Ginjal
Membran
(selaput
organ)
Darah
Paru-paru
Sistem Saraf
Penyebab
Telah diketahui secara luas bahwa penyebab lupus dapat dikategorikan
dalam 3 faktor yaitu: genetik, hormonal dan lingkungan.
Namun sampai saat ini masih menjadi perdebatan faktor mana yang
manjadi penyebab utama sehingga masih menjadi fokus utama penelitian.
5. Serositis peradangan di lapisan serosa paru-paru, jantung, dan
dinding perut
6. Arthritis peradangan sendi, merupakan manifestasi yang paling
sering timbul
o Genetik
Tidak diragukan bahwa lupus terkait dengan faktor genetik. Orang yang
mempunyai riwayat keluarga dengan lupus memiliki 3-10% risiko
menderita penyakit tidak terbatas hanya Lupus, tapi juga penyakit auoimun
lainnya seperti arthritis reomathoid atau Sjorgens Syndrome. Pada kembar
identik, risiko lupus meningkat menjadi 25% pada saudara kembar dari
pasien yang menyandang lupus.
o Hormon
Infeksi
Beberapa infeksi diduga menyebabkan lupus, salah satu penyebab
terkuat adalah EBV (Epstein-Barr Virus), virus penyebab demam
kelenjar (mononucleosis). Sebagian besar odapus
Sinar matahari
Paparan terhadap ultraviolet telah terbukti dapat menyebabkan
perburukan manifestasi lupus. Yaitu menyebabkan timbulnya ruam
kulit dan munculnya gejala lupus pada organ lainnnya. Menghindari
sinar matahari dan menggunaka tabir surya (sun block) adalah hal
yang tidak mudah namun mutlak harus dilakukan oleh odapus
karena sangat bermanfaat.
2. Kortikosteroid
Penggunaan dosis steroid yang tepat merupakan kunci utama dalam
pengendalian lupus. Dosis yang diberikan dapat terlalu rendah untuk
pengendalian penyakit, namun kesalahan yang sering terjadi adalah
pemberian dosis terlalu tinggi dalam waktu terlalu lama.
Osteoporosis yang disebabkan oleh steroid adalah masalah yang umumnya
terjadi pada Odapus. Sehingga dibutuhkan penatalaksanaan osteoprotektif
seperti pemriksaan serial kepadatan tulang dan obat-obat osteoprotektif
yang efektif seperti kalsium dan bifosfonat. Terapi hormon tidak lagi
digunakan untuk pencegahan atau pengobatan osteoporosis karena
meningkatkan risiko kanker payudara dan penyakit jantung. Bifosfonat
tidak baik digunakan selama kehamilan dan dianjurkan bahwa kehamilan
harus ditunda selama enam bulan setelah penghentian bifosfonat.
Peningkatan risiko terserang infeksi merupakan perhatian utama dalam
terapi steroid, terutama pada mereka yang juga mengkonsumsi obat
imunosupresan.
Steroid juga dapat memperburuk hipertensi, memprovokasi diabetes dan
memiliki efek buruk pada profil lipid yang mungkin berkontribusi pada
meningkatnya kematian akibat penyakit jantung.
Steroid dosis tinggi meningkatkan risiko pendarahan gastrointestinal dan
terjadi pada pada dosis yang lebih rendah jika digunakan bersama NSAID.
Osteonekrosis (nekrosis avaskular) juga cukup umum pada lupus dan
tampaknya terkait terutama dengan penggunaan steroid oral dosis tinggi
atau metilprednisolon intravena.
Meskipun memiliki banyak efek samping, obat kortikisteroid tetap
merupakan obat yang berperan penting dalam pengendalian aktifitas
penyakit. Karena itu, obat ini tetap digunakan dalam terapi lupus.
Pengaturan dosis yang tepat merupakan kunci pengobatan yang baik.
3. Antimalaria
Hydroxychloroquine (Plaquenil) lebih sering digunakan dibanding
kloroquin karena risiko efek samping pada mata diyakini lebih rendah.
Toksisitas pada mata berhubungan baik dengan dosis harian dan kumulatif,
Selama dosis tidak melebihi, resiko tersebut sangat kecil. Pasien dianjurkan
untuk memeriksa ketajaman visual setiap 6 bulan untuk identifikasi dini
kelainan mata selama pengobatan. Dewasa ini pemberian terapi
hydroxychloroquine diajurkan untuk semua kasus lupus dan diberikan
untuk jangka panjang. Obat ini memiliki manfaat untuk mengurangi kadar
kolesterol, efek anti-platelet sederhana dan dapat mengurangi risiko cedera
jaringan yang menetap serta cukup aman pada kehamilan.
4. Immunosupresan
Azathioprine
Mycophenolate mofetil
Methotrexate
Cyclosporin
Cyclophosphamide
Obat ini telah digunakan secara luas untuk pengobatan lupus yang
mengenai organ internal dalam empat dekade terakhir. Telah terbukti
meningkatkan efek pengobatan terhadap pasien lupus ginjal dibandingkan
hanya diberikan steroid saja. Obat ini juga banyak digunakan untuk
pengobatan lupus susunan saraf pusat berat dan penyakit paru berat. Dapat
diberikan dalam dosis oral harian atau sebagai infus intravena. sesuai
dengan keparahan penyakit.
Rituximab
Rituximab bekerja pada sel B yang diduga merupakan sel esensial dalam
perkembangan lupus. Sekarang ini Rituximab sering diberikan kombinasi
dengan methotrexate. Setelah infus rituximab ditemukan penurunan tingkat
autoantibodi. Rituximab telah menyebabkan kemajuan dramatis pada
beberapa odapus. Saat ini Rituximab termasuk salah satu obat yang
menjanjikan untuk Lupus.
Obat-obat yang dapat digunakan sesuai manifestasi penyakit:
1. Ruam kulit
o Sun block/tabir surya
o Topikal kortikosteroids
2. Nyeri danbengkak pada sendi
o Analgesik sederhana seperti: Parasetamol, NSAID
o Topikal analgesik
o Amitriptiline: golongan antidepresan yang diresepkan
bersama analgesik pada pasien sekunder fibromyalgia untuk
mengatasi stress akibat rasa nyeri yang berkepanjangan
3. Mata kering
o Tetes air mata buatan untuk mengatasi kekeringan bola mata
4. Sariawan dan kekeringan rongga mulut
o Salivary substitute : air liur buatan dalam bentuk cair atau
www.aafp.org/afp/980600ap/petri.html
4. Lupus, Teratment and Drugs, Mayo clinic staff,
http://www.mayoclinic.com/health/lupus/DS00115/DSECTION=tre
atments-and-drugs