Paper Komunikasi
Paper Komunikasi
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 13
Marlinah Nurtrisnawati
(8105123279)
(8105120477)
(8105120464)
BAB 1
PENDAHULUAN
dari
proses
pencarian,penerimaan
dan
sulit
bagi
para
pemula
maupun
yang
sudah
menjual
dan
mempromosikan,sedangkan
dalam
wawancara
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan membahas beberapa permasalahan
mengenai seluk beluk yang berkaitan dengan wawancara,yaitu :
1.definisi wawancara
2.Bagian dan proses wawancara
3.Macam-Macam wawancara
4.Manfaat wawancara dan tujuan wawancara
5.Pertanyaan-pertanyaan penting dalam wawancara
6.Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan wawancara
7.Orientasi pekerjaan dan perusahaan
8.Tujuan dan manfaat program orientasi
9. Keuntungan dan kelemahan orientasi secara umum
10.Hal-hal yang diperhatikan dan hal-hal yang dihindari dalam orientasi
11 Hal-hal yang perlu dihindari dalam orientasi
12.Tahap orientasi
13 Bahan orientasi karyawan baru
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Wawancara
Menurut
beberapa
ahli,
wawancara
merupakan
suatu
teknik
a. Pengumpulan data.
b. Penyampaian informasi.
c. Penempatan.
terdapat
bagian-bagian
tertentu
yang
dapat
baik
dalam
mengadakan
kontak
pertama
ini
akan
memberikan
gambaran
tentang
jalannya
dapat
ditutup
dengan
mengadakan
penyimpulan
yang
kedua
dari
proses
wawancara
adalah
tahap
pertanyaan-pertanyaan
yang
benar-benar
terarah
dan
Interview,yaitu
interview
yang
ditujukan
untuk
administrasi
misalnya
untuk
kesejahteraan
Interview,
yaitu
interview
yang
dijalankan
untuk
keperluan konseling.
Menurut jumlah orang yang diwawancarai,wawancara dibagi menjadi :
a) InterviewI perorangan (individu) yaitu wawancara yang dilakukan
secara perorangan,yang menyangkut masalah-masalah pribadi
yang dialami oleh subyek wawancara.Misalnya :wawancara antara
seorang klien dengan seorang tugas bimbingan.
b) Interview kelompok yaitu wawancara yang dilakukan secara
kelompok (lebih dari satu orang) misalnya antara bimbingan
petugas konseling dengan siswanya
kurang
mendasarkan
atas
pedoman-pedoman
Wawancara
berita
(News-peg
Interview)
(informative
Interview). Biasanya
dilakukan
dengan
2.
Wawancara
jalanan
man
in
the
street
interview)
3.
Wawancara
pribadi
(personal
interview)
narasumber
disebut
juga
wawancara
biografi.
dengan
5.
narasumber,
Wawancara
Dilakukan
6.
tapi
tertulis
melalui
surat-
Wawancara
(Written
interview)
atau
korespodensi
menyurat
emosional
mencegat.
(emotional
interview)
7.
atau
Wawancara
korban
menghibur
perampokan.
(entertaint
interview)
wawancara
ini
adalah
semata-mata
menghibur
topic
Diharapkan
muncul
banyak
anekdot/
cerita
lucu
dari
narasumber.
8.
Wawancara
pro-kontra
(challenging
interview)
controversial.
9.
Wawancara
keras
peristiwa
Dikerjakan
untuk
Pendek
pemberitaan
dan
peristiwa
actual
sederhana.
10.
Wawancara
eklusif
(eclusive
interview)
merupakan
teknik
yang
paling
tepat
untuk
dari
pewawancara
pewawancara,maka
berhadapan
diharapkan
langsung
dengan
dapat menimbulkan
suasana
menilai
kepribadian
atau
karakteristik
seseorang,bisa
jadi
Tujuan Wawancara
Tujuan wawancara menurut pakar komunikasi radio Dr. Myles Marsel :
1. Memastikan kebenaran dan aktualitas fakta
2. Memperoleh pernyataan resmi langsung dari sumbernya
3. Menggali titik pandang, opini (points of view)
4. Memformulasikan suatu masalah
5. Memperoleh suara yang mewakili masyarakat
6. Menciptakan gaya berita bercerita
7. Meningkatkan citra pribadi reporter
8. Memperkuat kredibilitas radio di bidang informasi
hubungan
baik
diantara
dua
pihak
yang
terlibat
melaksanakan
wawancara
sebaiknya
kita
harus
yang
bersifat
mendorong
pembahasan
dan
Pengalaman kerja
Pimpinan anda
Hobi
ikuti.
Tujuan karier
kuliah
atau
pelatihan
yang
anda
peroleh
membantu
Kepribadian
Bagaimana anda menjelaskan diri anda sendiri ?
Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri ?
Bagaimana anda menilai diri orang lain ?
yang
diwawancarai
saja
tapi
juga
oleh
orang
yang
Kemampuan untuk mempergunakan dan memanipulasi katakata yang tepat dalam berbagai suasana dan situasi
karyawan
dengan
peran,organisasi,kebijakan
Orientasi Kerja menurut Ingham (1970): the concept formed the basis
for the harmonious view of industrial relations in the small firm as
orientation to work was said to cause individual self-selection to the small
firm sector. Yang kurang lebih memiliki arti: sikap dan tingkah laku
karyawan, merupakan suatu konsep yang dapat menciptakan harmoni
dalam bekerja dan sehingga dapat menyebabkan peningkatan kinerja
karyawan secara individu dalam sebuah perusahaan.
1. Instrumentally
Goldthorpe (1968) menjelaskan bahwa pada jenis pendekatan ini setiap
karyawan memandang pekerjaan sebagai suatu tujuan akhir. Dimana
karyawan-karyawan tersebut bekerja berdasarkan satu alasan yaitu untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu juga dalam orientasi ini,
ada juga karyawan yang memilih untuk bekerja dengan alasan untuk
menunjang gaya hidup mereka secara spesifik. Gaya hidup yang
dimaksud adalah kondisi-kondisi yang dialami atau dijalani oleh masingmasing karyawan. Instrumentally dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Short-term instrumentally orientation
Jenis orientasi kerja ini merupakan sebuah upaya yang dilakukan
karyawan-karyawan untuk mendukung dan menambah pendapatan utama
dengan cara bekerja di tempat lain, dan menjadikan pekerjaan ini sebagai
pekerjaan sekunder. Karyawan pada jenis orientasi ini menganggap
pekerjaan ini hanya bersifat sementara saja.
b. Long-term instrumentally orientation
Long-term instrumentally orientation adalah upaya dari karyawankaryawan untuk menjadikan sebuah pekerjaan sebagai pekerjaan primer.
Long-term instrumentally orientation dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Part-time employee atau karyawan paruh waktu : Untuk jenis karyawan
paruh waktu, alasan memilih untuk menjalani pekerjaan dengan cara ini
biasanya berhubungan dengan keterbatasan waktu yang mereka miliki.
Biasanya karyawan jenis ini adalah dari golongan pelajar atau mahasiswa
yang harus membagi waktu antara pekerjaan dan waktu untuk belajar,
selain itu juga dari golongan wanita yang memiliki anak-anak yang masih
berusia
dibawah
lima
tahun.
tempatlain.
2. Solidaristic
Dimana pada pendekatan orientasi kerja jenis ini, Goldthorpe (1968)
menjelaskan bahwa setiap karyawan memandang sebuah pekerjaan
bukan secara simple sebagai tujuan akhir saja, melainkan segi yang
dikedepankan adalah hubungan dan aktivitas sosial yang bisa didapat,
dan ini dipandang sebagai bentuk emotionally rewarding. Karyawan yang
memilih orientasi kerja jenis ini dalam memilih tempat bekerja, lebih
memperhatikan suasana bekerja berdasarkan hubungan sosial yang kuat.
Hubungan sosial disini yang dimaksudkan adalah
komunikasi dan kerjasama yang terjalin antara individu baik itu antara
sesama karyawan dalam satu departemen maupun antar departemen.
Menurut Lucas (1995) dan Kitching (1997) dikatakan bahwa bagi
karyawan HI, adalah sisi sosial dari sebuah pekerjaan yang membuat para
karyawan tersebut tetap merasa betah pada pekerjaan mereka dan juga
membuat para karyawan tersebut untuk tetap mengoptimalkan diri dalam
bekerja. Selain itu, hubungan sosial yang kuat yang karyawan jenis ini
inginkan bukan hanya sebatas di lingkungan kerja, melainkan hubungan
sosial ini harus juga dapat diteruskan di kehidupan diluar pekerjaan.
Misalnya dengan pergi makan, jalan-jalan, kegiatan lain dan bahkan saling
berkunjung ke tempat tinggal masing-masing karyawan.
3. Bureaucratic
dengan
karyawan
lain.Orientasi
mengetahuinya.Dan
orientasi
pekerjaan
dan
perusahaan
kesempatan
karyawan
baru
menanyakan
hal
organisasi.
cepat.
organisasi.
lebih cepat
pegawai.
2.
organisasi.
3.
a)
Cukup baik
b)
c)
d)
sosialisasi
KEUNTUNGAN ORIENTASI
Usaha-usaha
orientasi
yang
efektif
juga
berkontribusi
terhadap
mengandung
saran-saran
mengenai
bagaimana
membuat
orientasi karyawan lebih efektif. Beberapa studi penelitian dan survei atas
pemberi kerja melaporkan bahwa sosialisasi dari karyawan-karyawan baru
dan komitmen awal merka pada perusahaan secara positif dipengaruhi
oleh orientasi. Sosialisasi ini meningkatkan kecocokan antara orangorganisasi, yang juga menguatkan pandangan- pandangan positif
terhadap pekerjaan, rekan kerja, dan organisasi, para pemberi kerja telah
menemukan nilai dari orientasi bahwa tingkat retensi karyawan akan lebih
tinggi jika karyawan-karyawan baru menerima orientasi yang efektif.
Bentuk pelatihan ini juga berkontribusi pada kinerja organisasional secara
keseluruhan ketika para karyawan lebih cepat merasa sebagai bagian dari
organisasi dan dapat mulai berkontribusi dalam usaha-usaha kerja
organisasional.
Satu cara untuk mengembangkan efisiensi dari orientasi adalah melalui
penggunaan orientasi elektronik. Sejumlah pemberi kerja menempatkan
informasi orientasi karyawan umum pada intranet atau situs Web
perusahaan. Para karyawan baru dapat masuk ke dalam sistem dan
mendapatkan banyak materi umum mengenai sejarah perusahaan,
struktur, produk dan jasa, pernyataan misi, dan informasi latar belakang
lainnya, dan tidak harus duduk di ruang kelas dimana informasi tersebut
disampaikan secara pribadi atau dengan video. Kemudian, pertanyaan
dan soal yang lebih spesifik dapat ditangani oleh staf SDM dan lainnya
setelah para karyawan meninjau informasi-informasi berbasis Web
tersebut. Sayangnya banyak sesi orientasi karyawan baru dirasakan
sebagai hal yang membosankan, tidak relevan, dan pemborosan waktu
oleh
karyawan,
supervisor,
dan
manajer
departemen
mereka.
2.KELEMAHANORIENTASI
Kelemahan umum dari program orientasi adalah pada level supervisor.
Walaupun bagian kepegawaian telah merancang program orientasi secara
efeketif dan juga melatih para supervisor tentang cara bagaimana
melakukan orientasi pada bidangnya, namun seringkali mengalami
kegagalan.
Untuk dapat menghindarkan kesalahan umum yang dilakukan oleh para
supervisor, sebaiknya bagian kepegawaian menyediakan satu pedoman
yang berisikan tentang apa-apa yang seharusnya dilakukan oleh
supervisor dalam program orientasi tersebut. Cara lain yang dapat
dilakukan adalah buddy system. Yaitu dengan menetapkan satu orang
pekerja yang telah berpengalaman dan meminta kepadanya mengajak
pegawai baru tersebut.
dan rekan kerjanya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
standar kerja yang efektif, dan mendorong mereka mencari bantuan dan
saran ketika dibutuhkan
Yaitu pekerjaan yang sanagt mendasar dan sangat mudah, hal ini dapat
mengakibatkan pegawai baru merasa bukan bagian yang penting dalam
organisasi.
2.
3.
Sosialisasi Kebijakan
4.
Jalur Komunikasi
Membuka
jalur
komunikasi
akan
mempermudah
pegawai
baru
5.
Proses Monitoring
sehingga
akan
membantu
pegawai
tersebut
lebih
lagi
Sejarah Perusahaan
Norma & tradisi Perusahaan
Kebijakan perusahaan
yang relevan
Prosedur penggajian