DISUSUN
OLEH
NAMA
NIM
: 8136142001
KELAS
: DIKKIM B 2013
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
moral
dalam
bahwa
kecelakaan
dapat berakibat
pada
para
keselamatan
kerja
yang memegang
peranan
penting dalam
pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap peraturan juga
memberikan andil besar dalam keselamatan kerja. Kedua faktor penting tersebut
bergantung pada faktor manusianya, yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan di
dalam laboratorium.
Keamanan dan Keselamatan Laboratorium adalah pedoman praktis terhadap orang yg
bekerja di laboratorium. Keamanan dan keselamatan kerja akan memberi dampak pada hasil
kerja yang diperoleh melalui penggunaan fasilitas di laboratorium. Dalam penggunaan
laboratorium juga perlu diperhatikan strategi untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan
kerja, sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal pada kerja di laboratorium kimia.
BAB II
ISI
A. Peraturan
Laboratorium kimia haruslah memiliki peraturan untuk menunjang keamanan dan
keselamatan kerja para penggunanya. Peraturan dasar keselamatan kerja di laboratorium
terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Peraturan umum
Peraturan umum adalah peraturan mengenai hal umum yang harus ditaati. Pada umumnya
menyangkut larangan masuk bagi yang bukan pengguna laboratorium, larangan
penggunaan alat jika tidak mengetahui cara penggunaannya, larangan untuk makan atau
minum di laboratorium, pengetahuan mengenai letak alat dan bahan, letak kotak P3K dan
sebagainya.
2. Peraturan khusus
Peraturan khusus digunakan untuk menunjukkan kekhasan laboratorium dan untuk
menunjukkan keseriusan keselamatan serta sebagai pedoman umum.
Beberapa hal yang dimuat dalam peraturan khusus adalah untuk peralatan dan bahan
kimia tertentu yg memiliki sifat spesifik (beracun, mudah terbakar, meledak, dll)
Peralatan mulai dari pemakaian, perawatan, pemeliharaan, dan penyimpanan.
Bahan/zatmulai dari sifat, penggunaan, penempatan dan pembuangan.
Peraturan mutlak harus ada di laboratorium kimia. Peraturan harus ada karena
laboratorium kimia adalah tempat menyimpan segala macam bahan kimia. Bahan-bahan
kimia yang harusnya menjadi materi pembelajaran bagi praktikan malah bisa menjadi
mematikan jika tidak ditangani dengan benar atau tidak mematuhi peraturan yang ada.
Misalnya untuk bahan yang mudah terbakar seharusnya diletakkan di tempat yang disediakan
dan jauh dari jangkauan panas. Jika peraturan tersebut tidak dilakukan yang akan terjadi
adalah bahan kimia tersebut akan memicu bahaya kebakaran. Oleh karena itu di laboratorium
perlu dibuat tata tertib agar tidak sembarangan di dalam laboratorium. Berikut ini beberapa
contoh tata tertib yang biasanya diterapkan di laboratorium.
1. Alat-alat serta bahan yang ada di dalam laboratorium tidak diperkenankan diambil keluar
tanpa seizin guru.
2. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
3. Jika dalam melakukan percobaan tidak mengerti atau ragu-ragu, hendaknya segera
bertanya kepada guru.
Api dari zat kimia di dalam gelas, labu dan wadah kecil dilakukan dengan menghentikan
kontak dengan udara
Segala sesuatu yang berlebihan akan berbahaya bagi keselamatan kerja. Laksanakan
segala sesuatu secara proporsional maka Anda akan menikmati keselamatan di tempat kerja.
6. Nyaman
Bersih, teratur, rapi dan nyaman adalah merupakan satu prinsip penting untuk
kesehatan dan keselamatan kerja. Prinsip ini diterapkan di perusahaan Jepang dan terbukti
mereka berhasil dalam bisnis mereka.
7. Tertata Rapi
Jika tertata rapi maka akan mudah untuk mencari barang sehingga kesehatan pikiran
bisa terjaga. Keselamatan kerja mencakup aspek fisik, emosi, dan pikiran.
8. Sederhana
Pekerjaan yang sangat rumit bisa dikerjakan dengan baik dengan memakai
pendekatan sederhana. Semakin sederhana maka akan semakin mudah untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan yang rumit. Keselamatan tempat kerja dimulai dari praktik-praktik
sederhana menjaga kesehatan karena semakin sehat Anda akan semakin produktif.
9. Konsisten
Konsistensi berkaitan dengan standar dan sangat penting untuk diterapkan di tempat
kerja. Anda harus melakukan pekerjaan secara konsisten agar peningkatan yang signifikan
bisa diraih. Konsistensi sangat penting bagi keselamatan Anda di tempat kerja. Konsisten
dalam menerapkan standar operasi prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
merupakan langkah untuk meningkatkan kinerja organisasi bisnis.
10. Fokus Pada Operasi Terbaik
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan bekerja juga berkaitan dengan fokus. Semakin
terfokus pada apa yang terpenting maka semakin tenang pikiran Anda, dan ketenangan
pikiran sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan emosi.
Keselamatan dalam laboratorium adalah tanggungjawab
1. Hubungan Dosis-Respons
Prinsip dasar toksikologi adalah bahwa tidak ada zat yang sepenuhnya amandan
bahwa semua bahan kimia menimbulkan efek racun jika jumlah unsur yang cukup tinggi
berhubungan dengan sistem hidup. Satu faktor terpenting yang menentukan apakah suatu zat
berbahaya atau aman adalah hubungan antara konsentrasi bahan kimia dan efek racun yang
dihasilkannya.
Untuk semua bahan kimia, ada kisaran konsentrasi yangmenyebabkan efek bertingkat
antara tidak ada efek sama sekali dan kematian. Dalam toksikologi, kisaran ini
disebut hubungan dosis-respons untuk bahan kimia. Dosis adalah jumlah bahan kimia yang
diserap (melalui penghirupan, pencernaan, atau penyerapan melalui kulit) dan responsnya
adalah efek yang dihasilkan bahan kimia. Hubungan ini unik untuk masingmasing bahan
kimia, meski untuk jenis bahan kimia yang serupa, hubungan dosis-respons meski untuk
bahan kimia jenis tertentu sering kali serupa. Untuk sebagian besar bahan kimia umum, dosis
ambang telah ditentukan di bawah bahan kimia yang tidak dianggap berbahaya oleh banyak
orang.
Satu cara untuk mengevaluasi toksisitas akut bahan kimia, atau toksisitasnya setelah
satu kali paparan, adalah dengan memeriksa dosis letal (LD) atau nilai konsentrasi letal (LC)
bahan tersebut.
-
LD50 adalah jumlah bahan kimia yang saat dicerna, disuntikkan, atau dioleskan ke kulit
hewan uji dalam kondisi laboratorium yang terkendali membunuh setengah (50%) dari
jumlah hewan. LD50 biasanya dinyatakan dalam miligram atau gram per kilogram berat
badan.
LC50 adalah konsentrasi bahan kimia di udara yang akan membunuh 50% hewan uji
yang terpapar. LC50 diberikan dalam bagian per juta, milligram per liter, atau miligram
per meter kubik. LC50 lebih sering digunakan untuk bahan kimia yang mudah menguap
atau bahan kimia dengan tekanan uap cukup sehingga penghirupan menjadi rute penting
masuknya bahan kimia ke tubuh.
Nilai LC100 dan LD100 juga berguna, yang didefi nisikan sebagai konsentrasi atau dosis
terendah yang menyebabkan kematian hewan uji.
Secara umum, semakin tinggi LD50 atau LC50, semakin rendah toksisitas bahan kimia.
kerusakan sebagai akibat pemaparan tunggal berdurasi pendek. Hidrogen sianida, hidrogen
sulfi da, dan nitrogen dioksida adalah contoh racun akut. Sebaliknya, zat beracun kronis
menyebabkan kerusakan setelah pemaparan berulang
atau berdurasi lama atau menyebabkan kerusakan yang hanya menjadi bukti setelah masa
laten yang panjang. Racun kronis mencakup seluruh karsinogen, racun reproduktif, dan
logam berat tertentu serta senyawanya. Banyak racun kronis yang sangat berbahaya karena
masa laten yang panjang. Efek kumulatif pemaparan rendah terhadap zat semacam itu
mungkin tidak tampak selama bertahun-tahun. Banyak bahan kimia yang berbahaya baik
secara akut maupun kronis tergantung tingkat dan durasi pemaparan.
3. Jalur Pemaparan
Pemaparan terhadap bahan kimia di laboratorium terjadi melalui penghirupan, kontak
dengan kulit atau mata, pencernaan, dan injeksi. Pertimbangkan masing-masing jalur berbeda
berikut ini saat mengevaluasi bahaya racun bahan kimia.
akrolein;
nikel karbonil;
arsina;
nitrogen dioksida;
klorin;
osmium tetraoksida;
diazometana;
ozon;
diborana (gas);
fosgen;
dimetil merkuri;
hidrogen sianida;
adalah
bahan
kimia
non-korosif
yang
memiliki
efek
peradangan
(pembengkakan dan kemerahan) yang dapat dibalik pada jaringan hidup karena tindakan
kimia di tempat yang mengalami kontak. Beri perhatian khusus pada LCSS, MSDS, dan
sumber informasi lainnya tentang bahan kimia iritan. Berbagai bahan kimia organik dan
anorganik bersifat iritan, seperti silil halida dan hydrogen selenida. Lakukan beberapa
langkah untuk meminimalkan kontak kulit dan mata dengan semua bahan kimia reagen di
dalam laboratorium.
Zat Korosif
Zat korosif adalah zat padat, cair, atau gas yang menghancurkan jaringan hidup dengan
tindakan kimia di tempat yang mengalami kontak. Efek korosif tidak hanya terjadi di kulit
dan mata, tetapi juga di saluran pernapasan dan, bila termakan, di dalam saluran cerna. Zat
korosif umum yang ditemukan di banyak lab antara lain :
-
amonia;
hidrogen peroksida;
bromina;
metal hidroksida;
kalsium oksida;
Saat merencanakan eksperimen yang melibatkan zat korosif, kaji praktik penanganan
dasar untuk memastikan bahwa kulit, wajah, dan mata cukup terlindung. Pilih sarung tangan
tahan-korosi serta pakaian dan penutup mata pelindung yang tepat, termasuk, dalam beberapa
kasus, pelindung wajah.
d. Asfiksian
Asfiksian adalah zat yang mengganggu pengiriman pasokan oksigen yang memadai
ke organ tubuh yang vital. Otak adalah organ yang paling mudah terpengaruh oleh
kekurangan oksigen, dan pemaparan terhadap asfi ksian menyebabkan pingsan dan kematian
dengan cepat. Gas asetilen, karbon dioksida, argon, helium, etana, nitrogen, metana, dan
butana adalah asfi ksian yang umum.
e. Neurotoksin
Neurotoksin memiliki efek merugikan pada struktur atau fungsi sistem saraf pusat
atau periferal, yang dapat bersifat permanen atau sementara. Deteksi efek neurotoksik
mungkin memerlukan teknik laboratorium khusus, tetapi sering kali efeknya terlihat dalam
perilaku, seperti bicara tidak jelas dan berjalan sempoyongan.
h. Karsinogen
Karsinogen adalah zat yang mampu menyebabkan kanker. Karsinogen merupakan zat
beracun kronis; yaitu, zat yang menyebabkan kerusakan setelah pemaparan berulang atau
dalam jangka panjang, dan pengaruhnya mungkin terlihat nyata setelah masa laten yang
panjang. Karsinogen merupakan racun yang sangat berbahaya karena tidak memiliki efek
berbahaya yang langsung tampak.
bahan dan aplikasi tertentu, membantu pengguna menentukan control keselamatan yang tepat
yang harus diterapkan. Kategori kontrol menerapkan skala kontrol bertahap dengan
mempertimbangkan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan (msl., toksisitas), kuantitas yang
digunakan, penggunaan atau aplikasi yang dimaksudkan, dan mode paparan (msl.,
penghirupan). Kontrol meliputi persyaratan ventilasi umum, pengendalian bahan, atau
rekomendasi untuk mencari saran ahli.
j. Menilai Bahaya Bahan Mudah Terbakar, Reaktif,dan Mudah Meledak
Selain bahaya yang disebabkan oleh efek racun bahan kimia, penilaian risiko harus
mempertimbangkan bahaya bahan kimia karena kemudahbakaran, reaktivitas, eksplosivitas
(mudahnya meledak).
-
Bahaya reaktif
Bahaya ledakan
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Siti.
2013.
Strategi
Pengelolaan
Laboratorium
Kimia.
http://sitihajarnz.blogspot.com/2013/11/strategi-pengelolaan-laboratorium-kimia.html
Mardiah.
Ainun.
2012.
Strategi
Pengelolaan
http://ainunchem.blogspot.com/p/blog-page.html
Laboratorium
Kimia.