Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kelompok dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah

Keperawatan

Gerontik

dalam

bentuk

makalah.

Adapun

judul

makalah

ini

yaitu AsuhanKeperawatan Pada Lanjut Usia.


Dalam penyelesaian makalah ini, kelompok banyak menemui kesulitan. Oleh karena itu,
kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, diantaranya :
1.

Ns.Nurbani,M.Kep, selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Gerontik.

2.

Pihak perpustakaan yang telah menyediakan buku yang dapat dijadikan refrensi dalam
penyelesaian makalah.

3.

Teman-teman seperjuangan yang telah membantu pembuatan hingga penyelesaian makalah.


Kelompok sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini dan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa/i Jurusan
Keperawatan Singkawang.

Singkawang, 1 Oktober 2010

Kelompok 2

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Sesuai dengan UU.23 tahun 1992 (pasal 19) dijelaskan bahwa manusia lansia adalah
seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial,
perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk
kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan lansia perlu mendapat perhatuan khusus dengan tetap
dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan
kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan.
Beberapa alasan timbulnya perhatian kepada lanjut usia, meliputi :
1.

Pensiun-pensiunan dan masalah-masalahnya

2.

Kematian mendadak karena penyakit jantung dan stroke

3.

Meningkatkan jumlah lanjut usia

4.

Pemerataan pelayanan kesehatan

5.

Kewajiban Pemerintah terhadap orang cacat dan jompo

6.

Perkembangan ilmu :
Gerontologi
Geriatri

7.

Program PBB

8.

Konferensi Internasional di WINA tahun 1983.

9.

Kurangnya jumlah tempat tidur rumah sakit

10. Mahal obat-obatan


11. Tahun Lanjut Usia Internasional 1 Oktober 1999

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, penting bagi kita untuk mengetahui lebih lanjut halhal yang berkaitan dengan asuhan keperawatan yang perlu diberikan pada lansia yang di bahas
pada bab selanjutnya. Hal ini penting karena agar lansia dapat hidup secara produktif dan dapat
memberikan asuhan secara tepat pada lansia sesuai dengan asuhan yang diperlukannya.

B.

TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan gerontik.
2. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan dasar bagi lansia.
3. Untuk mengetahui pendekatan keperawatan lansia.
4. Untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia

C.

METODE PENULISAN
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan
dan mencari beberapa sumber dari internet dan buku.

D.

SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika dalam penulisan makalah ini adalah :
BAB I

Pendahuluan

BAB II

Pembahasan

BAB III Penutup


Daftar Pustaka

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANJUT USIA

A.

KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR BAGI LANJUT USIA


Kegiatan ini menurut Depkes (1993 1b), dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan, pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu
maupun kelompok, seperti di rumah/lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang
di berikan perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota
keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau
bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan keperawatan di rumah
atau panti. (Depkes, 1993 1b).
Adapun asuhan keperawatan dasar yang di berikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia,
apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain :
1.

Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang

personal hygine, kebersihan lingkungan serta makanan yang sesuai dan kesegaran jasmani.
2.

Untuk lanjut usia yang telah mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal

yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada
dasarnya sama sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota
keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi
dekubitus.
Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit
berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain :
1.

Berkurangnya jaringan lemak subkutan.

2.

Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas.

3.

Menurunnya efisiensi kolateral kapital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan
rapuh.

4.

Ada kecendrungan lansia imobisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.

Disamping itu, faktor intrinsik (tubuh sendiri) juga berperan untuk terjadinya dekubitus, yakni
1.

Status gizi

2.

Anemia

3.

Adanya hipoalbunemia

4.

Adanya penyakit-penyakit neurologik

5.

Adanya penyakit-penyakit pembuluh darah

6.

Adanya dehidrasi

Faktor ekstrinsik, yakni :

B.

1.

Kurang kebersihan tempat tidur

2.

Alat-alat tenun yang kusut dan kotor

3.

Kurangnya perawaatan yang baik dari perawatan

PENDEKATAN KEPERAWATAN LANJUT USIA


1. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang
dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan
yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresivitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni :
a.

Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa

bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.
b.

Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami

kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini
terutama tentang hal-hal yang berhubunga dengan keberhasilan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya. kebersihan perorangan (personal hygiene) sanga penting
dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila
keberihan kurang mendapat perhatian.
2.

Pendekatan psikis
Di sini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan adukatif pada

klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhaadap segala sesuatu
yang asing, sebagai penamung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat

hendaknnya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang
cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
Perawat harus selalu memegang prinsip Triple S, yaitu sabar, simpatik, dan service.
Bila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung
mental mereka kea rah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak
menambah beban, bila perlu diusahakan agar dimasa lanjut usia ini mereka dapat merasa pua dan
bahagia.
3.

Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercarita merupakan salah satu upaya perawat

dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesame klien
lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Pendekatan social ini merupakan suatu
pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalh mahluk social yang membutuhkan
orang lain. Dalam pelaksanaannya perawat dapat menciptakan hubungan social antara lanjut usia
dan lanjut usia maupun lanjut usia dan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para lajut usia untuk
mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi, misalnya jalan pagi, menonton film, atau
hiburan-hiburan lain.
Para lanjut usia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti menonton tv,
mendengar radio, atau membaca majalah dan surat kabar. Dapat disadari bahwa pendekatan
komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam
proses penyembuhan atau ketenangan para klien lanjut usia.
4.

Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan

Tuhan atau agama yang di anutnya, terutamabila klien lanjut usia dalam keadaan sakit atau
mendekati kematian.
Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian,
DR. Tony Setyabudhi mengemukakan bahwa maut seringkali menggugah rasa takut. Rasa takut
semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti tidakpastian akan pengalaman
selanjutnya, adanya rasa sakit / penderitaan yang sering menyertainya, kegelisahan untuk tidak
kumpul lagi dengan keluarga / lingkungan sekitarnya.

C. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA


1.

Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan seharihari secara mandiri dengan :
Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
Pencegahan penyakit
Pemeliharaan kesehatan.
Sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sa,pai akhir hidup.

2.

Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut
dengan jalan perawatan dan pencegahan.

3.

Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup klien


lanjut usia (Life Support).

4.

Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami gangguan
tertentu ( kronis maupun akut ).

5.

Merangsang para petugas kesehatan ( dokter, perawat )untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertent.

6.

Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).

D.

FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA


1.

Peningkatan kesehatan (health promotion)

2.

Pencegahan penyakit (preventif)

3.

Mengoptimalkan fungsi mental.

4.

Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.

E.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1.

PENGKAJIAN
Tujuan :
a. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
b. Melengkapi dasar dasar rencana perawatan individu.
c. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
d. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
Meliputi aspek :

a. Fisik
1) Wawancara
Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.
Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.
Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan pndengaran.
Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan.
Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat.
Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan.

2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi
untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu :
1) Head to tea
2) Sistem tubuh
b. Psikologis
Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
Bagaimana mengatasi stress yang di alami.

Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.


Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses pikir, alam perasaan,
orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaikan masalah.
c.

Sosial ekonomi
Darimana sumber keuangan lanjut usia
Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
Dengan siapa dia tinggal.
Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
Siapa saja yang bisa mengunjungi.
Seberapa besar ketergantungannya.
Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.

d. Spiritual
Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya.
Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan,
misalnya pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir miskin.
Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa.
Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.

BAB III
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

BAB IV
PENUTUP

A.

KESIMPULAN

B.

SARAN
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus, hendaknya memberikan asuhan
keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang
diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta :
EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai