Anda di halaman 1dari 35

NAMA

: MARISA PRANITA

NO. POKOK

: 2013437122

NO. HP

: 081290399099

MATA KULIAH

: KEMUHAMMADIYAHAN

DOSEN

: Drs. DIDI SUNARDI

JURUSAN

: TEKNIK KIMIA

1.

Uraikan bagaimana sejarah Perkembangan alam pikiran islam/ sejarah pemikiran dalam
islam (masa Nabi Muhammad, masa khulafaurrasyidin, masa keemasan islam, masa
kemunduran dan kebangkitan islam)

Jawab:
Pemikiran Teknologi
Pada masa Rasulullah saw. pemikiran teologi dalam Islam merupakan pemikiran yang
murni karena mendasarkan hanya pada Rasulullah saw, Pada periode ini tidak ada perselisihan
pendapat dalam dasar-dasar ataupun kaidah-kaidah teologis.
Pada masa Khulafa al-Rasyidin sebelum Khalifah Utsman ibn Affan juga belum terjadi
perbedaan pendapat dalam teologi Islam, hal ini disebabkan oleh praktek teologi Islam langsung
didasarkan pada Alquran dan Hadis tanpa pentakwilan atas nash- nashnya. Pada masa Khalifah
Utsman terjadi perpecahan politik dalam tubuh umat Islam, sehingga berdampak pada
penafsiran Alquran dan Hadis menurut selera masing- masing golongan, bahkan sebagian
melakukan pemalsuan terhadap Hadis untuk mendukung keberadaan dan kebenaran kelompok
tertentu.
Pemikiran hukum
Periode Rasulullah saw. Pada periode ini perkembangan pemikiran hukum Islam belum terjadi
karena semua persoalan hukum langsung dikembalikan kepada Rasulullah saw.

sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam nampak bahwa tradisi keilmuwan melekat
dalam diri umat Islam sejak agama ini lahir. Tradisi itu bukan saja hanya pada tataran empirisme
melainkan jauh melesat ke alam meta empiris. Kebebasan dan keberanian dunia pemikiran Islam
telah melahirkan kekayaan yang tidak ternilai dalam khazanah ilmu pengetahuan dalam berbagai
disiplin ilmu. Sayangnya, semua itu saat ini tinggal nostalgia. Dunia Islam kemudian tertinggal
dalam ilmu pengetahuan.
Sejak akhir abad ke-19 hingga kini, salah satu persoalan besar yang diangkat para
pemikir Muslim adalah sikap yang mesti diambil terhadap ilmu pengetahuan modern di dunia
Barat. Perdebatan mereka dilatarbelakangi kesadaran bahwa dunia Islam pernah menjadi pusat
ilmu pengetahuan, tetapi pada Zaman Baru telah jauh tertinggal oleh dunia Barat. Perbincangan
tentang Islam dan ilmu pengetahuan sejak akhir abad ke-19 itu memiliki dua aspek penting.
Pertama, periode tersebut ditandai banyak perkembangan baru dalam pemikiran Islam.
Penyebab utamanya adalah kontak yang semakin intensif - pada beberapa kasus bahkan berupa
benturan fisik - antara dunia Islam dan peradaban Barat. Gagasan seperti kemodernan serta
modernisme, westernisasi atau pembaratan, dan sekularisme menjadi objek utama
perhatian para pemikir Muslim. Demikian luasnya penyebaran gagasan baru itu sehingga tak
berlebihan jika dikatakan bahwa pemikiran baru Islam lahir dari keinginan menanggapinya.
Kedua, sejak awal perkembangan Islam, ilmu -berdasarkan pengamatan, wahyu, atau
renungan para sufi- sebagai induk ilmu pengetahuan selalu mendapatkan perhatian para pemikir
Muslim. Bertemu dengan kecenderungan di atas, perhatian tersebut mengambil bentuk
tanggapan terhadap perkembangan pesat ilmu pengetahuan modern di dunia Barat, yang
dianggap tidak berinduk pada suatu ilmu yang benar. Tanggapan itu, karena lebih merupakan
reaksi daripada usaha atas prakarsa sendiri, pada diri beberapa pemikir dan aliran pemikiran
merupakan penyempitan wilayah wacana tentang ilmu dan ilmu pengetahuan dibandingkan
dengan periode sebelumnya, khususnya masa awal perkembangan intelektual Islam.
Sejak abad ke-19, usaha untuk memberi tanggapan itu melahirkan pemikiran tentang
antara Islam dan ilmu pengetahuan yang amat beragam. Tanggapan tersebut dapat berarti usaha
apologetis untuk menegaskan bahwa ilmu pengetahuan yang dikembangkan di Barat sebenarnya
bersifat islami. Bisa pula merupakan usaha mengakomodasi sebagian nilai dan gagasan ilmu
pengetahuan modern karena dianggap islami, sambil menolak sebagian lain. Tidak pula bisa
dilupakan usaha islamisasi berbagai cabang ilmu pengetahuan dan penciptaan suatu filsafat

ilmu pengetahuan Islam. Akhirnya ada upaya rekonstruksi pandangan dunia serta epistemologi
Islam.
Kesemua tanggapan itu dapat dikelompokkan ke dalam dua wacana besar. Pembagian atas
dua wacana ini sebagian bersifat kronologis dan sebagian lagi tematis. Wacana pertama, yang
berkembang sejak abad ke-19, terfokus pada penegasan bahwa tidak terdapat pertentangan antara
ilmu pengetahuan dan Islam. Penegasan tersebut didasarkan pada pandangan instrumentalis
tentang ilmu pengetahuan, artinya pandangan bahwa ilmu pengetahuan sekedar alat dan tidak
terikat pada nilai atau agama tertentu.
http://kumpulanmakalahkuliah.blogspot.com/2013/09/sejarah-perkembangan-pemikiranislam.html

2.

Uraikan bagaimana Sejarah berdirinya muhammadiyah (pengertian muhammadiyah,


factor pendorong internal dan eksternal)

Jawab:
Sejarah Berdirinya Organisasi Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah
1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian
dikenal dengan KHA Dahlan .
Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai
pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan
penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak
mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh
karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya
sebagai Khatib dan para pedagang.
Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya
mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat
mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar
kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk

mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini


Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.
Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi
pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha".
Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk
anak-anak yang telah dewasa.
KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana
saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11,
Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang
Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi
Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga
tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-50-det-sejarah.html
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama
organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga
dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar
belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah yang pada masa itu sangat
asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari
masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluasluasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan
untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan
ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa
pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian
sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan
selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal
dengan Madrasah Muallimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan
kecamatan Wirobrajan dan Muallimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan
Yogyakarta).

Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari
kata Muhammad, kemudian mendapatkan ya nisbiyah, sedangkan secara terminologi berarti
gerakan Islam, dakwah amar maruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada al-Quran dan
as-Sunnah. Berkaitan dengan latar belakang berdirinya Muhammadiyah secara garis besar
faktor penyebabnya adalah pertama, faktor subyektif adalah hasil pendalaman KH. Ahmad
Dahlan terhadap al-Quran dalam menelaah, membahas dan mengkaji kandungan isinya.
Kedua, faktor obyektif di mana dapat dilihat secara internal dan eksternal. Secara internal
ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya al-Quran dan as-Sunnah sebagai
satu-satunya rujukan oleh sebagiab besar umat Islam Indonesia.
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan dawah amar maruf nahi
munkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan
bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq,
dan muamalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus
dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Dengan mengemban misi
gerakan tersebut Muhammadiyah dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan Agama Islam
menjadi rahmatan lil-alamin dalam kehidupan di muka bumi ini.
Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Quran dan asSunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam
melaksanakan dakwah Islam amar maruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi
rahmatan li al-alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia
ini. Misi Muhammadiyah adalah:
(1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa
oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
(2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat
duniawi.
(3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Quran sebagai kitab Allah yang
terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.

(4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Lihat Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat
tahun 2005 di Kota Sawahlunto
Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah
Keinginan dari KH. Akhmad Dahlan untuk mendirikan organisasi yang dapat dijadikan
sebagai alat perjuangnan dan dawah untuk nenegakan amar maruf nahyi munkar yang
bersumber pada Al-Quran, surat Al-Imron:104 dan surat Al-maun sebagai sumber dari
gerakan sosial praktis untuk mewujudkan gerakan tauhid.
Ketidak murnian ajaran islam yang dipahami oleh sebagian umat islam Indonesia, sebagai
bentuk adaptasi tidak tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara dalam awal
bermuatan faham animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat islam di
indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam,
terutama yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menolak segala bentuk
kemusyrikan, taqlid, bidah, dan khurafat. Sehingga pemurnian ajaran menjadi piliha mutlak
bagi umat islamm Indonesia.
Keterbelakangan umat islam indonesia dalam segi kehidupan menjadi sumber
keprihatinan untuk mencarikan solusi agar dapat keluar menjadi keterbelakangan.
Keterbelakangan

umat

islam

dalam

dunia

pendidikan

menjadi

sumber

utama

keterbelakangan dalam peradaban. Pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber
lahirnya generasi baru muda islam yang berpikir moderen. Kesejarteraan umat islam akan
tetap berada dibawah garis kemiskinan jika kebodohan masih melengkupi umat islam
indonesia.
Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai efek domino dari imperalisme Eropa ke dunia
timur yang mayoritas beragama islam. Proyek kristenisasi satu paket dengan proyek
imperialalisme dan modernisasi bangsa Eropa, selain keinginan untuk memperluas daerah
koloni untuk memasarkan produk-produk hasil refolusi industeri yang melada erofa.
Imperialisme Eropa tidak hanya membonceng gerilya gerejawan dan para penginjil untuk
menyampaikan ajaran jesus untuk menyapa umat manusia diseluruh dunia untuk
mengikuti ajaran jesus. Tetapi juga membawa angin modernisasi yang sedang melanda
erofa. Modernisasi yang terhembus melalui model pendidikan barat (belanda) di indonesia
mengusung paham-paham yang melahirkan moernisasi erofa, seperti sekularisme,

individualisme, liberalisme dan rasionalisme. Jika penetrasi itu tidak dihentikan maka akan
terlahir generasi baru islam yang rasionaltetapi liberal dan sekuler.
1. Faktor Internal
Faktir internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri umat islam sendiri yang
tercermin dalam dua hal, yaitu sikap beragama dan sistem pendidikan islam.
Sikap beragama umat islam saat itu pada umumnya belum dapat dikatakan sebagai sikap
beragama yang rasional. Sirik, taklid, dan bidah masih menyelubungai kehidupan umat
islam, terutama dalam lingkungan kraton, dimana kebudayaan hindu telah jauh tertanam.
Sikap beragama yang demikian bukanlah terbentuk secara tiba-tiba pada awal abad ke 20
itu, tetapi merupakan warisan yang berakar jauh pada masa terjadinya proses islamisasi
beberapa abad sebelumnya. Seperti diketahui proses islamisasi di indonesia sangat di
pengaruhi oleh dua hal, yaitu Tasawuf/Tarekat dan mazhab fikih, dan dalam proses tersebut
para pedagang dan kaum sifi memegang peranan yag sangat penting. Melalui merekalah
islam dapat menjangkau daerah-daerah hampir diseluruh nusantara ini.
2. Faktor eksernal
Faktor lain yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran Muhammadiah adalah faktor yang
bersifat eksternal yang disebabkan oleh politik penjajahan kolonial belanda. Faktor tersebut
antara lain tanpak dalam system pendidikan kolonial serta usaha kearah westrnisasi dan
kristenisasi.
Pendidikan kolonial dikelola oleh pemerintah kolonial untuk anak-anak bumi putra,
ataupun yang diserahkan kepada misi and zending Kristen dengan bantuan financial dari
pemerintah belanda. Pendidikan demikian pada awal abad ke 20 telah meyebar dibeberapa
kota, sejak dari pendidikan dasar sampai atas, yang terdiri dari lembaga pendidikan guru dan
sekolah kejuruan. Adanya lembaga pendidikan colonial terdapatlah dua macam pendidikan
diawal abad 20, yaitu pendidikan islam tradisional dan pendideikan colonial. Kedua jenis
pendidikan ini dibedakan, bukan hanya dari segi tujuan yang ingin dicapai, tetapi juga dari
kurikulumnya.
Pendidikan kolonial melarang masuknya pelajaran agama dalam sekolah-sekolah
colonial, dan dalan artian ini orang menilai pendidikan colonial sebagai pendidikan yang
bersifat sekuler, disamping sebagai peyebar kebudayaan barat. Dengan corak pendidikan
yang demikian pemerintah colonial tidak hanya menginginkan lahirnya golongan pribumi

yang terdidik, tetapi juga berkebudayaan barat. Hal ini merupakan salah satu sisi politik etis
yang disebut politik asisiasi yang pada hakekatnya tidak lain dari usaha westernisasi yang
bertujuan menarik penduduk asli Indonesia kedalam orbit kebudayaan barat. Dari lembaga
pendidikan ini lahirlah golongan intlektual yang biasanya memuja barat dan menyudutkan
tradisi nenekmoyang serta kurang menghargai islam, agama yang dianutnya. Hal ini agaknya
wajar, karena mereka lebih dikenalkan dengan ilmu-ilmu dan kebudayaan barat yang
sekuler anpa mengimbanginya dengan pendidiakan agama konsumsi moral dan jiwanya.
Sikap umat yang demikianlah tankanya yang dimaksud sebagai ancaman dan tantangan bagi
islam diawal abad ke 20.
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-44-det-tentang-muhammadiyah.html

3.

Tuliskan Mukaddimah anggaran dasar muhammadiyah dan rumuskan apa saja isi dari
mukaddimah tersebut

Jawab:
Mukaddimah Anggaran Dasar
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan dirumuskan oleh Ki Bagus
Hadikusuino sebagai hasil penyorotan dan pengungkapan kembali terhadap pokok-pikiran
pokok-pikiran yang dijadikan dasar amal usaha dan perjuangan Kyai Ahmad Dahlan dengan
menggunakan wadah persyarikatan Muhamnadiyah. Rumusan "Muqaddimah" diterima dan
disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke 31 yang dilangsungkan di kota Yogyakarta
pada tahun 1950, setelah melewati penyempurnaan segi redaksional yang dilaksanakan oleh
sebuah team yang dibentuk oleh sidang Tanwir. Team penyempurnaan tersebut anggotaanggotanya terdiri dari - Buya HAMKA, K.H. Farid Ma'ruf, Mr. Kasman Singodime
djoserta Zain Jambek.
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhamnadiyah disusun dan dirumuakan baru pada periode
Ki Bagus Hadikusumo, sebab- sebabnya antara lain:
Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar perjuangan Muhammadiyah
Kyai Ahmad Dahlan membangun Muhammadiyah bukannya didasarkan pada teori yang
terlebih dahulu dirumuskan secara ilmiyah dan sistematis. Akan tetapi apa yang telah
diresapinya dari pemahaman agama yang bersumber pada Al-Qur'an dan Hadits beliau

segera diwujudkan dalam amalan yang nyata. Oleh karena itu Kyai Ahmad Dahlan lebih
tepat dikatakan sebagai seorang ulama yang praktis, bukannya ulama teoritis.
Pada awal perjuangan Muhammadiyah, keadaan serupa itu tidak mengaburkan
penghayatan seseorang terhadap Muhammadiyah, baik ia seorang Muhammadiyah
sendiri ataupun seorang luar yang berusaha memahaminya. Akan tetapi serentak
Muharrmadiyah semakin luas serta bertambah banyak anggota dan simpatisannya
mengakibatkan semakin jauh mereka dari sumber gagasan. Karena itu wajar apabila
terjadi kekaburan penghayatan terhadap dasar-dasar pokok yang menjadi daya pendorong
Kyai Ahmad Dahlan dalam menggerakkan persyarikatan Muharrmadiyah.
Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun, akibat terlalu
berat mengejar kehidupan duniawi.
Makin kuatuya berbagai pengaruh dari luar yang langsung atau tidak berhadapan dengan
faham dan keyakinan Muhammadiyah
Dorongan disusunnya preambul UUD 1945
FUNGSI MUQADDIMAH AD MUHAMMADIYAH
Bagi persyarikatan Muhammadiyah, Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
berfungsi sebagai . "Jiwa dan semangat pengabdian serta perjuangan persyarikatan
Muhammadiyah".
ISI POKOK
Muqoddimah Anggarah Dasar Muhammadiyah
"Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang
mengasuh semua alam; yang Maha Pemurah dan Penyayang; yang memegang pengadilan
pada hari kemudian; Hanya kepada Kau hamba menyembah dan hanya kepada Kau hamba
mohon pertolongan; Berilah petunjuk kepada hamba jalan yang lempang; Jalan orang-orang
yang telah Kau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat lagi". (al-Qur'an
surat al-Fatihah).
"Saya ridha, bertuhan kepada Allah, beragama kepada Islam dan bernabi kepada
Muhammad Rasulullah Shallalahu 'alaii wasallam.
1. Amma ba'du, Bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata.
Bertuhan dan beribadah serta tunduk dan ta'at kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan
yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.
2. Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum

qudrat-iradat)

Allah

atass

kehidupanmanusia.
3. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diujudkan
di atas dasar keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong bertolong-tolongan

dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pada pengaruh
syaitan dan hawa nafau. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang
bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya Pdcok hukum dalam masyarakat yang
utama dan sebaik-baiknya.
4. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga, adalah
kawajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah. Agama
Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi
Muhammad saw. dan diajarkan kepada unmatnya masing-masing untuk mendapatkan
hidup bahagia dunia dan akhirat.
5. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagai yang tersebut
di atas itu, tiap-tiap orang, terutama ummat Islam, ummat yang percaya akan Allah dan
Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu; beribadah kepada
Allah

dan

berusaha

segiat-giatnya

mengumpulkan

segala

kekuatan

dan

mempergunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang
kurni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah
dan ridla-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung-jawab di hadlirat Allah atas segala
perbuatannya; lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala
kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi
pekerjaannya dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang
Maha Kuasa.
6. Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat
dan rahmat Allah dan didirong oleh firman Allah dalam al-Qur'an :
"Adakanlah dari kamu sekalian golongan yang mengajak kepada keIslaman, menyuruh
kepada kebaikan dan mencegah dari pada keburukan. Mereka itulah-golongan yang
beruntung berbahagia". (al-Qur'an surat Ali 'Imran ayat 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah oleh
Almarhum K.H.A. Dahlan didirikanlah suatu Persyarikatan sebagai "GERAKAN
ISLAM' dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan majlis-majlis
(Bagian-bagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan "syura" yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.
7. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewa,jiban mengamalkan perintah-perintah
Allah dan mengikuti Sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhamnad saw, guna mendapatkan
karunia dan ridla-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa

dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga
merupakan:
"Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang
Maha Pengampun".
Maka degan Muhammadiyah ini mudah-mudahan umnat Islam dapatlah diantarkan ke
pintu gerbang Syurga "Jannatun Na'imi' dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan
Rahim.
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-51-det-anggaran-dasar.html

4.

Tuliskan dan Jelaskan apa visi dan misi muhammadiyah

Jawab:
Visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah
dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan
dakwah Islam amar maruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li
al-alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia ini.
Misi Muhammadiyah adalah:
(1) Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah swt yang dibawa oleh
Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
(2) Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk
menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
(3) Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Quran sebagai kitab Allah yang
terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
(4) Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Lihat
Tanfidz Keputusan Musyawarah Wilayah ke-39 Muhammadiyah Sumatera Barat tahun 2005 di
Kota Sawahlunto
http://www.muhammadiyah.or.id/content-44-det-tentang-muhammadiyah.html

5.

Sebutkan dan jelaskan Matan keyakinan dan cita-cita muhammadiyah

Jawab:
MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam danDakwah Amar Maruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk
malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yagn diwahyukan
kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi
dan ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a. Al-Quran: Kitab Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan
palaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidangbidang: a. Aqidah b. Akhlak c. Ibadah d. Muamalah Duniawiyah
4.1. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejalagejala kemusyrikan, bidah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi
menurut ajaran Islam.
4.2. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman
kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai
ciptaan manusia.
4.3. Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah
SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
4.4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat duniawiyah (pengolahan
dunia dan pem-binaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi
semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa
dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan
diridhoi Allah SWT: BALDATUN THAYYIBATUB WA ROBBUN GHOFUR
(Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
http://muhammadiyahpedia.com/index.php?title=Matan_Keyakinan_dan_Citacita_Hidup_Muhammadiyah

6.

Jelaskan apa yang menjadi Khittah perjuangan muhammadiyah (pengertian dan isinya)

Jawab:
KHITTAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
HAKIKAT MUHAMMADIYAH
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari
dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan
perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat,
diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan
strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu,
senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar maruf nahi-mungkar, serta
menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yang dipilihnya
ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur
yang diridlai Allah SWT.
Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya,
seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan
Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan
masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.
MUHAMMADIYAH DAN MASYARAKAT

Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan


menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-maruf nahi mungkar dalam masyarakat,
dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai
dengan Dakwah Jamaah.
Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut pada
Anggaran Dasar Pasal 4, dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya
Penyelenggaraan amal-usaha, tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk
mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan bagi usaha
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
MUHAMMADIYAH DAN POLITIK
Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan
dakwah amar ma maruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya,
Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil
dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara
Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 menjadi
masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil dan spirituil yang
diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh
pada kepribadiannya
Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya
dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku
dalam Muhammadiyah.
Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa:
Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang
kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan
tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun
Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau
memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
MUHAMMADIYAH DAN UKHUWAH ISLAMIYAH

Sesuai dengan kepribadiannya, Muhammadiyah akan bekerjasama dengan golongan


Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan Agama Islam serta
membela kepentingannya.
Dalam melakukan kerjasama tersebut, Muhammadiyah tidak bermaksud menggabungkan
dan mensubordinasikan organisasinya dengan organisasi atau institusi lainnya.
DASAR PROGRAM MUHAMMADIYAH
Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan dengan memperhatikan
kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah
kebijaksanaan sebagai berikut:
Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian
anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, taat
beribaclah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat.
Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan
kewajibannya sebagai warga negara, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup
masyarakat
Menepatkan

kedudukan

Persyarikatan

Muhammadiyah

sebagai

gerakan

untuk

melaksanakan dakwah amar-maruf nahi-mungkar ke segenap penjuru dan lapisan


masyarakat serta di segala bidang kehidupan di Negara Republik Indonesia yang berdasar
Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-40 di Surabaya
http://nurdinmappa.wordpress.com/2010/06/25/khittah-perjuangan-muhammadiyah/
7.

Jelaskan Amal usaha Muhammadiyah dalam bidang dawah dan pendidikan (sebutkan
jenis dan aktivitasnya)

Jawab:
Amal Usaha Muhammadiyah dalam Bidang Dawah dan Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah melakukan aktifitasnya dalam bentuk
mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren dengan memasukkan kurikulum pendidikan
dan pengajaran ilmu pengetahuan umum dan modern, mendirikan sekolah-sekolah umum

dengan memasukkan kurikulum keislaman dan kemuhammadiyahan. Lembaga pendidikan


yang didirikan di atas dikelola dalam bentuk amal usaha dengan penyelenggaranya dibentuk
sebuah majelis dengan nama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, secara vertikal mulai
dari Pimpinan Pusat sampai ke tingkat Pimpinan Cabang.
Pendirian

pendidikan

Muhammadiyah,

Abdul

Muti

mengungkapkan

dengan

pemikirannya bahwa pendidikan Muhammadiyah didirikan dan dilandasi atas motivasi


teologis bahwa manusia akan mampu mencapai derajat keiamanan dan ketaqwaan yang
sempurna apabila mereka memiliki kedalaman ilmu pengetahuan. Motivasi teologis inilah
menurut Muti, yang mendorong KH. Ahmad Dahlan menyelenggarakan pendidikan di
emperan rumahnya dan memberikan pelajaran agama ekstra kurikuler di OSVIA dan
kweekschoool. Pada aspek yang berbeda, Muhammad Azhar melihat pendidikan yang
diselenggarakan oleh Muhammadiyah pada aspek burhani yakni sebuah lembaga pendidikan
lebih banyak melahirkan output ketimbang outcome, aspek irfani yakni pendidikan
Muhammadiyah yang bercirikan rasionalitas dan materialitas-birokratik, aspek bayani, yakni
pendidikan Muhammadiyah yang model pengajarannya menjadi terasa kering, mengingat
paradigma pergerakan Muhammadiyah yang modernistik.
Majelis Dikdasmen yang diserahi tugas sebagai penyelenggaran amal usaha di bidang
pendidikan, dalam melaksanakan program mengacu kepada Tanfidz Keputusan Muktamar,
Tanfidz Keputusan Musywil dan Tanfidz Keputusan Musda. Agar penyelenggaraan
pendidikan di lingkungan Muhammadiyah mempunyai acuan dan aturan yang jelas, Majelis
Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mentanfidzkan Keputusan Rapat Kerja
Nasional Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari persyarikatan Muhammadiyah, Majelis Dikdasmen mempunyai tugas
pokok

adalah

menyelenggarakan,

membina,

mengawasi

dan

mengembangkan

penyelenggaraan amal usaha di bidang pendidikan dasar dan menengah. Dalam


melaksanakan tugas pokok di atas, majelis pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah
harus mengacu kepada visi, misi, asas dan tujuan pendidikan Muhammadiyah. Amal usaha
pendidikan yang dikelola dan diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen tersebut adalah SD,
MI, SMP, MTs, SMA, SMK, MA dan Pondok Pesantren.
http://apri76.wordpress.com/2008/07/16/gerakan-muhammadiyah-dalam-bidang-pendidikan/

8.

Jelaskan Amal usaha Muhammadiyah dalam bidang social dan kesehatan (sebutkan jenis
dan aktivitasnya)

Jawab:
Amal Usaha Muhammadiyah dalam Bidang Sosial dan Kesehatan
Dalam amal usaha bidang kesehatan, Muhammadiyah telah dan terus mengembangkan
layanan kesehatan masyarakat, sebagai bentuk kepedulian. Balai-balai pengobatan seperti
rumah sakit PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah, yang pada masa
berdirinya Muhammadiyah bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemat), kini mulai
meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan buku Profil dan Direktori Amal
Usaha Muhammadiyah & Aisyiyah Bidang Kesehatan pada tahun 1997, sebagai berikut:
1. Rumah sakit berjumlah 34
2. Rumah bersalin berjumllah 85
3. Balai Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 50
4. Balai Kesehatan Masyarakat berjumlah 11
5. Balai Pengobatan berjumlah 84
6. Apotek dan KB berjumlah 4
7. Institusi Pendidikan berjumlah 54
Pada tahun 2009 diperkiran jumlah fisik balai pengobatan Muhammaiyah lebih banyak
lagi seiring dengan makin berkembangnya usaha-usaha yang diselenggarakan oleh
persyarikatan Muhammadiyah.
Adapun Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial, telah
mendirikan lembaga amal usaha sosial dalam bentuk panti sosial Muhammadiyah, sebagai
wujud kepedulian persyarikatan Muhammadiyah dalam menghadapi permasalahan
kemiskinan, pembodohan dan meningkatnya jumlah anak yatim piatu dan anak terlantar.
Dalam hal ini Muhammdiyah terinspirasi dan berpijak pada QS Al-Ma'un. Panti sosial
Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan di masyarakat, memiliki perangkat dan sistem
serta mekanisme pelayanan yang diharapkan akan lebih menjamin efektifitas pelayanan.
Selanjutnya dalam bidang kesejahteraan sosial ini, hingga tahun 2000 Muhammadiyah
telah memiliki 228 panti asuhan yatim, 18 panti jompo, 22 balai kesehatan sosial, 161

santunan keluarga, 5 panti wreda/manula, 13 santunan wreda/manula, 1 panti cacat netra, 38


santunan kematian, serta 15 BPKM (Balai Pendidikan Dan Keterampilan Muhammadiyah).
Forum Panti Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah (Forpama) yang dibentuk untuk Periode
2007 s.d 2010, sejak diberikan tanggungjawab, terus melakukan berbagai macam terobosan
dan langkah-langkah strategis untuk menjadikan panti sosial Muhammadiyah-Aisyiyah
sebagai lembaga profesionalisme, prima dalam kualitas pelayanan dan memiliki keteguhan
komitmen dalam pembinaan anak-anak asuh panti sosial Muhammadiyah-Aisyiyah yang
berjumlah lebih dari 22.000 anak se-Indonesia dari 351 kelembagaan Panti Sosial
Muhammadiyah-Aisyiyah (Direktori Forpama, 2008). Dengan demikian anak asuh Panti
Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah menjadi labor kader utama guna membangun sumber daya
insani yang berkualitas di Persyarikatan Muhammadiyah. Demikian pula hasil-hasil amal
usaha yang lain yang telah dicapai oleh persyarikatan Muhammadiyah, seperti bidang tarjih,
ekonomi, dll.
http://nonowarsonostain.blogspot.com/2009/11/muhammadiyah.html
9.

Jelaskan apa yang dimaksud (pengertian) dengan Tarjih dan tajdid muhammadiyah dan
bagaimana ketentuannya

Jawab:
Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah
Tarjih : Secara teknis tarjih adalah proses analisis untuk menetapkan hukum dengan
menetapkan dalil yang lebih kuat (rajih), lebih tepat analogi dan lebih kuat maslahatnya.
Sedangkan secara institusional majlis tarjih adalah lembaga ijtihad jamai (organisatoris) di
lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang meiliki
kompetensi ushuliyah dan ilmiyah dalam bidangnya masing-masing.
Tajdid : Pembaharuan yang memiliki dua makna, yakni pemurnian (tajdid salafi) dan
pengembangan (tajdid khalafi).
http://tarjihbms.wordpress.com/manhaj/

10.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan Masalah hisab dan ruyat dan bagaimana
penggunaannya

Jawab:
Masalah Hisab dan Ruyat dan Penggunaannya di Organisasi muhammadiyah
Salah satu permasalan umat Islam yang menjadi bahan perdebatan yang tidak tuntas
sampai saat ini adalah masalah cara penentuan awal bulan Ramadan, Syawal dan Idul Adha,
dengan metode Ruyat al-hilal (melihat bulan dengan mata) atau metode Hisab (perhitungan
astronomi). Perdebatan ini tidak hanya di Indonesia, tetapi hampir di seluruh Negara-negara
yang berpenduduknya muslim. Hal ini timbul dikarenakan pihak-pihak yang terlibat samasama mengklaim bahwa masing-masing pendapatnya adalah yang paling benar karena samasama didukung oleh dalil-dalil yang sangat kuat.
Oleh karena itu, agar kita bisa memahami dengan baik permasalahan tersebut, maka ada
baiknya kita melihat beberapa hal, yang menurut pemateri sangat penting untuk diketahui,
yaitu: asal mula timbulnya perbedaan dan sumbernya, dalil-dalil yang dijadikan sumber dan
penguat pendapat masing-masing kelompok yang berbeda, dan perbedaan faktor teknis dari
masing-masing metode.
A. Asal mula timbulnya perbedaan dan sumbernya
Berdasarkan temuan pemateri, bahwa asal-mula timbulnya perbedaan pandangan dalam
penentuan awal ramadhan, syawal dan idul adha adalah pada generasi Mutaakhirin, dimana
pada masa itu ada beberapa ulama yang berpandangan bahwa kalimah dalam hadits
Rasulullah saw dari Ibnu Umar:

tidak bermakna ( maka lihatlah di awal bulan dan
hitunglah dengan menyempurnakan bilangan tigapuluh hari) seperti yang dikemukakan oleh
jumhur ulama; akan tetapi bermakna ( maka ukurlah dengan menghitung
tempat/perjalanan bulan). Diantara ulama-ulama tersebut adalah Ibnu Suraij dari Syafiiah
dan Ibnu Qutaibah dari Muhadditsin. Walaupun demikian, pada masa tabiin pun sudah ada
yang berpendapat serupa, seperti Mutharrif bin Abdullah.
Sedangkan Hanabilah berpendapat bahwa makna kalimah tersebut adalah
( sempitkanlah/ambilah yang singkat dan ukurlah dibawah awan). [Lihat: Fathu
al-Bari Syarh Sahih al-Bukhari, Ibnu Hajar al-Asqolani dan Syarh al-Nawawi Ala Muslim,
Imam Nawawi]

Hal ini sejalan dengan besarnya perhatian Dinasti Abbasiyyah terhadap kajian-kajian
Ilmu Falak/Astronomi, khususnya pada masa Khalifah Jafar al-mansur dan al-Makmun.
Pada masa itu pengembangan Ilmu Falak menempati posisi ke empat setelah Ilmu Tauhid,
Fikih dan Kedokteran. Sehingga muncul beberapa Ulama Falak seperti: al-Battani (w.317
H), al-Buzjani (w.387 H), Ibn Yunus (399 H), At-Thusy (w.672 H), al-Biruny (w.442 H).
Di

masa

al-Makmun

ini

pula

gerakan

penerjemahan

literatur-literatur

Ilmu

Falak/Astronomi asing ke dalam bahasa Arab mulai marak, seperti buku Sind Hind tahun
154 H/ 771 M yang diterjemahkan oleh Ibrahim al Fazzary, buku Miftah al-Nujum yang
dinisbahkan pada Hermes Agung (Hermes al-Hakim) dimasa Umawiyah, dan buku
Almagest Ptolomaeus yang diterjemahkan oleh Yahya bin Khalid al-Barmaky dan
disempurnakan oleh al-Hajjaj bin Mutharr dan Tsabit bin Qurrah (w.288 H).
B. Dalil-dalil yang dijadikan sumber dan penguat pendapat masing-masing kelompok
yang berbeda
Para pengusung Ruyah secara umum banyak berpatokan pada beberapa Hadist yang
memerintahkan umat Islam untuk menentukan awal dan akhir puasa dengan melihat bulan,
sedangkan para ahli Hisab banyak berhujjah dengan beberapa ayat al-Quran yang
menyuruh umat Islam untuk mengetahui perjalanan Bulan agar bisa mengetahui bilangan
tahun dan hisab (perhitungan waktu).

Kelompok Ruyat al-hilal


Beberapa dalil yang oleh mereka dijadikan hujjah tersebut adalah:
1. Firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 185:


Artinya: Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada dibulan itu, maka berpuasalah.
2. Hadits dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam pernah
menyebut Ramadhan, lalu beliau bersabda:



Artinya: Rasulullah Saw. bersabda: Janganlah kalian berpuasa sehingga kalian melihat
hilal (bulan Ramadhan) dan jangan pula kalian berbuka (tidak berpuasa) sehingga

kalian melihatnya. Jika awan menyelimuti kalian maka perkirakanlah untuknya (HR.
al-Bukhari dan Muslim. Shahih al-Bukhari, III/24, dan Shahih Muslim, III/122).
3. Hadits dari Abu Hurairah:



Artinya: Rasulullah Saw bersabda: Berpuasalah kalian karena melihatnya dan
berbuka (tidak berpuasa) karena melihatnya pula. Dan jika awan (mendung) menutupi
kalian, maka sempurnakanlah hitungan bulan Syaban menjadi tiga puluh hari.. (HR.
al-Bukhari, III/24; dan Muslim, III/24).
4. Dari Amir Mekkah, Al Harits Ibnu Hatib. Dia berkata: Rasulullah SAW telah
memerintahkan kami supaya puasa dengan melihat bulan. Jika kami tidak dapat melihat
bulan itu, supaya kami puasa dengan kesaksian dua orang yang adil (yang melihat
bulan). (Riwayat Abu Daud dan Daruqutni).
5. Pendapat Imam mazhab empat, selain Syafei: Tidak dapat dijadikan pegangan
pendapat ahli hisab, maka tidak wajib berpuasa atas mereka dengan menggunakan hisab
mereka. Juga tidak wajib berpuasa atas orang yang mempercayai pendapat ahli hisab,
karena syari (Nabi Muhammad saw) mengaitkan puasa atas tanda-tanda yang tetap
yang tidak berubah selamanya. Tanda-tanda itu adalah melihat hilal atau
menyempurnakan bilangan 30 hari. Adapun pendapat ahli hisab: maka sekalipun
didasari atas kaidah-kaidah yang detil, maka kami memandangnya tidak tercatat/kuat,
dengan dalil berbeda-bedanya pendapat mereka pada kebanyakan waktu. (Lihat Kitabul
Fiqhi alaa Madzahibil Arbaah juz 1 hal 467).
Kelompok Hisab
Diantara dalil-dalil yang menjadi pegangan kelompok ini adalah:
1. Firman Allah Swt dalam Q.s. Yunus ayat 5:


Artinya: Dia-lah yang menjadikan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya, dan
ditetapkannya manazila (tempat-tempat) bagi perjalanan Bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan hisab (perhitungan waktu).

2. Firman Allah Swt dalam Q.s. Al Isra ayat 12:



Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari
Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan
segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.
3. Firman Allah Swt dalam Q.s. Al An-am ayat 96:


Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.
4. Firman Allah Swt dalam Q.s. Ar Rahman ayat 5:

Artinya: Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
5. Firman Allah Swt dalam Q.s. Yasin ayat 39-40:
( .)

Artinya: Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia
sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
6. Firman Allah Swt dalam Q.s al-Baqarah:189:

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: Bulan sabit itu
adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.
7. Hadist dari Ibnu Umar:

Artinya : Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya kami umat yang umi,
tidak menulis dan idak berhisab. Bulan itu demikian dan demikian artinya satu kali 29
dan satu kali 30. (HR Bukhori dan Muslim).

8. Pendapat asy-Syafeiah yang mengatakan: Pendapat ahli hisab itu mutabar (dapat
dijadikan pegangan), baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang yang mempercayai
si ahli hisab.
C. Perbedaan teknis dari masing-masing metode
Teknis Rukyat
Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan waktu, kelompok Rukyat terbagi ke
dalam beberapa kelompok kecil dalam segi pemahaman mereka tentang cara melihat hilal
dan Mathla (Tempat Melihat Hilal) yang bisa saja menimbulkan berbagai perbedaan
penentuan hari, juga dalam boleh tidaknya menggunakan alat bantu untuk melihat bulan.
a. Perbedaan cara melihat bulan:
- Kelompok pertama berpendapat, bahwa untuk melihat hilal itu harus dilakukan oleh
sekumpulan orang banyak.
- Kelompok kedua berpendapat, bahwa untuk melihatnya cukup dilakukan oleh orang
muslim yang adil.
- Sedangkan kelompok ketiga berpendapat, bahwa untuk melihatnya cukup dilakukan
oleh satu orang yang adil.
b. Perbedaan tentang Mathla (tempat melihat hilal):
- Jumhur Ulama (Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad) yang berpendapat, bahwa
jika hilal telah terlihat di satu negeri, maka wajib bagi seluruh kaum Muslimin yang
bermukim di negeri lain untuk berpuasa pada 1 Ramadhan atau berbuka pada 1
syawal. Hal ini berdasarkan prinsip wihdatul matholi, yaitu bahwa mathla (tempat
terbitnya bulan) itu merupakan satu kesatuan di seluruh dunia. Jadi bila ada satu
tempat yang melihat bulan, maka seluruh dunia wajib mengikutinya.
- Sebagian besar ulama asy-Syafiiyah, yang berpendapat, bahwa setiap negeri boleh
melihat hilal di tempatnya masing-masing. Mereka beralasan bahwa subyek hadits
Berpuasalah karena melihat hilal dan berbukalah (berhari rayalah) karena
melihatnya. (Lihat HR. al-Bukhari,3/24; dan Muslim, 3/122) bersifat nisbi (relatif);
karena hadits tersebut menunjukkan bahwa perintah berpuasa dan berbuka
diperuntukkan kepada orang yang mengetahui hilal di daerahnya sendiri, adapun bagi
orang yang tidak mendapati hilal di daerahnya sendiri (negara), maka yang demikian

tidak berlaku. Hal ini didasarkan atas dalil naql, dan akal secara perhitungan hisab.
Dan untuk ukuran jauh dekatnya adalah 133,057 km. Atau tepatnya secara literatur
klasik adalah 24 farsakh. 1 farsakh adalah 3 mil, atau bila dalam hitungan meter, 1
farsakh adalah 5.544 meter. Jadi 24 farsakh sama dengan 5.544 x 24 = 133,057 km.
- Pendapat ketiga, berpendapat, bahwa apabila suatu negara mathlanya berbeda dengan
negera lainnya, maka masing-masing negara memiliki ruyat al-hilal (penentuan awal
dan akhir bulan) sendiri sendiri. Sedangkan apabila mathlanya sama (tidak berbeda),
maka bagi siapa saja yang belum melihat hilal wajib mengikuti ketetapan ruyah hilal
tempat yang lain. Dengan kata lain pendapat ini hampir sama dengan pendapat yang
kedua, hanya saja tidak dibatasi oleh teretorial negara, sehingga di mana negara yang
jaraknya berjauhan harus melihat hilal di tempat masing-masing. Dan tidak untuk
negara yang berdekatan, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Qudamah, dalam kitab alMughni, 4/328. Namun demikian ulama yang berpendapat demikian berselisih
pendapat dalam menetapkan jarak jauh dekatnya. Ada yang mengaitkannya dengan
jarak bolehnya mengqashar shalat. Dan ada yang mengatakan apabila berita terlihat
hilal dapat sampai ke tempat tersebut pada malam itu juga, dan pendapat lainnya.
c. Perbedaan tentang penggunaan alat bantu:
- Pendapat pertama, menganggap bahwa dalam melihat bulan tersebut tidak boleh
mempergunakan alat apapun.
- Pendapat kedua melihat, bahwa alat bantu boleh digunakan selama tidak menggunakan
cara pemantulan, baik melalui permukaan kaca (lensa) ataupun permukaan air
(miratin).
- Sedangkan pendapat ketiga, membolehkan penggunaan alat apapun yang bisa di
gunakan untuk membantu mendekatkan atau memperbesar melihat bulan sepeti:
teleskop, air dsb.
Teknis Hisab
Seperti halnya pada kelompok Ruyatu al-Hilal, kelompok inipun terbagi ke dalam
beberapa kelompok kecil, jika dilihat dari penggunaan metode-metode dan temuan data
tentang gerakan benda-benda langit terutama Matahari, Bulan dan Bumi yang menjadi
acuan hisabnya, yakni mulai dari temuan Sultan Ulugh Beyk di abad ke-14 Masehi (abad ke-

9 Hijriyah) hingga temuan temuan astronomis di abad ke-20. Namun secara umum dapat
dibedakan menjadi :
a. Ilmu Hisab Urfi
Yaitu metode perhitungan yang menggunakan kaidah-kaidah sederhana. Dengan melihat
umur rata-rata bulan yaitu sekitar 29,53 hari, metode ini menentukan bahwa jumlah hari
suatu bulan harus bersilang antara 29 dan 30. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw :
Artinya : bulan itu seperti begini dan begini sesekali 29 hari dan sesekali 30 hari
Metode ini untuk pertama kalinya di tetapkan oleh Umar bin Khattab pada tahun 17 H.
b. Ilmu Hisab Hakiki
Ilmu hisab hakiki ini terbagi ke dalam beberapa metode dan temuan :
1. Ilmu Hisab Hakiki Taqribi. Yang termasuk kelompok ini antara lain Sullamun Nayyirayn
oleh Muhammad manshur Ibn Abdil Hamid ibn Muhammad ad-Damiri al-batawi dan
Fathur Rauful Mannan oleh KH Dahlan Semarang.
2. Ilmu Hisab Hakiki Tahqiqi. Yang termasuk kelompok ini antara lain Khulashotul Wafiyah
oleh KH Zubeir, Badiatul Mitsal oleh KH Mashum dan Nurul Anwar oleh KH Nur
Ahmad.
3. Ilmu Hisab Hakiki Wujudu al-Hilal. Yang dikembangkan dan dipedomani oleh Organisasi
Muhammadiyah.
4. Ilmu Hisab Hakiki Tahqiqi Kontemporer. Yang termasuk kelompok ini antara lain New
Comb, Astronomic Almanac, Nautical Almanac dan Islamic Calender serta Astronomical
Formula for Computer.
http://pcimlibya.wordpress.com/2009/04/05/hisab-dalam-tinjauan-komparasi-dan-aplikasimuhammadiyah-sebagai-percontohan/

11.

Jelaskan bagaimana struktur organisasi Muhammadiyah keorganisasian muhammadiyah

Jawab:
ORGANISASI MUHAMMADIYAH
1. Jaringan Kelembagaan Muhammadiyah:
a. Pimpinan Pusat

b. Pimpinaan Wilayah
c. Pimpinaan Daerah
d. Pimpinan Cabang
e. Pimpinan Ranting
f. Jama'ah Muhammadiyah
2. Pembantu Pimpinan Persyarikatan
a. Majelis
i.

Majelis Tarjih dan Tajdid

ii.

Majelis Tabligh

iii.

Majelis Pendidikan Tinggi

iv.

Majelis Pendidikan Sekkolah, Madrasah dan Pesantren

v.

Majelis Pendidikan Kader

vi.

Majelis Pelayanan Sosial

vii.

Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

viii.

Majelis Pemberdayaan Masyarakat

ix.

Majelis Pelayanan Kesehatan Umum

x.

Majelis Pustaka dan Informasi

xi.

Majelis Lingkungan Hidup

xii.

Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia

xiii.

Majelis Wakaf dan Kehartabendaan

b. Lembaga
i.

Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting

ii.

Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan

iii.

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

iv.

Lembaga Penanganan Bencana

v.

Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh

vi.

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik

vii.

Lembaga Seni Budaya dan Olahraga

viii.

Lembaga Hubungan dan Kerjasama International

3. Organisasi Otonom

a. Aisyiyah
b. Pemuda Muhammadiyah
c. Nasyiyatul Aisyiyah
d. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
e. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
f. Hizbul Wathan
g. Tapak Suci
http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-54-det-struktur-organisasi.html

12.

Sebutkan dan jelaskan isme dan aliran dan aliran sesat yang berkembang di masyarakat

Jawab:
Isme dan Aliran Sesat yang Berkembang di Masyarakat
a. Aliran Pembaharu Isa Bugis : Isa Bugis lahir tahun 1926 di kota Bhakti Aceh Pidie. Isa
Bugis ingin menerjemahkan dan menganalisa agama Islam berdasarkan teori
pertentangan antara dua hal. Seperti misalnya ideologi komunis dengan kapitalis, antara

nur dan kegelapan. Ia berusaha untuk mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan dan
akan menolak semua hal-hal yang tidak bisa diilmiahkan atau tidak bisa diterima akal.
Oleh karena itu ajaran Isa Bugis ini banyak diikuti oleh para intelek yang cenderung lebih
menggunakan akal dan pikiran.
Pokok-Pokok Ajaran Isa Bugis:

Air Zam-zam di Makkah adalah air bekas bangkai orang Arab.

Semua tafsir Al Qur'an yang ada sekarang harus dimuseumkan karena semuanya
salah.

Menolak semua mukjizat para Nabi dan Rasul, seperti kisah Nabi Musa as membelah
laut dengan tongkatnya dalam Al Qur'an adalah dongeng lampu Aladin.

Ka'bah adalah kubus berhala yang dikunjungi oleh turis setiap tahun.

Ilmu Fiqih, Ilmu Tauhid, dan sejenisnya adalah syirik. Ulama yang mengajarkan ilmu
ini harus disingkirkan ke Pulau Seribu.

Al Qur'an bukan bahasa Arab, sehingga untuk memahami Al Qur'an tidak perlu
belajar bahasa Arab, tata bahasa Arab dan sejenisnya.

Setiap orang yang intelek diberi kebebasan untuk menafsirkan Al Qur'an walau tidak
mengerti bahasa Arab.

Ajaran Nabi Muhammad adalah pembangkit imperialisme Arab.

b. Faham Inkar Sunnah


Faham sesat ini mucul sekitar tahun 1980-an. Mereka menamakan pengajian yang mereka
adakan dengan sebutan kelompok Qur'ani (kelompok pengikut Al Qur'an).
Pokok-Pokok Ajaran Inkarus Sunnah:

Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah SAW, menurut mereka hadits itu
bikinan Yahudi untuk menghancurkan Islam dari dalam.

Dasar hukum dalam Islam hanya Al Qur'an saja.

Syahadat mereka : Insyahadu bianna Muslimun.

Shalat mereka macam-macam ada yang dua rokaat-dua rokaat dan ada juga yang
shalatnya hanya 'eling' saja.

Puasa wajib bagi mereka yang melihat bulan saja, kalau yang lihat bulan hanya satu
orang maka hanya orang itu saja yang wajib puasa. Mereka merujuk pada ayat : faman
syahida minkumus Syahra falyasumhu.

Haji boleh dilakukan selama 4 bulan Haram yaitu : Muharram, Rajab, Dzulqa'dah dan
Dzulhijjah.

Pakaian Ihram adalah pakaian orang Arab dan bikin repot. Oleh karena itu mereka
menunaikan haji menggunakan baju biasa atau jas.

Rasul tetap diutus sampai hari Kiamat.

Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang ajaran Al Qur'an (kandungan isi
Al Qur'an).

Orang yang meninggal dunia tidak disholati karena tidak ada perintah di Al Qur'an.

c. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)


Didirikan oleh Mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis (Luar Biasa), awalnya bernama
Darul Hadits (DH) tahun 1951. Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur maka DH
dilarang oleh PAKEM - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Kemudian berganti nama menjadi
Islam Jama'ah. Banyak artis yang tertarik dengan ajaran ini antara lain karena adanya
ajaran tebus dosa. Karena kembali meresahkan masyarakat di Jakarta akhirnya dilarang
melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10.1971 tanggal 29 Oktober 1971. Karena
dilarang, maka Imam Jama'ah ini meminta perlindungan kepada Letjen. Ali Murtopo
wakil Kepala Bakin yang terkenal sangat anti Islam. Setelah mendapat perlindungan
maka menyatakan diri masuk Golkar dan berganti nama menjadi LEMKARI (Lembaga
Karyawan Dakwah Islam). Karena meresahkan masyarakat Jawa Timur kemudian
dibekukan oleh Gubernur Jawa Timur Sularso. Dalam mubes di Asrama Haji Pondok
Gede tahun 1990, LEMKARI berganti nama menjadi LDII atas anjuran Mendagri Rudini
agar tidak rancu dengan nama LEMKARI (Lembaga Karatedo Indonesia).
Pokok-Pokok Ajaran Islam Jama'ah / LDII:
Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk kedua orang tua
sekalipun.
Kalau ada orang di luar kelompok mereka yang melakukan shalat di masjid mereka maka
bekas tempat sholatnya dicuci karena dianggap sudah terkena najis.

Wajib taat pada amir atau Imam mereka.


Mati dalam keadaan belum baiat kepada Amir/Imam LDII maka akan mati jahiliyah
(kafir).
Al Qur'an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang keluar dari mulut
Imam/Amir mereka) selain itu haram diikuti.
Haram mengaji Al Qur'an dan Hadits kecuali kepada Imam/Amir mereka.
Dosa bisa ditebus kepada sang Amir atau Imam dan besarnya tebusan tergantung besar
kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh Amir/Imam.
Harus rajin membayar infak, shodaqoh dan zakat kepada Amir/Imam mereka. Selain
kepada mereka adalah haram.
Harta benda diluar kelompok mereka dianggap halal untuk diambil atau dimiliki dengan
cara bagaimanapun, misalnya: merampok, mencuri, korupsi dll. asal tidak ketahuan. Bila
berhasil menipu orang Islam diluar mereka dianggap berpahala besar.
Bila mencuri harta orang selain LDII ketahuan maka kesalahannya adalah ketahuan itu.
Harta, zakat, infaq dan shodaqoh yang sudah diberikan kepada Amir/Imam haram
ditanyakan catatannya atau penggunaannya.
Haram membagikan daging Qurban/Zakat Fitrah kepada orang Islam diluar
kelompoknya.
Haram shalat di belakang Imam yang bukan dari kelompok mereka, kalaupun terpaksa
tidak perlu wudhu dan harus diulang.
Haram menikahi orang di luar kelompoknya.
Perempuan LDII kalau mau bertamu di rumah orang selain kelompoknya harus memilih
waktu haid (dalam keadaan kotor).
Kalau ada orang di luar kelompok mereka bertamu ke rumah mereka maka bekas tempat
duduknya harus di cuti karena dianggap najis.
Perwakilan gerakan ini berkembang hingga ke Amerika, Suriname, Australia, Jerman
bahkan di Arab Saudi.
d. Agama Ahmadiyah

Agama Qadian didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India. Mirza dianggap sebagai
Nabi yang disejajarkan dengan Nabi Isa as., Nabi Musa as., Nabi Daud as. Agama ini
bermaksud untuk menyaingi Kenabian Muhammad SAW. Ahmadiyah masuk Indonesia
tahun 1935 dan tersebar. Pusatnya sekarang di Parung Bogor. Mempunyai majalah Nur
Islam (sebagai pengganti Sinar Islam yang telah dilarang). Aliran ini sudah dilarang
namun hanya secara lokal. MUI serta organisasi Islam lainnya telah mengirim surat
kepada Pemerintah (Kejagung RI) tetapi belum mendapat tanggapan.
Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah:

Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya Nabi dan Rasul utusan Tuhan.

Mengaku menerima wahyu di India. Kitab suci mereka bernama Tadzkirah. Isinya
memutarbalikkan ayat-ayat suci Al Qur'an, ayat yang awal diputar ke belakang, ayat yang
satu disambung ayat lainnya sesuai dengan selera nabi India tersebut.

Mengakui Kitab mereka sama sucinya dengan Al Qur'an.

Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul diutus sampai hari
kiamat.

Mempunyai tempat suci sendiri yaitu Qadian dan Rabwah. Nabi Mirza tidak pernah
naik haji ke Makkah.

Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan sertifikat
kapling surga tersebut di jual kepada jama'ahnya dengan harga sangat mahal.

Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki bukan Ahmadiyah tetapi sebaliknya
boleh.

Tidak boleh bermakmum dibelakang orang yang bukan Ahmadiyah.

Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan dan tahun sendiri yaitu Suluh, Tabliqh, Aman,
Syahadah, Hijrah, Ikhsan, Wafa', Zuhur, Tabuk, Ikha', Nubuwah, Fatah. Nama tahunnya
adalah Hijri Syamsi (HS).

e. Gerakan Syi'ah
Nabi pencetusnya adalah Abdullah bin Saba tokoh YAHUDI yang pura-pura masuk Islam
di zaman Sahabat Nabi. Rukum Iman Agama Syi'ah tidak termasuk percaya kepada
Qadha' dan Qadar, yaitu : Percaya kepada keesaan Allah, Percaya kepada keadilan,
Percaya kepada kenabian, Percaya kepada Imamah, Percaya kepada sa'ah (hari kiamat).

Ahlul baiyt menurut mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Fatimah dan kedua puteranya,
Hasan dan Husein. Sedangkan Khadijah yang begitu besar jasanya terhadap agama Islam
tidak termasuk.
Pokok-Pokok Ajaran Syi'ah:
Hadits tidak hanya dari Nabi Muhammad SAW saja tetapi juga dari ucapan para Imam
mereka sampai hari kiamat.
Al Qur'an yang beredar sudah dipalsukan dan yang asli dibawa oleh Imam Muntadhar
Menghalalkan nikah Mut'ah (kawin kontrak / pelacuran mengatasnamakan agama)
Syi'ah memandang Imam itu maksum.
Syi'ah memandang bahwa menegakkan agama adalah rukun agama.
Syi'ah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh ahlul bait.
Tidak mengakui Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum.
Gerakan Syi'ah luar biasa aktif di Indonesia (karena banyak penduduk muslimnya namun
kurang pengetahuan agamanya). Mereka pandai menempatkan orang-orangnya di posisi
penting a.l. : DR. Jalaluddien Rahmat untuk menggarap keluarga mantan wapres
Soedarmono serta kelompok elit di Kebayoran Baru dengan nama yayasan Pengajian
Sehati. Ir. Haidar Bagir (pemimpin umum Republika untuk menggarap orang-orang dekat
Habibie dan kelompok intelektual). Prof. DR. Quraisy Shihab yang menggarap tokoh
agama yaitu untuk mementahkan keputusan-keputusan MUI jika ada keputusan MUI
yang keras terhadap aliran sempalan. LPPI pernah mengeluarkan brosur kecil yang
berjudul : Syi'ah dan Quraisy Shihab.
f. Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)
Mereka berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat. Rasul itu personnya, oleh
sebab itu harus ada lembaganya (sama dengan Menteri dengan Departemennya). Kalau
Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu Imam mereka. Tidak taat pada Imam
mereka berarti tidak taat pada Rasul dan itu dosa besar. Gerakan ini ingin mendirikan NII
(Negara Islam Indonesia) versi mereka sendiri dengan tokohnya : Aceng Syaifuddin.
Pokok-Pokok Ajarannya:

Rasul diutus sampai hari kiamat.

Wajib bai'at seta taat pada Imam.

Dosa bisa ditebus dengan uang kepada Imam. Besar kecilnya tergantung besar kecil
dosa.

Di luar kelompok mereka adalah kafir.

Perkawinan harus dihadapan imam mereka dan diadakan oleh imam mereka.
Sedangkan orang tua tidak perlu tahu.

Membagi periode Makkah dan Madinah. Sekarang dianggap masih periode Makkah,
jadi belum wajib Sholat, puasa, haji serta belum diharamkan khamar dan minuman
memabukkan lainnya.

Mengaji harus kepada Imam.

g. Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah


Lia Aminuddin, umur 51 tahun tinggal di Jl. Mahoni 30 Jakarta Pusat 10260. Ada
beberapa buku yang sudah dikarang olehnya: Perkenankan aku menjelaskan sebab taqdir,
Pancasila menuju Zam-zam, Lembaga Al Hira, fatwa Jibril as. VS fatwa MUI dan Puisipuisi mendalami kerukunan Nasional.
Pokok-Pokok Ajarannya:

Malaikat Jibril akan muncul lagi ke Bumi dan bersemayam di diri Lia, maka
dimanapun Lia berada selalu bersama Malaikat Jibril as.

Lia mengakui menjadi juru bicara Jibris as. dan mengaku sebagai Nabi/Rasul.

Lia mengaku mendapatkan wahyu.

Lia mengaku mendapatkan mukjizat.

Agama yang dibawa oleh Lia bernama Salamullah / Agama Perenialisme yang
menghimpun segala agama.

Lia mengaku sebagai Imam Mahdi.

Imam Mukti (anaknya) dianggap sebagai Nabi Isa as.

Abdul Rahman diyakini sebagai wa'sil/Imam besar.

Mencukur semua jenis rambut lalu membakarnya dianggap sebagai bentuk ibadah
yang diperintahkan Jibris melalui Lia Aminuddin (seperti bayi yang baru lahir).

(Sumber : Tim Ulin Nuha Ma'had Aly An Nur dalam buku Dirasatul Firaq - Kajian tentang
Aliran Aliran Sesat Dalam Islam)

Anda mungkin juga menyukai