Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan
ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat dan
mudah. Dan merupakan kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa peradaban
manusia sangat berhutang pada ilmu. Ilmu telah banyak mengubah wajah dunia
seperti hal memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah
kehidupan yang sulit lainnya. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa
merasakan kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman, pendidikan,
komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk
membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
Kemudian timbul pertanyaan, apakah ilmu selalu merupakan berkah dan
penyelamat manusia? Dan memang sudah terbukti, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, manusia dapat menciptakan berbagai bentuk teknologi. Misalnya,
pembuatan bom yang pada awalnya untuk memudahkan kerja manusia, namun
kemudian dipergunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang menimbulkan
malapetaka bagi umat manusia itu sendiri. Disinilah ilmu harus di letakkan
proporsional dan memihak pada nilai- nilai kebaikan dan kemanusian. Sebab, jika
ilmu tidak berpihak pada nilai-nilai, maka yang terjadi adalah bencana dan
malapetaka.
Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan
diterapkan pada masyarakat. Proses ilmu pengetahuan menjadi sebuah teknologi
yang benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tentu tidak terlepas dari si
ilmuwannya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan
pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika
keilmuan serta masalah bebas nilai. Untuk itulah tanggung jawab seorang
ilmuwan haruslah dipupuk dan berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab
akademis, dan tanggung jawab moral.
Dalam kajian aksiologi ilmu membicarakan untuk apa dan untuk siapa.
Tulisan ini membicarakan Definisi Aksiologi, Ilmu dan moral, dan Tanggung
jawab sosial ilmuwan.
II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Aksiologi
Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan
logos artinya teori atau ilmu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995:19)
aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian
tentang nilai-nilai khususnya etika. Menurut Suriasumantri (1987:234) aksiologi
adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di
peroleh. Jadi aksiologi adalah suatu teori tentang nilai yang berkaitan dengan
bagaimana suatu ilmu digunakan.
Dari definisi-definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa
permasalahan utama mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang
dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika
dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan
bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat
dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi
baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normative, yaitu suatu kondisi
yang melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang
pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan
fenomena di sekelilingnya.
2.2
Pengetahuan
Segala sesuatu yang diketahui manusia disebut pengetahuan. Pengetahuan
pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek
tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping berbagai pengetahuan lain
seperti seni dan agama.
Secara aksiologi pengetahuan yang dimiliki manusia yang berupa ilmu itu
digunakan untuk kepentingan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia yang terus bertambah seiring dengan perkembangan zaman.
2.4
Ilmu
Ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan
merupakan
keseluruhan
bentuk
upaya
kemanusiaan
untuk
2)
3)
4)
pengertian dan
pemahaman.
Dalam tahap pengembangan konsep tujuan kegiatan keilmuan bukannya
demi kemajuan ilmu itu sendiri, melainkan untuk memecahkan masalah-masalah
praktis dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi manusia. Atau dengan
kata lain dalam tahap ini ilmu bersifat manipulatif, dimana faktor-faktor yang
terkait dengan
objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.
Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang
melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat
individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif,
apabila subjek berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi
tolak ukur penilaian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan
berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan
mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Bagaimana dengan objektivitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan
diterima oleh berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu
faktor yang membedakan antara peryataan ilmiah dengan anggapan umum ialah
terletak pada objektifitasnya. Seorang ilmuan harus melihat realitas empiris
dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat idiologis, agama dan budaya.
Seorang ilmuan haruslah bebas dalam menentukan topik penelitiannya, bebas
melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia hanya
tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya be rhasil
dengan baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat
pada nilai subjektif
2.6
2.7
dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Penciptaan ilmu bersifat individual namun
komunikasi dan penggunaan ilmu adalah bersifat sosial. Seorang Ilmuwan
mempunyai tanggung jawab sosial, karena fungsinya selaku ilmuwan tidak
berhenti pada penelaahan dan keilmuwan secara individual namun juga ikut
bertanggung jawab agar produk keilmuwan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat demi kemaslahatan bersama.
Di bidang etika tanggung jawab seorang ilmuan adalah bersifat objektif,
terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian
yang dianggap benar dan berani mengakui kasalahan. Ilmu menghasilkan
teknologi yang akan diterapkan pada masyarakat. Teknologi dalam penerapannya
dapat menjadi berkah dan penyelamat bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi
bencana bagi manusia. Disinilah pemanfataan pengetahuan dan teknologi
diperhatikan sebaik-baiknya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut tanggung jawab terhadap
hal-hal yang akan dan telah diakibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di masamasa lalu, sekarang maupun apa akibatnya bagi masa depan berdasar keputusan
bebas manusia dalam kegiatannya. Penemuan-penemuan baru dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi terbukti ada yang dapat mengubah sesuatu aturan baik
alam maupun manusia. Hal ini tentu saja menuntut tanggung jawab untuk selalu
menjaga agar apa yang diwujudkannya dalam perubahan tersebut akan merupakan
perubahan yang terbaik bagi perkembangan eksistensi manusia secara utuh.
Berkaitan dengan masalah moral dalam menghadapi ekses ilmu dan
teknologi yang bersifat merusak, ilmuwan terbagi dalam dua golongan pendapat
(Jujun.S.Sumantri,1996), sebagai berikut :
Golongan I
Golongan pertama menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilainilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis. Dalam hal ini tugas ilmuwan
adalah menemukan pengatahuan dan terserah kepada orang lain untuk
mempergunakannya, apakah pengetahuan itu dipergunakan untuk tujuan yang
baik, ataukah dipergunakan untuk tujuan yang buruk.
Golongan II
Ilmuwan golongan kedua berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai
hanyalah terbatas pada metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaannya,
III.
PENUTUP
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, aksiologi adalah
suatu teori tentang nilai yang berkaitan dengan bagaimana suatu ilmu digunakan.
Ilmu menghasilkan teknologi yang akan diterapkan pada masyarakat.
Teknologi dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamat bagi
manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Disinilah pemanfaatan
pengetahuan dan teknologi harus diperhatikan sebaik baiknya. Dalam filsafat
penerapan teknologi meninjaunya dari segi aksiologi keilmuan.Seorang ilmuwan
mempunyai tanggung jawab agar produk keilmuwan sampai dan dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
11