PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kerja Praktek (KP) merupakan suatu kegiatan Kerja Praktek
yang dilaksanakan mahasiswa di suatu instansi dalam rangka
menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh di perkuliahan agar
mahasiswa memperoleh gambaran yang komprehensif praktek kerja
pada bidang ilmu yang dipelajari. Diadakannya kegiatan ini karena
sistem pembelajaran yang ada di Jurusan Kimia mengacu pada
pendidikan yang berbasis pada lapangan/bidang pekerjaan yang
diharapkan setelah lulus, mahasiswa dapat terjun langsung ke
industri berbasis kimia
atau lembaga-lembaga penelitian.
Pelaksanaan kegiatan ini disesuaikan dengan kurikulum akademik
yang berlaku di Jurusan Kimia, yang diharapkan dapat mengenal
lebih jauh mengenai dunia industri/instansi.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan pelaksanaan KP adalah :
a. Menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah diperoleh.
b. Membentuk mahasiswa yang terampil, mampu bekerjasama,
mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan dunia industri
atau instansi/lembaga penelitian.
c. Memahami suasana dan kondisi objektif lapangan kerja.
d. Meningkatkan
wawasan
mengenai
industri
atau
instansi/lembaga penelitian.
e. Membangun jejaring kerja dengan pihak pengguna lulusan
Jurusan Kimia Unjani.
f. Sebagai wahana memperoleh umpan balik untuk peningkatan
kualitas penyelenggaraan pendidikan sesuai kebutuhan dunia
kerja.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1
Kegiatan Perusahaan
P.T Rajawali Hiyoto merupakan kegiatan operasional untuk
memproduksi cat tembok dan melayani pasar yang semakin
meningkat.
Kegiatan perusahaaan itu meliputi :
2.2.1 Produksi Cat Tembok ( Water Base Production )
Proses pembuatan cat tembok mengacu pada prosedur yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk
mengendalikan kualitas sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO
9001-2000.
Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi cat tembok
ini terdiri dari :
a) Bahan baku utama :
- Air
- Tepung kapur ( calcium )
- Lem ( latek )
b) Bahan baku pendukung :
- Bahan baku tambahan ( additive )
- Pewarna ( pigment )
2.2.2 Produksi Cat Kayu ( Solvent Base Production )
Pada proses produksi cat kayu ini bahan baku yang
dipergunakan ada beberapa yang berbeda dengan proses produksi cat
tembok. Bahan - bahan yang digunakan antara lain :
a) Bahan baku utama :
4
b)
-
Minyak
Resin
Bahan baku pendukung :
Bahan baku tambahan ( additive )
Pigmen ( pigment )
Distributor
Pengecer
Konsumen
1. Cabang Bandung
2. Cabang Surabaya
3. Cabang Semarang
4. Cabang Jakarta
5. Cabang Palembang
6. Cabang Padang
7. Cabang Pekanbaru
8. Cabang Balikpapan
9. Cabang Bali
10. Cabang Lampung
11. Cabang Medan
12. Cabang Menado
13. Cabang Bengkulu
14. Cabang Ujung Pandang
15. Cabang Banjarmasin
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka kerja yang di
fikirkan oleh manajer untuk membagi - bagi dan mengkoordinasi
aktivitas anggota suatu organisasi.
Secara umum suatu struktur organisasi merupakan gambaran
dari tanggung jawab, tugas dan kewajiban serta kekuasaan yang ada
pada personil dalam oganisasi atau perusahaan. Hal ini mempunyai
tujuan untuk memudahkan personil dalam melaksanakan
aktivitasnya. Aktivitas dilaksanakan agar tercapai tujuan akhir
yang telah di tetapkan.
Struktur organisasi yang terdapat di P.T Rajawali Hiyoto,
membantu pimpinan dalam melaksanakan pengawasan terhadap
aktivitas ( operasional ) perusahaan.
Bagian struktur organisasi P.T Rajawali Hiyoto secara umum
terlihat di lampiran 2.
Partikel padat yang terdispersi dalam cat dan tidak larut dalam
binder. (Mclaren, 1986)
Fungsi utama : Sebagai pewarna dan memantapkan hasil pengecetan.
Fungsi :
- Memberi warna.
- Menambah daya tahan.
- Memberi perlindungan terhadap karat.
- Mengurangi kadar kilap.
- Meningkatkan kekentalan ( viskositas ).
Pigmet berdasarkan golongan senyawanya dibedakan menjadi :
a) Pigment Organik
b) Pigment Anorganik
3. Solvent ( pengencer/pelarut )
Merupakan cairan yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
- Sebagai pelarut resin ( perekat ).
- Sebagai media antara resin dan pigmen sehingga dapat
tercampur dengan sempurna.
- Untuk mendapat kekentalan cat yang tepat sehingga mudah
diaplikasi.
- Sebagai kontrol viskositas dan kontrol waktu pengeringan.
Berbagai jenis solvent :
- Air
- Hidrokarbon alifatik
- Terpenes
- Hidrokarbon aromatik
- Alkohol
- Ester
- Keton
- Eter
Faktor - faktor dalam penentuan/seleksi solvent:
a. Faktor utama :
- Compatibility
Kecocokan ( kesesuaian ) antara solvent dengan binder.
- Penguapan
Setiap jenis cat mempunyai ketentuan pengeringan yang
berbeda, penguapan solventnya harus dipilih yang sesuai.
b. Faktor lain :
11
4. Additive
Merupakan bahan tambahan yang secara umum berfungsi
memberikan atau memperbaiki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh
binder, pigmen, dan solvent. (Herlina, 2013)
Contoh bahan additive pada cat, antara lain :
1) Preservatif
Berfungsi menghambat atau mematikan pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat merusak kualitas cat melalui proses
penguraian komponen cat oleh mikroorganisme tersebut sehingga
perlu penambahan preservatif agar cat lebih tahan lama terutama
untuk Cat Water Base.
2) Defoamer
Berfungsi mencegah pembentukan foam ( busa ) pada saat cat
diaduk atau pun pada saat cat diaplikasikan pada substrat. Busa yang
timbul akan memberikan permukaan bergelombang, seperti kulit
jeruk pada substrat karena adanya udara yang terkurung dalam
lapisan aplikasi inilah yang disebut efek kulit jeruk. (Herlina, 2013)
3) Dryer
Membantu pengeringan alkyd sampai dengan 3 oleoresinous
dan epoxy ester binder. (Herlina, 2013)
5. Exstender
Exstender merupakan bagian yang terdispersi dalam cat akan
tetapi tidak larut dalam binder. Tidak berfungsi sebagai pemberi
warna atau pemberi daya tutup. Berfungsi untuk memodifikasi dan
memperbaiki sifat cat, misalnya : Flow dan Gloss. (Herlina, 2013)
12
8). Quartz
9). Talk
- Mg-Silicate.
- Sangat lembut.
- Hyrophotic filler.
- Menaikkan Cracking.
- Menaikkan Scrub Resistance
- Good Pigment Distribution.
- Kurang cemerlang.
10). Mica
- Al-Potasium Silicate.
- Menaikkan Cracking.
- Menaikkan Scrub Resistance/ketahanan gosok.
- Water resistance.
- Kurang cemerlang.
Pengaruh Filler :
- Cost/biaya.
- Wearthering resistance/ketahanan cuaca.
- Scrub resistance/ketahanan gosok.
- Gloss reduction/gloss berkurang.
- Rheologi.
- Settling/pengendapan.
- Crackin/retak.
- Dry Hiding/penurunan daya tutup.
Karakteristik Filler :
- Price/harga.
- Ukuran partikel.
- Bentuk partikel.
- Brightness/kecerahan.
- Berat jenis.
- Oil Absorpsion Value.
- Indeks bias.
16
D
2
6
E
-
F
-
4
7
5
7
10
9
3
1
-
8
6
4
1
3
2
5
8
4
6
1
3
2
7
Keterangan :
-
D. Oil Absorption
- Secara langsung menunjukan kebutuhan binder.
- Range 10 160 ( g/100 g sampel ).
- Menunjukan bentuk dan ukuran partikel.
2.5.3 Rheologi
Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang flow dan
deformasi ( pembentukan kembali ). Sehingga Rheologi erat
kaitannya dengan viskositas. Viskositas dalam konteks ini di
definisikan sebagai ketahan liquid terhadap flow.
17
Lapisan diam
Gambar 1.3 lapisan cat
Partikel - partikel zat cair akan saling berinteraksi dan karena
itu untuk menggerakkan satu lapisan partikel terhadap partikel lain
akan di perlukan gaya. Makin besar gaya ini, viskositas zat cair itu
makin besar. Satuan viskositas adalah poise yang diambil dari nama
penemunya Poiseulle. (Boxal, 1981)
p.r4.t
8.v.l
Keterangan :
P = Tekanan yang diperlukan agar zat cair dapat bergerak di
dalam pipa kapiler.
r = Jari - jari pipa kapiler.
t = Waktu pengaliran.
V = Volume zat cair.
l = Panjang pipa kapiler.
Pengukuran viskositas mutlak seperti digambarkan diatas sukar
sekali dilakukan, viskositasnya biasanya tidak diukur secara mutlak
tapi secara relative dalam arti dibandingkan dengan zat cair lain yang
diketahui viskositasnya. Alat yang dipergunakan dinamakan
viskometer.
Rumus yang digunakan untuk menghitung viskositas relatif
adalah :
d1.t1
d2.t2
Keterangan :
d1 = Kerapatan atau massa jenis zat cair yang standard.
d2 = Kerapatan atau massa jenis zat cair yang diukur
viskositasnya.
t1 = Waktu yang diperlukan bagi zat cair standard.
t2 = Waktu yang diperlukan bagi zat cair yang diukur.
19
Log = A + B . 1
T
Kalau persamaan hubungan viskositas dengan suhu dari suatu
zat cair diketahui, maka akan selalu dapat dihitung viskositas zat cair
pada sebagian suhu.
Tabel 1.3 Viskositas Berbagai Zat Cair Pada Berbagai Suhu
Nama Zat
00C
250C
500C
Air
0,01793
0,00895
0,00549
Etanol
0,0179
0,0109
0,00698
Benzene
0,0090
0,0061
0,0044
Fluiditas dari suatu zat cair adalah kebalikan dari viskositas dan
ini dapat dikatakan sebagai kemudahan dari suatu zat cair untuk
dialirkan.
A.
Bubble
Viscometer
(Viskometer
Gelembung)
22
24
26
27
F. Brookfield Viscometer
32
33
34
Tingkat kilap
Flat / Matt / Doff : 2 6 Gloss Unit
Eggshell
: 6 30 Gloss Unit
Semi Gloss
: 30 70 Gloss Unit
High Gloss
: 70 90 Gloss Unit
36
37
X 100%
40