Anda di halaman 1dari 21

1.

Undang-Undang Nomor 6 TAHUN 1983 Tentang Ketentuan


Umum Dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.
2. Undang-Undang Nomor 19 TAHUN 2000 Tentang Penagihan
Pajak Dengan Surat Paksa.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 TAHUN 1998 Tentang Tata Cara
Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 TAHUN 1998 Tentang Tata Cara
Penjualan Barang Sitaan Yang Dikecualikan Dari Penjualan
Secara Lelang Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 5 TAHUN 1998 Tentang
Penyanderaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa.

Dasar yang dipakai dalam melakukan penagihan pajak adalah


Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan
Pembetulan, Surat Ketetapan Keberatan, dan Putusan Banding.
Pada dasarnya besarnya utang pajak dihitung sendiri oleh Wajib
Pajak. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam
penghitungan pajak terhutang tersebut, maka Direktur Jenderal
Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar, atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan . Dalam hal tagihan pajak tersebut tidak dibayar pada
tanggal jatuh tempo, penagihannya dapat dilakukan dengan Surat
Paksa.

Penagihan seketika dan sekaligus adalah penagihan yang


dilakukan segera tanpa menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran untuk seluruh jenis pajak termasuk biaya penagihan.
Penagihan seketika dan sekaligus terhadap utang pajak
berdasarkan STP, SKPKB, SKBKBT, SK Pembetulan, SK
Keberatan, Putusan Banding dilakukan dalam hal :
Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selamalamanya ataupun berniat untuk itu.
Penanggung pajak menghentikan atau secara nyata
mengecilkan kegiatan perusahaannya. Atau pekerjaan yang
dilakukannya di Indonesia ataupun memindahkan barang
bergerka atau tidak bergerak yang dimilikinya atau dimasukinya.
Pembubaran badan atau niat untuk membubarkannya,
pernyataan pailit, begitu pula dalam hal terjadi penyitaan barang
bergerak atau barang tidak bergerak milik Wajib Pajak atau
wakilnya.

Bagaimana Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus


diterbitkan?

Sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran


Tanpa didahului Surat Teguran
Sebelum jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak Surat
Teguran diterbitkan
Sebelum penerbitan Surat Paksa

Apabila Wajib Pajak Kurang/Tidak membayar tagihan pajak pada


waktunya, mengangsur atau menunda pembayaran, maka
dikenakan
bunga
sebesar
2
persen
sebulan.
Contoh :

Atas jumlah pajak yang kurang dibayar. Surat Ketetapan Pajak


Penghasilan ( SKP PPh )
Pajak yang terutang atau ditagih sebesar Rp 200.000. SKP
diterbitkan tanggal 10 Oktober 1996. Harus dilunasi paling lambat
tanggal 10 November 1996, tetapi baru dibayar sejumlah Rp
120.000 pada tanggal 1 November 1996 Sampai tanggal batas
waktu pembayaran ( 10 November 1996 ) terakhir sisa tagihan
tidak
dibayar
lagi
oleh
Wajib
Pajak.

Pada tanggal 18 November 1996 diterbitkan Surat Tagihan Pajak


oleh Direktur Jenderal Pajak ( Kepala KPP ) sebagai berikut:
Pajak terutang
Dibayar pada waktunya

Kurang dibayar
bunga
jumlah

200.000
120.000
---------80.000
1.600
81.600

Apa yang dimaksud dengan tindakan penagihan pajak?

Pasal 1 ayat (9) UU PPSP


Tindakan penagihan pajak dapat berupa menegur atau
memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan
sekaligus,
memberitahukan
Surat
Paksa,
mengusulkan
pencegahan,
melaksanakan
penyitaan,
melaksanakan
penyanderaan (gijzeling) , menjual barang yang telah disita.
Tindakan penagihan pajak dilakukan 7 (tujuh) hari setelah jatuh
tempo pembayaran skp/STP atau surat sejenis dan belum dibayar
lunas, dengan diterbitkan Surat Teguran, Surat Peringatan atau
surat lain yang sejenis.

1. Diawali dengan penerbitan Surat Teguran, Surat Peringatan


atau surat lain yang sejenis oleh Pejabat atau kuasa yang
ditunjuk oleh Pejabat tersebut setelah 7 (tujuh) hari sejak saat
jatuh tempo pembayaran.
2. Apabila setelah lewat waktu 21 hari sejak diterbitkannya Surat
Teguran, utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi
oleh Penanggung Pajak, Pejabat segera menerbitkan Surat
Paksa.
3. Apabila dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa
diberitahukan, utang pajak yang masih harus dibayar tidak
dilunasi oleh Penanggung Pajak, Pejabat segera menerbitkan
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.

3.

Apabila dalam jangka waktu 14 hari setelah Surat Perintah


Melaksanakan Penyitaan diberitahukan utang pajak yang
masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak,
Pejabat segera menerbitkan pengumuman Lelang.
4. Apabila dalam jangka waktu 14 hari setelah pengumuman
lelang, utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi
oleh Penanggung Pajak, Pejabat segera melaksanakan
penjualan secara lelang.

Pelaksana tindakan Penagihan Pajak yang meliputi Penagihan


Seketika
dan
Sekaligus,
pemberitahuan
Surat
Paksa,
melaksanakan Penyitaan dan penyanderaan (gijzeling) .
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk diangkat menjadi Jurusita
Pajak
1. Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau
yang setingkat ;
2. Berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda (Gol. II/a);
3. Berbadan sehat;
4. Lulus pendidikan dan latihan Jurusita Pajak;
5. Jujur, bertanggung jawab, dan penuh pengabdian.

Siapa yang berhak mengangkat Jurusita Pajak ?


Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk penagihan
pajak pusat atau Bupati/Walikota untuk penagihan pajak daerah
Hal-hal apa yang dapat menyebabkan Jurusita
diberhentikan:
1. Meninggal dunia;
2. Pensiun;
3. Alih tugas atau kepentingan dinas lainnya;
4. Lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugas;
5. Melakukan perbuatan tercela;
6. Melanggar sumpah atau janji Jurusita Pajak; atau
7. Sakit jasmani atau rohani terus menerus.

Pajak

Adalah surat yang diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau


memperingatkan Penanggung Pajak untuk melunasi utang
pajaknya, yang diterbitkan 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh
tempo
pembayaran
utang
pajak.
Dalam hal bagaimana Surat Teguran tidak diterbitkan?
1. Dalam hal penagihan seketika dan sekaligus
2. Dalam hal permohonan Penanggung Pajak atas angsuran atau
penundaan dikabulkan

Surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.


Surat Paksa diterbitkan dalam hal :
1. Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak dan telah
diterbitkan Surat Teguran atau surat peringatan atau surat lain
yang sejenis.
2. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan
pajak seketika dan sekaligus, atau
3. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau
penundaan pembayaran pajak

Surat Paksa mempunyai kekuatan hukum tetap karena mempunyai


kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Hal-hal yang dimuat dalam Surat Paksa :
1. Nama Wajib Pajak, atau nama Wajib Pajak dan Penanggung
Pajak;
2. Dasar penagihan;
3. Besarnya utang pajak; dan
4. Perintah untuk membayar.

Surat Paksa tersebut sah disampaikan dalam hal :


1. Warisan telah dibagi.
2. Untuk Wajib Pajak Badan, Surat Paksa disampaikan kepada:
Pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung pajak,
pemilik modal, baik di tempat kedudukan badan yang
bersangkutan, di tempat tinggal mereka atau tempat lain yang
memungkinkan;
Pegawai tetap di tempat kedudukan atau tempat usaha badan
yang bersangkutan apabila pengurus tidak ditemui;
Kurator, Hakim Pengawas atau Balai Harta Peninggalan dalam hal
Wajib Pajak dinyatakan pailit;
Likuidator atau orang atau badan yang dibebani untuk melakukan
pemberesan dalam hal WajibPajak dinyatakan bubar atau dalam
likuidasi;
Seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan
hak dan kewajiban perpajakan;
Melalui Pemerintah Daerah setempat minimal Lurah/Kepala Desa
apabila huruf a s.d. b tidak dapat dilaksanakan.

Tindakan Jurusita Pajak untuk menguasai barang Penanggung


Pajak, guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apa yang menjadi objek sita?
Barang milik Penanggung Pajak yang berada di tempat tinggal, tempat
usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain, termasuk yang
penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dijaminkan sebagai
pelunasan utang tertentu yang dapat berupa:
1. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan
deposito berjangka, tabungan, saldo rekening, giro, atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi saham atau surat
berharga lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada
perusahaan lain;
2. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, kapal, dengan
isi kotor tertentu.

Barang-barang yang dikecualikan dari penyitaan :


Barang bergerak milik Penanggung Pajak yang berupa :
1. Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang
digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi
tanggungannya;
2. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan
beserta peralatan masak yang berada di rumah;
3. Perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas yang
diperoleh dari negara;
4. Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan
Penanggung Pajak dan alat-alat yang dipergunakan untuk
pendidikan, kebudayaan dan keilmuan;
5. Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah
seluruhnya tidak lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
dan 6. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh
Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya.

Pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak


dengan menempatkannya di tempat tertentu.
Syarat penyanderaan (gijzeling)
1. Penanggung Pajak yang mempunyai jumlah utang pajak
sekurang-kurangnya Rp100.000.000 (seratus juta rupiah);
2. Penanggung Pajak diragukan itikad baiknya dalam melunasi
utang pajak.
Kapan penyanderaan (gijzeling) dilaksanakan?
Penyanderaan (gijzeling) dilaksanakan pada saat Surat Perintah
penyanderaan (gijzeling) diterima oleh Penanggung Pajak yang
bersangkutan.

Penyanderaan dilakukan paling lama 6 (enam) bulan sejak Penanggung


Pajak dimasukan pada tempat penyandraan dan dapat diperpanjang untuk
selama-lamanya 6 (enam) bulan.
Yang termasuk dalam biaya penyanderaan (gijzeling):
1. Biaya selama dalam penyanderaan (gijzeling) di rumah tahanan dan
2. Biaya penangkapan dalam hal Penanggung Pajak melarikan diri dari
rumah tahanan

Biaya penyanderaan (gijzeling) dibebankan kepada Penanggung Pajak


yang disandera dan diperhitungkan sebagai biaya penagihan pajak.

1. Sebutkan hak-hak dan kewajiban Wajib Pajak apabila


dilakukan Pemeriksaan Pajak
2. Mengapa ada undang-undang yang yang menunjuk
orang lain dapat ikut bertanggung jawab atas utang pajak
jelaskan !
3. Apa yang anda ketahui tentang Hakim Doleansi

4. Apa definisi pemeriksaan pajak. Jelaskan secara singkat


5. Sebutkan tujuan pemerikasaan pajak
6. Sebutkan syarat-syarat peradilan administrasi murni

7. Apa alasan seseorang diperiksa dalam pemeriksaan


pajak, sebutkan dan jelaskan

Anda mungkin juga menyukai