Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbon aktif (activated carbon) berdasarkan pada pola
strukturnya adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf yang
sebagian besar terdiri dari karbon bebas serta memiliki
permukaan dalam, sehingga memiliki daya serap yang tinggi.
Pada proses industri, karbon aktif digunakan sebagai bahan
pembantu dan dalam kehidupan modern ini, karbon aktif semakin
meningkat kebutuhannya baik didalam maupun luar negeri.
(Girun Alfathoni, 2002)
Industri pembuatan karbon aktif di Indonesia telah
mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini disebabkan oleh
semakin meningkatnya permintaan pasar, baik di dalam negeri
maupun untuk diekspor ke luar negeri. Karbon aktif dapat
dipergunakan untuk berbagai industri, antara lain yaitu industri
obat-obatan, makanan, minuman, pengolahan air (penjernihan
air), dan lain-lain. Bahan baku yang dapat dibuat menjadi karbon
aktif adalah semua bahan yang mengandung karbon, baik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang ataupun barang
tambang. Bahan-bahan tersebut adalah berbagai jenis kayu,
sekam padi, tulang binatang, batu bara, tempurung kelapa, kulit
biji kopi. Bila bahan-bahan tersebut dibandingkan, tempurung
kelapa merupakan bahan terbaik yang dapat dibuat menjadi
karbon aktif karena karbon aktif yang terbuat dari tempurung
kelapa memiliki mikropori yang banyak, kadar abu yang rendah,
kelarutan dalam air yang tinggi dan reaktivitas yang tinggi.
(Indah Subadra, 2005).
Pemilihan tempurung kelapa dikarenakan tempurung
kelapa merupakan limbah yang dihasilkan dari buah kelapa yang
bila diarangkan dan menjadi karbon aktif dapat mempunyai nilai
jual yang tinggi bila dibandingkan dengan pembuatan karbon
aktif dari batu bara, walaupun Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki cadangan batubara yang besar, yaitu sekitar

2
38,8 milyar ton dimana 70 persen merupakan batubara muda dan
30 persen sisanya adalah batubara kualitas tinggi dan
diperkirakan akan habis dalam 150 tahun kedepan. Perlu
diketahui bahwa batubara meupakan bahan bakar pengganti
minyak bumi dan hal ini hendaknya disadari oleh segenap lapisan
masyarakat sehingga penggunaan bahan bakar unrenewable untuk
kepentingan bangsa harus terus dipantau dan diperhatikan
bersama-sama. Sehingga batubara lebih baik digunakan menjadi
bahan bakar daripada digunakan menjadi karbon aktif.
(Imam Budi Raharjo, 2006).
Biomassa merupakan bahan alami yang biasanya dianggap
sebagai sampah dan sering dimusnahkan dengan cara dibakar.
Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan negara agraris
terbesar yang akan mampu memasok sumber bahan baku
biomassa, baik dari budidaya hayati maupun limbah pertanian,
peternakan, dan perkebunan. Dimana sumber energi biomass
mempunyai keuntungan antara lain :
Sumber energi ini dapat dimanfaatkan secara terus-menerus
karena sifatnya yang renewable resources.
Sumber energi ini relatif tidak mengandung unsur sulfur,
sehingga tidak menyebabkan polusi udara sebagaimana yang
terjadi pada bahan bakar fosil.
Pemanfaatan energi biomass juga meningkatkan efisiensi
pemanfaatan limbah pertanian, peternakan, dan perkebunan.
Maka penggunaan limbah tempurung kelapa dalam bentuk
arang ini sangat baik apabila diolah kembali dan sangat efektif
bila digunakan menjadi bahan baku pembuatan karbon aktif.
1.2 Rumusan Masalah
Pemanfaatan arang tempurung kelapa sampai saat ini
belum maksimal karena harga jualnya yang rendah dan kurangnya
pengolahan. Oleh karena itu, akan diusahakan untuk
meningkatkan pemanfaatan arang tempurung kelapa dengan cara
mengubah arang menjadi karbon aktif. Selain itu, akan diteliti
pengaruh suhu furnace, perbandingan penambahan zat pengaktif

3
dan pemilihan zat pengaktif serta waktu aktivasi pada pembuatan
karbon aktif.
1.3 Batasan Masalah
Pada penelitian ini masalah dibatasi pada ruang lingkup
yang telah kami tentukan agar permasalah tidak meluas, seperti
dibawah ini :
1. Bahan yang akan digunakan adalah arang tempurung kelapa
dan ukuran arang tidak menjadi perhatian dalam penelitian
ini.
2. Penelitian hanya dilakukan untuk mempelajari pengaruh
suhu furnace, perbandingan penambahan zat pengaktif dan
pemilihan zat pengaktif serta waktu aktivasi pada pembuatan
karbon aktif.
3. Pemanasan dilakukan dengan pembakaran dan bahan bakar
yang digunakan adalah LPG.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui besarnya nilai iodine number dan surface area
dengan penambahan zat pengaktif Na2CO3, NaOH, dan
ZnCl2.
2. Mempelajari pengaruh suhu furnace, perbandingan
penambahan zat pengaktif dan pemilihan zat pengaktif serta
waktu aktivasi pada pembuatan karbon aktif.
3. Menghitung besarnya Rendemen dalam pembuatan karbon
aktif.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dasar
pemilihan suhu furnace, perbandingan penambahan zat pengaktif
dan pemilihan zat pengaktif serta waktu pemanasan dalam
penelitian selanjutnya sehingga dapat meningkatkan nilai
ekonomi tempurung kelapa umumnya dan arang tempurung
kelapa khususnya bagi para petani kelapa serta agar dapat

4
meningkatkan nilai tambah arang yang selama ini kurang diolah
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai