Pengkajian Penggunaan Obat
Pengkajian Penggunaan Obat
2.1
Rumah Sakit
2.1.1
keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
2.1.2
2.1.3
Sakit
Non
Pendidikan,
yaitu
rumah
sakit
yang
tidak
a. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik
luas.
b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas
spesialistik dan subspesialistik terbatas.
c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
2.1.4
sakit didirikan, apa tugasnya dan untuk siapa rumah sakit tersebut melakukan
kegiatan. Visi rumah sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit di masa
mendatang dalam menjalankan misinya. Isi pernyataan visi tidak hanya berupa
gagasan-gagasan kosong, visi merupakan gambaran mengenai keadaan lembaga di
masa depan yang berpijak dari masa sekarang. Adapun pernyataan misi dan visi
merupakan hasil pemikiran bersama dan disepakati oleh seluruh anggota rumah
sakit. Misi dan visi bersama ini memberikan fokus dan energi untuk
pengembangan organisasi.
Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat (Trisnantoro, 2005).
2.1.5
2.2
Rekam Medik
Rekam medik adalah sejarah ringkas, jelas dan akurat dari kehidupan dan
kesakitan penderita dan ditulis dari sudut pandang medik. Setiap rumah sakit
dipersyaratkan mengadakan dan memelihara rekam medik yang memadai dari
setiap pasien, baik pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
Suatu rekam medik yang lengkap mencakup data identifikasi dan
sosiologis, sejarah famili pribadi, sejarah kesakitan yang sekarang, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan khusus seperti: konsultasi, data laboratorium klinis,
pemeriksaan sinar X dan pemeriksaan lain, diagnosis sementara, diagnosis kerja,
penanganan medik atau bedah, patologi mikroskopik dan nyata, kondisi pada
waktu pembebasan, tindak lanjut dan temuan otopsi (Siregar dan Amalia, 2004).
Kegunaan rekam medik:
a. dasar perencanaan dan keberkelanjutan perawatan penderita
b. merupakan suatu sarana komunikasi antara dokter dan setiap profesional yang
berkontribusi pada perawatan penderita
c. melengkapi bukti dokumen terjadinya atau penyebab penyakit penderita dan
penanganan atau pengobatan selama dirawat di rumah sakit.
d. digunakan sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang
diberikan kepada penderita.
bagian
keuangan
untuk
menetapkan
besarnya
biaya
2.3
dari Ketua Staf Medis Fungsional (SMF) atau yang mewakili SMF yang ada di
Rumah Sakit. Komite Medis berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Utama.
PFT adalah sekelompok penasehat dari staf medik dan bertindak sebagai
garis komunikasi organisasi antara staf medik dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS). Pembentukan suatu PFT yang efektif akan memberikan kemudahan dalam
pengadaan sistem formularium yang membawa perhatian staf medik pada obat
yang terbaik dan membantu mereka dalam menyeleksi obat terapi yang tepat bagi
pengobatan penderita tertentu. Panitia ini difungsikan rumah sakit untuk mencapai
terapi obat yang rasional.
Ketua PFT dipilih dari dokter yang diusulkan oleh komite medik dan
disetujui pimpinan rumah sakit. Ketua adalah seorang anggota staf medik yang
memahami benar dan pendukung kemajuan IFRS dan ia adalah dokter yang
mempunyai pengetahuan mendalam di bidang farmakologi klinik. Sekretaris
panitia adalah kepala IFRS atau apoteker senior lain yang ditunjuk oleh kepala
IFRS. Susunan anggota PFT harus mencakup dari tiap SMF yang ada di rumah
sakit. Fungsi dan ruang lingkup PFT adalah:
1. menyusun formularium rumah sakit sebagai pedoman utama bagi para dokter
dalam memberi terapi kepada pasien. Pemilihan obat untuk dimasukkan ke
dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi terhadap efek terapi,
keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi produk
obat yang sama. PFT berdasarkan kesepakatan dapat menyetujui atau menolak
produk obat atau dosis obat yang diusulkan oleh SMF
2. menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang
termasuk kategori khusus
3. melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan meneliti
rekam medik kemudian dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi
4. mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat
5. mengembangkan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis
dan perawat
6. membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di
rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun
nasional
7. membuat Pedoman Penggunaan Antibiotik (Siregar dan Amalia, 2004)
PFT ini meningkatkan penggunaan obat secara rasional melalui
pengembangan kebijakan dan prosedur yang relevan untuk seleksi obat,
pengadaan, penggunaan dan melalui edukasi tentang obat bagi penderita dan staf
profesional.
2.4
sakit yang dipilih secara rasional dan dilengkapi penjelasan, sehingga merupakan
informasi obat yang lengkap untuk pelayanan medik rumah sakit, terdiri dari obatobatan yang tercantum Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) dan beberapa
jenis obat yang sangat diperlukan oleh rumah sakit serta dapat ditinjau kembali
sesuai dengan perkembangan bidang kefarmasian dan terapi serta keperluan
rumah
sakit
yang
bersangkutan
(SK
Dirjen
YanMed
No.
2.5
2.5.1
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian dibagi menjadi 2 bagian yaitu pelayanan farmasi
b. Perbekalan
Merupakan unit pelaksana instalasi farmasi rumah sakit yang meliputi
pengadaan dan penyimpanan perbekalan farmasi. Pengadaan merupakan proses
kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi. Pengadaan
bertujuan untuk mendapatkan jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan dan
anggaran serta menghindari kekosongan obat.
Pedoman perencanaan berdasarkan:
1. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) atau formularium, standar terapi
rumah sakit dan ketentuan setempat yang berlaku.
2. data catatan medik
3. anggaran yang tersedia
4. penetapan prioritas
5. siklus penyakit
6. sisa stok
7. data pemakaian periode lalu
8. perencanaan pengembangan
Pengadaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan untuk merealisasikan
kebutuhan yang telah direncanakan. Penyimpanan perbekalan farmasi merupakan
kegiatan pengaturan sediaan farmasi di dalam ruang penyimpanan dengan tujuan
untuk:
1.
2.
3.
4.
c. Distribusi
Distribusi merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran obatobatan dan alat kesehatan.
Sistem distribusi obat harus menjamin:
1. obat yang tepat diberikan kepada pasien yang tepat
2. dosis yang tepat dan jumlah yang tepat
3. kemasan yang menjamin mutu obat
d. Administrasi
Administrasi
yang
teratur
sangat
dibutuhkan
untuk
menjamin
terselenggaranya sistem pembukuan yang baik. Oleh karena itu tugas administrasi
di instalasi farmasi dikoordinir oleh koordinator yang bertanggung jawab
langsung kepada kepala instalasi farmasi rumah sakit.
melakukan konseling
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
b.
perencanaan untuk mengadakan obat dan alat kesehatan tersebut dalam jenis,
jumlah, waktu dan tempat yang tepat
c.
d.
penyimpanan yang tepat sesuai dengan sifat masing-masing obat dan alat
kesehatan
e.
f.
g.
h.
i.
j.
pemantauan khasiat dan keamanan obat oleh dokter, perawat, farmasis dan
penderita.
Seluruh kegiatan pengelolaan dan penggunaan obat yang dimulai dari
2.6
Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit atau departemen dari rumah sakit yang
memproses,
mensterilkan,
menyimpan
serta
mendistribusikan
2.7
2.7.1
a. instalasi gas medis adalah seperangkat sentral gas medis, instalasi pipa gas
medis sampai ke outlet.
b. gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang digunakan untuk
pelayanan medis pada sarana kesehatan
2.7.2
a.
b.
c.
penyimpanan tabung gas medis yang berisi dan tabung gas medis yang
kosong dipisahkan untuk memudahkan pemeriksaan dan penggantian
d.
lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau
sejenisnya
e.
gas medis yang sudah cukup lama disimpan, agar dilakukan uji atau tes
kepada produsen untuk mengetahui kondisi gas medis tersebut (SK
Menkes No. 1439/Menkes/SK/XI/2002).