Anda di halaman 1dari 1

Kesimpulan yang kami dapatkan dari kasus tutorial tersebut adalah Edward didiagnosa

menderita penyakit angina pectorial stabil. Dikarenakan keluhan yang dirasakannya yaitu
nyeri pada dada, lekas lelah dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang didapatkan bahwa kondisi Edward dalam batas normal.
Kebiasaan merokok dan jarang olahraga dapat memperberat keluhannya tersebut. Angina
pectoris adalah Sindrom karena tidak adekuatnya pengiriman oksigen ke myocardium
yang diperlukan untuk memenuhi kebutungan jaringan yang ada di jantung. Angina
pektoris dapat terjadi bila otot jantung memerlukan asupan oksigen yang lebih pada
waktu tertentu, misalnya pada saat bekerja, makan, atau saat sedang mengalami stress.
Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran darah ke arteri
miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi antara suplay O2 ke miokardium
yang dapat menimbulkan iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan
akibat dari perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam
laktat yang merangsang timbulnya nyeri. Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Angina pectorial
sendiri dibagi menjadi angina pectorial stabil dan non stabil, perbedaan ini dibedakan
berdasarkan waktu serangan nyeri di dada. Penatalaksanaan angina pectoris secara
farmakologi yaitu: obat anti platelet, penyekat beta, inhibitor ACE atau angiotensin
reseptor bloker (ARB), nitrogliserin semprot/sublingual, dan antagonis-Calsium.
Sedangkan secara non farmakologi yaitu: olahraga, sesuaikan berat badan, berhenti
merokok dan hindari asap rokok, kendalikan tekanan darah, diet rendah lemak jenuh,
asam lemak trans dan kolesterol, dan manajeman diabetes.

Anda mungkin juga menyukai