Anda di halaman 1dari 11

UKHUWAH ISLAMIAH

Ukhuwah (ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai


"persaudaraan", terambil dari akar kata yang pada mulanya
berarti "memperhatikan". Makna asal ini memberi kesan bahwa
persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang
merasa bersaudara. Masyarakat Muslim mengenal istilah
ukhuwmah Islamiyyah.
Istilah ini perlu didudukkan maknanya, agar bahasan kita
tentang ukhuwah tidak mengalami kerancuan. Untuk itu terlebih
dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan
kedudukan kata Islamiah dalam istilah di atas. Selama ini ada
kesan bahwa istilah tersebut bermakna "persaudaraan yang
dijalin oleh sesama Muslim", atau dengan kata lain,
"persaudaraan antar sesama Muslim", sehingga dengan demikian,
kata "Islamiah" dijadikan pelaku ukhuwah itu.

Kaum Muslimin Itu Bersaudara


Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat. (QS al-Hujuraat [49]: 10)




Tidak beriman seseorang
sampai mencintai
saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri.
(HR Mutafaq alaihi)

Di atas telah dikemukakan arti ukhuwah Islamiah,


yakni ukhuwah
yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam.
Telah
dikemukakan pula beberapa ayat yang mengisyaratkan
bentuk atau
jenis "persaudaraan" yang disinggung oleh Al-Quran.
Semuanya
dapat disimpulkan bahwa kitab suci ini memperkenalkan
paling
tidak empat macam persaudaraan:

1. Ukhuwwah 'ubudiyyah atau saudara kesemakhlukan


dan
kesetundukan kepada Allah.
2.
Ukhuwwah insaniyyah (basyariyyah) dalam arti seluruh
umat
manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari
seorang ayah dan ibu. Rasulullah Saw. juga menekankan lewat
sabda beliau,

Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.


Hamba-hamba Allah semuanya bersaudara.

3.
Ukhuwwah wathaniyyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan
dalam
keturunan dan kebangsaan.
4.
Ukhuwwah fi din Al-Islam, persaudaraan antar sesama
Muslim

UNSUR POKOK DI DALAM UKHUWAH ADALAH MAHABBAH


(KECINTAAN), YANG TERBAGI DALAM BEBERAPA TINGKATAN:

Tingkatan terendah adalah salamus shadr


(bersihnya jiwa) dari perasaan hasud,
membenci, dengki dan sebab-sebab
permusuhan/pertengkaran. Dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim,
Rasulullah saw bersabda bahwa tidak halal
bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya
selama tiga hari, yang apabila saling bertemu
maka ia berpaling, dan yang terbaik di antara
keduanya adalah yang memulai dengan
ucapan salam.

Tingkatan berikutnya adalah cinta. Di mana seorang


muslim diharapkan mencintai saudaranya seperti
mencintai dirinya sendiri, seperti dalam hadits:
"Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu
sehingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai
dirinya sendiri." (HR muttafaq alaihi)
Tingkatan yang tertinggi adalah itsar, yaitu
mendahulukan kepentingan saudaranya atas dirinya
dalam segala sesuatu yang ia cintai, sesuatu yang
untuk zaman sekarang sering baru mencapai tahap
wacana. Patut kita renungkan kisah sahabat nabi
dalam sebuah peperangan, di mana dalam keadaan
sekarat dan kehausan dia masih mendahulukan
saudaranya yang lain untuk menerima air.

Hal-hal yang menguatkan


Ukhuwah Islamiyah:

1. Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai


2. Memohon didoakan bila berpisah
3. Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila
berjumpa
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non
muhrim)
5. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saatsaat keberhasilan
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
8. Memperhatikan saudaranya & membantu
keperluannya
9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya

Merawat Ukhuwah
Saling menghargai

Saling percaya dan peduli


Saling menguatkan
Jangan ada benci di antara kita
Semaikan cinta dan sayang

Bicarakan jika ada gesekan


Open mind (memiliki pikiran yang terbuka)
Berbeda tapi tetap bersatu

Anda mungkin juga menyukai