkan di dalam urine
primer.

3) Augmentasi (Penambahan)
Urine sekunder selanjutnya masuk ke tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Di
dalam saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat sisa yang tidak bermanfaat bagi tubuh.
Kemudian, urine yang sesungguhnya masuk ke kandung kemih (vesika urinaria) melalui
ureter. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Urine
mengandung urea, asam urine, amonia, dan sisa-sisa pembongkaran protein. Selain itu,
mengandung zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin C, obat-obatan, dan
hormon serta garam-garam.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Urin


Jumlah Air Yang Diminum
Semakin banyak air yang diminum, sekresi ADH akan terhambat. Hal ini menyebabkan
permeabilitas tubulus kontortus menurun dan reabsorpsi terhambat sehingga jumlah urin
meningkat.
Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit
mengandung air, maka ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal, akibatnya
penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit.
Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka ADH yang disekresikan ke dalam
ginjal berkurang, akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan
encer dan jumlahnya banyak.
Saraf
Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen. Hal ini
menyebabkan aliran darah keglomerulus menurun dan tekanan darah menurun sehingga
filtrasi kurang efektif. Hasilnya urin yang diproduksi meningkat.
Zat-zat diuretik
Misalnya teh, kopi, atau alkohol dapat menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya ADH
berkurang sehinggar reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.
Hormon insulin
Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans. Hormone insulin
berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki
konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi.
Akibatnya dari keadaan ini terjadi gangguan reabsorbpsi didalam tubulus distal, sehingga
dalam urin masih terdapat glukosa.
Suhu Lingkungan
Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan
mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang

menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya
samakin banyak, maka pengeluaran air kencing pun banyak.
Gejolak emosi dan stress
Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga
banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi,
maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin
buang air kecil.
===========
pindah artikel

PROSES PEMBENTUKAN URIN


Definisi
Yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi
oleh tubuh.

Gambar 3. Proses pembentukan urin

Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :
1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah
dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar
(protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam
filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna
bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam
urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus
(urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi yang dapat bersifat racun bagi tubuh.
3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah
menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan
Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang

tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus
kolektifus ke pelvis renalis.
Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria)
kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.

PENGELUARAN URINE
proses jalannya pengeluaran urine dalam tubulus kolektivus yang berada dalam ren
diteruskan oleh ureter menuju vessica urinaria menuju urethra dalam alat kelamin.
1. Pengeluaran urine diatur oleh hormone ADH (Anti Diuretika Hormone).
Bila air minum yang masuk banyak maka pengeluaran hormone ADH akan
berkurang, sehingga urine yang dikeluarkan juga banyak. Hal ini terjadi karena
penyerapan air terhadap hormone ADH sedikit.
2. Bila air minum yang masuk sedikit maka pengeluaran hormone ADH akan terpacu
menjadi lebih banyak, sehingga urine yang dikeluarkan akan menjadi sedikit. Hal ini
terjadi karena penyerapan air terhadap hormone ADH banyak.
DALAM URINE MENGANDUNG ZAT-ZAT SEPERTI:
1. Air sebanyak 95 %
2. Urea, asam ureat dan ammonia
3. Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
4. Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida)
5. Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormon

FUNGSI URINE
1. Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.

2. sebagai penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat
atau cokelat

Daftar Pustaka
1. http://sistem-biologi.blogspot.com/2011/01/ginjal.html
2. http://dyrabiologi.blogspot.com/2010/08/proses-pembentukan-urin.html
3. http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Ekskresi_Pada_Manusia_Dan_Hubunganny
a_Dengan_Kesehatan_9.1
4. http://raisa-pramesi.blogspot.com/2010/09/proses-filtrasi-pada-pembentukanurine.html
5. http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=199&fname=materi5b.html
6. http://smpn9depok.files.wordpress.com/2009/10/nefron.jpg
7. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/18/sistem-ekskresi-pada-manusia/

Anda mungkin juga menyukai