dari
barang
yang
akan
diproduksikan.
Dengan
demikian,
dapat
Rp. ............
' ............
Rp. ............
' ............
Rp. ............
Sedangkan harga pokok produksi (HPP) untuk jenis perusahaan industri (manufacturing),
yang tidak mempunyai barang setengah jadi, dengan membandingkan perhitungan harga pokok
penjualan pada perusahaan industri yang memproduksi pada suatu tertentu dan sudah dikenal
oleh masyarakat konsumen.
Rp. .........
Rp. ......... +
Rp. .........
Rp. ......... _
Rp(A)
Rp. .........
Rp. .......
- Biaya upah
Rp. .......
Rp. ....... +
Rp. .................
Rp. ...............
Rp. .........
Rp. ......... +
Rp. .........
Rp. ......... _
Rp ..
Dengan demikian, apabila diketahui harga pokok sesuatu barang yang diproduksikan,
maka penentuan harga pokok penjualan dapat pula ditentukan. Demikian pula dengan
diketahuinya harga pokok produksi dalam suatu barang, maka untuk kepentingan pengendalian
efisiensi dalam proses produksi dengan mudah dapat dilakukan pengontrolan dan pengawasan.
Efisiensi yang dimaksud tersebut adalah penawaran prinsip-prinsip ekonomi dalam
perusahaan, yaitu dengan pengorbanan yang seminimal akan mencapai hasil yang maksimal
mungkin.
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya
kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga
pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing.
1. Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
Menurut LM Samryn, full costing adalah :
Full costing adalah metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan semua biaya
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa
memperhatikan perilakunya.14)
Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional menghasilkan laporan
laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi,
administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak
digunakan untuk memenuhi pihak luar perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus
disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji
dalam laporan tersebut.
1. Variabel Costing
Variabel costing merupakkan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya
produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel. Biaya-biaya produksi tetap dikelompokkan sebagai biaya periodik
bersama-sama dengan biaya tetap non produksi.
Menurut Masud Machfoed variabel costing adalah Suatu metode penentuan harga pokok
dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.15)
Pendekatan variabel costing di kenal sebagai contribution approach merupakan suatu format
laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya
dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsifungsi produksi, administrasi dan penjualan.
Dalam pendekatan ini biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlakukan
sebagai elemen harga pokok produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari pendekatan ini
banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal oleh karena itu tidak harus
disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
maka selisihnya dapat berupa pembebanan overhead pabrik berlebihan (over-applied factory
overhead). Menurut metode full costing, selisih tersebut dapat diperlakukan sebagai penambah
atau pengurang harga pokok yang belum laku dijual (harga pokok persediaan).
5. Dalam metode full costing, perhitungan laba rugi menggunakan istilah laba kotor (gross profit),
yaitu kelebihan penjualan atas harga pokok penjualan.
6. Dalam variabel costing, menggunakan istilah marjin kontribusi (contribution margin), yaitu
kelebihan penjualan dari biaya-biaya variabel.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari perbedaan laba rugi dalam metode full costing dengan
metode variable costing adalah :
1. Dalam metode full costing, dapat terjadi penundaan sebagian biaya overhead pabrik tetap pada
periode berjalan ke periode berikutnya bila tidak semua produk pada periode yang sama.
2. Dalam metode variable costing seluruh biaya tetap overhead pabrik telah diperlakukan sebagai
beban pada periode berjalan, sehingga tidak terdapat bagian biaya overhead pada tahun
berjalan yang dibebankan kepada tahun berikutnya.
3. Jumlah persediaan akhir dalam metode variable costing lebih rendah dibanding metode full
costing. Alasannya adalah dalam variable costing hanya biaya produksi variabel yang dapat
diperhitungkan sebagai biaya produksi.
4. Laporan laba rugi full costing tidak membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel, sehingga
tidak cukup memadai untuk analisis hubungan biaya volume dan laba (CVP) dalam rangka
perencanaan dan pengendalian.
Dalam praktiknya, variable costing tidak dapat digunakan secara eksternal untuk kepentingan
pelaporan keuangan kepada masyarakat umum atau tujuan perpajakan
Jika menginginkan laba 30% dari biaya total, perhitungannya: Rp 5.000.000 + (30% x Rp
5.000.000) = Rp 6.500.000. Jadi, harga setiap porsi Rp 32.500.
Metode Penetapan Harga Mark-Up adalah variasi lain dari metode Cost Plus. Perhitungannya
hampir sama. Hanya perbedaannya, metode ini diterapkan pada produk yang dibeli untuk dijual
kembali tanpa memerlukan proses lebih lanjut. Sedangkan pada metode Cost Plus, produk dibuat
sendiri kemudian dijual. Metode ini banyak dipakai oleh pedagang perantara.
Formulanya: Harga Jual = Harga Beli + MarkUp
Mark up merupakan kelebihan harga jual produk di atas harga beli. Keuntungan diperoleh dari
sebagaian mark up. Selain itu pedagang juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi
yang diambilkan dari sebagian mark up.
Contoh: toko tas membeli sebuah tas Rp 100.000/buah, dengan keuntungan ditentukan Rp
50.000. Harga jual: Rp 100.000 + Rp 50.000 = Rp 150.000. Keuntungan diperoleh dari mark-
up. Mengapa hanya sebagian? Seperti dijelaskan sebelumnya, terdapat biaya lain-lain yang harus
diambil sebagian dari mark up.
Dengan metode Target Pricing, harga ditetapkan berdasarkan tingkat pengembalian investasi
(ROI) yang diinginkan.
Formulanya:
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Perubahan dunia yang begitu cepat telah memaksa produsen dan para penjal berfikir keras agar
tetap eksis di dunianya. Perubahan ini diakibatkan oleh berbagai sebab seperti pesatnya
pertumbuhan dan perkembangan teknologi, baik teknoogi mesin dan alat-alat berat, terlebih lagi
telekomunikasi. Perkembangan teknologi mesin misalnya telah mampu mengubah mutu produk.
Mulai dari kemasan sampai kepada isinya semakin menarik dan kompetitif.
Begitu pula dngan teknologi komunikasi informasi dan telekomunikasi yang berkembang dalam
hitungan detik. Dunia yang begitu luas dan terkotak-kotak dalam berbagai bagian menjadi
menyatu seolah tanpa batas menebus belahan dunia lainnya. Kejadian didunia lain yang juga
dalam waktu sekejap mata.
Akibat perubahan teknologi yang begitu cepat berimbas juga kepada perilaku masyarakat.
Informasi yang masuk dari berbagai sumber dengan mudah diperoleh dan diserap oleh berbagai
msyarakat sekalipun di pelosok perdesaan yang terpencil. Imbas yang oaling nyata adalah adlah
masyarakat begitu cepat pandai dalam memilih produk yang disukai dengan mebandingbandingkan antara produk yang sejenis, tentu saja dalam arti yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan mereka.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rumusan masalah
Mamahami pengertian harga ?
Bagaimana tujuan penentuan harga ?
Bagaimana metode penentuan harga bank ?
Memahami Strategi penetapan harga ?
Bagaiman pemasaran bank ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. A.
Pengertian
Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsurunsur lainnya menghasilkan biaya. Harga barangkali adalah unsur program pemasaran yang
paling mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran bahkan promosi membutuhkan lebih banyak
waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut
kepada pasar tentang produk atau mereknya. Sebagai produk yang dirancang dan dipasarkan
dengan baik, dapat menentukan premium harga dan mendapatkan laba besar.[1]
Harga juga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix (Pembauran Pasar),
penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat
menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan
berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Bagi perbankan terutama bank yang berprinsip
konvensional, harga adalah bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim,
biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan biaya lainnya. Sedangkan harga bagi Bank yang
berdasarkan prinsip Syariah adalah bagi hasil. [2]
1. B.
Penentuan harga oleh suatu Bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang hendak di
capai. Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut:
1. Untuk bertahan hidup
Dalam hal ini Bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau
jasa yang ditawarkan laku dipasaran, misalnya bunga simpanan tinggi dan bunga pinjaman
rendah tetapi dalam kondisi yang masih menguntungkan.
1. Untuk memaksimalkan laba
Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat
ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.
1. Untuk memperbesar market share (penguasaan Pasar)
Penentuan harga ini dengan harga murah sehinga diharapkan jumlah pelanggan
meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan seperti
penentuan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dari pesaing.
1. Mutu produk
Tujuan adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan
memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual ditentukan setinggi mungkin.
1. Karena pesaing
Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang
ditawarkan jangan melebihi harga pesaing, artinya bunga simpanan di atas pesaing dan bunga
pinjaman di bawah pesaing. [3]
Bank/lembaga keuangan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan
penetapan harganya. Ada enam langkah prosedur yaitu
1)
2)
menentukan permintaan,
3)
memperkirakan biaya,
4)
5)
6)
Dalam penentuan harga digunakan beberapa metode yang sesuai dengan tujuan
perusahaan. Metode penentuan suatu harga produk bank secara umum terdapat beberapa model,
antara lain:
1. Modifikasi harga atau diskriminasi yaitu:
a)
Menurut pelanggan, yaitu harga yang dibedakan berdasarkan nasabah utama (primer) atau
nasabah biasa (sekunder). Nasabah utama adalah nasabah yang loyal dan memenuhi kriteria yang
ditetapkan oleh Bank. Nasabah biasa adalah nasabah umum.
b)
Menurut bentuk produk, harga ditentukan berdasarkan bentuk produk atau kelebihankelebihan yang dimiliki oleh suatu produk, misalnya untuk kartu kredit ada master card dan ada
visa card.
c)
Menurut tempat, yaitu harga yang ditentukan berdasarkan lokasi cabang bank dimana
produk atau jasa ditawarkan.
d) Menurut waktu, yaitu harga yang ditentukan berdasarkan periode atau masa tertentu dapat
berupa jam, hari, minguan, atau bulanan.
1. Penetapan harga untuk produk baru
a)
Market Skimming Pricing(Menetapkan Harga) yaitu harga awal produk yang ditetapkan
setinggitingginya dengan tujuan bahwa produk atau jasa memiliki kualitas tinggi.
b)
Market penetration pricing, yaitu dengan menetapkan harga yang serendah mungkin
dengan tujuan untuk menguasai pasar.[5]
1. metode penetapan harga
a)
harga pokok =
di mana:
= Biaya variable
= Biaya tetap
= Total penjualan
b)
marginal princing
yaitu harga yang didasakan kepada mekanisme permintaan dan penawaran, dalam hal ini bank
harus mampu menyesuaikan dengan kondisi yang terbentuk di pasar.
e)
yaitu harga ditentukan oleh kesan pembeli (persepsi) terhadap produk yang ditawarkan
1. D.
Penetapan Harga barang atau jasa merupakan suatu strategi kunci dalam berbagai perusahaan
sebagai konsekuensi dan deregulasi, persaingan global yang kian sengit, rendahnya pertumbuhan
di banyak pasar, dan peluang bagi perusahaan untuk memantapkan posisinya di pasar, dan
peluang bagi perusahaan untuk memanfaatkan posisinya di pasar. Harga mempengaruhi kinerja
keuangan dan juga sangat mempengaruhi persepsi pembeli dan penentuan posisi merek. Harga
menjadi suatu ukuran tentang mutu produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam
mengevaluasi produk-produk yang kompleks.[6]
Masalah penetapan harga ini, dijabarkan dalam Pasal 5 UULPM dan PUTS, yaitu sebagai
berikut:
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk
menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau
pelanggan pada dasar bersangkutan yang sama.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi:
a. Suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan atau
b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku.[7]
1. E.
Pemasaran bank
Pemasaran adalah termasuk salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam
penciptaan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi itu sendiri akan menentukan harga barang
dan jasa bagi individu-individu.[8]
Bank sebagai lembaga keuangan yang menghasilkan jasa keuangan juga membutuhkan strategi
pemasaran untuk memasarkan produknya. Dampak dari perubahan teknologi juga berdampak
positif terhadap perkembangan dunia perbankan. Produk yang ditawarkan kepada nasabahnya
menjadi lebih cepat dan efisien. Sebagai contoh untuk pengiriman uang (transfer) dapat
dilakukan pada saat itu juga dengan sistem on line komputer. Padahal sebelumnya untuk
mengirim uang dari satu bank ke lokasi lainnya memerlukan waktu beberapa hari. Demikian juga
dalah hal penagihan (inkaso), waktu penagihan menjadi lebih cepat. Disisi lain untuk melakukan
penarikan uang saat ini tidak perlu dilakukan ke bank tapi cukup dapat ditarik di mesin ATM
yang tersebar di berbagi tepat. Disamping itu ATM juga memberikan kelebihan lain seperti
informasi saldo serta melakukan berbagai pembayaran dalam waktu yang sangat cepat melalui
pendebetan.
Dalam melakukan pemasaran, bank memiliki beberapa saran yang hendak dicapai. Artinya nilai
penting pemasaran bank terletak dari tujuan yang ingin dicapai tersebut seperti dalam hal
meningkatkan mutu pelayanan dan menyediakan ragam produk yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan nasabah. Untuk mencapai sasaran tersebut maka bank perlu :
1. Menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasasbahnya.
2. Memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk
pesaing.
3. Menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan terhadap produknya.
4. Memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalahm hal keuangann
pada saat dibutuhkan.
5. Memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi nasabah yang
bersangkutan.
6. Berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank.
7. Berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan berusaha mencari nasabah ynag
baru baik dari segi jumlah maupun kualitas nasabah. [9]
Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang beroritasi profit maupun
usaha-usaha sosial. Pentingnya emasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran menjadi semakin penting dengan
semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dilakukan dalam rangka
menghadapi pesaing yang dari waktu-kewaktu semakin meningkat.
Manajemen pemasaran bank merupakan usaha untuk memeneuhi kebutuhan dan keinginan para
nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan, baik produk simpanan (giro, tabungan, dan
deposito), pinjaman, (kredit) atau jasa- jasa bank lainnya.penyediaan keinginan dan kebutuhan
produk bank ini harus dilakukan melalui perencanaan yang matang, baik untuk perencanaan
yang baik maupun jangka panjang. Selanjutnya dilaksanakan oleh bankir yang propesional.
Kemudian perlu dialakukan pengawasan dan pengendalian secara terus-menerus agar tidak
menyimpang dari yang sudah direncanakan. Pada akhirnya kegiatan pemasaran bank diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah serta juga akan memberikan kepuasan kepada
nabahnya.[10]
BAB III
PENUTUP
1. A.
Kesimpulan
Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur-unsur
lainnya menghasilkan biaya. Harga barangkali adalah unsur program pemasaran yang paling
mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu.
Manajemen pemasaran bank merupakan usaha untuk memeneuhi kebutuhan dan keinginan para
nasabahnya terhadap produk dan jasa perbankan, baik produk simpanan (giro, tabungan, dan
deposito), pinjaman, (kredit) atau jasa- jasa bank lainnya.penyediaan keinginan dan kebutuhan
produk bank ini harus dilakukan melalui perencanaan yang matang, baik untuk perencanaan
yang baik maupun jangka panjang.
Jadi, strategi pemasaran dalam manajemen pemasaran bank sangat penting yaitu dari penjelasan
ini di bahas masalah pentingnya strategi tersebut, karena untuk menghadapi persaingan dalam
produk antara bank yang lain.