Anda di halaman 1dari 15

MODEL PEMBELAJARAN

PEROLEHAN KONSEP
Makalah Ini Disusun untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
dibimbing oleh Drs. Parno, M.Si

Disusun Oleh :
Diyan Nofianti
(120321419946)
Nita Intan Namimbia (120321419996)
Silvia Agustiani M (120321419962)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Siswa, sebagai objek dalam pembelajaran memiliki kemampuan awal yang berbeda-beda
antara satu sama lain. Perbedaan kemampuan ini disebabkan karena setiap siswa memperoleh
pengaruh dari lingkungan yang berbeda pula. Dalam proses perkembangannya, siswa telah
bersosialisasi dengan lingkungan dan secara aktif telah terdorong untuk memperoleh konsepkonsep mulai dari konsep sederhana menuju ke konsep yang lebih rumit. Dengan kata lain sejak
kecil siswa telah dibentuk oleh lingkungan untuk secara aktif berupaya memperoleh berbagai

konsep. Hal inilah yang selanjutnya perlu dikembangkan untuk mendorong siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran.
Model pembelajaran yang cukup baik dikembangkan bagi siswa yang heterogen tersebut
adalah dengan model perolehan konsep. Dalam model perolehan konsep ini siswa diposisikan
sebagai pencari pengetahuan. Siswa secara aktif akan terlibat untuk memperoleh konsep serta
terlatih dalam menggunakan konsep tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan
demikian siswa akan terlatih untuk bernalar, memecahkan masalah, serta memperoleh
pemahaman yang memadai mengenai konsep yang sedang dipelajari.
Melalui makalah ini, kami akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan model
pembelajaran perolehan konsep, seperti pengertian konsep dan model pembelajaran perolehan
konsep, komponen model pembelajaran perolehan konsep, tujuan model pembelajaran perolehan
konsep, sintaks model pembelajaran perolehan konsep, peranan model pembelajaran perolehan
konsep dalam meningkatkan pemahaman konsep, serta kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran perolehan konsep.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dibuat dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan konsep dan model pembelajaran perolehan konsep?
Apa saja komponen model pembelajaran perolehan konsep?
Apa tujuan model pembelajaran perolehan konsep?
Bagaimana sintaks model pembelajaran perolehan konsep itu?
Bagaimana peranan model pembelajaran perolehan konsep dalam meningkatkan pemahaman

6.

konsep?
Apa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran perolehan konsep?

1.3
1.
2.
3.
4.
5.

TUJUAN
Mendeskripsikan pengertian tentang konsep dan model pembelajaran perolehan konsep.
Memaparkan komponen model pembelajaran perolehan konsep.
Menjelaskan tujuan model pembelajaran perolehan konsep.
Mendeskripsikan sintaks model pembelajaran perolehan konsep.
Menjelaskan peranan model pembelajaran perolehan konsep dalam meningkatkan

6.

pemahaman konsep.
Menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan model pembelajaran perolehan konsep.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep dan Model Pembelajaran Perolehan Konsep.
Konsep memliliki arti menurut beberapa ahli, Menurut Soedjadi pengertian konsep
adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan
yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Menurut Bahri
pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri
yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objekobjek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objekobjek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga.
Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa). Menurut
Singarimbun dan Effendi pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena
tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.
Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang
dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud
kita memakainya.
Secara umum konsep didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima dalam pikiran atau
suatu ide umum dan abstrak. Konsep merupakan penyajian internal dari sekelompok stimulus
dimana konsep tidak dapat diamati tapi dapat disimpulkan dari perilaku. Menurut Flavell
konsep dapat dikategorikan ke dalam 7 dimensi yaitu atribut/ ciri, struktur, keabstrakan,
keinklusifan, generalitas, ketepatan, keakuratan.
Dari ketujuh dimensi tersebut dapat dikatakan bahwa konsep merupakan suatu hal yang
disajikan secara internal berupa sejumlah atribut berbeda yang memiliki keterkaitan tertentu
antar atribut sehingga membentuk suatu struktur yang bersifat konkret dan dapat ditunjukkan

berupa contoh yang mengikuti suatu aturan yang mampu membedakan mana yang contoh
dan mana yang bukan sehingga kekuatannya pun dapat teramati dari keyakinan manusia akan
pentingnya konsep tersebut.
Model perolehan konsep merupakan model pembelajaran dimana siswa diposisikan
secara aktif baik dalam menemukan konsep maupun menggunakan konsep tersebut.
Moedjiono dan Dimyati mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan model perolehan
konsep adalah suatu pola belajar-mengajar yang dirancang untuk memperoleh konsep.
Proses berpikir dasar merupakan gambaran dari proses berpikir rasional yang
mengandung sekumpulan proses mental dari yang sederhana menuju ke yang lebih
kompleks. Aktivitas berpikir yang terdapat dalam proses berpikir rasional ini meliputi proses
mengingat, mengimajinasi, menggolongkan, menggeneralisasi, mengevaluasi, menganalisis,
mensintesis, mereduksi, dan menginduksi. Model ini dirancang untuk memperoleh konsep
dengan strategi mengajar yang berorientasi pada penerimaan konsep, pertimbangan dalam
pemilihan konsep, serta keaktifan siswa dalam memperoleh konsep.
Model pembelajaran perolehan konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif
didefinisikan untuk membantu siswa dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka
terhadap konsep yang dipelajari dari melatih menguji hipotesis. Pendekatan metode
perolehan konsep ini dikembangkan berdasarkan teori belajar menurut Jerome Brunner,
Jacqueline Goodnow, dan George Austin. Ketiganya yakin bahwa lingkungan sekitar
manusia sangat beragam sehingga sebagai manusia kita harus mampu untuk membedakan,
mengklasifikasikan, serta memberi nama semua itu. Kemampuan manusia dalam
membedakan, mengelompokkan, dan memberi nama terhadap sesuatu inilah yang
menyebabkan munculnya sebuah konsep.
Pendekatan pembelajaran perolehan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Pendekatan
pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur namun tentunya dengan tingkatan yang
berbeda untuk setiap tingkatan tertentu. Untuk siswa usia taman kanak-kanak misalnya.
Pendekatan pembelajaran perolehan konsep ini dapat digunakan untuk memperkenalkan
konsep yang sederhana seperti konsep tentang binatang, tumbuhan, dan lain-lain. Pendekatan
perolehan konsep ini lebih dititikberatkan pada pengenalan terhadap suatu konsep baru,
melatih kemampuan berpikir induktif, serta dan melatih berpikir analisis. Model pencapaian
konsep bermanfaat untuk memberikan pengalaman metode sains kepada para siswa dan
secara khusus menguji hipotesis.

Ada dua peran pokok guru dalam pembelajaran model pencapaian konsep yang perlu
diperhatikan, adalah :
a. Menciptakan suatu lingkungan sedemikian hingga siswa merasa bebas untuk berpikir dan
menduga tanpa rasa takut dari kritikan atau ejekan.
b. Menjelaskan dan mengilustrasikan bagaimana model pencapaian konsep itu seharusnya
berlangsung, membimbing siswa dalam proses itu, membantu siswa menyatakan dan
menganalisis hipotesis, dan mengartikulasi pemikiran-pemikiran mereka.
Dalam membimbing aktifitas itu tiga cara penting yang dapat dilakukan oleh guru.
Pertama guru mendorong siswa untuk menyatakan pemikiran mereka dalam bentuk
hipotesis, bukan dalam bentuk observasi. Kedua guru menuntun jalan pikiran siswa ketika
mereka menetapkan apakah suatu hipotesis diterima atau tidak. Ketiga guru meminta siswa
untuk menjelaskan mengapa (Why) mereka menerima atau menolak suatu hipotesis.
2.2 Komponen Model Perolehan Konsep
Model perolehan konsep memiliki komponen diantaranya sistem sosial, prinsip reaksi,
dampak instruksional dan dampak pengiring.
Sistem Sosial
Dalam sistem sosial model ini, pola hubungan guru dan siswa tergolong tinggi. Perilaku
guru dan siswa terlihat dalam tabel sintaks pada kolom aktivitas. Untuk guru, perilaku yang
muncul dalam model ini antara lain sebagai berikut.
1. Guru memilih pengertian, batasan, kesimpulan, contoh penggolongan, dan benda-benda
atau peragaan-peragaan yang akan dijadikan bahasan.
2. Guru mengorganisasikan bahan-bahan tersebut secara tersusun hierarkis secara berurut
contoh-contoh konkret, fakta, konsep, generalisasi, sampai teori.
3. Guru bertindak sebagai fasilitator, pemberian informasi, teman berpikir dan pembimbing
pemeroleh pengertian dan cara berpikir.
Prinsip Reaksi
Komponen selanjutnya adalah prinsip reaksi guru terhadap siswa. Adapun perilaku guru
adalah sebagai berikut.
1. Pembuka perilaku belajar perolehan konsep.
2. Fasilitator, pembimbing dialog, dan pembimbing cara-cara berpikir.
3. Memusatkan perhatian siswa dalam analisis konsep, dan cara-cara berpikir perolehan
konsep.
Dampak Intruksional dan Pengiring

Selain itu kedua komponen di atas, model perolehan konsep memiliki komponen
dampak instruksional yaitu siswa memiliki pemahaman konsep dan cara memperoleh
pengertian atau pemahaman. Adapun dampak pengiring dari model ini adalah dimilikinya
penalaran logis serta dimilikinya sikap tenggang rasa terhadap perbedaan cara bernalar.
Dampak model perolehan konsep menurut Joyce dan Weil (dalam Supriyono, 2003: 69)
dilukiskan dalam diagram berikut.

2.3 Tujuan Model Pembelajaran Perolehaan Konsep.


Penerapan pembelajaran model konsep mengandung dua tujuan utama yaitu
1. Tujuan Isi
Tujuan isi model konsep menurut Eggen dan Kauchak (1998) bahwa, lebih efektif
untuk memperkaya suatu konsep dari pada belajar pemula (initial learning). Dan juga akan
efektif dalam membantu siswa memahami hubungan-hubungan antara konsep-konsep yang
terkait erat dan digunakan dalam bentuk review. Dengan kata lain, penggunaan model ini
akan lebih efektif jika siswa sudah memiliki pengalaman tentang konsep yang akan
dipelajari itu. Bukan siswa yang benar-benar baru mempelajari konsep tersebut.
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan model pencapaian
konsep berkaitan dengan tujuan isi tersebut, yaitu :
1. Model pencapaian konsep didesain khusus untuk mengajarkan konsep secara eksklusif. Jadi
berfokus semata-mata pada pembelajaran konsep.
2. Siswa yang diajari suatu konsep dengan menggunakan model pencapaian konsep harus
memiliki latar belakang pengetahuan tentang konsep tersebut.
2. Tujuan pengembangan berpikir keritis siswa
Model pencapaian konsep lebih memfokuskan pada pengembangan berpikir keritis
siswa dalam bentuk menguji hipotesis. Dalam pembelajaran harus ditekankan pada analisis
siswa terhadap hipotesis yang ada dan mengapa hipotesis itu diterima, dimodifikasi, atau
ditolak. Siswa harus dilatih dalam menciptakan jenis-jenis kesimpulan, seperti membuat
contoh penyangkal atau non-contoh, dan sebagainya.

Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus ditekankan pada dua aspek tersebut, yaitu
pengembangan konsep dan relasi-relasi antara konsep yang terkait erat, serta latihan berpikir
keritis terutama salam merumuskan dan menguji hipotesis. Aspek penting dalam perencanaan
pelajaran adalah guru harus mengetahui persis apa yang diinginkan dari siswanya.
2.4 Sintaks Model Pembelajaran Perolehan Konsep
Model perolehan konsep memiliki tahapan-tahapan atau sinaksis pembelajaran sebagai
berikut :
1. Tahap 1 : Penyajian Data dan Identifikasi Konsep
Tahap pertama dari model perolehan konsep yaitu melatih siswa untuk
mempresentasikan data dan mengidentifikasi konsep. Guru memberikan
gambaran abstrak tentang definisi suatu konsep baik menggunakan media
grafik atau diucaapkan secara lisan dan langkah kerja dari konsep tersebut
secara umum maupun dalm proses penyelesaian soal. Peranan siswa dalam
tahap ini adalah mencermatinya, merangkap maksud, dan maknanya,
menganalisis karakteristik yang dimiliki suatu konsep dan contohnya serta
dapat merumuskan kembali definisi konsep dengan kata-kata sendiri
2. Tahap 2

: Pengujian Pencapaian Konsep


Pada tahap ke dua yakni dilakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana
konsep tercapai. Paada tahap ini siswa diminta untuk menyelesaikan soal
yang bervariasi dari suatu konsep yang diajarkan, selain itu siswa diberi tugas
untuk mampu berfikir operasional formal, logis dan sistematis
Berkenaan dengan berbagai bentuk dan ragam soal yang diberikan tugas
siswa adalah harus mampu menganalisis karakteristik yang terkandung
didalamnya, sehingga mereka mampu menentukan dengan cara apa soal
tersebut dapat diselesaikan dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi
agar sesuai dengan konsep yang telah didapat.

3. Tahap 3 :

Analisis Strategi Berpikir


Pada tahap ke tiga yaitu analisis strategi berpikir. Pada tahap ini guru lebih
mengarah kepada penelusuran proses berfikir siswa. Siswa diminta untuk
mengungkapkan alasan-alasan yang berkenaan dengan membuat contoh
tambahan, merumuskan konsep dengan kata-kata sendiri dan menjabarkan
langkah penyelesaian dari suatu konsep

Tabel Sintaksis Model Pembelajaran Perolehan Konsep


Tahap

Aktifitas guru

Aktifitas siswa

pembelajaran
Tahap 1 =

Guru

Siswa

presentasi data dan

menampilkan

membandingkan sifat

identifikasi konsep

contoh yang

ciri dalam contoh

telah diberi

positif dan negatif

identitas (label)

Siswa menjelaskan
definisi berdasarkan
sifat-sifat penting

Tahap 2 =

Guru

(esensial)
Siswa

pengujian

menetapkan

mengidentifikasi

pencapaian konsep

hipotesis, nama

contoh tambahan yang

konsep, dan

belum diberi identitas

mengulangi

dengan tanda ya atau

definisi

tidak

berdasarkan

Siswa membuat

sifat-sifat

contoh

Tahap 3 = analisis

penting
Membimbing

Siswa menguraikan

strategi pemikiran

diskusi

atau mendeskripsikan
pemikiran
Siswa
mendiskusikan peran
dan sifat hipotesis
Siswa
mendiskusukan jenis
dan ragam hipotesis

Pemahaman

konsep

(Sudjana

1990:24)

adalah

tingkat

kemampuan

yang

mengharapkan siswa mampu memahami arti dari konsep, situasi, serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini siswa tidak hanya hafal secara verbalitas, melainkan memahami
konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.

Peningkatan pemahaman konsep dikatakan memahami suatu konsep setelah


pembelajaran selesai meliputi 3 tipe pemahaman (Bloom, 1978) yaitu :
1.

Menerjemahkan ( Translation)
a. Menerjemahkan suatu abstraksi kepada abstraksi yang lain. Kemampuan ini meliputi
kemampuan

menerjemahkan

suatu

masalah

menggunakan

bahasa

sendiri,

menerjemahkan suatu uraian panjang menjadi suatu laporan singkat , dan


menerjemahkan suatu prinsip umum dengan memberikan ilustrasi atau contoh
b. Menerjemahkan suatu bentuk simbolik ke satu bentuk lain atau sebaliknya.
Kemampuan ini meliputi kemampuan menerjemahkan hubungan yang digambarkan
dalam bentuk symbol, peta, tabel, diagram, grafik, formula dan persamaan matematis
ke dalam bahasa verbal atau sebaliknya, menerjemahkan konsep kedalam suatu
tampilan visual, dan mampu menyiapkan tampilan grafik dari fenomena atau data
hasil observasi
c. Menerjemahkan suatu bentuk perkataan kepada bentuk yang lain yang meliputi
kemampuan untuk menerjemahkan pernyataan metafora, simbolisme, atau ironi ke
dalam bahasa pengantar di kelas
2.

Menafsirkan (Interpretation)
Kemampuan mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi. Misalnya :
diberikan suatu diagram , tabel, grafik atau gambar-gambar lainnya dalam pelajaran
fisika dan minta ditafsirkan ( Bloom, 1978:96) terdapat beberapa kemampuan dalam
proses menafsirkan diantaranya mampu memahami dan menginterpretasikan berbagai
bacaan secara dalam dan jelas, membedakan pembenaran atau penyangkalan suatu
kesimpulan yang digambarkan oleh suatu data, mampu menafsirkan berbagai data
sosial dan mampu membuat batasan yang tepat saat menafisirkan suatu data

3.

Mengekstrapolasi (extrapolation)
Kemampuan menarik kesimpulan atau meramalkan kecenerungan yang ada
menurut data tertentu dengan mengutarakan konsekuensii dan implikasi yang sejalan
dengan kondisi yang digambarkan. Pemahaman ekstrapolation berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menerapkan bentuk perhitungan matematis untuk
menyelesaikan soal

2.5 Peranan Model Perolehan Konsep dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep


Model perolehan konsep merupakan model pembelajaran yang melatih keterampilan
dasar berpikir yang dirancang untuk memperoleh konsep dengan strategi belajar-mengajar
yang berorientasi pada penerimaan konsep, pertimbangan memilih konsep,dan keaktifan

siswa dalam memperoleh konsep yang tahapan pembelajarannya telah dipaparkan dalam
sintaks.
Menurut Sudjana (1990: 24) pemahaman konsep adalah tingkat kemampuan yang
mengharapkan siswa mampu memahami arti dari konsep, situasi, serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini siswa tidak hanya hafal secara verbal namun juga memahami
konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Kemampuan ini dibedakan menjadi 3 tipe
pemahaman (Bloom: 1978) yaitu sebagai berikut.:

1.

a.

Menerjemahkan (Translation)
Terdapat beberapa kemampuan dalam proses ini yang diantaranya adalah sebagai
berikut.
Menerjemahkan suatu abstraksi kepada abstraksi yang lain. Kemampuan ini meliputi
kemampuan menerjemahkan suatu masalah menggunakan bahasa sendiri, menerjemahkan
suatu uraian panjang menjadi suatu laporan singkat, dan menerjemahkan suatu prinsip umum

b.

dengan memberi ilustrasi atau contoh.


Menerjemahkan suatu bentuk simbolik ke satu bentuk lain atau sebaliknya. Kemampuan ini
meliputi kemampuan menerjemahkan hubungan yang digambarkan dalam bentuk simbol,
peta, tabel, diagram, grafik, formula, atau persamaan matematis ke dalam bahasa verbal atau
sebaliknya, menerjemahkan ke dalam suatu tampilan visual, dan mampu menyiapkan

c.

tampilan grafik dari fenomena atau data hasil observasi.


Menerjemahkan satu bentuk perkataan kepada bentuk yang lain yang meliputi kemampuan
menerjemahkan pernyataan metafora, simbolisme, atau ironi ke dalam bahasa pengantar di

2.

kelas.
Menafsirkan (Interpretation)
Merupakan kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu
komunikasi. Misalnya siswa belajar menafsirkan data yang ditampilkan dalam bentuk
diagram, tabel, grafik, atau gambar lain.
Menurut Bloom (1978: 96) terdapat beberapa kemampuan dalam proses
menafsirkan yakni diantaranya adalah mampu memahami dan menginterpretasikan berbagai
bacaan secara jelas dan mendalam, membedakan pembenaran atau penyangkalan suatu
kesimpulan yang digambarkan oleh suatu data, mampu menafsirkan berbagai data sosial, dan

3.

mampu membuat batasan yang tepat saat menafsirkan suatu data.


Mengekstrapolasi (Extrapolation)
Merupakan kemampuan untuk meramalkan kecenderungan yang ada menurut data
tertentu dan implikasi yang sejalan dengan kondisi yang digambarkan. Pemahaman

ekstrapolasi berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerapkan bentuk perhitungan


matematis untuk menyelesaikan soal.
Berdasarkan penjelasan di atas maka tahap pertama model perolehan konsep yaitu
melatih siswa mempresentasikan data dan mengidentifikasi konsep. Siswa akan dapat
memunculkan dan menguji hipotesis. Dengan proses latihan tersebut siswa diharapkan
mampu mengenal konsep, situasi, serta fakta yang telah disajikan dengan berlatih untuk
menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi.
Pada tahap ke dua dilakukan oengujian untuk mengetahui sejauh mana konsep
tercapai. Pada tahap ini siswa mengidentifikasi contoh tak berlabel dan guru menguji
hipotesis yng telah diperoleh siswa dalam menamai suatu konsep sehingga mampu
menyatakan kembali definisi dari konsep yang telah dipelajari. Dengan demikian
pemahaman konsep siswa akan teruji pada tahap ini.
Pada tahap ke tiga siswa akan memberikan pemikirannya tentang konsep-konsep
yang telah dipelajari sebagai bahan untuk diskusi. Pada tahap ini pemahaman konsep siswa
dalam menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi akan mengalami penguatan.
2.6 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Perolehan Konsep
Pembelajaran perolehan konsep memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat besar
dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran perolehan
konsep, siswa sebagai pencari pengetahuan, dalam artian mereka secara aktif dilibatkan
untuk memperoleh konsep serta terlatih pula menggunakan konsep yang dimiliki dalam
pemecahan masalah yang dihadapi.
Kelebihan model pembelajaran perolehan konsep :
Mengetahui strategi pembangunan konsep.
Mengerti dan memahami konsep-konsep yang spesifik
Meningkatkan kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan efektif di
masa depan.
Lebih mengaktifkan keterlibatan mental, sehingga konsep yang diperoleh siswa lebih
lama dapat diingat dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kelemahan model pembelajaran perolehan konsep :
Konsep yang diajarkan harus dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa (bukan konsep baru). Siswa yang diajari suatu konsep dengan menggunakan
model pencapaian konsep harus memiliki latar belakang pengetahuan tentang konsep
tersebut.
Adanya keanekaragaman yang besar diantara siswa dalam memperoleh konsep. Salah
satu bentuk keanekaragaman siswa adalah variasi yang substansial dalam
perkembangan intelektual dan pengetahuan yang sebelumnya ditemukan di sebagian
besar kelas. Akibatnya sebagian konsep akan berarti dan tepat bagi sebagian siswa, dan

mungkin terlalu sulit atau tidak ada dalam pengalaman yang sudah dimiliki sebagian
siswa lainnya. Bentuk-bentuk lain keanekaragaman itu termasuk latar belakang kultural
siswa dan pengalaman yang dibawa oleh setiap siswa.
Dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk pembuatan dan
pengembangan perangkat pembelajaran.
Bila jumlah siswa dalam satu kelas sangat besar, maka pengajar akan kesulitan dalam
membimbing siswa yang membutuhkan bimbingan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Secara umum konsep didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima dalam pikiran atau suatu
ide umum dan abstrak. Menurut Flavel konsep dapat dikategorikan ke dalam 7 dimensi yaitu
atribut/ ciri, struktur, keabstrakan, keinklusifan, generalitas, ketepatan, keakuratan.
2. Pembelajaran model pencapaian konsep adalah suatu strategi mengajar bersifat induktif
didefinisikan untuk membantu siswa dari semua usia dalam memperkuat pemahaman mereka
terhadap konsep yang dipelajari dari melatih menguji hipotesis. Model perolehan konsep juga
merupakan model pembelajaran dimana siswa diposisikan secara aktif baik dalam menemukan
konsep maupun menggunakan konsep tersebut.
3. Tujuan dari model Pembelajaran perolehan konsep adalah:
a. Tujuan isi
b. Tujuan pengembangan berpikir kristis siswa
c. Memahami hakikat konsep untuk membantu pebelajar memahami suatu objek , gagasan,
dan peristiwa
d. Memahami strategi pemikiran yang digunakan dan menemukan dasar pengkategorian
yang digunakan oleh orang lain dalam mengorganisasikan lingkungan mereka.
e. Menyadari kegiatan konseptualisasi dan melakukannya terutama terhadap data yang tidak

3.

terorganisasi
Adapun sintaks dari model perolehan konsep adalah sebagai berikut.
a. Presentasi data dan identifikasi konsep
b. Pengujian pencapaian konsep
c. Analisis strategi berpikir
Selain sintaks, model perolehan konsep juga memiliki komponen lain yaitu sistem sosial,

4.

prinsip reaksi, serta dampak instruksional dan dampak pengiring.


Menurut Sudjana pemahaman konsep adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa

2.

mampu memahami arti dari konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Kemampuan ini
dibedakan menjadi 3 tipe pemahaman kemampuan menerjemahkan (translation),
5.

menafsirkan (interpretation), dan mengekstrapolasi (extrapolation).


Kelebihan dari model pembelajaran perolehan konsep adalah:
a. Salah satu keunggulan dari model pencapaian konsep ini ialah meningkatkan kemampuan
untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan efektif dimasa depan.
b. Lebih mengaktifkan keterlibatan mental, sehingga konsep yang diperoleh siswa lebih
lama dapat diingat dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kekurangan dari model pembelajaran perolehan konsep adalah:
a. Dibutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk pembuatan dan pengembangan
perangkat pembelajaran

b. Bila jumlah siswa dalam satu kelas sangat besar, maka pengajar akan kesulitan dalam
membimbing siswa yang membutuhkan bimbingan.
3.2 Saran
Model pembelajaran perolehan konsep ini sangat baik untuk diterapkan dalam proses belajarmengajar. Dengan model ini siswa akan terlibat aktif sebagai pencari pengetahuan untuk
memperoleh konsep. Selain itu siswa akan terlatih untuk bernalar dan menggunakan konsep yang
dimiliki dalam memecahkan masalah.
.

DAFTAR PUSTAKA

Bloom, L. & M. Lahey. 1978. Language Development and Language Disorders. New York:
John & Sons.
Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Koes, Supriyono. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: Universitas Negeri Malang.
Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991/1992). Strategi pembelajaran, Jakarta: Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud.
Novak, J.D. dan Bob Gowin. 1985. Learning How to Learn. Cambridge: Cambridge University
Press.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai