Anda di halaman 1dari 7

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah" kemudian mereka

istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
(QS. Fushilat: 30)


,

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah", kemudian mereka
tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai
balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al Ahqaf: 13-14).
Lihat juga 11/112-113
Dari Abu 'Amr atau Abu 'Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,



- -


.

Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam
ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya
tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, selain
engkau]. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Katakanlah: "Aku beriman
kepada Allah", kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu."6 Ibnu Rajab mengatakan,
Wasiat Nabi shallallahu alaihi wa sallam ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini
seluruhnya


Secara bahasa artinya Tegak lurus
Istiqmah adalah berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata
Istiqmah dari kata qaama yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, Istiqmah berarti
tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Istiqmah diartikan sebagai sikap teguh
pendirian dan selalu konsekuen.

Sedangkan secara istilah, para salafus shalih memberikan beberapa definisi


diantaranya :
1. Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu anhu : Hendaknya kamu tidak
menyekutukan Allah dengan apapun juga
2. Umar bin Khattab radhiallahu anhu : Hendaknya kita bertahan dalam satu
perintah atau larangan, tidak berpaling seperti berpalingnya seekor musang
3. Utsman bin Affan radhiallahu anhu : Istiqomah artinya adalah ikhlas
4. Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu : Istiqomah adalah melaksanakan
kewajiban
5. Ibnu Abbas radhiallahu anhu : Istiqomah mengandung 3 macam arti :
istiqomah dengan lisan (yaitu bertahan terus mengucapkan kalimat syahadat),
istiqomah dengan hati (artinya terus melakukan niat yang jujur) dan istiqomah
dengan jiwa (senantiasa melaksanakan ibadah dan ketaatan secara terusmenerus).
6. Ar Raaghib : Tetap berada di atas jalan yang lurus [Istiqomah, Dr. Ahmad bin
Yusuf Ad Duraiwisy, Darul Haq]
7. Imam An Nawawi : Tetap dalam ketaatan (Kitab Riyadhus Shalihin) Sehingga
istiqomah mengandung pengertian : tetap dalam ketaatan dan di atas jalan
yang lurus dalam beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.

8.Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak
berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk
ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya
(Jaamiul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 246, Darul Muayyid, cetakan
pertama, tahun 1424 H)
9. Mujahid berkata, 'Istiqamah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid
sampai bertemu dengan Allah Taala
10. Ibnu Taimiah berkata, 'Mereka beristiqamah dalam mencintai dan beribadah
kepada-Nya tanpa menoleh kiri kanan'.Dengan kata lain istiqomah mengandung
suatu arti mendalam dalam beribadah kepada-Nya, mencintai sepenuh hati
dalam mencari Ridha-Nya.

B. Bentuk-bentuk Istiqmah
1.Istiqmah dalam Aqidah
dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertakwa. (QS Al-Anam: 153).
2. Istiqmah dalam Syariah
Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)dari urusan (agama)
itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui.(QS Al-Jaatsiyah: 18)
3. Istiqmah dalam Perjuangan
Maka boleh jadi kamu hendak meniggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu
dan sempit karenanya dadamu, karea khawatir bahwa mereka akan mengatakan: mengapa

tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan)atau datnag bersama-sama dengan


dia seorang malaikat? Sesungguhnya kamuhanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah
Pemelihara segala sesuatu(QS Huud: 12).
Buah Istiqamah
Istiqamah memiliki beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh sifat-sifat lain dalam Islam.
Diantara keutamaan istiqamah adalah :
1. Istiqamah merupakan jalan menuju ke surga. Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa
takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)
surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS. 41 : 30)
2. Berdasarkan ayat di atas, istiqamah merupakan satu bentuk sifat atau perbuatan yang dapat
mendatangkan tayiid (baca ; pertolongan dan dukungan) dari para malaikat.
3. Istiqamah merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt.
Dalam sebuah hadits digambarkan : Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda,
Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam amal dan
berkatalah yang benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam
amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan
bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan
yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
4. Berdasarkan hadits di atas, kita juga diperintahkan untuk senantiasa beristiqamah. Ini
artinya bahwa Istiqamah merupakan pengamalan dari sunnah Rasulullah saw.
5. Istiqamah merupakan ciri mendasar orang mukmin.
Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Tsauban ra, Rasulullah saw. bersabda,
istiqamahlah kalian, dan janganlah kalian menghitung-hitung. Dan ketahuilah bahwa sebaikbaik amal kalian adalah shalat. Dan tidak ada yang dapat menjaga wudhu (baca; istiqamah
dalam whudu, kecuali orang mukmin.) (HR. Ibnu Majah)
Cara untuk Merealisasikan Istiqamah
Sebab sebab rusaknya istiqomah
1.faktor ekstern: dendam iblis dan ahlulkitab 7:11-18.2/120.2/217
2.faktor intern ; 1.mengikuti hawa nafsu 25/43 45/23
2. tidak disiplin______melanggar sumpah/janji 16/95
Melihat golongan yang dianggap lebih besar 19/92
Merasa berat mengikuti kebenaran .6/125
Jemu dalam perjalanan 57/16.2/214

Kiat Agar Tetap Istiqomah


Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan.
Pertama: Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.
Allah Taala berfirman,



Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim: 27)
Tafsiran ayat Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh ...
dijelaskan dalam hadits berikut.



)
(
Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan
yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir
ayat: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.(hr bukhori)
Qotadah As Sadusi mengatakan, Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia
adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat,
mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir,
pen). Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya. (tafsir quranil
adzim)
Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di
akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat Siapa Rabbmu,
siapa Nabimu dan apa agamamu? Jawabannya adalah karena pemahaman dan
pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimat syahadat. Dia tentu memahami
makna dua kalimat syahadat dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula
tidak menerjang larangan Allah berupa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat
syirik.
Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik
yaitu mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan
generasi terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama
untuk memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat
keras Allah larang sehingga harus dijauhi. Oleh karena itu, jalan yang ia tempuh adalah jalan
Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam beragama yang merupakan golongan yang selamat yang
akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah.
Kedua: Mengkaji Al Qur'an dengan menghayati dan merenungkannya.

Allah menceritakan bahwa Al Quran dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al
Quran adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Taala berfirman,


Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril)11 menurunkan Al Qur'an itu dari Rabbmu dengan benar,
untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. An Nahl: 102)
Oleh karena itu, Al Quran itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam ayat,


Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacakannya secara tartil (teratur dan benar). (QS. Al Furqon: 32)
Al Quran adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. (Wasa-il Ats
Tsabat, Syaikh Sholih Al Munajjid, hal. 2-3)Alasannya, karena Al Quran adalah petunjuk
dan obat bagi hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah Taala berfirman,


Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. (QS.
Fushilat: 44). Qotadah mengatakan, Allah telah menghiasi Al Quran sebagai cahaya dan
keberkahan serta sebagai obat penawar bagi orang-orang beriman.( Jaamiul Bayan fii
Tawilil Quran, Ibnu Jarir Ath Thobari, 21/43)Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut,
Katakanlah wahai Muhammad, Al Quran adalah petunjuk bagi hati orang beriman dan obat
penawar bagi hati dari berbagai keraguan.14
Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat berbeda antara orang yang gemar
mengkaji Al Quran dan merenungkannya dengan orang yang hanya menyibukkan diri
dengan perkataan filosof dan manusia lainnya. Orang yang giat merenungkan Al Quran dan
memahaminya, tentu akan lebih kokoh dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita
jalani agar kita bisa terus istiqomah.
Ketiga: Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syariat Allah
Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan
syariat atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam
beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits dari Aisyah radhiyallahu anha-, beliau mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Amalan yang paling dicintai oleh Allah Taala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit. Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk
merutinkannya. 15
An Nawawi rahimahullah mengatakan, Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun
konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja

dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan
ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan
membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Taala. Amalan sedikit
namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat
dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.( Syarh Muslim, An
Nawawi)
Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi
wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang
memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang
melakukan hal ini pada sahabat Abdullah bin Umar.17 Yaitu Ibnu Umar dicela karena
meninggalkan amalan shalat malam.
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallahu anhuma, ia mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata padanya,




Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat
malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.18
Keempat, berkumpul dan bergaul di lingkungan orang-orang saleh. Hal ini sangat membantu
seseorang untuk senantiasa istiqomah di jalan Allah taala. Teman-teman yang saleh akan
senantiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan.
Bahkan dalam al-Quran disebutkan bahwa hal yang sangat membantu meneguhkan
keimanan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Allah
berfirman yang artinya, Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir,
sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rosul-Nya pun berada di tengahtengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka
sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Ali Imran [3]:101)
Kelima, berdoa kepada Allah taala agar Dia senantiasa memberikan kepada kita istiqomah
hingga akhir hayat. Bahkan Ummu Salamah radhiyallahu anha mengatakan bahwa doa yang
paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah doa, Yaa
muqollibal qulub tsabbit qolbi ala diinik artinya Wahai Zat yang membolak-balikkan hati
teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu. (HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz
Dzahabi, lihat pula Shahihul Jami)
Keenam, membaca kisah Rasulullah, para sahabat dan para ulama terdahulu untuk
mengambil teladan dari mereka. Dengan membaca kisah-kisah mereka, bagaimana
perjuangan mereka dalam menegakkan diinul Islam, maka kita dapat mengambil pelajaran
dari kisah tersebut sebagaimana firman Allah taala yang artinya, Dan semua kisah dari
rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan
hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS. Huud [11]: 120)

Anda mungkin juga menyukai