2. Nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang dilepaskan tidak dapat diukur
dengan andal.
ASET TAKBERWUJUD YANG DIHASILKAN SECARA INTERNAL
Goodwill hanya boleh diakui sebagai akibat dari kombinasi bisnis. Goodwill yang timbul
secara internal tidak diakui sevagai aset takberwujud karena tidak memenuhi kriteria
pengakuan sebagai berikut.
Dasar pengukuran biaya perolehan yang andal
Identifikasi terpisah dari sumber daya yang lain
Kendali oleh perusahaan
Untuk menentukan apakah aset takberwujud yang dihasilkan secara internal dapat diakui
sebagai aset takberwujud, maka perlu dibedakan antara tahap penelitian dan tahap
pengembangan.
1. Tahap Penelitian
Penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan
memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu baru
2. Tahap Pengembangan
Penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana
atau rancangan produksi bahan baku, alat produksi, produk, system atau jasa
yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial sebelum
dimulainya produksi atau pemakaian.
PENGUKURAN SETELAH PEROLEHAN
Setelah pengakuan awal, entitas harus memilih salah satu dari dua dasar
pengukuran aset takberwujud, yaitu (1) model biaya perolehan (2) model revaluasi. Jika
entitas memilih menggunakan model revaluasi maka semua aset dalam kelas yang sama
harus diperlakukan sama, kecuali apabila tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
MODEL BIAYA PEROLEHAN
Jika entitas memilih menggunakan model biaya perolehan maka setelah
pengukuran awal aset takberwujud dinilai berdasarkan biaya perolehannya dikurangi
dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
MODEL REVALUASI
Apabila entitas memilh model revaluasi, maka nilai aset setelah pengukuran awal
dinilai berdasarkan nilai wajar dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai.
AMORTISASI
Dalam penentuan tersebut semua faktor yang relevan harus dipetimbangkan, diantaranya :
1. Harapan manfaat aset bagi entitas dan apakah aset dapat dikelola secara efisien
oleh tim dan manajemen lain
2. Tipe siklus hidup pokok bagi aset dan informasi umum mengenai estimasi manfaat
dari aset serupa yang digunakan untuk keperluan yang serupa
3. Jenis teknis, teknologi, komersial atau jenis lain dari keusangan
4. Stabilitas industry di mana aset beroperasi dan perubahan permintaan pasar atas
produk atau jasa yang dihasilkan aset
5. Perkiraan atas tindakan competitor atau competitor komersial
6. Tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan mnfaat
ekonomis masa depan dari aset dan kemampuan entitas serta niat entitas untuk
mencapai tingkat tersebut
7. Periode pengendalian aset dan hukum atau batasan serupa dalam pemanfaatan
aset, seperti masa berlaku sewa yang berhubungan
8. Apakah masa manfaat aset tergantung dengan masa manfaat aset entitas lainnya
MASA MANFAAT TERBATAS
Jumlah yang diamortisasi adalah harga perolehan aset dikurangi nilai sisanya.
Amortisasi dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan dan dihentikan pada saat
aset tersebut dihentikan penggunaannya atau direklasifikasikan menjadi aset tidak lancar
dimiliki untuk dijual sesuai PSAK 58.
Namun ada kalanya manfaat ekonomis dalam aset takberwujud tersebut terserap
dalam menghasilkan aset lain. Dalam kondisi tersebut, beban amortisasi merupakan bagian
dari harga pokok aset lain tersebut dimasukkan ke dalam jumlah tercatatnya.
MASA MANFAAT TIDAK TERBATAS
Masa manfaat tidak terbatas bukan berarti masa manfaat tidak terhingga. Masa
manfaat tersebut harus ditentukan berdasarkan rencana pengeluaran masa depan yang
dibutuhkan untuk merawat aset pada standar kinerjanya. Penentuan tersebut tidak dapat
dilakukan berdasarkan rencana pengeluaran masa depan yang melebihi pengeluaran yang
diperlukan untuk mempertahankan kinerja aset sebesar standarnya.
PENURUNAN NILAI ASET TAKBERWUJUD
Entitas harus menilai apakah terdapat indikasi penurunan nilai di setiap akhir periode
pelaporan. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas harus membandingkan
antara jumlah tercatat aset takberwujud dengan nilai terpulihkan (PSAK 48). Apabila tidak
terdapat indikasi penurunan nilai, maka tidak perlu menghitung nilai terpulihkan. Khusus
untuk aset takberwujud dengan masa manfaat tidak terbatas seperti goodwill, diuji
penurunan nilainya setiap tahun dengan membandingkan jumlah tercatatnya dengan
jumlah terpulihkannya, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai.
PENGHENTIAN PENGAKUAN
Suatu aset takberwujud harus dihentikan pengakuannya bila :
1. Dalam proses pelepasan
2.
Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasan