Analisis Kessalahan Penggunaan Tanda Baca (Jati) PDF
Analisis Kessalahan Penggunaan Tanda Baca (Jati) PDF
sebagai sarana
pengungkapan gagasan ilmiah. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah agar para
mahasiswa sanggup menyusun skripsi, kertas kerja, laporan penelitian, dan karya ilmiah
yang lain (Arifin, 2005:2).
1
Untuk dapat membantu pembaca memahami sebuah tulisan ilmiah dengan tepat
diperlukan pamakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik
berarti bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi
pemakaiannya, sedangkan bahasa Inonesia yang benar adalah pemakaian bahasa yang
menerapkan kaidah dengan konsisten. Salah satu kaidah dalam bahasa Indonesia adalah
ejaan bahasa Indonesia. Berdasar ciri tulisan ilmiah tersebut, maka LAP juga dituntut
untuk dapat memenuhi kriteria sebuah tulisan ilmiah.
Dari landasan dan uraian tersebut, peneliti akan meneliti dan mencari jumlah serta
jenis kesalahan penggunaan tanda baca yang paling banyak pada LAP mahasiswa Aksek
LPK Tarakanita angkatan 2002, dan mendeskripsikan jenis tanda baca yang paling
banyak mengalami kesalahan penggunaan pada LAP mahasiswa Aksek LPK
Tarakanita angkatan 2002. Dengan hasil penelitian ini peneliti berharap agar kesalahankesalahan yang terdapat di LAP tidak terulang, dan LAP semakin memiliki bobot ilmiah
yang semakin tinggi sebagai salah satu jenis tulisan ilmiah. Berdasar uraian tersebut,
peneliti dapat merumuskan dua masalah sebagai berikut: (1) Berapa jumlah kesalahan
penggunaan tanda baca pada LAP mahasiswa Aksek LPK Tarakanita angkatan 2002
dan faktor apa yang mempengaruhinya? Jenis tanda baca apa saja yang paling banyak
mengalami kesalahan penggunaan pada LAP mahasiswa Aksek LPK Tarakanita
angkatan 2002?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan jumlah dan bentuk
kesalahan penggunaan tanda baca serta faktor yang memepengaruhi kesalahan pada LAP
mahasiswa Aksek LPK Tarakanita angkatan 2002. (2) Mendeskripsikan jenis tanda
baca yang paling banyak mengalami kesalahan penggunaan pada LAP mahasiswa Aksek
LPK Tarakanita angkatan 2002.
Kajian Pustaka
Dalam
kegiatan
ilmiah,
penggunaan
bahasa
Indonesia
dituntut
untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang memiliki ciri keilmuan yang baik dan benar. Baik
artinya harus disesuaikan dengan sifat keilmuan dan situasi pemakaiannya, yakni bahasa
tersebut harus tepat, logis, cermat, dan sistematis. Benar memiliki arti penggunaan yang
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku, baik ditinjau dari segi ejaan (untuk
2
ragam tulis), fonologi (untuk ragam lisan), morfologi, pilihan kata, sintaksis maupun
semantis.
Kegiatan ilmiah biasanya bersifat resmi. Oleh sebab itu, ragam bahasa yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah ragam baku (dalam hal ini ragam bahasa Indonesia
baku). Setiap ragam bahasa mempunyai ciri khas, demikian pula halnya dengan ragam
bahasa ilmiah. Dari pengertian tersebut dapat diuraikan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah
sebagai berikut :
(1) Kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa.
(2) Ide yang digunakan harus benar, sesuai dengan fakta atau dapat diterima akal
sehat (logis).
(3) Ide yang digunakan harus tepat dan hanya mengandung satu makna. Hal ini
tergantung pada ketepatan memilih kata dan penyusunan struktur kalimat.
(4) Kata yang dipilih harus bersifat denotatif yaitu makna yang sebenarnya.
(5) Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus padat isi. Oleh sebab itu
penggunaan kata dalam kalimat seperlunya, tetapi pemilihannya tepat.
(6) Ide dalam kalimat ataupun alinea diungkapkan secara runtun dan sistematis.
(7) Ide yang diungkapkan dalam kalimat harus jelas sehingga tidak menimbulkan
salah tafsir (Nazar, 2004:9).
Dari penjabaran ciri-ciri ragam bahasa ilmiah tersebut, terlihat bahwa unsur
pemakaian kaidah tata ejaan menempati urutan yang terpenting.
Salah satu kaidah dalam bahasa Indonesia adalah ejaan. Pengertian ejaan menurut
Arifin (2005:170) adalah keseluruhan peraturan bagaimana kita melambangkan bunyi
ujaran dan bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu. Secara teknis, yang
dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda
baca. Penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam tulisan ilmiah harus
ditunjang oleh penerapan aturan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia yaitu Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang disingkat EyD. Sedangkan pengertian ejaan
menurut Kridalaksana (1982:38) adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulismenulis yang distandardisasikan; yang lazimnya mempunyai tiga aspek yakni aspek
fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad,
3
1 April 2006
Yth. Bakri Wijaya
Jalan Merdeka 81
Jakarta
2. Tanda Koma (,)
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
c) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Misalnya: A. ratulangi, S.E.
3.Tanda Titik Koma (;)
a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
b) Tanda titik koma dipakai sebagi pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun; Ibu sibuk bekerja di ruang
depan.
4. Tanda Titik Dua (:)
a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
Misalnya: Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
b) Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5
c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya: Ketua
Sekretaris
Bendahara
d) Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, di antara judul dan anak judul suatau karangan,
serta nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya: Tempo, X(2005), 37
Supranto, J.(2000). Statistik: Teori dan Aplikasi, Jilid 1 Edisi
Enam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
5.Tanda Hubung (-)
a) Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak
b) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan
-an, dan (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v)
nama jabatan rangkap.
Misalnya: se-Indonesia
Pemenang ke-2
Tahun 80-an
Mem-PHK-kan
Menteri-Sekretaris Negara
b) Tanda hubung dipakai untuk merangkaiakan unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing.
Misalnya: di-smash
6. Tanda Pisah ()
a) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi jelas.
Misalnya: Rangkaian penelitian inievolusi, teori kenisbian, dan pembelahan
atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
6
b) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti
sampai atau keMisalnya: Tanggal 510 Juni 2006
Dari JakartaBekasi
7. Tanda Garis Miring (/)
a) Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penanda masa tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya: No.:8/SM/IX/2005
Jalan Lembah Nyiur I Blok L9/14
Tahun anggaran 2005/2006
b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, tiap, per.
Misalnya: mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp1.500,00/lembar
8. Huruf Kapital atau Huruf Besar
a) Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama awal kalimat.
Misalnya: Kita harus bekerja keras.
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya: Pimpinan bertanya, Kapan tamu itu datang?
c) Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
Misalnya: Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri
rahmat.
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya: Wakil Presiden Jusuf Kalla
Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri
7
doktor
dr.
dokter
S.S.
sarjana sastra
Sdr.
Saudara
b) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing yang telah disesuaikan ejaannya.
Catatan: dalam tulisan tangan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
diberi satu garis di bawah huruf atau kata tersebut.
Misalnya: Nama ilmiah buah manggis adalah Cacinia mangostana
10. Singkatan dan Akronim
a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya: W.S.Rendra
Suman H.S.
S.E.
sarjana ekonomi
S.K.M.
S.Pd.
sarjana pendidikan
Bpk.
Bapak
Sdr.
Saudara
b) Singaktan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dll.
dan lain-lain
dsb.
dan sebagainya
hlm.
halaman
Yth.
Yang terhormat
a.n.
atas nama
d.a.
dengan alamat
u.b.
untuk beliau
u.p.
untuk perhatian
Tetapi:
c) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang
tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
kg
kilogram
Rp
rupiah
cm
sentimeter
9
d) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
LIPI
SIM
RUPS
e) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis
dengan huruf kecil.
Misalnya:
pilkada
rapim
rapat pimpinan
pemilu
pemilihan umum
Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2005:100). Karena penelitian ini termasuk
penelitian analisis dokumen (documentary analysis), maka metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa dokumentasi, yakni LAP. Dengan metode ini, peneliti
bekerja secara objektif dan sistematis untuk mendeskripsikan kesalahan pemakaian tanda
baca pada LAP. Penelitian ini biasa dikenal dengan penelitian analisis dokumen atau
analisis isi (content analisys). Dalam penelitian pendidikan khususnya bahasa, penelitian
ini dimaksudkan untuk mencari jawaban atas hal-hal yang langsung berhubungan dengan
analisis materi, yakni untuk mengetahui kesalahan pemakaian tanda baca (Arikunto,
2005: 245). Studi pustaka juga digunakan dalam rangka mencari landasan mengenai
teori tentang pengertian dan ciri tulisan ilmiah, LAP, ketepatan dan aturan pemakaian
tanda baca yang tepat.
Dalam penelitian ini, aspek kebahasaan yang akan diteliti adalah aspek
penggunaan tanda baca pada kalimat. Tanda baca-tanda baca tersebut adalah: tanda titik,
tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda garis
miring, pemakaian huruf besar/huruf kapital, pemakaian huruf miring, pemakaian
singkatan/akronim. Pembatasan tanda baca tersebut dilakukan karena tanda baca-tanda
10
baca tersebut adalah tanda baca yang umum dipakai. Selain itu perlu bagi peneliti untuk
membatasi tanda baca yang dijadikan landasan teori.
Pengertian subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk
variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan(Arikinto,1998:116).Yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah cara penulisan/penggunaan tanda baca yang tidak
sesuai dengan kaidah EyD pada LAP. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian
merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral, karena pada subjek penelitian
itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Karena
keterbatasan waktu, peneliti dapat membatasi jumlah subjek penelitian yang diambil.Cara
yang diambil untuk mengatasinya adalah dengan cara melakukan penelitian sampel, yaitu
dengan menggunakan sebagian populasi sebagai subjek penelitian (Arikunto,1998:124).
Dalam memilih sampel, peneliti menggunakan teknik sampling acak (random
sampling). Teknik ini digunakan apabila populasi yang diambil merupakan populasi yang
mengandung satu ciri homogen, dan jumlah yang diambil adalah tiga puluh subjek
penelitian. Tiga puluh atau kurang dapat dikatakan sebagai sampel kecil, sedangkan lebih
besar dari itu merupakan sampel besar (Arikunto, 1998:124).
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum menganalisis data adalah dengan
mengambil secara acak sampel penelitian, yakni dokumen LAP. Langkah selanjutnya
adalah mengambil inisial nama penulis LAP. Untuk menulisakn inisail nama, peneliti
melakukan dengan melihat ketentuan apabila nama penulis terdiri dari tiga gabungan
kata, (bukan suku kata) maka inisial diambil dari huruf awal tiap kata, misalnya nama
Amalia Dewi Hestiningsih ditulis dengan inisial ADH. Apabila hanya terdiri dari dua
kata maka inisial diambil huruf awal, tengah, dan akhir, misalnya Suharsimi Arikunto
ditulis dengan inisial SAO. Selain itu peneliti juga menuliskan nama perusahaan tempat
di mana para mahasiswa melakukan praktik (dalam penyampaian data, nama perusahaan
tersebut tidak dituliskan). Hal ini dilakukan untuk menghindari pengambilan sampel yang
sama, karena pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak
Setelah mengambil tiga puluh sampel secara acak, dan memberi inisial dari nama
penulis, langkah selanjutnya adalah membuat kolom isian untuk mengetahui jumlah
kesalahan pemakaian tanda baca. Dengan cara membaca dari setiap kalimat yang terdapat
pada bagian kata pengantar dan bab satu, maka akan diperoleh jumlah kesalahan11
kesalahan tersebut. Peneliti membatasi hanya pada dua bagian tersebut karena menurut
peneliti, pada dua bagian tersebut sudah terlihat gaya penulisan yang murni dari penulis.
Selain itu alasan mengapa peneliti hanya membatasi pada dua bagian karena pada bagian
selanjutnya yakni bab dua berisi gambaran unit kerja/departemen dimana mahasiswa
kebanyakan hanya tinggal mengambil gambaran unit kerja yang sudah tersedia di
perusahaan tempat mereka praktik.
Langkah menganalisis dilakukan dengan membaca dan menganalisis setiap
kalimat yang terdapat kesalahan penggunaan tanda bacanya. Dengan demikian, meskipun
pada kalimat yang berbeda, namun terdapat kesalahan pemakain tanda baca sama, maka
tetap dihitung sendiri-sendiri kesalahan tersebut. Hal ini dilakukan karena sering
mahasiswa, misalnya menulis singkatan yang sama pada kalimat pertama dan kalimat
kedua sudah berbeda penulisannya (tidak konsisten).
12
Tanda Baca
Frekuensi
Frekuensi relatif
Persentase
1 Titik
50
0.09
2 Koma
59
0.11
11
3 Titik koma
20
0.04
4 Titik dua
27
0.05
5 Hubung
46
0.09
6 Pisah
24
0.05
7 Garis miring
0.01
8 Kapital
76
0.14
14
9 Huruf miring
54
0.1
10
10 Singkatan/akronim
171
0.32
32
531
100
Total
Pemakaian Singkatan/Akronim
Dari jumlah keseluruhan pemakaian tanda baca ini, kesalahan pemakain
singkatan/akronim menduduki peringkat pertama yakni sebesar 32%, ini berarti cukup
tinggi yakni dari 30 sampel, jumlah kesalahan keseluruhannya ada 117. Ada beberapa
indikasi mengapa pemakaian singkatan/akronim ini masih sering terjadi kesalahan.
Indikasi pertama adalah adanya penulisan singkatan yang banyak berhubungan dengan
nama gelar, karena dalam prakerin ini banyak berhubungan dengan beberapa orang, maka
penulisan yang lengkap termasuk gelar orang tersebut masih banyak terjadi kesalahan.
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih, dan kesalahan penempatan tanda
titik pada singkatan tersebut juga menjadi indikasi kedua penyumbang kesalahan
pemakaian tanda baca ini. Selain itu penulisan nama perusahaan (PT) juga masih banyak
terjadi kesalahan. Hal ini terjadi entah memang dari perusahaannya sendiri sudah
mengalami kesalahan atau ketidak tahuan mahasiswa itu sendiri.
13
16
Perbaikan
..pada divisi SDM mengatur Outing.
10) Terima kasih atas berkat dan kuasaNYA kepada kita semua sehingga.
Perbaikan
Terima kasih atas berkat dan kuasa-Nya kepada kita semua sehingga.
11) Penelitian ini dilakukan pada tahun 2001 2004
Perbaikan
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2001-2004
12) Cita cita tugas tugas adik adik
Setiap saat sekretaris perlu berkomunikasi dengan rekan rekan kerja.
Harian surat kabar Kompas yang mulai berkembang, kemudian diikuti oleh
majalah
Intisari.
Perbaikan
Cita-cita, tugas-tugas, adik-adik
Setiap saat sekretaris perlu berkomunikasi dengan rekan-rekan kerja.
Harian surat kabar Kompas yang mulai berkembang, kemudian diikuti oleh
majalah
Intisari.
Perbaikan
Sie Kwan Djioe, S.H.
Ny. Rulmansanti, S.H.
16) DR.H.Ibnu Sutowo
Perbaikan
Jika yang dimaksud doktor, maka penulisannya menjadi Dr. H. Ibnu Suwoto.
Jika yang dimaksud dokter, maka penulisannya menjadi dr. H. Ibnu Suwoto.
Tidak ada penulisan gelar dengan DR.
17) Terima kasih kepada Seluruh Staf dan Dosen Pengajar.
Perbaikan
Terima kasih kepada seluruh staf dan dosen pengajar.
18) Perusahaan ini juga telah merintis pembangunan Jalan dan Jembatan sejak
tahun 2000.
Perbaikan
Perusahaan ini juga telah merintis pembangunan jalan dan jembatan sejak
tahun 2000.
19) Penulisan istilah asing seperti training computer, psychotest room, home
product.
Perbaikan
training computer, psychotest room, home product.
Penulisan kata dari bahasa asing, (selain bahasa Indonesia, termasuk bahasa
daerah) atau nama ilmiah ditulis dengan huruf miring.
training computer, psychotest room, home product.
Catatan :1. Apabila sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, tulis
padanannya dalam bahasa Indonesia. psychotest room = ruang psikotes.
2. Apabila penulisan bahasa asing tersebut disertai dengan singkatan,
maka pola umum penulisannya : istilah atau terjemahan dari bahasa Indonesia
(singkatan).
Contoh
Nama Matahari tercipta dari sebuah toko yang terletatak di Pasar Baru,
dengan nama De Zone, yang berasal dari bahasa Belanda.
18
Perbaikan
Nama Matahari tercipta dari sebuah toko yang terletatak di Pasar Baru,
dengan nama De Zone yang berasal dari bahasa Belanda.
Contoh yang lain:
Boston Consulting Group (BCG)
bukan
BCG (Boston Consulting Group)
3. Tidak semua istilah asing harus ditulis dengan huruf miring.
Istilah-istilah asing yang tidak perlu ditulis dengan huruf miring meliputi :
a)
Istilah
asing
yang
mengacu
pada
nama
perusahaan
(Asih, 2005:11).
20) Di bawah kepemimpinan Direksi yang dinamis, perusahaan ini dapat
berkembang dengan pesat.
Perbaikan
Di bawah kepemimpinan direksi yang dinamis, perusahaan ini dapat
berkembang dengan pesat.
21) Dengan modal dasar Rp.134.800.000.000,- terbagi dalam 134.800 lembar
saham.
Perbaikan
Dengan modal dasar Rp134.800.000.000,00 terbagi dalam 134.800 lembar
saham.
Catatan: Rp tanpa titik, tanpa spasi dan ,- menjadi ,00
22) PT Indomarco menjamin akan memberikan kinerja layanan yang berkualitas
tinggi dengan Service Level Agrements (SLA).
Perbaikan
PT Indomarco menjamin akan memberikan kinerja layanan yang berkualitas
tinggi dengan Service Level Agrements (SLA).
23) Radio ONE mengudara selama 20 jam sehari dari Pukul 05.00 sampai Pukul
01.00
19
Perbaikan
Radio ONE mengudara selama 20 jam sehari dari pukul 05.00 sampai pukul
01.00
24) Perusahaan ini beralamat di jalan Pegangsaaan Blok A-1.
Perbaikan
Perusahaan ini beralamat di Jalan Pegangsaan Blok A-1.
25) Oleh karena itu peneliti memilih judul Meningkatkan Pelatihan dan Evaluasi
Karyawan yang Efektif Pada PT DPI.
Seharusnya
Oleh karena itu peneliti memilih judul Meningkatkan Pelatihan dan Evaluasi
Karyawan yang Efektif pada PT DPI.
kesalahan-kesalahan, dan faktor lain yang berhubungan dengan bahasa, sehingga Laporan
Akhir Prakerin dapat diharapkan menjadi tulisan yang benar-benar ilmiah.
Pustaka Acuan
Akhadiah, Sabarti; Maidar Arsjad; Sakura Ridwan. (1988). Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Anggarani, Asih dkk. (2005). Bahasa Indonesia Ekonomi: Cara Efektif Menulis Kalimat,
Paragraf, dan Wacana. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya.
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. (2005). Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta: Medi Yatama Sarana Perkasa.
Kridalaksana, Harimurti. (2005). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Nazar, Noerzisri. (2004). Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung:
Humaniora Utama Press.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Gramedia.
Putranto, Sidi. (1997). Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Karangan. Skripsi.
FKIP Universitas Widya Dharma. Klaten.
Polisi EYD. Tanda Baca. http://polisieyd.blogsome.com/categori/1/(09 September 2005).
Rozy, Fachrur(Dosen Faperta dan Redaktur Jurnal Agroscientiae Unlam). Dosen adalah
Editor.http://www.yahoo.com(15 Mei 2006).
Suharsimi, Arikunto. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
________________. (2005). Manajemen Penelitian. (edisi Revisi). Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Supranto, J.(2000). Statistik: Teori dan Aplikasi Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Tim Penyusun. (2005). Panduan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan
Penulisan Laporan. Cetakan Kedua. Aksek LPK Tarakanita.
____________. (2006). Panduan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan
Penulisan Laporan. Cetakan Ketiga, edisi revisi 2. Aksek LPK Tarakanita.
Tim Penyusun. (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
21