Anda di halaman 1dari 2

http://tropical-mcrm.blogspot.com/2010/07/ordo-foraminifera.

html
Phylum protozoa, khususnya foraminifera sangat penting dalam geologi karena
memiliki bagian yang keras dengan ciri masiing-masing foram, antara lain :
I. Planktonik (mengambang), ciri-ciri :

Susunan kamar trochospiral


Bentuk test bulat
Komposisi test Hyaline

II. Benthonik (di dasar laut), ciri-ciri :

Susunan kamar planispiral


Bentuk test pipih
Komposisi test adalah aglutine dan aranaceous

A. Foraminifera Planktonik
Foraminifera planktonik jumlah genusnya sedikit, tetapi jumlah spesiesnya
banyak. Plankton pada umumnya hidup mengambang di permukaan laut dan
fosil plankton ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi,
antara lain :
Sebagai fosil petunjuk
Korelasi
Penentuan lingkungan pengendapan

Foram plankton tidak selalu hidup di permukaan laut, tetapi pada kedalaman
tertentu;
Hidup antara 30 50 meter
Hidup antara 50 100 meter
Hidup pada kedalaman 300 meter
Hidup pada kedalaman 1000 meter
Ada golongan foraminifera plankton yang selalu menyesuaikan diri terhadap
temperatur, sehingga pada waktu siang hari hidupnya hampir di dasar laut,
sedangkan di malam hari hidup di permukaan air laut. Sebagai contoh
adalah Globigerina pachyderma di Laut Atlantik Utara hidup pada kedalaman 30
sampai 50 meter, sedangkan di Laut Atlantik Tengah hidup pada kedalaman 200
sampai 300 meter
B. Foraminifera Bentonik
Fosil foraminifera benthonik sering dipakai untuk penentuan lingkungan
pengendapan, sedangkan fosil foram benthonik besar dipakai untuk penentuan
umur. Fosil benthonik ini sangat berharga untuk penentuan lingkungan
purba. Foraminifera yang dapat dipakai sebagai lingkungan laut secara umum
adalah :

Pada kedalaman 0 5 m, dengan temperatur 0-27 derajat celcius, banyak


dijumpai
genus-genus Elphidium,
Potalia,
Quingueloculina,
Eggerella,
Ammobaculites dan bentuk-bentuk lain yang dinding cangkangnya dibuat dari
pasiran.
Pada kedalaman 15 90 m (3-16 C), dijumpai genus Cilicides, Proteonina,
Ephidium, Cuttulina, Bulimina, Quingueloculina dan Triloculina.
Pada kedalaman 90 300 m (9-13 C), dijumpai genus Gandryna, Robulus,
Nonion, Virgulina, Cyroidina, Discorbis, Eponides dan Textularia.
Pada kedalaman 300 1000 m (5-8 C), dijumpai Listellera, Bulimina, Nonion,
Angulogerina, Uvigerina, Bolivina dan Valvulina

Ilustrasi Morfologi Foraminifera (Sumber: www.3bp.blogspot.com)


C. Morfologi Foraminifera
Bentuk luar foraminifera, jika diamati dibawah mikroskop dapat menunjukkan
beberapa kenampakan yang bermacam-macam dari cangkang foraminifera,
meliputi :
o Dinding, lapisan terluar dari cangkang foraminifera yang berfungsi
melindungi bagian dalam tubuhnya. Dapat terbuat dari zat-zat organik yang
dihasilkan sendiri atau dari material asing yang diambil dari sekelilingnya.
o Kamar, bagian dalam foraminifera dimana protoplasma berada.
o Protoculum, kamar utama pada cangkang foraminifera.
o Septa, sekat-sekat yang memisahkan antar kamar.
o Suture, suatu bidang yang memisahkan antar 2 kamar yang berdekatan.
o Aperture, lubang utama pada cangkang foraminiferra yang berfungsi
sebagai mulut atau juga jalan keluarnya protoplasma

Anda mungkin juga menyukai