Anda di halaman 1dari 2

Fenomena Bahasa Alay

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, terutama berkembangnya situs jejaring


sosial, seperti facebook, twitter dan sebagainya, muncul suatu bahasa baru dikalangan remaja
yang disebut dengan Bahasa Alay. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup
menyita perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa indonesia yang baik
dan benar dikalangan remaja masa kini. Bahasa alay adalah variasi bahasa yang munculkarena
adanya komunitas anak-anak remaja yang hanya mementingkan kepopuleran dalam berbahasa
tanpa memperdulikan kaidah berbahasa indonesia yang baik dan benar. Alay adalah singkatan
dari anak kelayapan, anak layangan dan anak lebay.
Bahasa alay juga bukan hanya ditemukan di dunia maya (seperti facebook, twitter dan
sebagainya) tetapi bahasa alay juga banyak ditemukan di televisi, radio, majalh bahkan koran.
Menurut Erikson (1968), Remaja memasuki tahapan psikososial yang di sebut sebagai Identity
versus role confusion. Hal yang dominan terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan
pembentukan identitas. Penggunaan bahasa baru ini merupakan bagian dari proses
perkembangan mereka sebagai identitas indepedensi mereka dari dunia orang dewasa dan anakanak. Hal ini lah yang mendorong remaja untuk menggunakan bahasa alay itu menarik, apalagi
beberapa dari mereka beranggap bahwa bahasa alay adalah bahasa gaul sehingga seseorang yang
tidak mengguanakannya akan dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Bahasa alay bukan bunyi
yang dipentingkan tetapi variasi tulisan. Berikut ini contoh tulisan bahasa alay :
a.

Mambahkan hurup x dan z sebagai pengganti huruf s diganti dengan huruf c


Contoh : xmx nya jangan lupha dibalez yach.

b.

Menggunakan angka untuk menggantikan huruf.


Contoh : L4gi p4d4 ng4p4in n3ch ?

c.

Kapitalisasi yang sangat berantakan.


Contoh : pAdA kEmaNa NiEh? kOx sEpi bAnGeT siCh.

Penggunaan bahasa alay akhir-akhir ini terus saja mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan bahasa
alay tidak sesuai dengan kaidah berbahasa indonesia yang baik dan benar.
Jika hal ini terus berlangsung, dikhawatirkan akan menghilangkan penggunaan berbahasa
Indonesia yang baik dan benar dikalangan remaja. Dengan demikian seharusnya kita sebagai
generasi muda harus teliti dalam memilih dan mengikuti kepopuleran bahasa. Jangan sampai
merusak budaya penggunaan bahasa indonesia dengan kaidah yang baik dan benar.

Fenomena Bahasa Alay

Penulis memilih membahas judul ini selain bertujuan untuk memberikan pandangan
kepada pembaca mengenai perkembangan bahasa alay yang telah menjadi fenomena pada saat
ini yang sedang menggeser penggunaan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar tetapi
penulis juga masih ingin tau mengapa remaja masa kini sangat menggilai bahasa alay sebagai
bahasa kebanggaannya, apa karena bahasa alay bahasa yang sedang ngetrand kali ya? . Bahasa
alay itu adalah variasi bahasa yang muncul karena adanya komunitas anak-anak remaja. Alay
adalah singkatan dari anak kelayapan, anak layangan, dan anak lebay, istilah alay berkembang
pesat di situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan sebagainya.
Bahasa alay juga bukan hanya ditemukan dalam di dunia maya tetapi juga banyak
ditemukan di televisi, radio, majalah, bahkan koran. Terutama pada hal-hal yang berkaitan
langsung dengan remaja. Wah benar ga tuh? misalnya acara-acara di televisi yang menjadi
tontonan utama dan memang ditunjukan kepada para remaja. Hal tersebut membuat penyebaran
bahasa alay dikalangan remaja menjadi semakin pesat. Nah apa jadinya, jika sumpah pemuda
hadir di tahun 2014 ini ? mungkin akan seperti ini jadinya :
1. Loeh guweh satu bangsa githu dech !
2. Loe guweh satu tanah air, Endonesah ciinnn.
3. Loeh guweh satu bahasa...yah bahasa gawul gtooh!
Sumpeee loeee!
Menurut mereka bahasa alay lebih nyaman dan cocok digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
remaja saat ini menganggap penggunaan bahasa resmi terlalu kaku dan menoton. Wah menurut
kalian gimana tuh pendapatnya ? mungkin sebagian remaja sependapat dengan argumen ini, tapi
ada juga sebagian remaja yang tidak sependapat dengan argumen ini.
Jika hal ini terus berlangsung, dikhawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa
indonesia dikalangan remaja. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya
mampu menjadi tonggak dalam mempertahankan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah yang baik dan benar. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah dengan menjaga,
melestarikan, dan menjunjung tinggi bahasa indonesia. Seperti dalam ikrar ketiga sumpah
pemuda yang berbunyi, kami putra-putri Indonesia menjungjung tinggi bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Cintai Bahasa Kita Sendiri yaitu Bahasa Indonesia!

Anda mungkin juga menyukai