Tujuan Percobaan
oksigen dari alkohol, proton diambil oleh asam (H2SO4) dan secara simultan membentuk
ikatan rangkap karbon-karbon (C=C) melalui hilangnya molekul air. Berikut ini adalah
reaksinya:
H2SO4
H3C
OH
H2C
CH2 + H2O
(Riswiyanto, 2009).
Asam sulfat pekat berfungsi sebagai katalisator. Katalis akan mengoksidasi beberapa
alkohol menjadi karbondioksida dan akan tereduksi menjadi sulfur oksida. Kedua gas ini
harus dikeluarkan dari alkena. Etanol selanjutnya dipanaskan dengan asam sulfat pekat
berlebih pada suhu tinggi. Pengeluaran gas karbondioksida dengan dilewatkan ke dalam
larutan natrium hidroksida untuk menghilangkan karbondioksida dan sulfur dioksida yang
dihasilkan dari reaksi samping (Anonim, 2014).
Mekanisme Reaksi
OH
OSO3H
H
-
OSO3H
H
-
OSO3H
O
H
H3O+
Alat
Set alat destilasi, pemanas listrik, gelas ukur 50 mL, termometer, pipet mohr, piknometer,
penangas air.
Bahan
H2SO4 pekat, n-oktanol, 2-heksanol atau sikloheksanol, 2-metil-2-butanol, MgSO4 anhidrat,
larutan 5% Br2 dalam n-oktanol.
Prosedur Kerja
-
Skema Kerja
Sikloheksanol
- Dimasukkan 20 mL ke dalam labu distilasi
- Ditambahkan beberapa potong batu didih
- Ditambahkan tetes demi tetes 3,3 mL H2SO4 pekat ke dalam labu sambil
digoyang
- Didistilasi perlahan dan dihentikan saat suhu 90 C
- Ditambahkan 5 gram MgSO4 anhidrat pada distilat
- Dipisahkan cairannya dengan distilat
- Identifikasi distilat yang diperoleh dengan mengukur titik didih, massa jenis,
dan ikatan rangkap (melalui reaksi dengan Br atau oksidasi KMnO4)
- Dibandingkan nilainya dengan alkohol
Hasil
Prosedur kerja
Disiapkan satu set alat desitlasi, digunakan labu destilasi 100 mL dan dihubungkan
dengan air pendingin, digunakan labu erlenmeyer 150 mL yang ditaruh dalam es sebagai
penampung distilat. Dimasukkan 20 mL sikloheksanol ke dalam labu destilasi, ditambahkan
beberapa potong batu didih, kemudian ditambahkan tetes demi tetes 3,3 mL H2SO4 pekat ke
dalam labu sambil selalu digoyang, kemudian didestilasi campuran secara perlahan-lahan di
atas pemanas listrik dan dihentikan destilasi saat suhunya mencapai 90 0C. Ditambahkan 5
gram MgSO4 anhidrat pada distilat yang diperoleh dan dipisahkan cairannya dengan
dekantasi secara hati-hati.
Diidentifikasi destilat yang diperoleh pada prosedur diatas dengan mengukur titik
didihnya, massa jenisnya dan diidentifikasi ikatan rangkap (melalui reaksi dengan brom atau
oksidasi dengan KMnO4), dibandingkan nilainya dengan alkohol yang digunakan (secara
literatur).
Perlakuan
Jam
Waktu
Persiapan praktikum
07.00 07.10
Preparasi sampel
07.10 07.40
10 menit
1.
30 menit
2.
07.40 08.25
Destilasi
45 menit
Keterangan
Gambar
Sikloheksanol + H2SO4
Semakin
banyak
ditetesi
H2SO4
dikocok
warnanya
akan
semakin hitam
Tetesan H2SO4 pertama
Destilat
didapatkan
Proses destilasi
Tidak berwarna
Destilat + MgSO4
Setelah disaring
Identifikasi destilat:
a. Massa destilat 1 mL
0,68 g
b. Titik didih
78oC
c. Reaksi dengan
Tidak berwarna +
KMnO4
d. Reaksi
endapan coklat
Brom
Dibandingkan dengan
sikloheksanol:
a. Titik didih
82oC
b. Reaksi dengan
Larutan berwarna
KMnO4
c. Reaksi
Brom
b. Perhitungan
Massa jenis destilat:
Massa gelas ukur kosong: 30,66 g
Massa gelas ukur berisi 1 mL destilat: 31,34 g
Massa destilat 1 mL: 31,34 g 30,66 g= 0,68 g
Massa jenis destilat: 0,68 g/mL
Rendemen:
C6H11OH + H2SO4
C6H10
+ H2O
0,188 mol
0,188 mol
0,188 mol
0,188 mol
0 mol
0,188 mol
0,188 mol
V sikloheksanol awal = 20 mL
V sikloheksena yang diperoleh = 1 mL
sikloheksanol
= 0,94 g/mL
sikloheksena
= 0,81 g/mL
Mr sikloheksena = 82 g/mol
Hasil
Massa Jenis
0,68 gram/mL
Titik didih
78 oC
% Rendemen
5,25 %
Pembahasan Hasil
Percobaan kali ini adalah tentang reaksi pembuatan alkena dengan dehidrasi alkohol.
Dehidrasi alkohol adalah proses dimana pelepasan gugus OH karena OH adalah
termasuk gugus pergi yang buruk. Dehidrasi alkohol dapat dilakukan dengan cara
menambahkan katalis berupa asam kuat. Dehidrasi alkohol ini akan menghasilkan alkena.
Alkohol yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah sikloheksanol.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mereaksikan sikloheksanol sebanyak 20 mL
dengan H2SO4 didalam labu alas bulat sambil digoyang-goyang dengan tujuan untuk
membuat larutan menjadi homogen. Kedua zat ini pada saat direaksikan menghasilkan
larutan berwarna hitam dan mengeluarkan panas (reaksi eksoterm). Alas bulat yang yang
telah berisi larutan homogen tersebut kemudian dipasang pada set alat destilasi untuk
mendapatkan destilatnya. Prinsip dari destilasi adalah pemisahan senyawa dari
campurannya berdasarkan perbedaan titik didihnya. Panas yang digunakan pada percobaan
kali ini saat destilasi yaitu 90 C. Destilat yang diperoleh dari proses destilasi ini adalah
gugus alkena yang berupa sikloheksena. Proses dehidrasi sikloheksanol membentuk
sikloheksena ini mengikuti mekanisme E1.
OH
H2SO4
o
90 C
sikloheksanol
H2O
sikloheksena
Destilat yang diperoleh memiliki warna putih keruh. Destilat ini diuji menggunakan
brom dan uji dengan KMnO4 untuk membuktikan apakah benar merupakan gugus alkena,
namun sebelum dilakukan pengujian tersebut, destilat yang diperoleh ditambahkan terlebih
dahulu menggunakan MgSO4 yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air yang
terdapat pada destilat tersebut. Setelah itu didekantasi untuk memisahkan antara padatan
+ Br
Br
Br
Br
Br
+ Br
cyclohexene
Br
Br
+ Br
Br
Dilakukan uji sikloheksanol yang direaksikan dengan Br2 yang digunakan sebagai
pembanding. Hasil uji ini terbentuk 2 fase, fase atas tidak berwarna sedangkan bagian
bawah putih keruh. Hal ini menunjukkan bahwa alkohol tidak dapat diadisi oleh Br2.
Persamaan reaksinya sebagai berikut :
OH
Br2
cyclohexanol
Uji selanjutnya yang dilakukan adalah uji dengan menggunakan KMnO4. Uji KMnO4
dengan sikloheksena menghasilkan larutan tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna
coklat kehitaman. Hasil ini telah sesuai dengan literatur, jika alkena direaksikan dengan
KMnO4 akan membentuk endapan.
OHH2O
MnO3-
HO
H2O
OH
diol
Mn
Mn
+ MnO3-
MnO4- + 2MnO2
endapan coklat
Uji sikloheksanol dengan KMnO4 digunakan sebagai pembanding. Hasil uji yang
didapatkan adalah endapan pada larutan berwarna merah bata. Selanjutnya, dilakukan uji
titik didih dan massa jenis pada sikloheksena. Titik didih yang diperoleh dari percobaan
yaitu 78 C, sedangkan massa jenis yang diperoleh yaitu 0,68 gram/mL. Rendemen yang
diperoleh dari perhitungan yaitu sebesar 5,25 %. Massa jenis yang didapatkan kurang
sesuai dengan literatur yaitu pada literatur diketahui sebesar 0,81 gram/mL. Hasil ini bisa
dikarenakan kurang telitinya praktikan pada saat melakukan percobaan.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan kali ini yaitu :
-
Reaksi
dehidrasi
sikloheksanol
yang
menghasilkan
sikloheksena
mengikuti
Identifikasi senyawa dengan ikatan rangkap dapat dilakukan dengan dua macam
pengujian yaitu uji dengan Br2 yang hasilnya berupa larutan 2 fase yang tidak
berwarna dan putih keruh dan uji KMnO4 yang hasil reaksinya terbentuk endapan
coklat kehitaman.
Titik didih dan massa jenis yang diperoleh yaitu 78 C dan 0,68 g/mL.
Referensi
Anwar, Chairil et al. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Departemen
pendidikan dan kebudayaan, DIKTI.
Riswanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Tim penyusun. 2014. Petunjuk Praktikum Sistesis Senyawa Organik. Jember: Universitas
Jember
Saran
Sebaiknya pada saat pemasangan alat destilasi diperhatikan jangan sampai terjadi
kebocoran agar tidak mengganggu praktikan yang lainnya dan harus lebih teliti lagi dalam
melakukan percobaan yang sedang dilakukan.
Nama Praktikan
Ardian Lubis 121810301028