Anda di halaman 1dari 2

Bahasa Tubuh Saat Wawancara Kerja

Membaca dan memahami bahasa tubuh sangat penting untuk membuat Anda lolos wawancara kerja.
Kemampuan komunikasi non-verbal memberikan nilai tambah untuk Anda sekaligus membantu untuk
memperkirakan apa yang dipikirkan si pewawancara.
1. Jabat Tangan
Jabatan tangan memperlihatkan siapa diri kita. Hati-hati dengan cara Anda berjabat tangan. Kenal
istilah dead fish, bone crusher, atau wet fish? Itu adalah istilah-istilah jabat tangan yang tak bagus.
Dead fish adalah tipe jabat tangan yang "malas", yaitu memberikan tangan saja, tanpa digenggam,
seperti ikan mati. Sementara bone crusher, biasanya datang dari arah atas, lalu menggenggam sangat
kencang seperti mau meremukkan tulang. Meskipun niatnya menunjukkan tipe orang yang tegas,
namun jabat tangan ini menyakitkan dan justru menunjukkan tipe agresif. Tipe wet fish menunjukkan
tipe orang yang memiliki masalah dengan kepercayaan diri.
Tiga langkah jabat tangan yang baik:
* Pastikan tangan dalam keadaan bersih, kering, dan tidak sedang memegang benda lain.
* Ketika menggenggam tangan lawan, berikan kehangatan namun pastikan ada ruang udara.
* Jabat tangan dengan profesional, sopan, genggaman kuat, dan senyum hangat.
2. Tatapan
Ketika Anda bertemu dengan si pewawancara, tatap matanya dan berpikirlah, Wah, senang rasanya
bisa bertemu dengan Anda! Hal ini akan membantu Anda tersenyum dari dalam hati, dan ia akan
mendapati sinyal tersebut dengan mood positif. Ketika kita bertemu dengan orang yang kita senangi
secara otomatis pupil mata akan membesar, ini merupakan fenomena yang secara insting ditangkap
manusia lain.
Selama wawancara kerja, pastikan kontak mata Anda berada dalam seputaran segitiga terbalik wajah si
pewawancara. Yakni di antara titik luar alis kiri, ke hidung bagian bawah, dan titik luar alis kanan.
Menatap bibir seseorang dianggap pelanggaran seksual, sementara menatap dahi seseorang dianggap
merendahkan.
3. Postur Tubuh
Upayakan untuk duduk lurus, agar kepercayaan diri muncul dari sana. Jika Anda merasa rendah diri
dan jenuh, coba perhatikan cara Anda duduk dan berdiri. Duduk tidak rapi atau berdiri sambil
bersender bisa menekan dada dan mengurangi asupan udara ke paru-paru, yang menyebabkan
kegugupan dan ketidaknyamanan.
4. Posisi Kepala
Untuk meningkatkan rasa percaya diri selama wawancara, posisikan kepala Anda tegak secara
horizontal dan vertikal. Ini memberikan sinyal bahwa Anda serius dalam menggapai tujuan. Namun
ketika dalam percakapan, untuk terlihat lebih bersahabat, miringkan sedikit kepala Anda untuk
menunjukkan simpati.
5. Tangan dan Lengan

Tangan dan lengan memberi penilaian akan seberapa "menerimanya" kita. Jadi, upayakan tangan Anda
berada di samping tubuh. Ini menunjukkan bahwa Anda bersikap terbuka dan siap menerima apapun
yang datang kepada Anda.
Orang pendiam cenderung melipat dan menjauhkan lengan mereka dari badan, sementara orang yang
supel cenderung menggambarkan maksud dengan gerakan tangan sambil berbicara. Upayakan gerakan
tangan tak jauh dari badan Anda, supaya tak terlihat berlebihan. Jangan melipat tangan di depan dada
selama wawancara, karena Anda akan terlihat defensif.
Dua arti gerakan tangan:
* Telapak tangan menghadap ke luar dan ke atas berarti orangnya terbuka dan bersahabat.
* Telapak tangan menghadap ke bawah berarti tipe orang yang dominan dan kemungkinan agresif.
6. Tanpa disadari, kaki cenderung bergerak di luar batas normal ketika kita gugup, stres, atau sedang
kebingungan. Mengatasinya? Upayakan kaki kita setenang mungkin selama wawancara. Jangan
biarkan kaki Anda terlipat, karena seakan-akan hal itu menciptakan batasan antara Anda dan si
pewawancara.

Anda mungkin juga menyukai