Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kerja Praktek (KP) merupakan suatu kegiatan Kerja Praktek
yang dilaksanakan mahasiswa di suatu instansi dalam rangka
menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh di perkuliahan agar
mahasiswa memperoleh gambaran yang komprehensif praktek kerja
pada bidang ilmu yang dipelajari. Diadakannya kegiatan ini karena
sistem pembelajaran yang ada di Jurusan Kimia mengacu pada
pendidikan yang berbasis pada lapangan/bidang pekerjaan yang
diharapkan setelah lulus, mahasiswa dapat terjun langsung ke
industri berbasis kimia
atau lembaga-lembaga penelitian.
Pelaksanaan kegiatan ini disesuaikan dengan kurikulum akademik
yang berlaku di Jurusan Kimia, yang diharapkan dapat mengenal
lebih jauh mengenai dunia industri/instansi.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan pelaksanaan KP adalah :
a. Menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah diperoleh.
b. Membentuk mahasiswa yang terampil, mampu bekerjasama,
mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan dunia industri
atau instansi/lembaga penelitian.
c. Memahami suasana dan kondisi objektif lapangan kerja.
d. Meningkatkan
wawasan
mengenai
industri
atau
instansi/lembaga penelitian.
e. Membangun jejaring kerja dengan pihak pengguna lulusan
Jurusan Kimia Unjani.
f. Sebagai wahana memperoleh umpan balik untuk peningkatan
kualitas penyelenggaraan pendidikan sesuai kebutuhan dunia
kerja.

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Manfaat yang dicapai dalam pelaksaanan Praktek Kerja
Lapangan di Pusat Survei Geologi adalah :
a. Mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman kerja di PT
RAJAWALI HIYOTO
b. Mahasiswa mampu melakukan dan menjelaskan pengujian
kualitas berbagai jenis cat dengan menggunakan alat - alat
tertentu.
c. Adanya hubungan kerjasama yang baik antara pihak fakultas
dengan PT RAJAWALI HIYOTO
1.4 Batasan Masalah
Dalam penelitian pengujian kualitas cat ini, hanya mengukur
beberapa parameter dari berbagai jenis cat yang berbeda dengan
menganalisa sampel dan membandingkan dengan standar
laboratorium PT. RAJAWALI HIYOTO.

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1

Sejarah dan Perkembangan P.T Rajawali Hiyoto


PT. Rajawali Hiyoto pada awalnya merupakan sebuah
perusahaan keluarga yang didirikan pada 21 Agustus 1978 di Jln.
Garuda Bandung dengan jumlah pekerja 50 orang. Pada saat itu,
perusahaan masih menggunakan mesin yang sangat sederhana yang
di lakukan secara manual dan jangkauan pemasaran masih terbatas
sekitar Bandung.
Sejalan dengan meningkatnya permintaan produk, dan
keberhasilannya melihat peluang bisnis cat yang bagus, maka P.T
Rajawali Hiyoto pada tahun 1978 mengembangkan usahanya dengan
mendirikan pabrik baru di daerah Leuwigajah, Cimahi Selatan
tepatnya di Jln. Industri II No. 8 dengan jumlah karyawan 150 orang.
Pada tahun 2003, P.T Rajawali Hiyoto memperluas perusahannya
dengan menambah karyawan sekitar 550 orang. Perusahaan dalam
memasarkan produknya tidak hanya di pulau Jawa, tetapi
mengembangkannya di luar pulau Jawa seperti di pulau Sumatera,
pulau Kalimantan, pulau Sulawesi dengan dukungan cabang
distribusi sebanyak 15 kantor cabang yang berada di Semarang,
Surabaya, Jakarta, Bali, Medan, Pekanbaru, Jambi, Padang,
Palembang, Lampung, Bengkulu, Banjarmasin, Balikpapan, Ujung
Pandang, dan Manado. Sedangkan kantor pusat pemasaran berada di
Jln. Otto Iskandardinata No. 79 Bandung.
Selain memperluas daerah pemasaran, untuk memenuhi
permintaan konsumen dan untuk menghadapi persaingan yang
semakin ketat, perusahaan melakukan penambahan jenis produk dan
ukuran kemasan. Dalam hal pengendalian kualitas P.T Rajawali
Hiyoto senantiasa berusaha terus menerus untuk mencapai kualitas
yang terbaik, terbukti dengan diperolehnya sertifikasi ISO 90012000 pada buan Desember 1999.
Saat ini produk yang dimiliki dari 20 merk dan 5 jenis berat
kemasan yang bereda, produk - produk P.T Rajawali Hiyoto di
kelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :
1.

Bagian Water Base Product ( Cat Tembok )


3

Bagian cat tembok ini secara jumlah produksi merupakan


bagian terbesar dari P.T Rajawali Hiyoto yang memproduksi cat
tembok emulsi yang dibuat berdasarkan multi acrylic emulsion
binder.
2.

Bagian Solvent Base Product ( Cat Kayu Dan Besi )


Bagian ini memproduksi cat yang berbasis minyak yaitu cat
kayu dan cat besi.
3.

Bagian Pigment Paste ( Pasta Pigmen )


Bagian ini memproduksi bahan baku atau pigmen - pigmen
pewarna untuk berbagai kebutuhan industri seperti industri cat, tinta,
tekstil, dan lain sebagainya.
2.2

Kegiatan Perusahaan
P.T Rajawali Hiyoto merupakan kegiatan operasional untuk
memproduksi cat tembok dan melayani pasar yang semakin
meningkat.
Kegiatan perusahaaan itu meliputi :
2.2.1 Produksi Cat Tembok ( Water Base Production )
Proses pembuatan cat tembok mengacu pada prosedur yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
mengendalikan kualitas sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO
9001-2000.
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi cat tembok
ini terdiri dari :
a) Bahan baku utama :
- Air
- Tepung kapur ( calcium )
- Lem ( latek )
b) Bahan baku pendukung :
- Bahan baku tambahan ( additive )
- Pewarna ( pigment )
2.2.2 Produksi Cat Kayu ( Solvent Base Production )
Pada proses produksi cat kayu ini bahan baku yang
dipergunakan ada beberapa yang berbeda dengan proses produksi cat
tembok. Bahan - bahan yang digunakan antara lain :
a) Bahan baku utama :
4

b)
-

Minyak
Resin
Bahan baku pendukung :
Bahan baku tambahan ( additive )
Pigmen ( pigment )

2.2.3 Produksi Pasta Pigmen ( Pigment Paste )


Kegiatan utama produksi pasta pigmen adalah memproduksi
pasta pigmen untuk kebutuhan internal P.T Rajawali Hiyoto dan
sebagian lagi di jual ke perusahaan lain yang membutuhkan bahan
baku pewarna. Bahan baku yang digunakan dalam produksi pasta
pigmen adalah :
a) Bahan baku utama :
- Air
- Tepung warna
b) Bahan baku pendukung :
- Bahan baku tambahan ( additive )
2.2.4 Pendistribusian
Kegiatan utama yang ke empat adalah pendistribusian hasil
untuk melayani permintaan pasar di dalam negeri. Saluran distribusi
yang diterapkan oleh P.T Rajawali Hiyoto yaitu sebagai berikut : Konsumen
Produsen

Distributor

Pengecer

Konsumen

Gambar 1.1 Saluran Distribusi Produksi Cat


Sumber, P.T Rajawali Hiyoto tahun 2006
Untuk mendistribusikan produk cat P.T Rajawai Hiyoto
menggunakan dua distributor yaitu :
a) P.T Rajawali Alindo Perkasa ( RAP ) yang mendistribusikan
produk cat dengan
segmen pasar menengah ke bawah.
b) P.T Sandeco Corporation yang mendistribusikan produk cat
dengan segmen pasar
menengah keatas.
c) P.T Rajawali Hiyoto dalam memasarkan produknya mempunyai
perwakilan cabang ) yang berada di lima belas kota besar
yaitu :
5

1. Cabang Bandung
2. Cabang Surabaya
3. Cabang Semarang
4. Cabang Jakarta
5. Cabang Palembang
6. Cabang Padang
7. Cabang Pekanbaru
8. Cabang Balikpapan
9. Cabang Bali
10. Cabang Lampung
11. Cabang Medan
12. Cabang Menado
13. Cabang Bengkulu
14. Cabang Ujung Pandang
15. Cabang Banjarmasin
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka kerja yang di
fikirkan oleh manajer untuk membagi - bagi dan mengkoordinasi
aktivitas anggota suatu organisasi.
Secara umum suatu struktur organisasi merupakan gambaran
dari tanggung jawab, tugas dan kewajiban serta kekuasaan yang ada
pada personil dalam oganisasi atau perusahaan. Hal ini mempunyai
tujuan untuk memudahkan personil dalam melaksanakan
aktivitasnya. Aktivitas dilaksanakan agar tercapai tujuan akhir
yang telah di tetapkan.
Struktur organisasi yang terdapat di P.T Rajawali Hiyoto,
membantu pimpinan dalam melaksanakan pengawasan terhadap
aktivitas ( operasional ) perusahaan.
Bagian struktur organisasi P.T Rajawali Hiyoto secara umum
terlihat di lampiran 2.

2.4 Uraian Pekerjaan


Uraian pekerjaan merupakan tugas, tanggung jawab dan
wewenang dari personil yang terlibat di dalam perusahaan. Sesuai
6

dengan bagan struktur organisasi pada gambar diatas menguraikan


tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris
- Bertanggung jawab kepada pemegang saham.
- Menyelenggarakan rapat umum.
- Mengawasi pekerjaan direktur.
- Mengangkat dan memberhentikan direktur.
- Menerima atau menolak usulan direktur.
2. Direktur Utama
- Bertanggung jawab kepada dewan komisaris atau keseluruhan
aktivitas perusahaan.
- Membuat rencana pengembangan usaha.
- Membuat dan menetapkan kebijakan dan program kerja
tahunan.
- Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja.
3. Internal Auditor
- Bertanggung jawab kepada direktur.
- Melaksanakan audit semua bagian dalam perusahaan, dalam
hal sistem dan prosedur yang dijalankan.
- Menganalisis data akuntansi, keuangan, operasional dan
melaporkan hasil analisisnya kepada direktur.
- Memberikan saran kepada direktur.
4. Manufactur Manager
- Bertanggung jawab kepada direktur atas kegiatan operasional
manufaktur.
- Membuat perencanaan produksi sesuai order permintaan.
- Mengatur keseimbangan antara besarnya produksi yang
direncanakan dengan ketersediaan bahan yang diperlukan.
- Mengawasi seluruh kegiatan operasional manufaktur.
- Mengawali enam bagian yaitu :
a) Bagian Cat Tembok ( Water Base )
b) Bagian Cat Kayu ( Solvent Base )
c) Bagian Gudang Bahan ( Warehouse )
d) Bagian PPIC ( Production Planning And Inventory
Control )
e) Bagian Teknisi ( Technical )
7

f) Bagian Produksi Pasta Pigmen ( Pigment Paste)


5. Finance Manager
- Bertanggung jawab pada direktur utama atas seluruh aktivitas
bagian keuangan dan akuntansi.
- Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan kas.
- Mengevaluasi, menganalisis anggaran - anggaran yang akan
dilaksanakan oleh perusahaan.
- Bertanggung jawab melaksanakan perencanaan penerimaan
dan pengeluaran kas untuk waktu yang akan datang.
- Bertanggung jawab atas pengaduan barang - barang yang di
butuhkan perusahaan.
- Membawahi dua bagian yaitu :
a) Bagian keuangan.
b) Bagian akuntansi.
6. Marketing Manager
- Bertanggung jawab pada direktur utama atas seluruh kegiatan
penjualan dan pengadaan barang jadi.
- Bertanggung jawab terhadap pencapaian target penjualan dan
penerimaan hasil penjualan.
- Membuat program promosi dan strategi penjualan.
- Membawahi dua bagian yaitu :
a) Penjualan.
b) Logistik.
7. Laboratory Manager
- Bertanggung jawab terhadap direktur utama atas seluruh
aktivitas R&D.
- Membuat laporan penemuan bahan baku, formula, dan
pengembangan proses.
- Mengadakan riset, menentukan formula cat yang diproduksi
dan mengadakan bahan baku pengganti.
- Membawahi tiga bagian yaitu :
a) R&D Cat Tembok ( Water Base )
b) R&D Cat Kayu ( Solvent Base )
c) R&D Pasta Pigmen ( Pigment Paste )
8. HR Manager
- Bertanggung jawab kepada direktur atas seluruh aktivitas
legal
8

personil, people development and general affair.


Membuat laporan atas pengadaan, pengembangan dan
program pelatihan bagi karyawan.
Bertanggung jawab terhadap peraturan, kedisiplinan, dan tata
tertib karyawan.
Membawahi 3 bagian yaitu:
a) Bagian personalia.
b) Bagian umum, kendaraan dan pemeliharaan gedung.
c) Bagian people development.

9. Quality System and Productivity Manager


- Bertanggung jawab pada direktur atas aktifitas seluruh sistem
perusahaan
secara keseluruhan.
- Bertanggung jawab terhadap pencapaian tingkat produktifitas.
- Melakukan pengukuran pencapaian tingakat produktifitas.
- Bertanggung jawab terhadap aktifitas penerapan sistem
manajemen mutu.
- Membawahi 3 bagian yaitu :
a) Pengendalian Sistem ( Quality System )
b) Pengendalian Kualitas ( Quality Control )
c) Pengendalian Proses ( Procescontrol )
10. Purchasing Manager
- Bertanggung jawab terhadap pengadaan barang barang yang
dibutuhkan perusahaan.
- Memilih supplier yang ada, sesuai dengan kualitas barang dan
syarat pembayaran yang menguntungkan perusahaan.
- Menerima permintaan pembelian dari departemen yang
membutuhkan dan memastikan bahwa barang yang diminta
benar - benar dibutuhkan.
- Bartanggung jawab melaksanakan pembelian sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan.
- Bertanggung jawab dalam melakukan pemesanan bahan baku
dan bahan penolong kepada supplier sesuai dengan
permintaan pihak yang telah membutuhkan.
- Bertanggung jawab terhadap tindak lanjut atas barang barang yang telah dipesan tetapi belum diterima oleh
prusahaan.
9

Membuat laporan pembelian.


Membuat laporan komplain kepada supplier jika bahan baku
yang di beli tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
perusahaan.

2.5 Tinjauan Pustaka


2.5.1 Latar Belakang
Sejarah singkat
- 35.000 SM = Batuan dan perekat ( getah, lemak ) di pakai
goa - goa. (Kresnoadi, 2007)
- 2.500 SM =
Bangsa Mesir banyak menggunakan cat
berwarna biru. (Kresnoadi, 2007)
- 300 SM =
Berdiri museum perpustakaan Alexandria.
(Kresnoadi, 2007)
- 1 SM
= Bangsa Yunani menemukan cat putih, hijau,
ungu yang direkatkan kebebatuan dengan menggunakan lilin.
- 1932 SM = Berdiri pabrik cat di Indonesia. (Kresnoadi,
2007)
Cat adalah bahan pelapis yang digunakan untuk memperindah,
melindungi dan menampilkan fungsi spesial lainnya pada substrat
(permukaan yang akan di cat ). (Susyanto, 2009)
Sifat Dasar Cat
- Daya rekat.
- Mudah diaplikasi.
- Dapat menutupi permukaan dengan mudah dan membentuk
cohesive film.
- Memberikan perlindungan.
- Dapat tahan lama.
- Kualitas yang konsisten.
Komposisi Utama Cat
1. Resin/Binder ( perekat )
Cairan bening sampai keruh yang berfungsi untuk mengikat
pigmen ( pewarna ) dan memberikan kilap, kadar kekerasan, dan
daya lekat pada cat. (Herlina, 2013)
Fungsi utama: Membentuk lapisan/film kering yang mengikat
komponen - komponen bahan baku cat menjadi satu.
2. Pigment ( pewarna )
10

Partikel padat yang terdispersi dalam cat dan tidak larut dalam
binder. (Mclaren, 1986)
Fungsi utama : Sebagai pewarna dan memantapkan hasil pengecetan.
Fungsi :
- Memberi warna.
- Menambah daya tahan.
- Memberi perlindungan terhadap karat.
- Mengurangi kadar kilap.
- Meningkatkan kekentalan ( viskositas ).
Pigmet berdasarkan golongan senyawanya dibedakan menjadi :
a) Pigment Organik
b) Pigment Anorganik
3. Solvent ( pengencer/pelarut )
Merupakan cairan yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
- Sebagai pelarut resin ( perekat ).
- Sebagai media antara resin dan pigmen sehingga dapat
tercampur dengan sempurna.
- Untuk mendapat kekentalan cat yang tepat sehingga mudah
diaplikasi.
- Sebagai kontrol viskositas dan kontrol waktu pengeringan.
Berbagai jenis solvent :
- Air
- Hidrokarbon alifatik
- Terpenes
- Hidrokarbon aromatik
- Alkohol
- Ester
- Keton
- Eter
Faktor - faktor dalam penentuan/seleksi solvent:
a. Faktor utama :
- Compatibility
Kecocokan ( kesesuaian ) antara solvent dengan binder.
- Penguapan
Setiap jenis cat mempunyai ketentuan pengeringan yang
berbeda, penguapan solventnya harus dipilih yang sesuai.
b. Faktor lain :
11

Flash point ( titik nyala )


Kadar racun
Bau
Harga

4. Additive
Merupakan bahan tambahan yang secara umum berfungsi
memberikan atau memperbaiki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh
binder, pigmen, dan solvent. (Herlina, 2013)
Contoh bahan additive pada cat, antara lain :
1) Preservatif
Berfungsi menghambat atau mematikan pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat merusak kualitas cat melalui proses
penguraian komponen cat oleh mikroorganisme tersebut sehingga
perlu penambahan preservatif agar cat lebih tahan lama terutama
untuk Cat Water Base.
2) Defoamer
Berfungsi mencegah pembentukan foam ( busa ) pada saat cat
diaduk atau pun pada saat cat diaplikasikan pada substrat. Busa yang
timbul akan memberikan permukaan bergelombang, seperti kulit
jeruk pada substrat karena adanya udara yang terkurung dalam
lapisan aplikasi inilah yang disebut efek kulit jeruk. (Herlina, 2013)
3) Dryer
Membantu pengeringan alkyd sampai dengan 3 oleoresinous
dan epoxy ester binder. (Herlina, 2013)
5. Exstender
Exstender merupakan bagian yang terdispersi dalam cat akan
tetapi tidak larut dalam binder. Tidak berfungsi sebagai pemberi
warna atau pemberi daya tutup. Berfungsi untuk memodifikasi dan
memperbaiki sifat cat, misalnya : Flow dan Gloss. (Herlina, 2013)

Skema Teknik Pembuatan Cat

12

Gambar 1.2 alur produksi cat


Proses Pembuatan Cat :
1). Tahap Dispersi
Pada tahap ini air, pigmen dan aditif dicampurkan dengan
pasta ( terdiri dari campuran agregat ), dan selanjutnya digiling
( grinding ) hingga halus dan merata.
2). Tahap Pencampuran
Ditahap ini mulai dicampurkan bahan pengikat ( binder/lem
) dan bahan tambahan aditif lainnya ( fungisida/anti jamur, anti
bakteri, bahan pewangi/aroma terapi, dll. ), pada tahap ini
sebenarnya cat sudah jadi hanya saja belum berwarna. Selanjutnya
dicampurkan bahan pewarna yang telah dipilih sebelumnya,
kemudian semuanya diaduk hingga merata. Proses penyesuaian
warna pun dilakukakan pada bagian ini.
Catatan: Proses pada tahap ini merupakan proses untuk cat readymix ( non-tinting ), dan khusus untuk cat tinting, ada sedikit
perbedaan yaitu proses pewarnaannya tidak dilakukan di tahap ini13
tapi dilakukan di toko - toko dengan menggunakan mesin tinting.

3). Tahap Pengujian


Cat ini kemudian diuji untuk standarisasi : warna, sifat
aplikasi, dan fitur - fitur lainnya. Hal ini disesuaikan untuk
memenuhi standar spesifikasi untuk pemasaran.
4). Tahap Packaging
Teknologi pengisian dan pengepakkan saat ini sudah
modern yaitu melalui sistem otomatisasi, sehingga mempercepat
proses produksi. Selanjutnya semua cat yang sudah dikemas
disimpan digudang, dan siap untuk distribusikan ke semua toko toko bahan bangunan.
2.5.2 Pigmen dan Filler
A. Indeks Bias
Tabel 1.1 Indeks Bias ( Refractive Index )
Substance
Refractive
Substance
Refractive
Index
Index
Quartz
1,55
BaSO4
1,64
Talk
1,55
TiO2
2,70
Kaolin
1,56
Polyacrylate
1,48
CaCO3
1,57
Udara
1,00
Mika
1,58
Air
1,33
Dolomite
1,60
B. Jenis Pigmen (Koleske, 1995)
1). Anorganik : Red (Iron Oxyd); Yellow (Iron Oxyd, Lead
Chromate); Brown (Iron Oxyd); Black (Iron
Oxyd, Carbon Black); Green (Chrome Oxide)
Orange (Lead Molibdate).
2). Organik : Blue (Pthalocyanine); Green (Pthalocyanine);
Violet (Carbazole).
C. Jenis - jenis Filler
14

1). CCN ( Callcium Carbanium Naturals ), terdiri dari : Calcite &


Chalk
Chalk
: Digunakan untuk interior paint dan
berpengaruh pada Pigment Distribution.
Calcite
: Low cost, ketahan cuaca cukup baik,
dapat menyebabkan Effloresence.
2). CCP ( Callcium Carbanium Precipitatum )
Ukuran partikel dan tingkat brightness cukup baik, dapat
meningkatkan Pigment Distribution.
3). Dolomite
4). Kaolin ( China Clay )
- Sangat halus.
- pH 5,5.
- Berwarna kekuningan.
- Flatting.
- Berpengaruh terhadap Pigment Distribution.
- Control Rheologi.
- Tidak tahan cuaca.
- Oil Absorptionnya tinggi.
5). Barium Sulfat, terdiri dari : Barite Naturally & Blance FixePrecipitated
- Di alam sebagai air barite.
- Diendapkan sebagai Blanc Fixe.
- Sangat cemerlang.
- Tahan terhadap bahan kimia.
- Oil Absorptionnya rendah.
- Memiliki berat jenis yang tinggi.
6). Aluminium Silicate
- Oil Absorbtionnya tinggi.
- Good Brightness.
- Good Pigment Distribution.
- Meningkatkan porositas.
7). Diatomaceous Earth
- Flatting.
- Sheen Control.
- Oil Absorptionnya tinggi.
15

8). Quartz
9). Talk
- Mg-Silicate.
- Sangat lembut.
- Hyrophotic filler.
- Menaikkan Cracking.
- Menaikkan Scrub Resistance
- Good Pigment Distribution.
- Kurang cemerlang.
10). Mica
- Al-Potasium Silicate.
- Menaikkan Cracking.
- Menaikkan Scrub Resistance/ketahanan gosok.
- Water resistance.
- Kurang cemerlang.
Pengaruh Filler :
- Cost/biaya.
- Wearthering resistance/ketahanan cuaca.
- Scrub resistance/ketahanan gosok.
- Gloss reduction/gloss berkurang.
- Rheologi.
- Settling/pengendapan.
- Crackin/retak.
- Dry Hiding/penurunan daya tutup.
Karakteristik Filler :
- Price/harga.
- Ukuran partikel.
- Bentuk partikel.
- Brightness/kecerahan.
- Berat jenis.
- Oil Absorpsion Value.
- Indeks bias.

16

Tabel 1.2 Klasifikasi Filler


Jenis Filler
A
B
C
Al-Sillicate
1
9
3
Diatomaceous
2
1
5
Earth
Calceined Clay
3
8
4
China Clay
4
4
7
Mica
5
5
8
Talk
6
6
9
Chalk
7
3
6
Calcite
8
2
2
Blanc Fixe
9
7
1
TiO3
Dolomite
Campuran TalkDolomite
Quartz
-

D
2
6

E
-

F
-

4
7
5
7
10
9
3
1
-

8
6
4
1
3
2
5

8
4
6
1
3
2
7

Keterangan :
-

Nomor menandakan urutan tertinggi


A = Nilai Oil Absorption ( dalam g/100 g )
B = Ukuran rata - rata partikel
C = Whiteness
D = Harga
E = Chalking
F = Cracking setelah tiga tahun ( 45 % PVC)
untuk warna Red Brown

D. Oil Absorption
- Secara langsung menunjukan kebutuhan binder.
- Range 10 160 ( g/100 g sampel ).
- Menunjukan bentuk dan ukuran partikel.
2.5.3 Rheologi
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang flow dan
deformasi ( pembentukan kembali ). Sehingga Rheologi erat
kaitannya dengan viskositas. Viskositas dalam konteks ini di
definisikan sebagai ketahan liquid terhadap flow.
17

Viskositas, dalam bahasa sederhana sering diartikan sebagai


kekentalan dari suatu zat cair. Makin kental atau makin tinggi
viskositas suatu zat cair, akan makin sukar zat cair itu dituangkan.
Viskositas adalah gaya yang diperlukan untuk menggerakkan satu
lapisan zat cair terhadap lapisan dibawahnya. (Boxal, 1981)
Lapisan bergerak

Lapisan diam
Gambar 1.3 lapisan cat
Partikel - partikel zat cair akan saling berinteraksi dan karena
itu untuk menggerakkan satu lapisan partikel terhadap partikel lain
akan di perlukan gaya. Makin besar gaya ini, viskositas zat cair itu
makin besar. Satuan viskositas adalah poise yang diambil dari nama
penemunya Poiseulle. (Boxal, 1981)

Gambar 1.4 Jean-Louis-Marie Poiseuille Born 22 Apr 1799,


died 26 Dec 1869
18

Jika gaya sebesar 1 dyne dapat menyebabkan 1 cm 2 lapisan zat


cair bergerak terhadap lapisan yang ada dibawahnya sejauh 1 cm
dengan percepatan sebesar 1 cm/detik2, dikatakan cairan itu
mempunyai viskositas 1 poise.
Viskositas dari suatu zat cair, secara teoritis dapat dilakukan
dengan mengukur tekanan yang diperlukan agar suatu zat cair itu
dapat bergerak didalam pipa kapiler pada jarak dan kecepatan
tertentu.
Dengan menggunakan persamaan :
=

p.r4.t
8.v.l

Keterangan :
P = Tekanan yang diperlukan agar zat cair dapat bergerak di
dalam pipa kapiler.
r = Jari - jari pipa kapiler.
t = Waktu pengaliran.
V = Volume zat cair.
l = Panjang pipa kapiler.
Pengukuran viskositas mutlak seperti digambarkan diatas sukar
sekali dilakukan, viskositasnya biasanya tidak diukur secara mutlak
tapi secara relative dalam arti dibandingkan dengan zat cair lain yang
diketahui viskositasnya. Alat yang dipergunakan dinamakan
viskometer.
Rumus yang digunakan untuk menghitung viskositas relatif
adalah :

d1.t1
d2.t2

Keterangan :
d1 = Kerapatan atau massa jenis zat cair yang standard.
d2 = Kerapatan atau massa jenis zat cair yang diukur
viskositasnya.
t1 = Waktu yang diperlukan bagi zat cair standard.
t2 = Waktu yang diperlukan bagi zat cair yang diukur.
19

Viskositas dari suatu zat cair harganya tergantung pada


suhunya. Secara umum dapat dikatakan kalau harga viskositas akan
makin kecil kalau suhu bertambah besar atau viskositas berbanding
terbalik dengan suhunya.
Hubungan suhu dengan viskositas dapat dinyatakan dengan
persamaan :

Log = A + B . 1
T
Kalau persamaan hubungan viskositas dengan suhu dari suatu
zat cair diketahui, maka akan selalu dapat dihitung viskositas zat cair
pada sebagian suhu.
Tabel 1.3 Viskositas Berbagai Zat Cair Pada Berbagai Suhu
Nama Zat
00C
250C
500C
Air
0,01793
0,00895
0,00549
Etanol
0,0179
0,0109
0,00698
Benzene
0,0090
0,0061
0,0044
Fluiditas dari suatu zat cair adalah kebalikan dari viskositas dan
ini dapat dikatakan sebagai kemudahan dari suatu zat cair untuk
dialirkan.

Metoda Pengukuran Rheologi


20

A.

Bubble

Viscometer

(Viskometer

Gelembung)

Gambar 1.5 Bubble Viscometer


Yang paling umum dikenal adalah Gardner Holdt. Instrument
tersebut terdiri dari beberapa tabung yang mengandung cairan
dengan kisaran viskositas antara 0,5 hingga 15 x 103 mm2/s, yang
mana tiap tabung yang mendahuluinya berselisih 25 %. Tabung tabung bubble ini tersusun secara alphanumeric dan terkalibrasi pada
suhu 250C.
21

Dalam penggunaannya, tabung sampel diisi hingga tanda batas


dengan cairan yang akan diukur, sehingga ruang udaranya sama
dengan tabung - tabung standar. Tabung sampel ditutup rapat dan
dicelupkan ke dalam waterbath pada suhu 250C bersama dengan
tabung standar.
Viskositasnya ditentukan dengan memindahkan tabung sampel
dan tabung standar dari waterbath, lalu membalikkannya, dan
mengukur waktu naiknya gelembung dari tabung. Waktu yang paling
dekat dengan standar, viskositasnya terukur sama dengan standar
tersebut.
Keuntungan metoda ini yaitu, sampel selalu dibandingkan
dengan standar, pengujiannya sederhana dan tidak membutuhkan
operator dengan skill tinggi.
Permasalahan dari metoda ini yaitu, besarnya keterbatasan
pengukuran untuk material transparan/bening, seperti minyak,
pernis, dan lain-lain.
B. Falling Sphere Viscometer (Viskometer Metoda Bola Jatuh)

22

Gambar 1.6 Falling Sphere Viscometer


Metoda ini tidak sering digunakan dalam industry Surface
Coating. Dengan metoda ini, sampel yang akan dites dibawa pada
temperatur konstan, biasanya 250C, waktu bola standar dijatuhkan
pada cairan hingga mencapai jarak tertentu dicatat. Melalui
persamaan yang rumit, akhirnya viskositas dapat ditentukan sebagai
Pa.s.
Metoda ini relatif sederhana dan murah. Metoda ini juga
memberikan hasil yang baik jika digunakan untuk mengukur cairan
Newtonian.
C. Effluxs Cups
Berbagai jenis Efflux Cups tersedia untuk digunakan pada
industry Surface Coating. Jenis yang paling umum digunakan adalah
:
1. BS Cup
BS Cup sangat mudah digunakan, instrument ini terbuat
dari aluminium anodized dengan orifice stainless steel, untuk
mengukur konsistensi cat, pernis dan produk sejenis. Yang
diukur adalah viskositas kinematik yang umumnya dinyatakan
dalam detik (s) waktu alir.
23

Gambar 1.7 BS Cup


2. Ford Cup
Ford Cup adalah instrument gravitasi yang memungkinkan
sebuah aliran yang diukur waktunya serta volume dari cairan
melewati sebuah lubang yang terletak di bagian bawah Ford
Cup. Dalam kondisi yang ideal, laju aliran ini akan sebanding
dengan kinematik viskositas ( dinyatakan dalam stoke dan
centistokes ) yang tergantung pada berat jenis dari cairan
tersebut. Hal yang harus diperhatikan adalah ketika kita
menggunakan Ford Cup untuk melakukan tes ulang cairan,
suhu Ford Cup dan suhu cairan yang akan diuji harus
dipertahankan, karena suhu lingkungan membuat perbedaan
yang signifikan untuk viskositas ( laju alir cairan tersebut ).

24

Gambar 1.8 Ford Cup


3. DIN Cup
Din Cup adalah sebuah instrument gravitasi yang
digunakan untuk mengukur laju alir cairan. Instrument ini
terbuat dari stainless steel bagian tubuh alat ini terbuat dari
alumunium padat. DIN Cup memiliki cincin/ring dengan
diameter 2 mm, 4 mm, 6 mm, dan 8 mm.

Gambar 1.9 DIN Cup


4. Zahn Cup
Zahn cup adalah perangkat pengukur viskositas yang
banyak digunakan dalam industri cat. Instrument ini umumnya
terbuat dari stainless steel dengan lubang kecil yang terdapat di
tengah bagian bawah cup. Terdapat sebuah pegangan yang
melekat pada sisi alat. Ada lima spesifikasi Zahn Cup, berlabel
Zahn cup # x, di mana x adalah nomor dari satu sampai lima.
Zahn Cup yang berukuran besar digunakan ketika mengukur
cairan dengan viskositas yang tinggi, sementara Zahn Cup
yang berukuran kecil digunakan untuk mengukur cairan dengan
viskositas yang rendah. Untuk menentukan viskositas cairan,
cup dicelupkan sampai benar - benar terisi penuh oleh
substansi. Setelah itu angkat cup dari substansi tersebut.
Kemudian, ukur waktu ( laju alir ) cairan yang keluar dari
lubang cup. Zahn Cup dapat mengkonversi waktu penghabisan
untuk viskositas kinematik dengan menggunakan persamaan
untuk setiap nomor spesifikasi cup, di mana (t) adalah waktu
penghabisan dan () adalah viskositas kinematik di centistokes.
Zahn Cup # 1: = 1.1 ( t 29 )
25

Zahn Cup # 2: = 3.5 ( t 14 )


Zahn Cup # 3: = 11,7 ( t 7,5 )
Zahn Cup # 4: = 14,8 ( t 5 )
Zahn Cup # 5: = 23 t

Gambar 1.10 Zahn Cup


Keempat tipe tersebut tersedia dalam berbagai ukuran dengan
lubang diameter yang berbeda - beda. Semuanya dioperasikan sama,
yaitu melalui pengukuran waktu alir cairan untuk keluar seluruhnya
dari cup tersebut.
Kekurangan dasar dari metoda ini yaitu bahwa shear rate dan
shear stress berubah seiring dengan berkurangnya cairan. Laju pada
awal pengukuran lebih besar dibanding laju pada akhir pengukuran,
dikarenakan pengukuran volume didalam cup. Efflux Cups tidak
cocok digunakan untuk Non-newtonian liquid.
D. Stormer Viscometer ( Viscometer Stormer )

26

Gambar 1.11 Stormer Viscometer


Viscometer stormer terdiri dari kayuh/dayung yang tertahan
pada kumparan yang berputar. Model aslinya membutuhkan
timbangan yang mesti disesuiakan hingga tercapai 100 rotasi per 30
s, akan tetapi model terbarunya telah dilengkapi dengan kepala
stroboscopic sehingga pengukuran lebih efisien.
Temperatur standar untuk tiap pengukuran adalah 25 0C. Hasil
pengukuran diperoleh dengan mencatat berat yang dibutuhkan untuk
mencapai 200 rpm. Nilai dalam gram kemudian dikonversikan
kedalam satuan Krebs, yang tidak dapat dikorelasikan dengan satuan
viskositas lainnya.
Instrument ini dapat digunakan pada cairan Newtonian maupun
Non-newtonian. Design dari kayuh/dayung menyebabkan shear rate
actual tidak dapat ditentukan. Kelemahan lainnya yaitu bahwa satuan
Krebs bukanlah satuan standar. Bagaimanapun juga, viskometer
stormer merupakan metoda sederhana yang dapat digunakan dalam
Industry Surface Coating.
E. Rotothinner

27

Gambar 1.12 Rotothinner


Rotothinner merupakan instrument elektrik yang
menggunakan bandul berputar konstan pada 570 rpm. Tenaga
putaran terbentuk ketika bandul berputar di dalam sampel yang
diperiksa dan di transfer melalui wadah sampel, yang menyebabkan
berpuntirnya pegas dan memberikan hasil skala pembacaan dalam
Poise.
Karena designnya, instrument ini sangat berguna dalam control
kerja, juga dapat digunakan di laboratorium untuk control
pengenceran bahan hingga dicapai viskositas tertentu, sehingga
memfasilitasi prediksi koreksi batch.
Rotothinner merupakan instrument yang kuat, cepat dan
sederhana untuk digunakan serta mudah dibersihkan.
Karena designnya pula, shear rate yang di dapat tidaklah
konstan, akibatnya instrument ini tidak dapat memberikan hasil
pengukuran yang sama untuk tiap pengukuran ulang. Bagaimanapun
juga Rotothinner merupakan instrument yang paling baik digunakan
untuk pekerjaan rutin.
28

F. Brookfield Viscometer

Gambar 1.13 Brookfield Viscometer


Viskometer Brookfield mungkin merupakan usaha yang
terbaik dalam sebuah instrumen yang sederhana, untuk
menggabungkan kevalidan hasil dan pengoperasian yang mudah.
Instrumen ini terdiri dari kumparan berputar yang kemudian
dicelupkan kedalam bahan yang diuji, dengan kecepatan putaran
konstan. Pembacaan skala angka didasarkan kepada puntiran pegas.
Tergantung modelnya, berbagai kecepatan putaran dapat diatur
sesuai keinginan. Juga tersedia berbagai ukuran kumparan yang
dapat disesuaikan dengan kental atau tidaknya suatu bahan.
Instrument ini tidak mendapat pengaruh dari kelemahan kelemahan yang ditemukan pada instrument - instrument lainnya,
disebabkan karena instrument ini menghasilkan shear rate yang
konstan ( bergantung kepada pemilihan kecepatan dan ukuran
kumparan ). Instrument ini juga menghasilkan side wall effect ( efek
sisi dinding yang kecil ) sehingga sangatlah mungkin untuk
menghubungkan shear strees dan shear rate.
Masalah utama instrument ini yaitu tidak teramatinya range
shear rate yang tinggi, akan tetapi shear rate dengan range 100 102
S-1 masih mungkin teramati.
29

G. Cone and Plate Viscometers ( Viskometer Kerucut dan


Bidang Datar )

Gambar 1.14 Cone and Plate Viscometer


Mungkin viscometer yang paling memuaskan adalah
viscometer kerucut dan bidang datar. Pada alat ini secara teoritis
sampel yang dites tidak bergerak dan akan memiliki shear rate yang
konstan.
Beberapa jenis Viskometer Kerucut dan Bidang Datar yang
umum digunakan :
1. ICI Brushometer
2. The Weissenberg Rheogonoimete

H. Daya Tutup ( Opacity )


Dalam paint and coatings Dictionary terbitan tahun 1978
oleh Federation of Societies for Coating Technology, Daya Tutup
diartikan sebagai kemampuan dari cat setelah diaplikasikan secara
seragam untuk menyembunyikan atau menutupi permukaan,
memberikan warna serta menghilangkan jejak/noda.
30

Daya tutup juga didefinisikan sebagai kemampuan suatu


spesimen untuk mencegah transmisi cahaya serta menghalangi
kontak yang terjadi pada spesimen tersebut.
Daya tutup sangat bergantung kepada kemampuan lapisan
cat untuk mengabsorpsi dan memendarkan cahaya. Secara alamiah,
ketebalan lapisan serta konsentrasinya dari pigmen yang terkandung
dalam cat mempunyai peran yang sangat penting untuk memberikan
Daya Tutup.

Gambar 1.15 daya tutup


Faktor yang penting dalam Daya Tutup suatu bahan
pelapis permukaan adalah perbedaan nilai indeks biasa yang dimiliki
oleh komponen pigmen serta komponen bahan pengikat yang
terkandung didalamnya. Semakin besar perbedaan indeks bias antara
pigmen dengan bahan pengikat, maka akan semakin menutup pula
suatu lapisan cat yang nampak di bawah kondisi yang sama.
Metode pengujian yang digunakan untuk mengukur Daya
Tutup adalah dengan menggunakan instrumen yang menghitung
reflektan dari permukaan hitam serta putih. Perlakuan khusus
dibutuhkan untuk memperoleh lapisan dengan ketebalan yang
diinginkan.
Serta praktis Daya Tutup dinyatakan sebagai perbandingan
kontras melalui persamaan :
Daya Tutup= Reflektan pada permukaan hitam X 100%
Reflektan pada permukaan putih
Daya tutup 100% berarti penyimpanan yang sempurna,
tidak ada perbedaan yang dapat dilihat antara permukaan hitam dan
putih. Weber - Fechner menyatakan bahwa mata manusia tidak dapat
mengambil perbedaan kurang dari 2 % di bawah kondisi normal,
sehingga disimpulkan bahwa daya tutup yang sempurna merupakan
perbandingan kontras sebesar 98,00%.
31

Gambar 1.16 Weber Ernst Heinrich (1795 - 1878) &


Fechner Gustav Theodor (1801 - 1887)
I. Spektrofotometer Colour - Guide
Suatu bidang berwarna memiliki kemampuan untuk menyerap
dan memantulkan sinar dari suatu sumber cahaya yang memancarkan
spektrum sinar tampak ( 400 - 700 nm ). Sinar dengan panjang
gelombang sesuai dengan warna bidang tersebut akan dipantulkan,
sedangkan sinar dengan panjang gelombang berbeda dengan warna
bidang akan diserap. (Marysalamone, 1998)

32

Gambar 2.1 Spektrofotometer


Spektrofotometer memanfaatkan prinsip tersebut untuk
mengukur intesitas warna suatu objek. Dengan demikian, pada
dasarnya spektrofotometer merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk mengukur intensitas warna berdasarkan kepada pengukuran
nilai reflektan tersebut ditransformasikan oleh alat menjadi data CIE
L*a*b. Dengan prinsip yang sama, alat ini juga dapat digunakan
untuk mengukur daya tutup dalam hal ini menyatakan dengan
Contrast Rasio, yaitu perbandingan reflektan pada permukaan hitam
dengan reflektan pada permukaan putih dikali 100%.
(Marysalamone, 1998)

33

Gambar 2.2 Skema pengukuran dengan alat spektro 1


CIE L*a*b merupakan sistem warna terlengkapi yang
digunakan secara konversional untuk menjelaskan seluruh warna
yang dapat terlihat oleh mata manusia. Sistem tersebut
dikembangkan untuk tujuan khusus oleh komisi internasional dalam
pencahayaan.
( Commision Internationale dEclairage, CIE ).

Gambar 2.3 Skema pengukuran dengan alat spektro 2


Sistem CIE L*a*b tersebut terdiri atas tiga koordinat. Tiga
koordinat dasar mewakili lightness dari warna ( L*, L* = 0 untuk
hitam sempurna and L* = 100 untuk putih ), posisi antara merah dan
hijau ( a* nilai 34egative menunjukan warna hijau sedangkan nilai
positif menunjukan warna merah ) posisi antar kuningdan biru ( b*,
nilai 34egative menunjukan warna biru dan nilai positif menunjukan
warna kuning ). (Billmayer, 1981)

34

Gambar 2.4 kuadran warna hasil pengukuran cat


J. Kilap ( Gloss )
Kilap adalah kesan visual yang menampakan kilap dari suatu
meteri ketika suatu permukaan benda dikenai cahaya. Semakin
banyak cahaya langsung dipantulkan, semakin jelas kesan kilapnya.

Gambar 2.5 gloss


Efek kilap berdasarkan pada interaksi cahaya dengan sifat fisik
permukaan sampel. Mata manusia masih merupakan alat terbaik
untuk mengetahui perbedaan kilap, namun kontrol permukaan visual
tidak cukup, karena setiap orang melihat dan menilai berbeda.
(Billmayer, 1981)
Disamping itu, persepsi subjektif penampilan kilap suatu
benda bergantung pada pengalaman pribadi, ukuran kilap untuk
35

kertas mungkin berbeda untuk otomotif. Alat gloss meter dapat


mengevalusi kilap suatu permukaan benda.
a)
b)
c)
d)

Tingkat kilap
Flat / Matt / Doff : 2 6 Gloss Unit
Eggshell
: 6 30 Gloss Unit
Semi Gloss
: 30 70 Gloss Unit
High Gloss
: 70 90 Gloss Unit

36

2.6 Prosedur Pengujian Kualitas Cat


2.6.1 Pengujian Kehalusan Menggunakan Grindometer
Prosedur Kerja :
1) Letakan Grindometer pada permukaan rata dan tidak licin
pastikan Grindometer dengan keadaan bersih.
2) Kemudian, aduk sampel uji pada wadah dan diberi air, kurang
lebih 3 tetes lalu aduk hingga merata.
3) Lalu, letakan sampel uji pada bagian ujung kearah penguji,
kemudian lakukan pengujian melalui Grindometer dalam
waktu 1 - 3 detik.
4) Segera amati daerah titik - titik yang mulai tampak sebagai pola
bintik yang jelas pembacaan diusahakan tidak melebihi waktu
10 detik sejak penarikan.
5) Catat hasil pengamatan sebagai tingkat kehalusan.
2.6.2 Pengujian Warna Menggunakan Colorphere/Komputer
Warna
Prosedur pengukuran Color Diffrence, Color Strength,
Whiteness dan Yellowness :
1) Klik ganda pada menu pilihan Quality Control hingga muncul
tampilan Quality Control .
2) Tekan F9 atau klik Sample pada menu Measure hingga
muncul tampilan Sample Measurement-Reflectance .
3) Apabila akan mengambil data pengukuran yang disimpan
sebagai standar, langkahnya sebagai berikut :
a. Klik tombol standar file ( jenis cat ) hingga muncul
tampilan Standar File Seletion .
b. Pilih jenis cat yang akan di pakai sebagai standar file
hingga muncul tampilan Sample Measurement-File .
c. Pada tampilan Sample Measurement-File , klik
tombol standar file hinggamuncul tampilan Sample
Measurement-File.
d. Pilih jenis standar cat yang akan di pakai, lalu klik tombol
OK hingga muncul data standar tersebut.

37

2.6.3 Pengujian Opacity atau Hidding Powder


Prosedur Kerja :
1)
Klik ganda pada menu pilihan Quality Control hingga muncul
Quality Contol . Klik Contrast Ratio dalam pilihan
Opacity pada menu Measure hingga muncul tampilan
Measure-Color Sphere klik tombol Measure hingga muncul
tampilan OK lalu klik ok.
2) Biarkan beberapa saat hingga muncul tampilan OpacityContrast Ratio.
3) Letakan sampel yang di aplikasikan pada dasar warna putih
tepat di atas port alat Color Sphere lalu klik tombol Measure
White lalu klik tombol Spektro hingga muncul tampilan
Measure-Color Sphere .
4) Tekan tombol Measure hingga muncul tampilan OK lalu
klik ok.
5) Biarkan beberapa saat hingga muncul tampilan OpacityContastRatio .
6) Klik tombol OK pada tampilan Opacty-Contrast Ratio
untuk melihat hasil Pengkuran.
2.6.4
Pengujian Viskositas:
Posedur Kerja :
Untuk memeriksa Viskositas ada 2 cara yaitu :
1) Dengan menggunakan Din Cup/Ford Cup ( dihitung waktu
untuk sampel turun sempurna dari Din cup/Ford Cup ).
2) Dengan menggunakan Rotothinner ( dilihat besar
kekentalannya langsung dari mesin ).
2.6.5
Pengujian pH dan Berat Jenis :
Prosedur Kerja :
1) Untuk memeriksa pH dari sampel langsung di ukur dengan
menggunakan pH meter.
2) Cocokkan hasil dengan spesifikasi.
3) Kemudian ambil piknometer lalu isi dengan sampel hingga
melibihi tanda batas.
4) Tutup piknometer hingga sample berhenti keluar dari lubang
yang ada di tutup Piknometer.
5) Hitung berat jenisnya dengan perhitungan sebagai berikut.
38

( Berat Viknometer + Sampel Berat Piknometer Kosong )


Volume Piknometer
6) Cocokan hasilnya dengan spesifikasi.
2.6.6 Pengujian Solid Content ( SC )
Prosedur Kerja :
1) Timbang kertas almunium foil kosong.
2) Masukan sampel ke dalam kertas almunium foil kurang lebih 1
gram.
3) Lalu masukkan ke dalam oven selama 1 jam pada suhu 120 oC.
4) Kemudian sampel di angkat dan di timbang kembali.
SC = Berat Penguapan Berat Kosong
Berat Kosong + Sampel

X 100%

2.6.7 Pengujian Strength:


Prosedur Kerja :
1) Timbang pigmen warna 0,25 gram dalam gelas kimia 50 ml.
2) Tambahkan 50 gram pasta cat ke dalam gelas kimia yang berisi
pigmen warna.
3) Aduk hingga homongen, lalu diaplikasi dengan menggunakan
aplikator 300 mikron.
4) Setelah kering periksa dengan menggunakan komponen warna.
2.6.8 Pengujian Daya Tutup menggunakan Aplikator 100 Mikron
:
Prosedur Kerja :
1) Siapkan kertas aplikasi di atas tempat yang kering lalu letakan
aplikator 100 mikron di kertas aplikasi tersebut.
2) Letakan sampel cat di atas kertas aplikasi di dekat aplikator 100
mikron.
3) Pegang aplikator dengan jari - jari dan tarik aplikator sepanjang
kertas aplikasi
4) dengan kecepatan kira kira 25 - 30 cm/detik.
5) Segera bersihkan aplikator yang dipakai dan keringkan lapisan
yang terbentuk.
6) Periksa kertas aplikasi dengan menggunakan komponen warna.
39

2.6.9 Pengunjian Gloss menggunakan Glossmeter BYK-Gardner


Prosedur Kerja :
1) Keluarkan alat dari wadahnya lalu nyalakan dengan menekan
tombol MODE .
2) Pilih sudut pengukuran yang akan digunakan dengan menekan
tombol MODE hingga muncul tampilan CHANGE
GEOMETRY .
3) Pilih sudut pengukuran dengan menekan tombol OPERATE
lalu tekan MODE .
4) Tekan tombol MODE hingga muncul tampilan SAMPEL
MODE .
5) Letakan alat di atas test panel kering sebagai media aplikasi
dari cat tepat pada alat sensor alat.
6) Tekan tombol OPERATE dan tunggu berapa menit,
kemudian muncul nilai gloss dan ketebalan lapisan sampel
tersebut.

40

Anda mungkin juga menyukai