A. Sikap
Pengertian Sikap
Komponen Sikap
Ini adalah prinsip dimana sikap tertentu muncul karena adanya imbalan atas
perilaku yang diharapkan, dan adanya hukuman jika berperilaku tidak
seperti yang diharapkan. Misalnya di dalam rumah, anda diharapkan untuk
bertindak tanpa kekerasan dalam kondisi apapun. Maka, ketika anda
melakukan kekerasan, anda akan dimarahi. Jika anda tidak melakukan
kekerasan anda akan dipuji bahkan diberi hadiah. Nah, karenanya anda akan
membentuk sikap positif terhadap nilai kekerasan. Sebaliknya kekerasan
akan disikapi negatif.
• Pemodelan (modeling).
Inilah belajar melalui peniruan atau observasi. Anda memiliki sikap tertentu
karena mengamati dan meniru orang lain. Jika orang lain bersikap positif
terhadap minuman keras (meminumnya sering-sering), anda juga bersikap
positif (meminumnya juga). Boleh jadi Anda meniru dari yang anda ketahui
secara langsung, maupun secara tidak langsung melalui media massa atau
orang lain. Lagipula umumnya orang lebih banyak menerima pendapat,
gagasan, dan sikap orang lain daripada menghindarinya.
B. Prasangka
Pengertian:
Komponen Prasangka:
• Perasaan (feeling): tergantung pada prasangka yang timbul, jika
prasangka positif maka perasaan juga positif, namun karena
kebanyakan prasangka bersifat negatif maka perasaan yang
ditimbulkan juga negatif
Sikap maupun Prasangka merupakan hasil dari proses belajar. Dapat terjadi
karena pengalamannya sendiri dalam objek-objek sikapnya, tetapi juga
dapat diperoleh karena orangtua atau masyarakat (termasuk sekolah) juga
sumber-sumber lain (buku, film dll) yang mengajarkan fakta-fakta tertentu
mengenai objek sikap tersebut.
C. Emosi
Pengertian:
• William James (dalam DR. Nyayu Khodijah) mendefinisikan emosi
sebagai keadaan budi rohani yang menampakkan dirinya dengan
suatu perubahan yang jelas pada tubuh.
Teori-Teori Emosi
Walgito, 1997 (dalam DR. Nyayu Khodijah), mengemukakan tiga teori emosi,
yaitu :
• Teori Sentral
Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang
dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru
kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya.
Contohnya : orang menangis karena merasa sedih
• Teori Periferal
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli berasal dari Amerika Serikat
bernama William James (1842-1910). Menurut teori ini justru sebaliknya,
gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari emosi yang
dialami oleh individu, tetapi malahan emosi yang dialami oleh individu
merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Menurut teori ini, orang
tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya ia susah karena menangis.
• Teori Kepribadian
Menurut teori ini, emosi ini merupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi
ini tidak dapat dipisah-pisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua
substansi yang terpisah. Karena itu, maka emosi meliputi pula perubahan-
perubahan kejasmanian. Misalnya apa yang dikemukakan oleh J. Linchoten.
Fungsi Emosi
Secara garis besar emosi manusia dibedakan dalam dua bagian yaitu:
Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar (Meier dalam
DR. Nyayu Khodijah, 2006). Emosi yang positif dapat mempercepat proses
belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang
negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama
sekali.
Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah dengan menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan dan dengan penciptaan kegembiraan belajar.
Menurut Meier, 2002 (dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006) kegembiraan belajar
seringkali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang
dapat terjadi. Kegembiraan berarti bangkitnya pemahaman dan nilai yang
membahagiakan pada diri si pembelajar. Selain itu, dapat juga dilakukan
pengembangan kecerdasan emosi pada siswa. Kecerdasan emosi
merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya secara sehat
terutama dalam berhubungan dengan orang lain.
Istilah ini pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh Psikolog Peter
Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of Hampshire
Amerika untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya
penting bagi keberhasilan, seperti:
• Kemandirian • Kesetiakawanan
Karakteristik EQ: