Tasks For Students Taking Intro To
Tasks For Students Taking Intro To
Hal ini bisa saja sepele, tapi kesalahpahaman yang mungkin timbul akibat
pengetahuan yang sempit akan pemakaian ungkapan bahasa bisa jadi hal yang fatal
jika para siswa berbicara dengan native speaker.
Seperti ketika ia berbicara dengan lawan bicara yang lebih tua menggunakan whats
up? atau ketika berbicara dengan seorang resepsionis hotel: Hows it going?. Tentu
saja ungkapan kasual tersebut sangat tidak tepat untuk situasi tersebut. Hal inilah yang
mungkin terjadi jika guru hanya menyuapi muridnya menghapal ungkapan tanpa
aplikasi pemakaiannya.
Contoh lain yang lebih fatal terjadi karena kesalahpahaman pemakaian ungkapan
dalam mengawali pembicaraan. Misalnya siswa diajari menggunakan ungkapan
What a beautiful day, isnt it? maka ia menggunakannya ketika berbicara dengan
native speaker ketika bertemu di sebuah mall. Padahal ungkapan itu tidak tepat
digunakan di ruang tertutup tanpa bisa melihat cuaca di luar.
Sekali lagi, kesalahpahaman ini terjadi tak lain karena kurangnya pemahaman
terhadap konteks sosial dari ungkapan yang digunakan. Selain itu, hal yang seringkali
luput untuk diajarkan para guru Bahasa Inggris adalah pengajaran kultur pemakaian
bahasa Inggris oleh pembicara aslinya.
Budaya dari pemakai bahasa target sangat penting peranannya untuk diajarkan pada
murid agar tidak terjadi salah pengertian tentang maksud dari ungkapan suatu bahasa.
Selain itu pengajaran kultur dari bahasa target juga dapat menarik minat siswa dalam
belajar yang selama ini dipangkas oleh pengajaran tata bahasa yang itu-itu saja.
Saya pribadi merasa amat nyaman ketika mempelajari bahasa dari segi budaya
pemakainya ketika saya mengambil mata kuliah Cross Cultural Understanding. Apa
yang diajarkan dalam mata kuliah tersebut dapat membuka mata saya bahwa belajar
sebuah bahasa akan lebih mudah dicapai jika dibarengi dengan pengajaran dari
budaya bahasa yang dipelajari.
Sayangnya, pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah yang cenderung
konvesional jauh sekali dari apa yang namanya pengajaran kultural dari bahasa
Inggris. Akibatnya, siswa-siswa sekolah sering membuat kesalahpahaman dalam
memaknai sebuah ungkapan dalam bahasa Inggris.
Ambil contoh saja, misalnya ungkapan what time is it? yang dicekoki kepada siswa
sebagai ungkapan untuk menanyakan waktu. Padahal jika dikaitkan dengan unsur
budaya, ungkapan ini punya makna yang lebih mendalam.
Bila dikaitkan dengan budaya orang Amerika yang disiplin dan menghargai waktu
maka ungkapan ini bisa digunakan untuk memberi teguran kepada seseorang yang
terlambat datang ke sekolah atau ke sebuah acara.
Siswa yang buta hal ini karena gurunya tak pernah memberikan pengetahuan kultur
bisa salah persepsi jika ia datang terlambat ketempat kursus bahasa Inggris dan
kemudian guru yang kebetulan native speker bertanya kepadanya what time is it?
yang sebenarnya ditujukan sebagai teguran tapi dijawab dengan polosnya oleh si
murid tadi dengan Its 2 oclock, sir.
Disini bisa dilihat bahwa pamahaman dan aplikasi siswa terhadap ungkapan bahasa
Inggris sudah gatot alias gagal total! Masih banyak contoh lainnya yang bisa
menunjukkan memperihatinkannya pengajaran bahasa Inggris dari segi kultur dan
konteks sosial.
Sudah banyak pendapat para ahli dan masyarakat luas yang menyebutkan bahwa
masalah rendahnya penguasaan bahasa Inggris siswa secara komunikatif dikarenakan
pengajaran konvesional yang turun temurun digunakan. Kurikulum sudah silih
berganti tapi pengajaran konvesional masih tetap dipertahankan oleh banyak
pengajarnya.
Kesalahpahaman biasanya terjadi karena siswa terpengaruh bahasa Indonesia dalam
pemakaian bahasa Inggris seperti pemakaian ungkapan good night yang hanya
digunakan untuk ungkapan perpisahan banyak dipahami oleh siswa sebagai ungkapan
sapaan selamat malam karena sapaan dalam bahasa Indonesia yang mengacu pada
waktu digunakannya sapaan.
Kesalahan tersebut bisa terjadi juga disebabkan pengajaran ungkapan sapaan yang
hanya diajarkan sebatas arti harfiahnya saja. Kesalahan tersebut jarang dibenahi sebab
guru terlalu fokus pada pengajaran tensis dan kawan-kawannya. Ironisnya, kasalahan
dibuat siswa hingga ia lulus sekolah. Lucu bukan!
Kultur orang barat yang sangat menjunjung nilai privasi juga menyebabkan beberapa
hal bisa jadi tabu untuk ditanyakan. Seperti jumlah gaji, harga barang yang dibelinya,
bahkan soal pekerjaan bisa saja menjadi hal yang bisa mengganggu bila ditanyakan
oleh orang yang baru pertama bertemu.
Dan para guru kita pun sukses membekali muridnya dalam lubang kesesatan jika
mereka mengajarkan ungkapan seperti How much does your shoes cost? or what
does your father do? tanpa, sekali lagi, dibarengi dengan pengajaran kulturalnya.
Hal selanjutnya yang tak kalah dilupakan dalam pengajaran bahasa Inggris di sekolahsekolah kita adalah pengajaran mengenai idiom dalam bahasa Inggris. Padahal idiom
punya frekuensi muncul yang tinggi dalam teks-teks dan bacaan bahasa Inggris juga
dalam percakapan sehari-hari. Kesalahpahaman yang fatal bisa timbul jika siswa tidak
diajarkan mengenal idiom sejak dini.
Akibatnya siswa mengartikannya secara harfiah padahal makna idiom sendiri sangat
jauh dengan makna harfiahnya. Pengajaran konvesional yang mengejar pemahaman
tata bahasa menyebabkan siswa menjadi produk yang sarat dengan kesalahpahaman
ketika ia berhadapan dengan idiom bahasa Inggris yang juga memuat unsur kultur.
Saya mengetahui mengenai idiom setelah duduk di bangku kuliah dan karena mayor
saya yang memang pendidikan bahasa Inggris. Jika tidak, tak mustahil jika sampai
nanti saya akan terus mengartikan kick the bucket sebagai menendang ember
yang jauh dari makna sebenarnya yaitu mati.
Sudah saatnya bahasa Inggris berubah dan berbenah menuju pengajaran yang lebih
memuat unsur kultur dan konteks sosial yang lebih praktikal. Sudahilah metode
mengajar yang mubajir. Kenapa mubajir? Karena pengajaran tensis yang selalu
diajarkan itu kebanyakannya terus diulang-ulang dari SMP hingga SMA. Apa yang
sudah dipelajari seringkali diulang beberapa kali sehingga waktu yang seharusnya
bisa dialihkan ke hal-hal yang lebih praktikal menjadi banyak tersita.
Mari tinggalkan pengajaran bahasa Inggris secara konvensional. Bisa dimulai dari
anda, para calon guru dan juga yang sudah menyandang profesi guru.
Anda setuju? Semoga saja
***Mahasiswa PSP Bahasa Inggris FKIP Unlam Banjarmasin
Ditulis dalam Opini | Tidak ada komentar
IF YOU WANT TO BE SUCCESSFUL!
September 30, 2008 oleh pbingfkipunlam
If you want to be successful in your study, there are some ways:
dipilih oleh Sersan Slamet untuk menjadi seorang gobang (pembantu tentara). Kedua
tokoh, Srintil dan Rasus, dalam kehidupan ekonomis termasuk orang-orang yang
berhasil. Srintil berhasil karena menjadi ronggeng; sementara Rasus berhasil karena
dia masuk tentara.
(Pengulas: F Muin)
Ditulis dalam Review | Tidak ada komentar
PENYUSUNAN DAN UJIAN SKRIPSI
September 28, 2008 oleh pbingfkipunlam
Dalam proses penyusunan Skripsi, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris FKIP Unlam Banjarmasin hendaknya berpedoman pada Prosedur Operasional
Standar (POS) tentang Kepembibingan dan Ujian Skripsi. POS ini berisikan prosedur
penyusunan dan ujian skripsi , yang menyangkut hak dan kewajiban mahasiswa,
dosen pembimbing dan Program Studi. POS ini mengikat ketiga komponen tersebut.
Untuk itu, mahasiswa hendaknya mempelajari dan memahami isi POS itu agar tidak
mengalami kebingungan dan bertanya melulu tentang bagaimana mengajukan judul,
seminar proposal dan waktu ujian skripsi.
Ditulis dalam Guidance | Tidak ada komentar
Buletin HIMA BAHASA INGGRIS
September 28, 2008 oleh pbingfkipunlam
Buletin HIMA Prodi Pendidikan Bahasa Inggris telah terbit sejak tiga tahun yang lalu.
Penerbitannya lewat Radar Banjarmasin. Edisi Bulan September 2008 terbit pada
Sabtu, 27 September 2008. Penerbitan buletin sering terhambat oleh sejumlah faktor.
Dua faktor di antaranya adalah Dana dan ketersediaan naskah.
Ditulis dalam Announcement | Tidak ada komentar
WELCOME TO OUR WEBSITE
Mei 9, 2008 oleh pbingfkipunlam
Selamat datang di website Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Website ini masih dalam proses
pembuatan. Mohon maaf, masih banyak informasi yang belum tersedia.
Salam
Web Builder.
Ditulis dalam Welcome to Our Blog | 2 Komentar
Arsip
o Oktober 2008 (2)
o September 2008 (4)
o Mei 2008 (1)
Kategori
Announcement (1)
Guidance (1)
Opini (1)
Review (1)
Strategic way (1)
Tasks of Intr to Lit 1 (1)
Welcome to Our Blog (1)
Halaman
o Kurikulum
o Staf Pengajar
o Tentang Kami
o Visi dan Misi
Blogroll
o Fatchul Muin
o sainul hermawan
Laman Dosen FKIP Unlam
o Daud Pamungkas
Laman FKIP Unlam
o PBSID FKIP Unlam
Meta
o Masuk log
o Valid XHTML
o XFN
o WordPress
o
o
o
o
o
o
o